Anda di halaman 1dari 19

8 Posisi Pasien yang

Digunakan dalam
Perawatan Medis

1. Supine (Telentang)

Berbaring dengan kepala dan bahu sedikit terangkat menggunakan bantal, kecuali
jika pasien dikontraindikasikan. Contohnya setelah jalani anestesi spinal atau
operasi tulang belakang. Digunakan untuk pemeriksaan umum atau penilaian fisik.

2. Orthopneic (Tripod)

Menempatkan pasien dalam posisi duduk atau di sisi tempat tidur dengan meja di
atas untuk bersandar. Beberapa bantal di atas meja juga digunakan untuk bersandar
ke arah depan. Berguna untuk pasien yang memiliki masalah saat mengembuskan
napas.

3. Fowler

Posisi beristirahat di atas tempat tidur dengan ketinggian 75 hingga 90 derajat.


Dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan, gangguan
imobilisasi, memperbaiki curah jantung dan aspirasi saat menyantap makanan.

4. Semi-Fowler

Posisi beristirahat di atas tempat tidur dengan ketinggian 15 hingga 60 derajat


(setengah duduk). Dilakukan pada pasien yang mengalami sesak napas, pasien
pasien pasca-operasi struma/hidung/thorax dan untuk pasien dengan penyakit
tenggorokan pada saluran pernapasan.

5. Prone (Tengkurap)

Pasien berbaring dengan kepala menghadap ke satu sisi, perut dan kaki yang rapat
ke atas bantal dan pinggul tidak tertekuk. Ini memungkinkan ekstensi penuh sendi
pinggul dan lutut. Bertujuan untuk mencegah rasa aman di bagian otot pasien yang
tak sadarkan diri. Bisa juga pada pasien yang baru saja jalani operasi mulut atau
tenggorokan.

6. Sims (Setengah Telungkup)

Pasien berbaring di satu sisi tubuh dengan tungkai atas di depan tungkai bawah,
sedang pinggul serta lutut tertekuk. Pinggul serta lutut bagian atas serta kaki
ditempatkan di depan tubuh. Ini memudahkan pemeriksaan rektum, mencegah
aspirasi, mengurangi tekanan pada sacrum dan pinggul.

Posisi sims untuk pasien dengan pemeriksaan/pengobatan daerah perineal, yang


tak sadarkan diri, paralisis, yang akan dienema serta membantu wanita hamil tidur.

7. Trendelenburg

Pasien berbaring telentang dengan posisi kepala lebih rendah daripada kaki.
Bertujuan untuk melancarkan peredaran darah ke otak, memudahkan jalan
pembedahan pada bagian perut, serta untuk pasien shock dan hipotensi.

8. Reverse-Trendelenburg

Pasien berbaring dengan kepala ditinggikan daripada kaki. Digunakan untuk pasien
dengan masalah pencernaan karena membantu meminimalkan refluks esofagus
pada pasien gastrointestinal.

Referensi :

Buku Modul Standar Operasional Prosedur (SOP) Keterampilan Keperawatan.


(2022). (n.p.): Lembaga Omega Medika.

POSISI FOWLER
PENGERTIAN : Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan danmemfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
TUJUAN : 1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafraghma sehingga meningkatnya ekspansi paru.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap.
INDIKASI : 1. Pada pasien dengan gangguan pernafasan
2. Pada pasien immobilisasi
Alat dan bahan :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan (bila diperlukan)

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Dudukkan pasien
3 Beri sandaran atau bantal
4 Atur tempat tidur untuk posisi fowler
5 Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%

Penilai / Observer

(……………………)

POSISI SEMI FOWLER

PENGERTIAN : Adalah sikap dalam posisi setengah duduk (15-45°)


TUJUAN : 1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan lega pada pasien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan , misalnya pemberian makan.
PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :
NO LANGKAH – LANGKAH NILAI
0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
Kaji kebutuhan pasien
2 Siapkan peralatan
3 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Angkat kepala dari tempat tidur ke
permukaan yang tepat (15-45°)
3 Beri sandaran atau bantal untuk
menyokong lengan dan kepala pasien (jika
tubuh bagian atas lumpuh atau lemah )
4 Letakkan bantal dikepala sesuai keinginan
pasien
5 Naikkan lutut dari tempat tidur yg rendah
menghindari adanya tekanan di bawah
jarak poplital (di bawah lutut)
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
5 TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%
Penilai /
Observer

(……………………)

