Anda di halaman 1dari 26

KENALI TRIK – TRIK WAWANCARA KERJA

YANG BAIK DAN BENAR


Trik – Trik Wawancara

1. Tell Me About Yourself


Ini adalah pertanyaan yang paling sering dilontarkan dalam wawancara kerja : Ceritakan mengenai diri
anda. Tentu saja, respon anda terhadap pertanyaan ini akan menentukan seperti apa pertanyaan –
pertanyaan berikutnya.

Lana, seorang staff customer service , menceritakan kegagalannya menjawab pertanyan ini. Saat ditanya, ia
menjawab, "Saya baru tiga bulan di kota ini Saya di sini karena suami saya dipindah tugaskan di kota ini. Saya
tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan suasana baru di sini, bahkan saya merasa sangat
bersemangat untuk kembali berkarir. Sebelumnya saya bekerja di divisi customer service selama 2 tahun. Saya
melamar di perusahaan ini untuk mendapatkan peluang mengembangkan karir.

Sepintas, jawaban ini sepertinya “ideal” karena Lana, menjelaskan dirinya sangat mudah beradaptasi dan sangat
ingin mengembangkan karirnya. Namun oleh si pewawancara, jawaban Lana diartikan sebagai berikut :

 Pindah ke kota ini karena ikut suami. Dengan demikian ada kemungkinan, sewaktu-waktu, di saat
suaminya dipindah tugaskan lagi, maka dia akan meninggalkan perusahaan ini.
 Dia menceritakan memiliki pengalaman selama 2 tahun di divisi customer service, tetapi tidak
menjelaskan : di bidang industri apa, dan apa saja yang telah ia capai.

Dia mencari perusahan yang memberikan kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian, jika dia sudah
diterima di sini, kemudian ada tawaran dari perusahaan lain, akankah ia tetap di sini atau pindah ?

Rahasia sukses dalam merespon pertanyaan ini adalah dengan memfokuskan diri, meyusun “naskah” ,
dan berlatih.Mulailah berpikir mengenai apa yang diinginkan sang pewawancara tentang diri anda

1. FOKUS
Buatlah daftar yang berisi lima kekuatan yang anda miliki dan itu berkaitan dengan pekerjaan tersebut (
pengalaman, keahlian, karakter , dan lain-lain) Seharusnya yang menjadi point dalam jawaban Lana adalah
rincian pengalaman di bidang customer service,bahwa ia memiliki kemampuan menjalin dan mempertahankan
customer relationship, membuat follow up, dan memenuhi deadline

2. MENYUSUN “NASKAH”
Susunlah “naskah” mengenai informasi apa saja yang ingin anda sertakan dalam wawancara tersebut.Mulailah
dengan membicarakan pengalaman dan sukses yang pernah anda raih.
Contoh : Saya sudah bekerja di bidang customer service industri selama 2 tahun.Tugas utama saya menangani
panggilan telefon untuk industri high tech.Salah satu alasan saya senang bekerja di bidang ini karena saya
menemukan tantangan dan di bidang ini pula saya bisa berinteraksi dengan banyak orang. Terakhir, saya
berhasil menjalin customer relationship dengan beberapa pelanggan utama , dan itu meningkatkan penjualan
perusahaan sebanyak 30% selama beberapa bulan.
Jika anda seorang fresh graduate, anda bisa menceritakan pengalaman berorganisasi atau kepanitiaan tertentu di
kampus yang menjelaskan tentang leadership, manajemen, dan kemampuan anda bersosialisasi.
Seterusnya, jelaskan mengenai kekuatan dan kemampuan anda :
Contoh : Saya sangat memperhatikan detil , mampu membuat follow –up , dan memenuhi deadline.Pada saat
saya berkomitmen untuk melakukan sesuatu, saya dapat menjamin itu dapat dilakukan dan tepat waktu.
Jangan lupa menambahkan gambaran mengenai ambisi atau keinginan anda saat ini :
Contoh : Yang saya inginkan adalah bergabung dengan perusahaan yang mengutamakan customer relationship,
dimana saya bisa bekerja dalam tim yang memberikan kontribusi positif untuk tingkat penjualan dan juga
kepuasan pelanggan.

3.LATIHAN

Setelah menyusun “naskah”, anda harus berlatih sehingga anda bisa menjawab dengan baik, tanpa terdengar
kaku atau seperti menghafal sesuatu.
Jika pewawancara tidak melontarkan pertanyan ini kepada anda, mungkin anda bisa memasukkan “naskah” ini
untuk lebih menekankan kepada pewawancara mengenai apa yang bisa anda berikan kepada perusahaan.
Dengan demikan anda bisa “menjual” diri anda dengan baik pada saat wawancara

2. Menyiasati Wawancara Kerja


Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode
untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja
seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah
dan “user” (baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan
tertentu wawancara kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk
diterima bekerja. Sementara bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai
“menu sehari-hari” yang harus dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah
memahami betul bahwa wawancara merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan,
banyak sekali para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka
merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah
seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang
menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui
bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen & seleksi) relatif
sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat mereka melamar pekerjaan. Ada
juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari semua metode seleksi yang lain
(test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika wawancara.
Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja.
Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam
menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar
untuk menyiasati wawancara kerja supaya berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen
dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan
metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang
memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya.
Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu
kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja.
Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang
memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka
“performance” (baca: proses & hasil) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam
menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.
Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara
langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk
meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan)
yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan
kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV
(Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi
dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.
Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara
karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk
memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
 Untuk mengetahui kepribadian pelamar
 Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
 Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
 Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan
penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah
wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
 Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa
anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau
kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam
berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang
diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan
apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional,
recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki
antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa
bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
 Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu
merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika
bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan
pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan
masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon
pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat
bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda
ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa
yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali
situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar
untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan
secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi
yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung
pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan
pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat
menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,
(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)
menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang
dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang
disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-


Situation or tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus
menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan
Problem or Task mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan
dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah,
pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan
pertanyaan si pewawancara

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil


dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar
harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin
Action permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar
harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team
tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi
apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja
hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian
Results setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang
dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:
 Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan
berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara
kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi
berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.
 Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak
recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap
dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk
menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.
 Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan
yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang
mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses
bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika
menunggu para kandidat tersebut datang melamar.
 Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk
menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan
memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari
pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand
(booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika
dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.
 Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap
wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung
lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara
mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya
kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus
melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.
 Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis
wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya
wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi
syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki
wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.
 Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan
analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus,
pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah
kasus untuk dicarikan solusinya.

Pertanyaan-Pertanyaan Umum

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada
teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional
maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:
 Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
 Apa kelebihan dan kekurangan anda?
 Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?
 Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
 Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
 Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
 Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
 Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
 Apa itu professionalisme menurut anda?
 Apa itu teamwork menurut anda?
 Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-
pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
 Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan
dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.
 Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan
presentasi.
 Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak
tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.
 Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini?
Mengapa demikian?
 Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda
memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.
 Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?
 Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan
ternyata gagal?
 Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan
bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.

Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si
pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan
sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:
 Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
 Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?
 Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan
jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
 Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?

Menangani Pertanyaan Bersifat Pribadi

Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah
memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang
sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia
justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali
pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan
latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah
merupakan hal yang dianggap biasa.
Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang
dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat
dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan
pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon
karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan
mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus
mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:
 Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan
jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan
pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
 Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan
tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
 Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu
privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan
diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan
pertanyaan yang keliru.

Faktor-Faktor Negatif

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-
faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:
 Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat,
tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
 Bersikap angkuh, defensive atau agresif
 Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan
pewawancara)
 Gugup
 Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima
 Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu
 Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun
 Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan
teknologi yang cepat
 Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara
 Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara
 Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan
......?”
 Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab
pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada
pewawancara.

Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda
memperhatikan beberapa saran dibawah ini.
Lakukan hal-hal berikut:
 Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
 Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian
yang bersifat formal,bersih dan rapi
 Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara
 Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di
perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)
 Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah
 Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
 Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat
tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)
 Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan
seimbang
 Persiapkan surat lamaran dan CV anda
 Ingat dengan baik nama pewawancara
 Lakukan kontak mata dengan pewawancara
 Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara
 Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan
 Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu
menggunakan bahasa tersebut
 Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih
 Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi
 Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh
perusahaan kepada anda
 Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara
 Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara
umum
 Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara
 Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya
 Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan
kepada anda.

Hindari hal-hal berikut:


 Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin
 Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara
 Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok
 Datang terlambat
 Tidak membawa surat lamaran dan CV
 Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara
 Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar
 Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara
 Duduk selonjor atau bersandar
 Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut
 Membuat lelucon
 Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”.
 Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab
 Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan
 Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama
 Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data
 Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu
kemungkinan anda akan diterima atau tidak
 Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan
mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut
 Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri
 Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial
 Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara
 Salah menyebut nama pewawancara
 Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya
 Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara

Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani
wawancara kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga
lebih siap dan percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam
artikel ini, namun setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan
memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba dan semoga anda
sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan. (jp)
_____________________________

3. NEGOISASI GAJI

Suatu saat, anda sudah berhasil melewati beberapa tahapan wawancara di suatu perusahaan. Sang manajer
terlihat antusias dan tertarik untuk merekrut anda.
Kemudian dia melontarkan satu pertanyaan, “ Berapa gaji yang anda inginkan ?” Jika tidak mempersiapkan
diri untuk pertanyaan ini, pastilah anda bingung, harus menjawab apa.

