Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hasriani

Kelas : XI MIPA 2
Analisis Pementasan Drama Musikal “Gerhana”
Teater A-One
Drama musikal Gerhana yang diselenggarakan di Sanggar Baru, TIM pada
Senin, 9 September 2013 ini diangkat dari cerpen “Gerhana” karya Mohammad
Ali. Lakon yang berdurasi kurang lebih satu jam ini disutradarai oleh Intan Sari
Ramdhani dan dibawakan oleh Teater A-One.
Lakon ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Sali yang sangat
terkejut saat melihat pohon pepaya satu-satunya yang tumbuh di pekarangan
rumahnya dalam keadaan roboh melintang di tanah. Sali seperti diapungkan ke
langit, linglung tak tahu apa yang harus ia lakukan. Menganggap pohon pepaya
bak anak kandungnya sendiri, membuat Sali terkuasai oleh perasaan sedih dan
marah yang amat berlebihan. Keinginan kuat pun muncul untuk mencari keadilan
dan mengadukan peristiwa yang ia alami ke berbagai tempat yang ia anggap ada
keadilan di sana untuk mempertanyakan siapa penebas pohon kesayangannya itu.
Namun, pada beberapa orang dan tempat yang ia anggap bisa memberi
solusi dan keadilan, seperti Pak Lurah, pegawai kantor kecamatan dan polisi,
ternyata hanya mendapat cemoohan dan cibiran. Ia tidak putus asa untuk terus
mencari keadilan. Hingga pada akhirnya ia tidak mampu menahan beban derita
dan batinnya. Ia meratapi pohon pepayanya dan tidak lama ditemukan pingsan
oleh istrinya. Saat itu istrinya mengakui bahwa ialah yang menyebabkan
suaminya merasa sedih dan marah berkepanjangan yang kemudian berimbas pada
nyawa Sali, suaminya.
Dalam pementasan drama musikal Gerhana, terdapat seorang tokoh utama,
yakni Sali, dan beberapa tokoh pembantu seperti Pak Lurah, Istri Sali, Pak Polisi,
3 orang Juru Tulis, Tetangga-tetangga, Tukang Sayur, Tukang Pepaya dan Pak
Haji. Tokoh yang menjadi sentral dalam cerita ini ialah Sali, laki-laki dewasa,
kurus, berwajah humor dan sangat menyayangi pohon pepaya. Tokoh Sali tersebut
didukung oleh tata rias yang pas, yaitu telah menggambarkan sosok laki-laki
dewasa tanpa mengurangi raut wajahnya yang memang sudah humoris. Tata rias

1
tokoh lain pun demikian, pas dan sesuai dengan karakter dan usia peranan masing-
masing.
Kostum yang dikenakan para tokoh sudah tepat. Mengambil latar cerita
masa kini, tokoh Sali yang dalam lakon digambarkan seperti orang yang baru
bangun tidur mengenakan kaos putih, celana panjang batik dan sarung yang
diikatkan di bagian pinggang. Istri Sali pun demikian, menggunakan daster
dilengkapi properti pakaian seolah-olah baru saja mengangkat jemuran. Tokoh-
tokoh lain seperti Pak Lurah, Pak Polisi, Pak Haji, Para Juru Tulis, Tukang Sayur,
Tukang Pepaya dan tetangga-tetangga sudah mengenakan pakaian sesuai dengan
perannya masing-masing. Mereka pun menggunakan properti yang mudah
ditemukan di sekitar.
Tata panggung dalam drama musikal Gerhana, disusun sederhana dengan
latar asli kain hitam yang kemudian ditambahkan beberapa latar belakang
tambahan seperti gambar rumah Sali, gambar rumah Pak Lurah, gambar kantor
kecamatan, dan gambar kantor polisi. Latar tersebut diganti sesuai dengan alur
cerita. Terdapat kekurangan pada penggunaan latar-latar tambahan tersebut, yakni
jika latar tambahan diganti dalam tempo yang cepat akan menimbulkan rasa
penasaran pada penonton. Penonton akan bertanya-tanya, apalagi latar yang akan
diperlihatkan oleh para pemain. Hal ini ada baiknya, karena akan memancing
penonton untuk menyaksikan cerita apalagi yang akan disuguhkan. Akan tetapi,
apabila latar yang diperlihatkan sudah mencapai latar terakhir, dikhawatirkan
penonton dengan mudahnya akan merasa bahwa para pemain akan mengakhiri
pementasannya, sehingga terkesan singkat.
Berbeda dengan pencahayaan atau tata lampu. Pencahayaan yang tepat
sudah diterapkan dalam pementasan drama musikal Gerhana. Telah
menggambarkan waktu pagi, siang dan malam hari. Apabila waktu siang hari,
maka pencahayaan sangat terang. Apabila malam hari, maka pencahayaan agak
redup. Juga pada pencahayaan saat salah seorang tokoh dalam drama musikal ini
berakting sendiri. Ditambah dengan pencahayaan yang sesuai pada beberapa
adegan Sali sedang berlari.
Tata musik yang disajikan drama musikal Gerhana bervariasi. Ada yang
menggambarkan keceriaan, kesedihan, ketegangan dan humor, semua itu

