195020207111095
TUGAS RESUME
BAB 7
MEWAWANCARAI KANDIDAT
WAWANCARA KERJA
Wawancara adalah percakapan atau interaksi verbal, umumnya antara dua orang,
untuk sebuah maksud tertentu. Wawancara kerja (Job Interview) merupakan percakapan
formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan penerimaan pelamar
kerja. Wawancara kerja merupakan bagian dari hampir semua prosedur seleksi. Wawancara
kerja dapat menilai pelamar atas sifat-sifat seperti penampilan pribadi, perangai, stabilitas
emosi, kedewasaan, sikap, motivasi dan minat.
1
Dalam jenis wawancara ini semua terformat sehingga dapat mengarah pada satu
hal, pertanyaan dan respons yang diterima telah ditentukan terlebih dahulu dan
respons tersebut dibuat rating-nya sehingga sesuai dengan ketetapan isi.
Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur masing-masing memiliki pro dan kontra.
Dalam wawancara terstruktur semua pewawancara umumnya menanyakan semua
pelamar dengan pertanyaan yang sama, dan karena hal ini, wawancara tersebut cenderung
lebih dapat diandalkan dan sah. Wawancara terstruktur juga dapat membantu mereka
yang mungkin tidak terlalu nyaman melakukan wawancara untuk dapat melakukan
wawancara yang lebih baik. Membuat standar administrasi wawancara juga dapat
meningkatkan konsistensi antar calon karyawan, memperkuat hubungan dengan
pekerjaan, mengurangi subjektivitas, dan dapat “menguatkan pertahanan atas tuntutan
hukum”. Di sisi lain wawancara terstruktur tidak selalu memberikan kesempatan untuk
mengejar hal-hal menarik yang berkembang saat wawancara.
b. Menurut Isinya
1. Wawancara Situasional
Adalah wawancara dengan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
pekerjaan yang berfokus pada bagaimana calon karyawan itu akan berprilaku dalam
situasi tartentu.
2. Wawancara Perilaku
Adalah wawancara dengan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
pekerjaan yang berfokus pada bagaimana meraka bereaksi terhadap situasi nyata
dimasa lalu.
3. Wawancara yang berhubungan dengan pekerjaan
Wawancara dengan serangkai pertanyaan untuk menarik kesimpulan bagaimanakah
prestasi pekerjaan pelamar itu berdasarkan pada jawaban pertanyaan tentang prilaku di
masa lalu.
4. Wawancara Tekanan
Wawancara dimana pewawancara berusaha membuat pelamar merasa tidak nyaman
dengan pertanyaan yang terkadang kasar, tujuannya untuk melihat pelamar yang
sensitif dan mereka yang memiliki toleransi rendah ataupun tinggi.
3. Wawancara Panel
Wawancara yang dilakukan oleh kelompok pewawancara biasanya dua atau tiga
orang yang mewawancarai calon karyawan secara simultan, kemudian
menggabungkan penilaian mereka ke dalam satu nilai akhir panel.
4. Wawancara Massa
Wawancara yang dilakukan secara simultan, jenis wawancara ini lebih
menekan dibandingkan yang lain. Disini panel mewawancarai beberapa calon
karyawan secara simultan. Panel itu memberikan masalah, kemudian duduk diam dan
memperhatikan untuk melihat calon karyawan mana yang memimpin dalam
merumuskan jawaban.
5. Wawancara Terkomputerisasi
Adalah wawancara dimana respons lisan atau terkomputerisasi seorang calon
karyawan pekerjaan didapatkan dalam respons terhadap pertanyaan dan situasi
lisan,visual atau tertulis.
3
pribadi untuk kegagalan masa lalu setelah wawancara. Dan keputusan akhir mereka
(untuk menerima atau menolak pelamar) selalu berkaitan dengan apa yang mereka
harapkan dari pelamar itu berdasarkan referensi, berada di luar prestasi wawancara
pelamar tersebut.
Dengan kata lain, pewawancara seolah memiliki bias negative yang konsisten. Mereka
lebih dipengaruhi oleh informasi yang tidak mendukung tentang pelamar itu. Kesan
mereka mungkin akan berubah dari disukai menjadi tidak disukai daripada tidak disukai
menjadi disukai. Memang, kesalahan umum mewawancarai adalah mengalihkan
wawancara menjadi pencarian informasi negatif. Karenanya, kebanyakan wawancara
sangat bertentangan dengan pelamar. Seorang pelamar yang berawal bagus dapat dengan
mudah berakhir dengan rating yang rendah, karena informasi yang tidak disukai
cenderung untuk memberikan beban lebih berat dalam wawancara. Seseorang yang
diwawancarai yang memulai dengan buruk akan merasa kesulitan untuk mengatasi kesan
pertama yang buruk itu.