Negoisasi gaji merupakan salah satu bagian tersulit dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Jika
anda menyebutkan angka yang terlalu tinggi, perusahaan mungkin akan mengurungkan niatnya merekrut
anda. Sebaliknya, jika jumlah yang diminta terlalu rendah,anda diterima,namun gaji yang didapatkan
dibawah standar yang seharusnya dibayarkan perusahaan tersebut.Setelah bekerja selama beberapa waktu,
ternyata anda mengetahui fakta tersebut , pastilah anda akan merasa kecewa. Dan satu lagi yang patut
diketahui, meminta kenaikan gaji, walaupun mungkin, bukanlah proses yang mudah.

Untuk “memenangkan” negosisasi gaji pada saat interview, ikuti petunjuk berikut :

PERATURAN NO. 1 : Dapatkan Informasi


Sebelum wawancara,manfaatkan networking anda. Anda bisa mendapatkan informasi dari teman atau
senior anda yang bekerja di di perusahaan tersebut/industri serupa , terutama untuk divisi atau posisi yang
sama.Sumber lain adalah internet atau tabloid yang memuat mengenai survey/informasi gaji.

PERATURAN NO. 2 : Mendengarkan


Di awal wawancara, jangan pernah langsung menyebutkan berapa gaji yang anda inginkan. Semakin lama
anda”menunda”, maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan untuk “memenangkan” negoisasi
gaji. Langkah awal, pada saat wawacara, anda sebaiknya “mencari tahu” dari sang pewawancara, ada
berapa banyak kandidat untuk posisi tersebut, dan telah berapa lama lowongan tersebut dibuka. Jika
lowongan tersebut telah dibuka dalam waktu yang lama, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk
mendapatkan kandidat yang memenuhi kualifikasi. Jika anda high qualified, mungkin anda bisa
mendaptkan nominal yang dinginkan.

PERATURAN KE 3 : Berlatih
Anda boleh menyebutkan sejumlah angka pada saat bernegoisasi. Tetapi jangan terlalu tinggi dari standar
gaji yang berlaku untuk industri/ perusahaantersebut. Jika ini terjadi, pewawancara malah menganggap
anda tidak serius.Ini berarti anda kehilangan kesempatan. Jika anda menginginkan sejumlah nominal yang
tinggi untuk gaji anda, katakanlah sejumlah gaji pada top range, tunjukkah bahwa anda kualifikasi anda
memang pantas untuk itu. Sebelum hari wawancara, anda bisa mempersiapkan “pidato” selama 1-2 menit
yang mendeskrisikan apa yang anda bisa berikan untuk perusahaan jika anda diterima bekerja di tempat
tersebut.
Satu hal yang harus dingat, pada saat perusahaan memberikan penawaran, anda tidak harus memberikan
jawaban saat itu juga. Anda bisa minta waktu untuk mempertimbangkan semuanya dalam mengambil
keputusan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah dari yang anda harapkan, anda bisa saja menolak. Apalagi
pada saat bersamaan, ada tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahan lain. Namun, ada hal lain yang
patut dipertimbangkan, apakah posisi yang ditawarkan nerupakan langkah strategis untuk perkembangan
karir anda.

BEBERAPA SITUASI DALAM NEGOSISASI GAJI :


1. Perusahaan melakukan “secreening phobe call”
Yang harus anda lakukan adalah bertanya dengan sopan mengenai kisaran gaji untuk posisi
tersebut.
Jika si penelpon tidak memberikan informasi untuk hal tersebut, anda sebaiknya merespon dengan
mengatakan,” Berdasarkan informasi yang saya dapatkan mengenai standar gaji untuk industri ini,
mencakup gaji pokok, lembur, training, dan fasilitas yang ada, asuransi kesehatan, biaya perjalanan, jenjang
karir,bonus, komisi, dan jenis profit sharing lainnya, gaji yang saya inginkan berkisar Rp xxx,- sampai
dengan Rp yyy,- ( berikan kisaran yang luas).Saya bersedia datang untuk wawancara pada hari X jam X.
Apakah Bapak/ ibu bersedia mempertimbangkan?

2. Jika pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai gaji pada saat awal wawancara, anda punya
3 pilihan :

a. Berusaha menunda negoisasi dengan mengatakan, “Saya melamar untuk posisi ini karena sangat
tertarik akan bidang ini dan perusahaan anda.Tetapi saya rasa saya baru bisa membahas masalah gaji
dengan anda setelah kita berdua “yakin” bahwa saya memang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini.”

b. Memberikan respon yang tidak spesifik dengan mengatakan, “ Selama saya dibayar sesuai standar
perusahaan anda dan tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk posisi ini, saya rasa tidak ada
masalah.”

c.”Membalikkan” pertanyaan kepada pewawancara

Jika pewawancara melontarkan pertanyaan di awal wawancara ,” Jika anda diterima bekerja di sini, berapa
gaji yang anda inginkan?
Maka anda bisa menjawab seperti ini, ‘ Saya sangat tertarik untuk berkerja di sini, menjadi bagian dari
perusahaan ini. Tetapi sebelumnya saya ingin mengetahui, untuk kualifikasi kandidat dengan latar
pendidikan dan keahlian seperti saya, berapakah standar gaji di perusahaan ini ?

3. Negoisasi gaji di pertengahan wawancara

a. Perusahaan menawarkan gaji dalam kisaran yang sesuai/ bisa anda terima

 Pewawancara mengatakan, “ Gaji untuk posisi ini berkisar dari Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,-
Apakah anda bersedia menerima tawaran ini ?
 Yang harus anda katakan, “ Saya sangat menghargai tawaran ini. Saya sangat tertarik untuk
mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.Jumlah yang anda
sebutkan tadi adalah yang seperti saya harapkan untuk gaji pokok,ditambah dengan beberapa
aspek lainnya seperti asuransi, uang lembur, dan fasilitas lainnya.
b. Anda hanya tertarik pada top range dari gaji yangdi tawarkan
Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran anda untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya
yakin berbagai keahlian yang saya miliki merupakan benefit bagi perusahaan ini.Berdasarkan apa yang
saya ketahui mengenai standar gaji dan penawaran dari perusahaan lain,saya harus mengatakan bahwa saya
hanya bisa mengatakan “ya” untuk kisaran atas dari jumlah yang Bapk/ Ibu sebutkan tadi .

c. Jika anda sama sekali tidak tertarik dengan gaji yang ditawarkan.
Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran Bapak/ Ibu untuk bergabung dengan perusahaan ini.
Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.Namun
ada beberapa perusahaan lain yang juga memberikan tawaran kepada saya, untuk posisi yang sama dan gaji
yang lebih tinggi. Tentu saja, uang bukan faktor penentu utama, saya juga mempertimbangkan faktor-faktor
lain seperti training, jenjang karir,dan sebagainya.

d. Pewawancara tidak menyebutkan jumlah kisaran gaji


Yang harus anda katakan,” Dari apa yang saya ketahui, berdasarkan standar industri, gaji pokok untuk
posisi ini adalah sebesar Rp xxx. Dan berdasarkan pendidikan dan keahlian yang saya miliki, saya
mengharapkan gaji pada middle range, katakan lah Rp yyy. Baagimana menurut Bapak/ Ibu ?

4. Jika pewawancara memberikan penawaran di akhir wawancara


Ini berarti pewawancara sangat tertarik untuk merekrut anda. Yang harus anda katakan, “ Saya
siap untuk menerima penawaran terbaik dari perusahaan ini.”
Dan jika gaji ditawarkan memang seperti apa yang anda inginkan, katakan , “Hal terpenting bagi saya
adalah kesempatan untuk bergabung di perusahaan ini, dan saya yakin gaji yang ditawarkan sangat
kompetitif.”

petunjuk untuk “FRESH GRADUATES”

 Perusahaan memilih anda karena kualifikasi yang dimiliki, bukan gaji yang anda sebutkan.
Perusahaan menerima anda bekerja adalah untuk meningkatkan profit mereka.
 Dalam wawancara, anda harus meyakinkan bahwa anda mampu mengerjakan tugas/tanggung
jawab untuk posisi tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan memberikan penawaran apapun bagi
anda.
 Jika anda belum memiliki pengalaman kerja, ingat akan kualitas anda yaitu pendidikan dan
keahlian.Dua hal itulah yang akan membuat anda sukses di dunia kerja.
 Apa yang membuat perusahaan memutuskan menerima anda ? 95% nya berdasarkan kepribadian,
antusiasme, dan keahlian anda. 5% nya adalah karena keahlian khusus yang anda miliki.

