Risiko kredit berasal dari berbagai kegiatan fungsional, seperti: perkreditan, Treasury,
Investasi dan Pembiayaan Perdagangan.
Risiko Kredit mempunyai hubungan dengan jenis risiko yang lain, yaitu: Risiko pasar dan
risiko operasional.
Analisis 3 R dan 5 C
Analisis 3 R:
1. Return: berhubungan dengan hasil (return) yang akan diperoleh calon debitur
dengan penggunaan dana pinjaman yg direncanakan, apakah return tsb cukup
memadai untuk melunasi pinjamannya ?
2. Repayment Capacity: kemampuan debitur mengembalikan pinjamannya pada saat
pinjaman tsb jatuh tempo.
3. Risk Bearing Ability: kemampuan debitur menanggung risiko kegagalan/ketidak
pastian dari penggunaan kredit tsb. Adanya Collateral yang cukup perlu
dipertimbangkan.
Analisis 5 C:
1
Penilaian Risiko Kredit secara Kwantitatif
Rating perusahaan
Rating menunjukan tingkat risiko suatu perusahaan. Rating Utang menunjukan tingkat risiko
default atas utang suatu perusahaan. Sebelum suatu perusahaan menerbitkan utang
(Obligasi), harus dilakukan rating terhadap risiko utangnya.
Perusahaan-perusahaan pemeringkat:
- S&P.
- Moody’s
- Pefindo.
Berikut ini disajikan tingkat kebangkrutan untuk setiap katagori berdasarkan rating Moody’s,
satu tahun hingga 5 tahun setelah obligasi diterbitkan, berdasarkan data histories di
Amerika:
2
Model Skoring Kredit
1. Model Diskriminan
Untuk mengestimasi apakah suatu perusahaan dapat dimasukan dalam katagori tertentu,
yaitu: gagal bayar atau tidak gagal bayar.
Dimana:
X1 = Ratio Modal kerja/total assets.
X2 = Ratio laba ditahan/total assets.
X3 = Ratio EBIT/total assets.
X4 = Ratio nilai pasar saham/nilai buku saham
X5 = Ratio penjualan/total assets.
Modal yang berisko (Capital at Risk): modal yang akan terkena dampak jika debitur gagal
bayar.
Alasan: Jika kerugian yg tidak diharapkan terjadi, maka akan dibebankan kepada modal,
sehingga bank akan menghapuskan sebagian modalnya (write off) sebagai akibat kerugian
tsb.
Contoh:
Sebuah bank sedang mengevaluasi portfolio kreditnya dengan nilai nominal Rp 1 M, yang
membayar bunga 9% per tahun. Untuk mendanai portfolio kredit tsb, bank menerbitkan
deposito dengan tingkat bunga 6% per tahun.
Modal ekonomi (capital at risk) untuk portfolio kredit tsb sebesar 7,5% dari nilai nominal
kredit. Modal ekonomi ini akan diinvestasikan ke surat utang negara dengan tingkat bunga
6,5% per tahun.
3
Pendapatan:
a. Bunga dari portfolio kredit = 9% x Rp 1 M = Rp 90 juta.
b. Bunga modal ekonomi yang diinvestasikan ke surat utang negara = 6,5% x Rp 75 juta
= Rp 4,9 juta.
Biaya:
a. Bunga deposito = 6% x Rp 1 M = Rp 60 juta.
b. Biaya operasional Bank = Rp 15 juta.
c. Tingkat kerugian yang diantisipasi = 1% Rp 1 M = Rp 10 juta.
Nilai RAROC ini harus dibandingkan dengan tingkat pengembalian minimal yang disyaratkan
oleh Bank, apakah di atas, atau dibahwahnya. Jika RAROC di atas dari tingkat
pengembalian, maka portofolio kredit tsb menguntungkan.
Capital at risk ini merupakan un-expected loss, yang menghruskan bank untuk me-write off
modal tsb bila portfolio kreditnya mengalami kerugian.
Perlu dibedakan antara kerugian yang diantisipasi, dimana kerugian tsb dimasukan dalam
income statement bank.
Umumnya Capital at Risk dihitung berdasarkan konsep RISK WEIGHTED ASSETS yang
ditetapkan oleh Komisi Basel I.
Catatan: Indonesia sampai saat ini belum masuk dalam kelompok negara
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
4
Contoh: Suatu bank memberikan pinjaman kepada sebuah perusahaan swasta sebesar Rp
1 M, maka bobot risiko assets adalah = 100% x Rp 1 M = Rp 1 M
Apabila bank disyaratkan memegang (menyediakan) 8% sebagai modal, maka bank tsb
akan menyediakan modal = 8% x Rp 1 M = Rp 80 juta. Sehingga Capital at Risk bank tsb
adalah sebesar Rp 80 juta.