2
dimainkan dengan sangat harmonis. Sumber musik berasal dari alat musik seperti
gitar dan suara vokal dari beberapa pemain. Situasi ceria, sedih, tegang dan humor
yang diciptakan tergambar jelas dengan bantuan musik.
Adapun penjiwaan pemain, terutama pemeran Sali sudah sangat menjiwai.
Namun, pada beberapa pemain yang berperan menjadi tetangga terlihat kurang
menjiwai. Hal itu mungkin disebabkan oleh peran yang mereka dapatkan. Oleh
karena hanya menjadi tetangga Sali dan termasuk pada peran figuran, maka
penjiwaannya pun kurang. Para pemeran tetangga sebenarnya masih bisa
mengeksplor lebih dari yang sudah mereka lakukan dan tentu saja drama musikal
ini akan terlihat lebih bagus. Dalam hal ekspresi pemain, terdapat beberapa
pemain yang terlihat kurang menunjukkan ekspresinya saat membawakan peran.
Namun demikian, sebagian besar ekspresi pemain cukup, tidak kurang dan tidak
lebih.
Kemudian gerak-gerik yang ditampilkan pemain terutama pada pemeran
Sali sudah pas. Bloking yang ditunjukkan para pemain pun sudah tepat. Para
pemain sudah memahami posisi masing-masing, sehingga tidak ada yang
membelakangi penonton. Lafal yang digunakan pemain yakni bahasa sehari-hari,
namun tidak menggunakan bahasa yang terlalu kasar. Pelafalan para pemain
sangat mantap. Tidak ada kesalahan dalam menyebutkan dialog-dialog mereka.
Dari sisi struktur naskah, drama musikal Gerhana yang dimainkan oleh
Teater A-One ini memiliki tema politik, yakni berupa sindiran bahwa pada zaman
seperti sekarang ini banyak lembaga-lembaga milik pemerintah yang seharusnya
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan baik itu
kasus kecil ataupun kasus besar mulai mengabaikan tugas utama mereka.
Lembaga-lembaga milik pemerintah itu hanya melayani kasus besar saja, juga
kasus yang datangnya dari warga yang dianggap memiliki status sosial yang
tinggi. Sedangkan kasus kecil diabaikan, dianggap sepele, terlebih yang meminta
bantuan itu hanya warga biasa.

Berikut ini tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama musikal Gerhana :

1. Sali

3
2. Pak Lurah
3. Istri Sali
4. Pak Polisi
5. 3 Orang Juru Tulis
6. 12 Orang Tetangga
7. 2 Orang Tukang Sayur
8. Tukang Pepaya
9. Pak Haji

Sali, sosok laki-laki dewasa berperawakan kurus dan berwajah humor


yang sangat menyayangi pohon pepaya. Pak Lurah, sosok laki-laki yang
berwibawa dan suka menganggap remeh permasalahan kecil, terutama
permasalahan yang menimpa Sali. Istri Sali yang terlihat baik tetapi ternyata
seorang pembohong dan egois, ia hanya mementingkan dirinya sendiri dan
mengabaikan kondisi suaminya. Pak Polisi, pria yang tegas namun sama seperti
Pak Lurah, suka menganggap remeh permasalahan kecil, terutama permasalahan
yang menimpa Sali. Beberapa orang juru tulis yang juga suka meremehkan
permasalahan kecil, tetangga-tetangga yang perhatian, dan Pak Haji yang santun.
Serta pemeran lainnya yang mendukung pementasan drama musikal “Gerhana”
yang memiliki watak masing-masing.
Suatu pagi ia terkejut melihat pohon pepaya kesayangannya roboh
melintang di tanah. Ia tidak tahu siapa yang menebangnya. Sali sedih dan marah
yang amat berlebihan. Ia berkeinginan kuat untuk mencari keadilan dan
mengadukan peristiwa yang ia alami ke berbagai tempat yang ia anggap ada
keadilan di sana, seperti melapor ke Pak Lurah, ke kantor kecamatan dan kantor
polisi.
Namun ternyata, ia hanya mendapat cemoohan dan cibiran. Mereka
menganggap kasus yang dialami Sali merupakan kasus yang sepele dan terlalu
berlebihan apabila dilaporkan ke lembaga milik pemerintah seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Pada akhirnya ia tidak mampu menahan beban derita
batinnya dan berimbas pada penyesalan istrinya.
Alur yang terdapat pada drama musikal Gerhana menggunakan alur maju,
dimulai dengan nyanyian yang dibawakan oleh seluruh pemain. Kemudian

4
masuklah tokoh Sali pada adegan pertama. Sali yang diceritakan baru bangun
dari tidurnya melihat pohon pepaya kesayangannya ditebang oleh orang tak
dikenal yang selanjutnya menjadi awal dari konflik dalam drama musikal ini. Di
bagian klimaks, Sali merasa sangat kecewa dengan perlakuan para pelayan
masyarakat yang ia anggap mampu membantunya, Sali sedih dan marah
berkepanjangan. Tidak lama istrinya menemukannya dalam keadaan pingsan. Hal
itu yang kemudian membuat istrinya sangat menyesal.
Drama ini berbentuk realis, karena setiap tokoh yang ada dalam cerita
dapat digambarkan dengan jelas dan nyata. Amanat yang ingin disampaikan
pengarang dalam cerita ini, agar jangan menganggap remeh setiap masalah kecil,
jangan menyepelekan hal-hal kecil. Oleh karena dari masalah kecil itu nantinya
akan berubah menjadi masalah besar yang sulit untuk diatasi dan hanya akan
menimbulkan penyesalan.

Anda mungkin juga menyukai