PERATURAN NO. 4 : Jika Penawaran Resmi Telah Dibuat


Jika penawaran resmi telah dibuat, ajukan pertanyaan sebagai berikut :

 Apakah ada kesempatan promosi untuk posis ini ? Untuk posisi atau level apa?
 Kapan dan bagaimanakah penilaian kinerja pegawai untuk posis ini ?
 Apakah penilaian tersebut termasuk untuk review gaji ?
 Seperti apakakah peningkatan gaji yang ditawarkan untuk 3-5 tahun mendatang?
 PASTIKAN BAHWA PENAWARAN GAJI TELAH MENCAKUP KESELURUHAN DAN
DALAM BENTUK TERTULIS.
 PASTIKAN ANDA TELAH MENGEVALUASI KESELURUHAN KOMPENSASI YANG
DITAWARKAN, BUKAN HANYA GAJI.
Selain gaji, biasanya perusahaan juga memberikan kompensasi dalam bentuk :

 Asuransi kesehatan ( dengan atau tanpa mencakup perawatan gigi & mata ) .Walaupun perusahaan
tidak meng-cover semua biaya , fasilitas ini akan membuat anda membayar lebih murah.
 Asuransi jiwa.
 Asuransi kecelakaan, terutama untuk pegawai yang sering bepergian/ jenis pekerjaan dengan
risiko tinggi
 Peningkatan gaji untuk 3-5 tahun pertama.Apakah hanya peningkatan pertahun? Atau ada
peningkatan gaji/pemberian bonus berdasarkan prestasi kinerja ?
 Fasilitas cuti
 Biaya pensiun ( berlaku untuk perusahaan tertentu)
 Profit sharing
 Stock option. Beberapa perusahaan menerapkan sistem pembagian saham kepada karyawan
 Training atau pendidikan tertentu
 Uang lembur & transportasi
 Fasilitas kredit kendaraan/rumah

PERATURAN NO. 5 : Hal lain yang harus diperhatikan

 Ucapkan terimakasih atas penawaran yang diberikan


 Jangan langsung bernegoisasi pada saat pewawancara menyebutkan penawaran.Mintalah waktu
untuk mempertimbangkan kompensasi secara keseluruhan,bukan hanya gaji.
 Pada saat bernegoisasi, jangan katakan,’ Saya meminta,” Yang terbaik anda harus mengatakan, ‘
Saya mengharapkan…., “
 Terkadang gaji yang ditawarkan mungkin lebih rendah dari yang anda inginkan.Sebelum meng-
iya-kan atau menolak, pertimbangkanlah faktor lain seperti reputasi perusahaan, budaya
perusahaan, suasana kerja, macam asuransi yang ada, training dan pendidikan, dan sebagainya.

4. Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis


Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan akan terbuka
secara otomatis untuk anda. Sebab kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam
wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab pertanyaan.
1. Ceritakan tentang diri anda
Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan seringkali ada perbedaan yang
mengejutkan antara ketika kita membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.
"Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa pelamarnya juga
sama optimisnya," kata Erina. Ketika pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti "Di mata anda,
siapa anda?" atau "Ceritakan sesuatu tentang anda", banyak pelamar menatap pewawancaranya dengan
bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya diri.
"Saya merasa biasa-biasa saja" atau "tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang diri saya" seringkali
menjadi jawaban yang dipilih pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel karir
konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri sebisa mungkin, sebagai upaya
mencuri hati si pewawancara. "Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-
basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan diri anda. Dan perusahaan masa kini
tidak butuh karyawan seperti itu," tegas Erina.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New York mungkin menarik untuk
disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan
"Saya Eliana Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah. Disitu
saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya
sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari
mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis
pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus
saya."
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang dirinya
menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. "Jawaban itu cerdas dan efektif
untuk menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan
di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan
optimisme yang alamiah," kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan
menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban
yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin
melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin tentang kemahiran
anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk masa depan anda. Kalau telah menemukan poin-poin itu,
berlatihlah mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan

Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tapi begitulah
kenyataannya ketika anda diwawancara. Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si
pewawancara dan membuat anda seringkali kelepasan bicara. Dalam hal ini, Erina memberi contoh
pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.
"Ketika itu saya tanya 'apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang, lingkungan
kerjanya cukup nyaman kan?' dan pelamar itu menjawab 'saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat
saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat gaji saya naik.' Saya lalu
berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya
dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya," ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat
kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya negatif. Lebih baik kalau anda menjawab "saya
menginginkan ritme kerja yang teratur dan terjadwal. Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama
tak ada masalah, tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji." Atau kalau anda ditanya
tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab "saya sering telat dan lupa waktu." Tetapi jawablah
lebih taktis, misalnya "kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya
selalu mencatat segalanya di buku agenda." atau "saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban,
tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan lebih cepat."
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat mungkin tentang kepribadian
pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti "Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?"
sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya "Sudah, rencananya kami akan
menikah akhir tahun ini." Padahal, menurut Erina, jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda.
"Perusahaan selalu ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka,
terutama pada awal masa kerja. Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya seperti selingan," ujar Erina sambil
menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab "sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai
pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."

3. Semangat dan bahasa tubuh

Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi menjadi pendukung yang ikut
menentukan. Karena itu selain berpakaian rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan
bahasa tubuh yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara, karena memberi kesan
bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya, tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan
kata-kata anda, tentu saja dengan tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar yang sering membuat kontak
mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan
sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan menyukai
pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata "saya merasa…" atau "saya kurang…" dan sebaiknya
gunakan "saya pikir…", "menurut pendapat saya..", "saya yakin…", "saya optimis…". Kata-kata "saya
merasa…" atau "saya kurang…" mengesankan anda lebih sering menduga, menggunakan perasaan, tidak
terlalu percaya diri dan tidak menguasai persoalan.
Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda dengan baik dan jangan pernah
meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam wawancara kerja. Selamat bersaing! (Lily Bertha Kartika/
berbagai sumber)

KETERAMPILAN PALING DICARI PERUSAHAAN


Apakah anda punya salahsatunya ..?

Seperti tiap orang yang ingin karirnya maju, masa depan karir anda juga ditentukan keterampilan yang anda
miliki dan dapat anda 'jual' pada perusahaan. Dan para pencari kerja dengan keterampilan yang diinginkan
perusahaan pencari kerja itulah, yang akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan.

Sebenarnya, anda dapat meningkatkan keterampilan yang anda miliki lho, tentu saja tergantung dengan
minat, kemampuan, bakat, kecukupan dana dan kesesuaian target karir. Tetapi, mengingat ketidakpastian
ekonomi seperti sekarang ataupun saat mendatang, maka lebih baik anda mengutamakan untuk memiliki
keterampilan yang berguna untuk peningkatan karir anda dalam waktu dekat. Berikut ini 8 keterampilan
yang paling dicari saat ini,menurut penelitian Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.