5
Pewawancara harus waspada untuk tidak membiarkan sifat menarik dan jenis kelamin
memainkan peran penting. Secara umum, orang menganggap cirri yang lebih disukai dan
kehidupan yang lebih berhasil berasal dari orang-orang yang menarik. Dalam sebuah
studi, subjek harus mengevaluasi pelamar untuk promosi berdasarkan pada foto. Mereka
merasa para pria lebih sesuai untuk dipekerjakan dan lebih mungkin untuk maju ke tingkat
eksekutif berikutnya daripada wanita dengan kualifikasi yang sama. Mereka lebih
menyukai pelamar yang lebih menarik daripada yang kurang menarik, khususnya pria.
f. Perilaku Pewawancara
Perilaku pewawancara juga memiliki efek. Sebagai contoh, beberapa pewawancara
dengan tidak hati-hati mengajukan pertanyaan atas jawaban yang diharapkan. Beberapa
pewawancara berbicara terlalu banyak hingga si pelamar tidak memiliki waktu untuk
menjawab pertanyaan. Pada ekstrem lainnya, beberapa pewawancara membiarkan
pelamar mendominasi wawancara, dan dengan demikian tidak mengajukan semua
pertanyaan mereka.
6
3. Adil
Pewawancara harus memberlakukan semua responden secara sama. Bagaimanapun
status dan latar belakang responden tidak boleh sampai mempengaruhi prilaku
pewawancara demi mendapat jawaban yang seobyektif mungkin.
4. Hindari Ketegangan
Pewawancara sebaiknya menghindari menggunakan nada-nada yang tinggi ataupun
penggunaan yang kasar. Walaupun responden adalah orang yang butuh pekerjaan dan
meminta hal tersebut ke kita, etika untuk saling menghormati adalah yang utama.
7
3. Melatih pewawancara
Pelatihan membuat standar dari pewawancara meningkat. Dengan pelatihan,
pewawancara akan mampu menghindari pertanyaan yang tidak relevan atau
berpotensi diskriminatif. Selain itu, dengan adanya pelatihan, pewawancara
mampu menghindari stereotip pada pelamar dari kelompok minoritas.
4. Mengajukan pertanyaan yang sama
Resep untuk mengajukan pertanyaan adalah “makin distandarisasi, makin baik”.
Berikanlah pertanyaan yang sama kepada semua pelamar. Dengan begitu akan
lebih mudah untuk membandingkan satu sama lain dan memilih yang terbaik.
5. Gunaknlah skala peringkat deskriptif
Peringkat deskriptif digunakan untuk memberikan bobot nilai terhadap jawaban
yang akan dijawab pelamar. Tujuan pembuatan peringkat deskriptif adalah untuk
mempermudah pewawancara mengetahui hasil keseluruhan dari jawaban pelamar.
Caranya adalah membuat jawaban yang paling ideal dan memberikan bobot nilai
terhadap masing-masing kemungkinan jawaban.
6. Gunakanlah beberapa pewawancara atau panel
Dengan menggunakan beberapa pewawancara akan mengurangi bias. Terutama
bias yang disebabkan karena penilaian pewawancara yang terlalu subyektif. Dalam
menggunakan pewawancara panel, harus ada standar yang jelas antar
pewawancara.
7. Bila mungkin, gunakan formulir wawancara standar.
Formulir wawancara yang terstandar mampu mengurangi bias akibat penilaian
pewawancara yang bersifat opini.
8. Buat catatan singkat selam wawancara.
Catatan singkat berguna untuk mencatat jawaban-jawaban pelamar yang bisa
menjadi penilaian tersendiri.
4. Bertanyalah
Ikuti daftar pertanyaan yang telah dibuat. Jangan berinisiatif untuk bereksperimen.
Karena pertanyaan yang telah dibuat telah distandarisasi. Jangan merubah standar yang
telah ditetapkan. Jangan pula bertanya seolah olah menghakimi seorang kriminal. Satu
cara mendapatkan jawaban yang lebih terus terang adalah dengan menyatakan bahwa
anda akan melakukan pemeriksaan referensi.
Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang efektif dalam wawancara kerja, antara lain :
1. Mengapa anda memilih pekerjaan seperti ini ?
2. Pendidikan atau pelatihan apa yang anda miliki yang akan membantu Anda
dalampekerjaan yang Anda lamar ?
3. Mengapa kami harus menpekerjakan Anda ?
4. Apakah yang menjadi kekuatan Anda dalam bekerja ?
5. Apa yang Anda harapkan dari perusahaan kami ?
6. Apa tiga hal yang tidak akan Anda lakukan pada pekerjaan yang akan datang ?
5. Tutuplah wawancara
Wawancara yang baik dibuka dengan pernyataan yang positif dan hendaknya
diakhiri dengan kata-kata yang positif pula. Sediakan kesempatan kepada pelamar
untuk bertanya jika ia memiliki pertanyaan.