POSISI SIM
PENGERTIAN : Adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan
untuk member kenyamanan dan pemberian obat melalui anus (supositoria)
TUJUAN :
1. Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor otot pinggang.
2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi

INDIKASI :
1. Untuk pasien yang akan dihuknah
2. untuk pemberian obat supositoria

Alat dan bahan


1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Selimut

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Pasien dalam keadaan berbaring kemudian
miring ke kiri dengan posisi badan
setengah telungkup dan kaki kiri lurus.
3 Paha kanan ditekuk kearah dada
4 Tangan kiri di atas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kanan di atas tempat
tidur
5 Lakukan hal yg sebaliknya pada posisi
tangan dan kaki bila pasien miring ke
kanan
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%
Penilai / Observer

(……………………)

POSISI TRENDELENBURG

PENGERTIAN : Pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih


rendah daripada kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.

1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi
Alat dan bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Pasien dalam keadaan berbaring kemudian
turunkan posisi tempat tidur bagian kepala
3 Atur hingga posisi kepala terletak lebih
rendah dari kaki
4 Pertahankan hingga pasien merasa
nyaman
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%

Penilai / Observer

(……………………)

POSISI DORSAL RECUMBENT

PENGERTIAN : Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi(direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genitalia serta pada proses persalinan.
TUJUAN : Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan
ketegangan punggung belakang.
INDIKASI :
1. Pasien Yang Akan Melakukan Pemeriksaan Genitalia
2. Untuk persalinan
Alat dan bahan
1. Tempat tidur
2. Selimut
3. Bantal

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Pasien dalam keadaan berbaring telentang
3 Letakkan bantal di antara kepala dan ujung
tempat tidur pasien dan berikan bantal di
bawah lipatan lutut
4 Atur tempat tidur untuk meninggikan kaki
pasien
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%
Penilai / Observer

(……………………)

POSISI LITOTOMI

PENGERTIAN : adalah posisi berbring telentang dengan mangangkat kedua kaki


dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan
INDIKASI :
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yg akan memasang alat kontrasepsi
Alat dan bahan : tempat tidur khusus dan selimut

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Pasien dalam keadaan berbaring telentang
3 Angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
4 Posisi tungkai bawah membentuk sudut 90°
terhadap paha
5 Letakkan bagian lutut /kaki pada tempat
tidur khusus untuk posisi lithotomic
6 Pasang selimut
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%

Penilai / Observer
(……………………)

POSISI GENO PECTORAL / KNEE CHEST


PENGERTIAN : Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rectum dan sigmoid
: Memudahkan memeriksa daerah rectum, sigmoid, dan vagina
IINDIKASI : Pasien hemoroid
Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum.sigmoid, dan vagina
PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Anjurkan pasien untuk menungging
3 Kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada kasur / tempat tidur
4 Tangan menempel ditempat tidur
5 Pasang selimut pada pasien
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%
Penilai / Observer

(……………………)

POSISI ORTHOPENIC

PENGERTIAN : Adalah posisi pasien duduk dengan kepala pada


penampang yang sejajar dada seperti pada meja.

TUJUAN : Memudahkan ekspansi paru pasien dengan kesulitan


bernafas yang ekstrimdan tidak bisa tidur terlentang, atau posisi kepala hanya bisa
elevansi sedang.

: Pasien dengan sesak nafas berat dan tidak bisa tidur telentang.
Alat dan bahan : Tempat tidur, selimut, bantal atau meja kecil

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Anjurkan pasien dalam posisi duduk yang
nyaman
3 Letakkan beberapa bantal dip aha pasien
sejajar dengan dada
4 Anjurkan pasien untuk memposisikan
badan ke bantal
5 Minta pasien untuk rileks lalu selimuti
pasien
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%
Penilai /
Observer

(……………………)

POSISI SUPINASI
PENEGRTIAN : posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggung
nya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
TUJUAN : meningkatkan kenyamanan pasien
Memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan
atau dalam proses anestesi tertentu.
INDIKASI : pasien dengan tindakan post operasi anestesi atau pembedahan
tertentu
Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma
Alat dan bahan
- Tempat tidur
- Selimut dan bantal

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Minta pasien tidur telentang
3 Letakkan bantal d bahu dan kepala pasien
4 Minta pasien sedikit mengangkat bagian
betis
5 Letakkan gulungan selimut di bawah lutut
hingga betis
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%

Penilai / Observer
(……………………)