1. Keterampilan bahasa asing


Pada jaman modern seperti ini, penguasaan bahasa asing sudah menjadi syarat mutlak di semua perusahaan
ketika mereka membuka lowongan pekerjaan. Karena itu, mereka yang menguasai bahasa asing seperti
Inggris, Jepang, China, Jerman dan Perancis, acapkali lebih disukai dan diprioritaskan dalam ujian saringan
masuk di sebuah perusahaan. Bidang kerja spesifik yang masuk kategori ini misalnya penterjemah,
diplomat dll.
2. Keterampilan teknis tentang mesin
Saat ini, teknologi adalah mutlak diperlukan di semua bidang usaha. Bagian instalasi yang memperbaiki
sebagian besar jaringan listrik suatu gedung, peralatan elektronik dan sebagainya. Insinyur, bagian
telekomunikasi, ahli otomotif, ahli transportasi adalah sebagian diantara bidang kerja yang masuk dalam
kategori ini.
3. Keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia
Umumnya, perusahaan yang mempunyai pegawai lebih dari satu orang, tentu mempunyai masalah yang
berhubungan erat dengan bagaimana melakukan interaksi timbal balik di perusahaan itu. Sehingga sudah
pasti, sukses sebuah perusahaan sangat bergantung pada bagaimana para pegawai di semua lini perusahaan
itu dapat saling bekerja sama. Mereka yang bergerak di bidang kerja ini umumnya memang memahami dan
menangani segala kebutuhan para pekerja di suatu perusahaan.
4. Keterampilan di bidang pemrograman komputer
Perusahaan masa kini telah sangat bergantung pada sistem komputerisasi yang canggih. Itulah sebabnya,
mereka membutuhkan orang-orang yang mengerti secara detil seluk beluk program komputer. Jika anda
mempunyai keterampilan berupa penguasaan seluk beluk tentang HTML, Visual Basic, Unix atau SQL
Server, anda akan menjadi salahsatu aset besar perusahaan dan berpeluang meningkatkan karir anda.
5. Keterampilan Mengajar
Sebagai bagian dari komunitas modern yang selalu berkembang setiap waktu, perusahaan masa kini kerap
menginginkan anak buahnya mempuanyai pengetahuan yang multi dimensi, bahkan yang bukan bidang
kerjanya. Sebab itu, kini banyak perusahaan menggaji pengajar khusus untuk meberikan kursus tambahan
bagi karyawannya, misalnya perpajakan, bisnis manajemen, pelayanan sosial atau manajemen administrasi.
Mereka yang memiliki pengetahuan multi disipliner semacam ini biasanya kerap 'dikejar' banyak
perusahaan untuk memberikan 'short course' bagi pegawai mereka.
6. Keterampilan manajemen keuangan
Seperti juga dalam keluarga, perusahaan juga membutuhkan perencanaan keuangan yang sistematis untuk
kelangsungan hidup jangka panjangnya. Banyak perusahaan seringkali mendatangkan penasihat bisnis,
investasi dan perencanaan keuangan yang ideal bagi masa depan mereka. Oleh karena itulah, anda yang
mempunyai kemampuan di bidang akuntansi, perencana keuangan atau bisnis dan investasi, akan selalu
menjadi incaran perusahaan-perusahaan.
7. Keterampilan ilmu kimia dan matematika
Banyak sekali kemajuan besar di dunia ini tercipta dari beragam penemuan di bidang kimia dan obat-
obatan. Oleh karena itu, kebutuhan pasar kerja terhadap sumber daya manusia di bidang kimia, fisika,
biologi ini akan selalu tinggi dan tidak akan pernah surut. Bidang kerja yang termasuk di dalamnya
misalnya apoteker, ahli pangan dan obat-obatan, peneliti, dll.
8. Keterampilan memecahkan masalah
Berbagai tugas yang kita hadapi setiap harinya, baik secara personal dan juga dari segi bisnis merupakan
hal yang kompleks yang kerap terjadi. Mereka yang mampu mengidentifikasi berbagai masalah, mencari
solusi, membuat keputusan-keputusan yang efektif adalah nilai tambah yang paling dicari perusahaan.
Yang masuk dalam kategori ini misalnya bidang kerja bisnis administrasi, konsultan manajemen,
administrasi negara, ilmu pengetahuan, obat-obatan atau insinyur.

PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENGEMBANGAN KARIER


Karier merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Dalam
konsultasi karier di Kompas banyak pertanyaan berkisar pada pengembangan karier, baik dari kalangan non
manajer maupun manajer.
Misalnya: Saya sekarang sudah bekerja di suatu jabatan selama 5 tahun. Kapan waktu yang tepat untuk
pindah jabatan atau naik jabatan? Bagaimana meningkatkan karier dalam situasi bisnis yang tidak
menentu? "Organisasi tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya untuk naik pangkat, apakah yang
harus saya lakukan dalam pengembangan karier saya?
Tulisan ini membahas mengenai perubahan yang terjadi dalam pola karier seseorang dan bagaimana
strategi kita agar pengembangan karier kita dapat terjamin. Pengembangan karier tradisional
Dalam pandangan tradisional, pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu organisasi yang
menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi
sudah memiliki karyawan dengan kualifikasi tertentu. Sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan
tersentralisasi.
Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan,
menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan
oleh perusahaan.
Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang
pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan
tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.
Pengembangan karier yang sifatnya vertikal dimungkinkan karena bentuk organisasi yang sifatnya
hirarkis/birokratis. Pengembangan karier tradisional kurang memberikan kesempatan kepada seseorang
yang memiliki kompetensi teknikal yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan manajerial., karena
tidak tersedia jalur spesialis.
Namun beberapa perusahaan besar yang mempunyai sistem pelatihan dan pengembangan yang terintegrasi
memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk pindah jalur profesi atau memberikan
kesempatan kepada karyawannya menjadi generalis.
Tantangan Lingkungan Bisnis
Tantangan eksternal seperti globalisasi, persaingan, kemajuan teknologi, tuntutan pelanggan, mendorong
suatu organisasi untuk berubah. Situasi ekonomi serta persaingan yang tajam mendorong organisasi
melakukan restrukturisasi, perampingan organisasi, desentralisasi, merger, pemanfaatan IT dsb.
Struktur organisasi yang bersifat hirarkis dianggap terlalu lamban untuk memberikan nilai tambah kepada
pelanggan. Organisasi dalam situasi yang sangat dinamis harus mampu bergerak secara cepat dan luwes.
Struktur organisasi yang lebih datar/ horisontal dianggap lebih tepat untuk keadaan sekarang karena jarak
antara konsumen dengan pengambil keputusan lebih dekat.
Bahkan struktur organisasi yang bersifat network dimana suatu organisasi hanya memiliki pusat yang kecil
dan fungsi fungsi organisasi dilaksanakan secara outsourcing., dianggap sebagai struktur yang cocok untuk
situasi ini.
Tantangan lingkungan bisnis ini membuat rasa aman karyawan menjadi hilang. Tempat seseorang dalam
suatu organisasi tiba-tiba bisa hilang. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar dalam kehidupan
seseorang.
Seseorang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada organisasi. Tanggung jawab pengembangan
karier seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu.
Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam mencari pekerjaan
termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (entrepreneurship). Job security yang hilang harus
digantikan menjadi career security.
Paradigma Baru Pengembangan Karier
Sejalan dengan perubahan struktur organisasi maka pengembangan karier yang bersifat tradisional
dianggap tidak cukup luwes untuk memunuhi kebutuhan organisasi dan karyawan pada saat ini.
Tantangan dunia bisnis menuntut pola kerja yang sifatnya lintas fungsi dan tim kerja. Seseorang yang
bekerja di bidang pemasaran harus memiliki pengetahuan keuangan, sumber daya manusia, produksi atau
operasi. Seseorang dapat pula mengembangkan karier ke bidang spesialis dan profesional tanpa harus
melalui bidang manajerial.
Pada beberapa perusahaan imbalan yang diterima oleh seorang profesional dapat melebihi imbalan dari
seorang manajer. Pilihan penting lain adalah menciptakan lapangan kerja untuk anda sendiri dan orang lain.
Nah orang-orang yang berani mangambil risiko, peka terhadap tantangan bisnis dapat memilih alternatif
ini. Jadi arah pengembangan karier pada saat ini lebih variatif, bisa vertikal, horisontal, dapat juga
horisontal dulu kemudian vertikal. Agar anda memiliki career security lebih aktiflah meningkatkan
ketrampilan dan kompetensi, sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli atau memiliki keahlian yang
bersifat multiskill.
Kiat-Kiat Memperoleh Career Security :
· Tetapkan sasaran karier anda, teknikal, manajerial, profesional, fungsional atau menjadi wirausaha.
· Carilah seorang mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.
· Jangan membatasi karier anda hanya dalam satu bidang saja, karena akan mengurangi fleksibilitas ruang
gerak anda.
· Berpartisipasi dalam setiap kesempatan pelatihan dan pengembangan di organisasi anda, meskipun anda
tidak yakin manfaatnya untuk saat ini.
· Pendidikan S2 antara lain di bidang bisnis dapat memberikan lebih banyak pilihan dalam meningkatkan
karier, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.
· Berkontribusilah jika anda dipilih menjadi anggota suatu proyek kerja, karena akan memperluas
kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja kelompok.
· Tingkatkan jejaring kerja anda baik didalam maupun diluar organisasi tempat anda bekerja.
· Tingkatkan ketrampilan hubungan antar manusia anda seperti komunikasi, kepemimpinan, motivasi,
negosiasi dsb.
· Perbarui ketrampilan teknikal anda termasuk pengetahuan dalam bidang IT .
· Jangan mudah berpuas diri, selalu mencoba cara kerja yang lebih baik.
· Berpegang teguh pada etika yang berjalan seiring dengan sukses karier anda.
Nah siapkah anda untuk meningkatkan karier sesuai dengan perubahan paradigma baru organisasi?
Juliati T. Gunadi MBA Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya (Tim Konsultasi Karier pada
karier@kompas.com)

Bila surat lamaran Anda tidak dibalas


Bila anda sudah mengirimkan surat lamaran dan ternyata tidak mendapat balasan, ada beberapa
kemungkinan mengapa surat lamaran anda tidak dibalas. Tentunya, pertama-tama anda harus melamar
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat anda sendiri, yang harus dicerminkan dalam surat
anda. Kemudian, kita perlu memahami bagaimana suatu perusahaan menyeleksi surat lamaran yang
diterimanya. Bagi perusahaan, surat lamaran dapat dianggap sebagai saringan pertama bagi calon
karyawannya. Biasanya, yang ingin diketahui pertama-tama adalah apakah persyaratan mutlak yang
biasanya tercantum dalam iklan terpenuhi atau tidak.
Persyaratan mutlak itu meliputi misalnya, pendidikan terendah, jumlah pengalaman kerja, dan juga apakah
pengalaman itu relevan dengan pekerjaan yang ditawarkan. Tentu saja kesan pertama penting sekali. Surat
yang lipatannya kurang rapi, salah tulis atau ketik menimbulkan kesan kurang baik. Bila surat lamaran anda
lengkap, dilampiri keterangan-keterangan sesuai persyaratan, maka kesan pribadi yang tampil dari surat
lamaran anda akan menentukan apakah anda akan diundang untuk wawancara atau tidak. Surat yang
mencerminkan penulis yang berkepribadian menarik akan mendapatkan lebih banyak perhatian.
Tampilkanlah diri anda secara wajar, jujur dan profesional. Sebutkanlah lowongan yang dilamar secara
jelas. Ceritakanlah secara ringkas apa yang mendorong anda untuk melamar pekerjaan itu dan bagaimana
anda secara pribadi merasa akan dapat berkembang dan juga berkontribusi kepada perusahaan itu.
Janganlah membuat surat yang terlalu panjang. Satu lembar sudah cukup. Sertakan lampiran berupa riwayat
pekerjaan, pendidikan, salinan ijazah dan hal-hal lain yang diminta.