9
Banyak yang mebuat wawancara kerja berjalan tidak efektif. Tidak lancarnya jalannya
wawancara atau hasil dari wawancara yang bias. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan
perusahaan salah dalam perekrutan pekerja. Kesalahan umum yang sering terjadi dalam
wawancara kerja antara lain:
10
Pewawancara harus mempertimbangkan karakteristik kandidat seperti apa yang perlu
dievaluasi di dalam wawancara. Hal-hal yang harus dipertimbangkan tersebut adalah :
apakah itu pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik lain yang mendukung
keberhasilan kerja. Dalam wawancara harus dinilai karakteristik seperti apa yang
dibutuhkan, apakah itu pengetahuan atau keterampilan ? berapa besar persentase
antara wawancara dan tes lain yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan ?
2. Develop interview questions
Setelah menentukan hal-hal yang harus dievaluasi, langkah selanjutnya adalah
membuat pertanyaan yang akan digunakan kepada seluruh kandidat untuk posisi
tertentu. Perilaku masa lalu merupakan salah satu prediktor terbaik dari perilaku masa
depan. Pertanyaan wawancara harus dirancang sedemikian rupa sehingga calon
menggambarkan hal-hal yang mereka benar-benar lakukan atau katakan dalam sebuah
situasi sebelumnya dan hasil dari tindakan mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini
sering memprediksi dengan tepat bagaimana kecendrungan perilaku kandidat
menghadapi hal yang sama di masa depan. Sementara pertanyaan tentang situasi
hipotesis ( apa yang akan anda lakukan jika...) dapat berguna juga.
3. Plan likely probes and follow-up questions
Di dalam wawancara disediakan pertanyaan yang sama kepada setiap kandidat tetapi
sebagian kandidat diberikan pertanyaan yang sulit yang merupakan bagian dari
pertanyaan lanjutan dan penyelidikan. Jika pewawancara tidak diperbolehkan untuk
menyelidiki, sering kali hasil wawancara yang dihasilkan kurang memuaskan. Dengan
demikian, wawancara harus dirancang untuk memberikan pewawancara kebebasan
untuk mengajukan pertanyaan lanjutan tetapi juga harus diberikan garis besarnya agar
sesuai dengan struktur wawancara yang diberikan. Mungkin daftar pertanyaan dan
penyelidikan bisa di masukkan dalam daftar pertanyaan pewawancara
4. Evaluate responses using anchored scales
Evaluasi yang sitematis atas tanggapan induvidu untuk pertanyaan wawancara ini
berguna untuk beberapa alasan. Hal ini memungkinkan untuk membandingkan
jawaban dari seluruh kandidat. Pewawancara hanya mengevaluasi kandidat pada
karakteristik yang sesuai dengan pekerjaan bukan pada setiap kreteria, dan evaluasi
semua kandidat dievaluasi atas dasar yang sama.
5. Train interviewers
11
Meskipun keyakinan banyak orang bahwa mereka adalah hakim yang baik dari orang
lain, pelatihan pewawancara telah terbukti efektif dalam meningkatkan penilaian dari
pewawancara, dalam memastikan bahwa semua calon diperlakukan sama, dan
kalibrasi pewawancara dengan satu sama lain.
6. Understand the legal parameters
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pertanyaan dalam sebuah wawancara
adalah hukum yang berlaku, hal ini akan membantu menghindari pertanyaan yang
tidak pantas. Sebagai contoh di amerika serikat mengunakan VII of the Civil Rights
Act (1964), the Americans With Disabilities Act of 1990 and the Age Discrimination
in Employment Act of 1967 sebagai acuan hukumnya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya diskriminasi.
7. Use the interview to provide a realistic job preview
Wawancara tidak hanya kesempatan untuk mempelajari para kandidat, ini juga
merupakan kesempatan bagi para manajer untuk membantu para kandidat mempelajari
lebih lanjut tentang pekerjaan yang dilamarnya. Ketika mereka memiliki pemahaman
yang bagus mengenai perkerjaan yang dilamarnya, harapan mereka akan lebih
mungkin untuk terpenuhi. Apabila mereka tidak memahami pekerjaan yang
dilamarnya besar kemungkinan mereka akan meninggalkan posisi itu.
8. Use the interview as a selling opportunity
Untuk meningkatkan peluang merekrut calon yang baik, gunakan pengalaman
wawancara untuk menjual pekerjaan dan perusahaan. Sebelum wawancara, bicara
dengan karyawan di perusahaan dan cari tahu apa yang mereka sukai tentang
organisasi. Kemudian, ketika berbicara dengan kandidat tanyakan apa yang mereka
cari dari organisasi dan sampaikan bagaimana perkerjaan dan organisasi dapat
memenuhi kebutuhan mereka.
12