POSISI PRONASI

PENGERTIAN : Pasien tidur dalam posisi telungkup, berbaring dengan wajah


menghadap ke bantal

: Memberikan ekstensi maksimal pada sendi, lutut dan pinggang


Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut

: Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan


Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung
Alat dan bahan
- tempat tidur
- bantal

PROSEDUR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal/waktu :

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2
A TAHAP PRA-INTERAKSI
1 Periksa catatan perawatan dan catatan
medis pasien
2 Kaji kebutuhan pasien
3 Siapkan peralatan
4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi
perasaan pasien
B TAHAP ORIENTASI
1 Beri salam dan panggil pasien dengan
nama yang ia sukai
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4 Mintalah persetujuan pasien sebelum
memulai tindakan
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
2 Letakkan bantal sejajar kepala dan dada
pasien
3 Minta pasien tidur telungkup dengan posisi
kepala miring ke bagian luar tempat tidur
4 Letakkan bantil dibagian betis
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
2 Observasi respon pasien setelah tindakan
3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan
sempurna
Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah aspek yg dinilai (x2) }× 100%

Penilai / Observer

(……………………)

Posisi Duduk (Fowler).

Posisi fowler merupakan posisi setengah duduk dengan sudut sandaran antara 90

derajat, bagian kepala tempat tidur dinaikkan. Posisi duduk ini dilakukan bertujuan

untuk mempertahankan serta meningkatkan kenyamanan dan memberikan ruang

pada pernapasan pasien.

Tujuan Posisi duduk (Fowler)

a. Mengurangi resiko luka tekan karena pembatasan pergerakan(immobilisasi)

b. Mempertahankan dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien

c. Meningkatkan mengembangnya dada dan keluar masuknya Oksigen ke paru

d. Memberikan pilihan posisi tidur selain dari posisi telentang.


Prosedur Pelaksanaan Posisi Duduk (Fowler )

a. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan.

b. Bantu dan dudukkan pasien

c. Atur tempat tidur pasien dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur atau

dapat diberikan bantal dengan sudut (90?).

d. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

2. Posisi setengah duduk ( Semi Fowler )

Semi fowler merupakan posisi berbaring klien dalam posisi setengah duduk 30-45

derajat.

Tujuan Posisi Setengah Duduk(Semi Fowler)

a. Membantu pelaksanaan pasien melakukan aktivitas ringan di atas tempat tidur

(mobilisasi)

b. Memberikan kenyamanan dalam bernafas

c. Mengurangi sesak pada pasien.

d. Memudahkan perawatan yang diberikan perawat misalnya memberikan makan,

minum.

Prosedur Pelaksanaan Posisi Setengah Duduk(Semi Fowler )


a. Jelaskan langkah-langkah pelaksanaan yang akan dilaksanakan

b. Atur tempat tidur pasien dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur atau

dapat juga diberikan bantal pada tempat tidur pasien dengan sudut 30-45 derajat

c. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien apabila bagian atas

tubuh klien tidak dapat digerakan

d. Letakan bantal di bawah kepala sesuai kemauan klien, menaikan lutut dari

tempat tidur.

Referensi :

Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika,

Jakarta, 2017.

Potter and Perry. Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik. EGC,

Jakarta, 2016.

SOP MENGATUR POSISI LITOTOMI


PENGERTIANAdalah posisi berbaring terlentang denganmengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut .TUJUANMeiningkatkan kenyamanan pasien,terutama
dengan ketegangan punggung belakangINDIKASI1 . U n t u k
i b u h a m i l 2 . U n t u k p e r s a l i n a n 3.Untuk wanita yang akan
m e m a s a n g a l a t kontrasepsiPERSIAPAN ALAT1 . T e m p a t
t i d u r 2 . S e l i m u t TINDAKAN TAHAP PRAINTERAKSI1 . P e r i k s a c a
t a t a n p e r a w a t d a n c a t a t a n medis
pasien2 . K a j i k e b u t u h a n p a s i e n 3 . S i a p k a n
peralatan4 . K a j i i n s p i r a s i d a n v a l i d a s i s e r t
a eksplorasiTAHAP ORIENTASI1 . B e r i k a n s a l a m d a n p a n g g i l
p a s i e n d e n g a n namanya yang pasien
suka2 . T a n y a k e l u h a n d a n k a j i g e j a l a s p e s i f i k yang ada pada
pasien3 . J e l a s k a n k e p a d a p a s i e n m e n g e n a i prosedur
dan tujuan tindakan yangd i l a k u k a n . B e r i k a n k e e m p a t a n k e p a d a

Anda mungkin juga menyukai