Cara berpakaian yang baik dalam wawancara


Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap perusahaan
memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat
diingat, antara lain:
· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai anda.
Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang
semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat sebagai "orang aneh',
disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan
panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih, tidak kusut. Hal ini
memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.
· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis., mengkilap, ngejreng).
· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).
· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.

Berapa gaji yang anda minta ?


Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan, bagaimana cara menjawab
pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan
berapapun imbalan yang diberikan Anda mau.
Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk jabatan -jabatan yang ditawarkan.
Bagi pelamar untuk posisi yang lebih tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang
lebih tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh gambaran dulu imbalan
total yang akan anda terima dalam setahun. Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan
termasuk insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk
PPH atau netto.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan setahun. Berdasarkan harga
pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: "
Saya berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi jabatan ini. Berdasarkan
pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya berikan pada perusahaan ini, saya
mengharapkan imbalan yang akan diberikan adalah minimal Rp. …/tahun ditambah fasilitas-fasilitas lain
sesuai dengan peraturan perusahaan.
Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar perusahaan, namun
anda diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.

Variasi pertanyaan dalam wawancara


Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi pertanyaan-
pertanyaan yang akan dihadapi. Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul
dalam wawancara
Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :
· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?
· Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
· Siapakah yang membiayai studi anda?
· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?
· Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?
Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :
· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk menceritakan mengenai aktivitas ekstra
kurikuler selama studi
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda menyelesaikan hal tersebut
· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?
Pertanyaan mengenai sasaran anda :
· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?
Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?
· Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk bekerja disini?
· Apakah yang anda cari dalam bekerja?
· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?
Pertanyaan yang perlu dicermati :
· Tolong buka jendela tersebut ( ada tanda "sedang dicat mohon ditutup")
· Kita lanjutkan wawancara ini tanggal 27 Desember 2000 (lebaran).

CV = Kesuksesan Anda
(Jika anda mengelolanya dengan benar)
Curiculum Vitae (CV) anda ibarat cermin bagi perekrut di perusahaan yang anda lamar. Dengan
membacanya, seorang rekruiter akan segera bisa membayangkan seperti apa anda, bahkan sebelum mereka
melihat anda. Profesionalkah, lamban atau tukang mengeluh?.Karenanya,berhati-hatilah dalam membuat
Curiculum Vitae (CV) atau daftar riwayat hidup anda.Kalau salah memasukkan informasi, bukan tak
mungkin kesempatan anda melayang.
1. Wajah CV.
Siapa yang tidak menyukai wajah cantik atau penampilan menarik?perumpamaan itupun berlaku ketika
anda membuat CV. Sekalipun anda pintar dan profesional, perekrut tak akan tertarik membaca CV anda
jika terlihat tidak menarik. Karenanya, kertas dan huruf adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama
untuk memastikan CV anda dibaca sampai selesai.
a. Kertas : jangan menggunakan kertas bergaris, berwarna atau yang desainnya meriah.Kesan yang timbul
dengan menggunakan kertas jenis ini adalah : tidak profesional dan kuno.Sebaiknya gunakan kertas HVS
putih polos dan ketik lamaran anda menggunakan komputer. Jangan pernah mengirimkan fotokopi CV,
karena anda akan dianggap tidak menghargai perusahaan yang anda lamar. Biasakan mengeprint beberapa
set CV anda sekaligus, sehingga anda tak akan kerepotan ketika tiba-tiba harus mengirim lamaran.
b. Huruf : Usahakan mengetik CV anda dengan komputer, karena akan lebih terjamin kerapihannya
dibanding kalau anda menggunakan mesin tik manual.Untuk jenis huruf yang pantas dalam pengetikan CV,
gunakan pilihan huruf yang sederhana tapi jelas terbaca, misalnya : Arial atau Times New Roman. Jangan
memilih huruf yang membuat efek ukiran, karena akan memusingkan orang yang membacanya dan
mengesankan anda seorang amatiran. Gunakan tinta hitam.

2. Isi CV
Untuk 'menjual' diri anda pada perusahaan yang anda lamar, sebaiknya kemukakan hal-hal yang pantas
diketahui. Adalah hal yang mutlak untuk menampakkan kejujuran dalam CV anda, tetapi bukan berarti
anda mengobral diri anda dengan menuliskan hal-hal yang tidak perlu, misalnya tinggi dan berat badan,
kondisi kesehatan atau jumlah anak.
a. Data diri : pada bagian ini jelaskanlah hal-hal yang secara prinsip harus diketahui perusahaan tempat
anda melamar, yaitu : nama lengkap, tempat/tanggal lahir, alamat dan nomor telephone.
b. Pendidikan : pada bagian ini yang perlu disebutkan adalah sertifikat yang berkaitan dengan pendidikan
formal anda, nama lembaga pendidikan tempat anda pernah menimba ilmu, bidang studi, prestasi,
penghargaan atau kursus yang signifikan dengan pendidikan anda. Kalau anda pernah mendapatkan
beasiswa, penghargaan sebagai pemenang lomba karya tulis atau pernah kursus bahasa asing atau
komputer, maka tuliskanlah dengan singkat dan jelas.
c. Pengalaman Kerja : Sebutkan dengan singkat dan jelas di perusahaan mana saja anda pernah bekerja.
Jika anda pernah bekerja kurang dari enam bulan di suatu perusahaan, sebaiknya jangan ditulis kecuali ada
hal khusus yang anda yakini baik untuk perkembangan karir anda.Tuliskan dengan singkat apakah anda
pernah mempunyai prestasi di tempat kerja anda yang lama.Hindari untuk menyebutkan nama bos anda
yang lama atau nomor telephone perusahaan anda yang lama.
d. Aktivitas dan keterampilan khusus : point ini sifatnya tidak harus. Jika anda memang mempunyai
kegiatan atau keterampilan yang memang mendukung, tuliskanlah. Misalnya : mengikuti perkumpulan
filateli, sekretaris atau punya keterampilan menulis steno, manajemen dll.
e. Minat : Sebutkan dengan singkat minat anda yang anda yakin positif dan signifikan untuk peningkatan
karir anda.

5. MENGHADAPI WAWANCARA

PERSIAPKAN DIRI ANDA

 Pertanyaan pada saaat wawancara sering tak terduga.Bisa-bisa anda cuma melongo, tak tahu harus
menjawab apa.Persiapan terbaik adalah mencari tahu garis besar perusahaan tersebut seperti
sejarah perusahaan, visi misi, dan produk, kondisi keuangan, atau bidang yang anda
lamar.Ada banyak sumber.Selain melalui internet, anda bisa bertanya kepada teman/kenalan yang
bekerja di perusahaan tersebut.
 Jika anda seorang “fresh graduate”atau belum berpengalaman, cobalah untuk mengetahui istilah-
istilah tertentu dalam profesi/bidang yang anda lamar.Anda bisa mempelajarinya dari majalah
khusus atau jurnal profesi. Jika itu merupakan bagian dari pertanyaan wawancara, anda pasti bisa
menjawabnya dan pewawancara menganggap anda memiliki minat yang besar terhadap perusahaan.

PENAMPILAN

 Kenakan pakaian yang rapi,formal, dan nyaman.Usahakan agar tetap rapi pada saat tiba di tempat
karena penampilan anda adalah hal yang pertama dilihat oleh pewawancara
 Kenakan sepatu yang formal/tertutup, bersih dan disemir.
 Datanglah dalam keadaan aroma tubuh yang segar.Wangi boleh, tetapi jangan berlebihan.Jangan
lupa merapikan kuku.
 Ingin tampil beda dengan kandidat lainnya?Kenakan stelan berwarna cerah tetapi tetap dengan
potongan yang formal dan sopan.Warna cerah memberikan impresi awal kepada
pewawancara.bahwa anda adalah orang yang “cerah dan bersemangat”
 Sebelum wawancara , mungkin anda akan menunggu bersama dengan kandidat lainnya.Walaupun
penampilan saingan anda tersebut tampak meyakinkan, jangan pernah merasa minder. Sebuah
penelitian membuktikan, pada saat anda memiliki pikiran negatif, hanya dalam hitungan detik,
seluruh sistem tubuh anda “mengiyakan” sehingga itu benar-benar terjadi. Berpikirlah positif.Beri
sugesti kepada diri sendiri bahwa anda bisa memenangkan “persaingan” ini.

MENGATUR BAHASA TUBUH

 Saat memasuki ruangan, berjalanlah dengan tubuh tegap, gaya yang sigap dan kedua lengan
mengibas dengan bebas.Ini menunjukkan anda tahu apa yang anda inginkan dan berani untuk
mewujudkannya.
 Sodorkan tangan (sambil tersenyum)terlebih dahulu pada pewawancara pada saat
bersalaman.Ini mengesankan anda benar-benar berminat pada lowongan tersebut.Sambil menatap
matanya, genggam keseluruhan tangannya ( jangan terlalu keras maupun lemas), sebutkan nama
anda,dan ayunkan tangan 2-3 kali saja.
 Jangan duduk sebelum dipersilahkan.
 Berbicara tanpa ekspresi menyulitkan pewawancara memahami anda.Senyuman, kerutan dahi atau
ekspresi wajah yang lain membantu mengantarkan pesan anda dengan baik.Tapi jangan
berlebihan karena anda sedang bukan berada di kelas latihan teater melainkan dalam proses
wawancara.
 Buat kontak mata.Yang dimaksud dengan dimaksud kontak mata adalah memandang langsung
pada lawan bicaranya.Dan tidak perlu terus menerus.Sesekali alihkan pandangan ke arah lain agar
pewawancara tidak merasa sedang dipelototi.Kontak mata yang baik mencerminkan anda sebagai
orang yang percaya diri, terbuka, dan jujur.
 Jangan menyilangkan tangan di dada, memasukkan tangan di saku, mengetukkan atau meremas jari,
mengumam, menguyah permen karet, menggaruk kepala atau memilin rambut dengan jari, apalagi
melepas sepatu meskipun kaki anda tersembunyi di bawah meja.
 Suara yang monoton memberi kesan anda orang yang kaku.Bicaralah secara rileks dengan
intonasi suara yang tepat sesuai situasi.
 Wawancara adalah saat “menjual” diri anda tetapi tidak berarti hanya anda yang
berbicara.Berkomunikasilah dua arah, anggap pewawancara sebagai teman atau orang yang
menyenangkan.Selain membuat lebih tenang , pewawancara juga merasa lebih dekat dengan anda
sehingga mau “berbagi cerita” lebih banyak.

6. Hal Yang Boleh Dan Tidak Boleh Dilakukan Dalam Wawancara

Berikut sejumlah kunci untuk wawancara pekerjaan yang sukses. Ikuti peraturan sederhana ini dan
dapatkan kesuksesan untuk tahapan penting dalam pencarian kerja Anda.

 Tinjaulah lokasi wawancara Anda atau setidaknya anda harus tahu dengan pasti dimana
tempatnya dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.
 Cari tahu tipe wawancara seperti apa yang akan Anda alami. Lakukan persiapan dan latihan
untuk wawancara namun jangan menghapal ataupun melatih jawaban.
 Berpakaianlah sesuai dengan pekerjaan, perusahaan, bahkan industri dimana perusahan tersebut
bergerak. Dan ada baiknya jika anda berpakaian konservatif.
 Rencanakan untuk tiba kurang lebih sepuluh menit lebih awal. Ingatlah bahwa datang
terlambat dalam suatu wawancara tidak dapat dimaafkan. Jika Anda sudah memperkirakan bahwa
Anda akan terlambat, teleponlah perusahaan tersebut.
 Bersikap sopan dan hormat kepada resepsionis dan asisten. Inilah kesempatan bagi Anda
untuk membuat kesan pertama yang baik mengenai diri Anda.
 Jangan menguyah permen karet selama wawancara.
 Jika Anda harus mengisi suatu job application, isilah dengan rapi, lengkap dan akurat.
 Bawalah resume ekstra untuk wawancara Anda, dan jika Anda memiliki portofolio, bawalah
dalam wawancara.
 Jangan hanya mengandalkan surat lamaran dan CV untuk menjual diri Anda. Tidak peduli
sebagus apapun kualifikasi Anda, Anda tetap harus mampu ‘’menjual diri’’ Anda kepada
pewawancara.
 Sapalah pewawancara dengan kata Bapak/ Ibu, dan juga nama belakang mereka jika Anda tahu
dengan pasti. Jika perlu, tanyakan pada resepsionis bagaimana pengucapannya.
 Lakukan jabatan tangan yang kuat. Jangan menjabat dengan lemas atapun kaku.
 Tunggulah sampai Anda ditawarkan untuk duduk. Perhatikan bahasa tubuh dan sikap anda,
duduklah dengan tegak serta nampak siaga dan tertarik selama wawancara. Jangan bungkuk atau
bahkan menampakkan sikap gelisah.
 Jangan membuat lelucon selama wawancara.
 Lakukan kontak mata yang baik dengan pewawancara.
 Tunjukkan antusiasme
 Anda terhadap posisi yang ditawarkan serta terhadap perusahaanJangan merokok meskipun
pewawancara melakukannya dan menawarkan kepada Anda. Juga jangan merokok sebelum
wawancara karena nafas Anda akan berbau rokok. Pastikan bahwa Anda telah menyikat gigi,
menggunakan mouthwash ataupun penyegar napas mint sebelum wawancara.
 Hindari pengunaan bahasa yang tidak tepat, istilah “prokem”, serta kata-kata jeda (seperti
“kayaknya”. “uh”, “eh’’).
 Jangan berbicara dengan volume terlalu kecil. Suara yang cukup kuat akan menampakkan rasa
percaya diri Anda.
 Bersikaplah penuh percaya diri dan penuh energi namun jangan terlalu agresif.
 Jangan bersikap seolah Anda akan menerima pekerjaan apapun ataupun putus asa dengan
masa pengangguran Anda.
 Hindari topik-topik kontroversial.
 Jangan mengatakan sesuatu yang negatif
 mengenai kolega, supervisor ataupun perusahaan Anda sebelumnya.
 Yakinlah bahwa pewawancara akan memberikan penilaian yang baik terhadap Anda
berdasarkan pada fakta serta kesungguhan Anda.
 Jangan berbohong. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur, terus-terang namun tetap ringkas.
Jangan pernah melebih-lebihkan jawaban.
 Tekankan pada pencapaian yang pernah Anda lakukan, jangan menceritakan informasi
negatif mengenai diri Anda.
 Jangan menjawab pertanyaan dengan jawaban simpel seperti Ya atau tidak. Jika mungkin,
berikan penjelasan. Jelaskan segala sesuatu mengenai diri Anda yang menunjukkan bakat,
keahlian serta kekuatan Anda. Juga berikan contohnya.
 Tunjukkan penelitian/pengetahuan Anda terhadap perusahaan dan industri dimana
perusahaan tersebut bergerak melalui jawaban –jawaban Anda.
 Jangan mengarahkan pembicaraan pada masalah pribadi ataupun masalah keluarga.
 Ingatlah bahwa saat wawancara merupakan saat penting bagi Anda untuk menilai
pewawancara dan perusahaan yang ia wakili.
 Jangan menanggapi pertanyaan yang tidak Anda harapkan dengan jeda yang lama ataupun
jawaban seperti “wah, itu pertanyaan yang baik” . Tanyakan lagi pertanyaan yang kurang jelas
atau mintalah pertanyaan untuk diulang yang akan memberikan waktu lebih untuk memikirkan
jawabannya. Jeda sesaat sebelum menjawab juga merupakan hal yang wajar dan patut dilakukan.
 Usahakan untuk memimpin diri Anda sendiri seolah-olah Anda ditentukan untuk
mendapatkan pekerjaan yang sedang Anda bicarakan. Jangan pernah menutup pintu peluang
sampai Anda yakin mengenainya.
 Jangan menjawab telepon selama wawancara dan matikan atau silent-kan telepon selular/pager
Anda.
 Tunjukkan apa yang dapat Anda lakukan bagi perusahaan lebih dari apa yang dapat
perusahaan lakukan bagi Anda.
 Jangan menyingung mengenai gaji, liburan, bonus, pensiun, ataupun bentuk tunjangan
lainnya sampai Andai menerima penawaran. Siapkan jawban atas pertanyaan berapa gaji yang
Anda minta, namun cobalah untuk menunda pembicaraan mengenai gaji hingga anda menerima
penawaran.
 Ajukan pertanyaan yang cerdas mengenai pekerjaan, perusahaan dan industri. Jangan
menganjukan pertanyaan lain karena hal itu akan mengesankan bahwa Anda sebetulnya kurang
tertarik.
 Tutuplah wawancara dengan memberitahukan kepada pewawancara bahwa Anda
menginginkan pekerjaan tersebut dan tanyakan mengenai proses selanjutnya.
 Cobalah untuk mendapatkan kartu nama dari setiap pewawancara atau paling tidak ejaan
yang benar dari nama depan dan nama belakangnya. Jangan membuat asumsi sendiri mengenai
nama-nama yang simpel, cari tahu bagaimana ejaan yang benar.
 Segeralah mencatat setelah wawancara sehingga Anda tidak melupakan detil–detil yang
penting.
 Kirimkan surat ucapan terimakasih bagi pewawancara Anda selambat-lambatnya 24 jam
setelah wawancara. Pastikan Anda memahami peraturan dalam mem-follow-up setelah proses
wawancara.

7. MENGAPA SAMPAI SEKARANG BELUM DAPAT KERJA JUGA

Sebenarnya mungkin kualifikasi anda termasuk ke dalam salah seorang yang sedang dicari-cari.Tetapi
kenapa sampai sekarang anda belum juga dapat pangilan?Atau bisa jadi anda sudah berulang kali dapat
panggilan wawancara namun selalu berujung dengan ditolak.

Jika demikian halnya, bisa jadi perlu ada yang anda evaluasi.Mungkin CV anda kurang praktis dan tidak
representatif.Atau barangkali sikap dan kata-kata anda selama wawancara meninggalkan kesan yang kurang
baik.Kesalahpahaman atau kekurangan informasi antar-pelamar maupun tempat kerja yang
membutuhkan,seringkali terjadi.Oleh karenanya, kedua belah pihak jadi terus-terusan mencari, tanpa
menyadari, sebenarnya, yang dicari sudah ada di depan mata.
Hal semacam ini sebenarnya bisa dihindari.Memang banyak hal-hal yang seringkali menjadi syarat tak
tertulis yang perlu anda ketahui sebelum melangkah ke dunia kerja.Caranya untuk tahu adalah dengan
banyak bertanya.Bekali diri anda dengan berbagai pengetahuan , sebelum anda terjun ke dunia professional
.Tanya pada mereka yang sudah lebih dulu bekerja, perbanyak membaca supaya tidak ketinggalan informasi,
dan yang penting, jangan bosan menimbun ilmu dan info terbaru.
Sekarang ini teknologi sudah semakin maju.Komunikasi tidak lagi terhambat oleh ruang dan
waktu.Bekerja tidak lagi harus ke kantor, tapi bisa dilakukan di rumah dengan media internet sebagai
penghubung.Sebab itulah, dengan berubahnya waktu, gaya dan kebutuhan juga berubah.Kini yang banyak
dicari justru orang-orang yang bisa berkembang dan dinamis.Yang bisa mengikuti arus gerak dan perputaran
dunia profesi , penuh inisiatif,smart,tidak mudah stress, dan tetap bisa having fun.Punya mobilitas tinggi, tidak
gagap teknologi, dan dapat dipercaya.Bagaimana, apakah anda termasuk salah satunya?

8. CV Anda, Modal Anda

Banyak orangt menganggap, semakin banyak informasi yang kita berikan, akan jauh lebih baik.

Menurut Dr. Rheinald Kasali, banyak pelamar yang sering mencantumkan hal-hal yang tidak perlu dalam
CV yang diberikannya.Ini tidak efisien.Selain menghabiskan waktu penyeleksi , hal ini membuat
kualifikasi anda yang ingin dicari , justru kurang terlihat.
CV harus objektif dan sistematis, tidak melebih-lebihkan, dan tidak mengurangi
CV harus dapat menarik impresi pembaca,dalam 20-30 detik.Kesan pertama harus mampu membuat
gebrakan ( tetapi tidak terlalu mengejutkan)

Yang harus ada dalam CV:

 Data pribadi:nama, usia, jenis kelamin, status


 Riwayat pendidikan. Tulis pendidikan terakhir saja.Tidak perlu dirunut dari TK.Jika anda lulusan S1,
tulis pendidikan terakhir anda di universitas saja
 Riwayat pengalaman kerja.Diawali dengan pekerjaan terakhir lalu diikuti dengan pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya.
 Keahlian. Cantumkan kursus-kursus yang pernah anda ikuti, yang tentu saja relevan dengan pekerjan
yang anda lamar
 Kualifikasi (antara lain penghargaan yang pernah anda peroleh)
 Aktifitas ( ekstrakurikuler yang relevan)
 Keanggotaan professional

Yang sebaiknya dihindari dalam CV

 Agama, suku afiliasi, keangotaan parpol dan sejenisnya.Hal ini menghindari perlakuan diskriminatif
terhadap anda oleh penyeleksi maupun kesan yang ditimbulkan penyeleksi terhadap anda.
 Hal-hal yang tidak enak dibaca atau ditulis
 Permintaan besarnya gaji(pada beberapa iklan lowongan , kadangkala memang diminta untuk
dicantumkan.Jika demikian halnya, cobalah untuk memberi batas-antara sekian sampai sekian- atau
disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

Menurut Dr.Rheinald Kasali, kebanyakan dari kita tidak punya dasar pengetahuan dalam menulis surat
lamaran dan jadinya malah surat lamaran ‘asal jadi’.Padahal di Amerika, malah ada orang-orang yang
pekerjaannya khusus membuat surat lamaran!Kenapa begitu?Soalnya, surat lamaran itu vital.Dari situlah dapat
terbaca seberapa besar minat kita terhadap pekerjaan yang kita lamar. Dan seberapa kompeten kualitas diri kita
untuk menduduki posisi tersebut.
Surat lamaran sebaiknya:

 Impresif. Tidak terlalu menyombongkan diri, dan tidak terlalu merendahkan diri.
 Menarik minat calon atasan.Begitu dibaca, orang langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
seperti apakah anda
 Menyebutkan kualifikasi yang diraih
 Mengunakan bahasa yang enak dibaca, ringkas, jelas, dan padat.Hindari pengulangan kalimat
tanpa penjelasan, penggunaan kalimat tidak efektif, ejaan yang salah, maupun pengunaan tata
bahasa yang buruk.(bila perlu, beli buku yang berisi contoh-contoh surat lamaran)
 Hindari mengunakan bahasa Inggris(jika tidak diminta)apabila anda merasa bahwa kemampuan
bahasa Inggris anda kurang baik.Daripada ketahuan salahnya, lebih baik gunakan bahasa
Indonesia saja.
 Cantumkan tujuan dan alas an anda melamar
 Jangan sampai surat lamaran anda memberikan kesan kotor, seadanya.gunakan kertas yang bagus,
bersih dan rapi, tidak usut, tebal, tidak mudah robek.Hindari tipp-ex.Tinta juga jangan terlalu tipis
supaya mudah dibaca.
 Menggunakan komputer.Memang ada beberapa perusahan yang meminta agar surat lamaran
ditulis dengan tangan.Tetapi jika tidak diminta,lebih baik jika anda mengunakan
komputer.Gunkakan pula printer inkjet atau laser.(jangan pulamemakai printer dot matrix).
Dengan demikian anda tidak terlihat buta teknologi.

Sebut saja Budi mendapatkan panggilan kerja sebagai Programer di sebuah IT – Solution terkemuka di
Indonesia. Pada posisi tersebut ia di hadapkan pada beberapa tugas yang menuntut pemilikiran logis
analitis, kreatifitas, tentu saja menyukai bidang komputer. Pada saat interview lebih banyak seputar
seberapa banyak pengetahuan seputar bahasa pemograman, sikap kerja, dan alasan mengapa saya menyukai
pekerjaan sebagai programmer.

Pada prinsipnya, Budi menjawab,dengan lugas: diluar posisi yang dituju sebagai programer, minat saya
lebih kepada bidang menajemen, bidang ini merupakan rencana saya dikemudian hari. Nampaknya hal
inilah yang membuat saya merasa melakukan kesalahan akan dari jawaban yang saya berikan. Saya
memberikan jawaban sangat “polos” jujur. Programer bukan merupakan impian saya melainkan impian, hal
ini hanya saya jadikan langkah awal saya untuk meniti karir dikemudian hari. Dalam situasi demikian si
pewancara nampak sedikit kaget. Selanjutnya pertanyaan dilanjutkan kembali dengan topik terkait dengan
bahasa pemograman. Pada akhir interview saya bertanya kepada interviewer, bagaimana peluang saya
untuk diterima. Lalu ia menjawab maaf untuk sementara belum dapat bergabung dengan kita. Mendengar
itu saya merasa apa salah saya menjawab pertanyaan yang diajukan dengan jujur ?, selain itu apakah salah
bila saya menjelaskan dengan cukup detail mengenai minat saya ?

Seperti halnya suatu perlombaan, di perlukan pengetahuan, pemahaman persiapan dan startegi dalam
menghadapi proses Wawancara. Hal ini sangat diperlukan karena merupakan langkah awal pembentukan
kesan untuk dapat berlanjut ke proses berikutnya.

Terlebih dahulu kenali tipe wawancara terlebih dahulu. Ada beberapa Beberapa jenis wawancara antara
lain :

Screening Interview, dengan kata lain yang “walking interview “, dilakukan bila jumlah pelamar
berjumlah besar. Recruiter berhadapan dengan banyak calon yang sama bagusnya. Demi menghemat
1. biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Sifatnya
kurang mendalam, biasanya dilakukan oleh HRD untuk mengenali calon tersebut dengan mencocokan
informasi yang tergambar dalam CV. Pada jenis ini biasanya hanya mengambil kesan awal saja.
Panel or Group Interview pada umumnya wawancara jenis ini merupakan bentuk dari forum diskusi
yang di hadiri sekitar 4- 10 orang pelamar; diantarannya ada yang bertugas sebagai penulis, anggota,
moderator, dan pengambil keputusan. Dalam situasi demikian si pewancara biasanya terdiri dari 2 atau
2. lebih. Bentuk dari interview jenis ini diberikan sejumlah persoalan atau beberapa kasus lalu di berikan
beberapa waktu kemudian sampai pada pengambilan keputusan. Selama proses diskusi berlangsung si
interview melakukan observasi kepada para calon kemudian melakukan analisa dengan disesuaikan
kebutuhan posisi yang dituju.
Case interview, jika Panel or Group Interview di hadiri lebih dari satu orang jenis ini hanya ada pelamar
dan interviewer. Dalam hal ini pelamar diberikan suatu cerita, atau beberapa catatan yang berisikan
3.
cerita/ kasus. Tugas pelamar adalah mampu memahami, mengerti kemudian sampai pada tahap
memberikan solusi alternatif terhadap kasus tersebut.
Behavioural interviews, dasar pemikiran interview jenis ini adalah melakukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin mengenai informasi masa lalu kemudian di gunakan untuk meramalkan perilaku
masa depan. Kompetensi yang terkandung dalam interview jenis ini adalah:
o Individual competencies – seputar fleksibilitas berfikir, pengambilasn resiko, integritas dsb.
o Managerial competencies – Leadership, empowerment, strategic planning, management control.
4.
o Analytical competencies – Seperti pengambilan keputusan, kemauan belajar, berfikir praktis dan detail
dan inovasi.berfikir.
o Interpersonal competencies – seperti keterampilan komunikasi, teamwork, kemandirian dsb.
o Motivational competencies – Seperti suatu yang membuat individu melakukan sesuatu dalam hal ini
factor motivation, kemamuan berprestasi , inisiatif, konsentrasi dsb.

Bagi perusahaan wawancara, merupakan salah satu cara membandingkan antara karakteristik pelamar
dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki.Setelah memahami tipe – tipe wawancara kita diharapkan
lebih memahami arah dan tujuan proses wawancara umumnya dilakukan beberapa perusahaan. Lebih lanjut
ada beberapa strategi yang dapat anda lakukan untuk mengikuti proses wawancara. Pakar karir merupakan
psikolog asal dari amerika, Shierley Floan Fadder mengatakan pada intinya wawancara kerja dilakukan
bertujuan untuk mengetahui apa yang dapat anda berikan kepada perusahaan, bukan apa yang perusahaan
dapat berikan pada anda. Berikut merupakan langkah – langkah yang dapat anda lakukan untuk
menghadapi proses interview :

1. PREPARE
Persiapkan diri anda untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan. Cari tahu sebanyak
mungkin informasi yang terkait dengan peruasahaan yang memanggil anda. Browsing internet atau anda
bisa tanyakan kepada teman mengenai informasi perusahaan tersebut. Usahakan jawaban – jawaban yang
anda berikan terkait dengan latar belakang dan “core” bisnis perusahaan. Ingat nama yang melakukan
interview, untuk menciptakan kesan awal bahwa anda memiliki perhatian.

2. GET READY
Langkah kedua yaitu persiapkan busana yang akan anda pakai untuk menghadapi wawancara. Pilihlah
pakaian yang rapi dan sopan, tidak perlu mahal. Ini sebagian faktor penting karena dengan pakaian
membangun kesan awal sebelum interviewer melakukan proses wawancara. Persiapkan pena dan kertas
sebelum anda berangkat, yakinkan pena anda benar – benar dapat digunakan. Jangan lupa bawa kembali
CV , protofolio dan hasil karya yang telah anda ciptakan.

3. ON TIME
Datang 10 - 20 menit sebelum jam yang telah ditentukan. Hal ini dianggap perlu untuk memberi
kesempatan bagi diri anda mengatur nafas dan lebih mengenal situasi kondisi memudahkan anda cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

4. STAY CALM
Selama proses wawancara pekerjaan bersikaplah santai dan tetap tenang. Selalu dan pelihara kontak mata
dengan pewawancara. Ketika pewancara sedang berbicara jangan alihkan pandangan fokuskan diri anda
terhadap lawan bicara anda. Dengarkan pertanyaan yang diajukan oleh interviewer dengan cermat dan
seksama, jangan memotong pembicaraan selama interviewer bertanya.

5. SHOW WHAT YOU KNOW


Tampilkan diri anda secara optimal, hal ini dapat dilakukan dengan mencoba menceritakan pengetahuan
anda seputar perusahaan yang melakukan wawancara. Selain itu ceritakan prestasi – prestasi yang anda
ciptakan, Ingat bukan prestasi yang anda inginkan tapi yang telah anda hasilkan. Anda bisa menceritakan
secara seimbang dengan menceritakan kelebihan dan kekurangan anda. Perlu dicermati yaitu pada saat
anda menceritakan kekurangan anda jadikan kekurangan anda merupakan proses anda belajar dan
mengembangkan diri anda.

6. FOLLOW UP
Ketika anda diberikan kesempatan, apakah ada pertanyaan, maka anda dapat melanjutkan dengan
menciptakan pertanyaan yang relevan dengan posisi, situasi, atau job description. Anda dapat tanyakan
pula berapa lama proses ini sampai tahap selanjutnya. Jika interviewer tidak memberikan kepastian, maka
anda dapat lakukan dengan bertanya kelanjutannya melalui telepon atau surat. Jangan lupa ucapkan
terimakasih kepada interviewer karena telah diberi kesempatan untuk mengkuti proses seleksi diperusahaan
ini.

Berikut beberapa pertanyaan yang umum di tanyakan oleh interviewer , ini hanya menjadikan gambaran
sebagian kecil dari pertanyaan – pertanyaan yang seringkali diajukan oleh interviewer:

- Ceritakan tentang anda ?


- Ceritakan kelemahan – kekurangan anda ?
- Di rumah anda dekat dengan siapa ?
- Apakah anda memiliki teman dekat ?
- Seberapa jauh orang lain mempengaruhi anda ?
- Orang yang seperti apa yang enak dijadikan patner bekerja ?
- Orang seperti apa yang tidak anda sukai untuk bekerjasama dengan anda ?

o Selama masih kuliah anda aktif pada aktifitas apa saja ?


o Apa yang menjadikan alas an saudara memiliki bidang studi yan telah anda ambil ?
o Minat yang mana anda mengenai produk kami/servis?
o Apakah hobby anda ?
o Apa yang anda lakukan pada waktu luang anda ?
o Apa yang anda ketahui mengenai posisi yang anda tuju ini ?
o Situasi seperti apa yang membuat anda merasa tertantang melakukan suatu tugas ?
o Kondisi yang bagaimana membuat anda merasa tidak nyaman ?
o Hal yang seperti apa membuat anda merasa percaya diri ?
o Lingkungan kerja seperti apa yang membuat anda betah ?
- Apakah rencana anda 4 tahun kedepan ?
- Apa yang akan anda lakukan ketika rencana yang anda rencanakan gagal ?
- Ceritakan lebih lanjut mengenai impian anda ?
- Apakah anda suka membaca buku ?
- Topik apakah yang menjadi acuan utama anda tertarik ?
- Mengapa anda tertarik terhadap topik tersebut ?

Mengapa bisa tidak berhasil dalam proses wawancara ?


Umumnya ketidak b erhasilan terjadi karena hasil wawancara menunjukan si pelamar belum memiliki
kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi perusahaan,. Jika hal ini terjadi, kembali lagi anda
harus bersikap lebih rasional karena hal ini berat untuk di siasati karena terkait dengan pengalaman kerja
dan apa yang anda lakukan selama anda bekerja. Ada jalan lain, hal yang dapat anda lakukan dengan
mencoba melamar tempat lain dengan standar kualifikasi kompetensi yang tidak setinggi di mana terakhir
anda tidak berlanjut proses tersebut.
Selain itu, penyebab kegagalan wawancara kerja dengan menghindari hal yang di larang dalam mengikuti
proses interview adalah Berbohong, Hal ini dapat dilakukan setelah melakukan cek referensi kerja. Karena
hal ini terkait dengan masalah integritas, perusahaan tidak menginginkan orang yang tidak bisa dipercaya.
Hal yang sangat umum penyebab kegagalan dalam proses wawancara yaitu melibatkan factor subyektifitas
interviewer. Hal ini ,biasanya sangat kuat dalam membentuk dan mengambil suatu kesimpulan akhir.
Cobalah untuk berisikap cerdas melihat dan memahami situasi agar mendapatkan gambaran ideal
interviewer.

Anda mungkin juga menyukai