Alternatif lain untuk menghitung Capital at Risk adalah dengan model sbb:
Dimana:
∆L = Exposure risiko modal.
L = Nilai Pinjaman (loan).
DL = Durasi Loan (pinjaman).
∆R = Perubahan premi kredit.
R = Suku bunga pasar.
Perubahan tingkat bunga obligasi terjadi karena adanya perubahan risiko (misalnya
perubahan rating obligasi).
Perubahan rating akan mengakibatkan perubahan tingkat bunga atau tingkat keuntungan
yang disyaratkan.
Contoh: Seorang Manager Kredit sedang mengevaluasi risiko pinjaman suatu perusahaan
yang mempunyai rating BBB dengan nilai pinjaman Rp 1 M, suku bunga kupon 10% per
tahun.
Berdasarkan data histories rating migration ada 500 obligasi yang mengalami perubahan,
sehingga juga terdapat 500 data perubahan tingkat suku bunga, yang berarti ada 500
perubahan premi risiko.
Bila diambil 1% perubahan tingkat suku bunga paling extrim tertinggi, terdapat kenaikan
tingkat suku bunga 1,3%.
5
PENGUKURAN PARAMATER RISKO KREDIT
Contoh: Diketahui 5 orang nasabah dengan pringkat BB pada awal tahun dengan nilai saldo
debet dan informasi default sbb:
Tahun 1 2 3 4 5 Total
DR (BB) % 2,50 3,00 2,50 1,00 1,00 10,00
Nilai rata-rata (Mean) 2,00
EL = DP x (1 – RR) x EAD
Dimana:
EL = Expected Loss
DP = Default Probability
RR = Recovery Rate
EAD = Exposure at Default
Recovery Rate = adalah perkiraan % pinjaman default yang masih dapat diharapkan masih
dapat membayar.
6
Exposure at Default = exposure kredit atas kewajiban pada saat default.
EAD yang tidak dapat di-recovery = (1 – RR)
Misalkan:
Seorang Debitur memiliki informasi sbb: DP = 2,00%, RR = 60% dan EAD = Rp 2.000,
maka EL = 2,00% x (1 – 0,60) x Rp 2.000 = Rp 16.-
Dimana:
EL(P) = Expected Loss Portfolio.
EAD.i = Exposure At Default nasabah ke i.
DP.i = Default Probability nasabah ke i.
AAA AA A BB B C D E
0,10 0,50 1,00 2,00 5,00 10,00 20,00 30,00
Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung Expected Loss Portfolio sbb:
Value at Risk (VAR) Risiko Kredit merupakan pengukuran risiko kredit untuk portfolio dengan
menggunakan pendekatan statistik.
Nilai VAR menggambarkan besarnya nilai kerugian relatif terhadap nilai yang diharapkan
(expected value) atau nilai rata-rata. Sehingga VAR menggambarkan besarnya kerugian
maksimum yang mungkin timbul dari suatu outstanding portfolio pada kurun waktu tertentu
dengan tingkat keyakinan tertentu.
Jika distribusi kerugian mengikuti pola distribusi normal, maka nilai kerugian dirumuskan sbb:
Z = (X – μ)/σ
Perhitungan VAR risiko kredit individual pada tingkat keyakinan 95% dirumuskan sbb:
Dengan menggunakan data di atas, dapat dihitung besarnya Un-expected Loss (UL) portfolio
dengan tingkat confidence level 95% sebagai berikut:
8
Jadi nilai VAR risiko kredit portfolio pada confidence 95% adalah sebesar Rp 2,775.
Dengan demikian, perhitungan besarnya Capital Charge untuk risiko kredit sebesar 12,5%
adalah = 12,5% x VAR maximum = 12,5% x 2.775 = Rp 3.468,75, dari EAD sebesar Rp
19.000.-
Soal-soal Latihan:
Soal 1: Bank X mempunyai portfolio obligasi senilai $5000.000, dengan masa jatuh tempo 5
tahun, dan membayar bunga kupon 10% per tahun. Obligasi tersebut merupakan obligasi
yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan otomotive di Indonesia.
Untuk membiayai portfolio obligasi tsb, Bank X menerbitkan deposito dengan tingkat suku
bunga 8% per tahun.
Pada awal tahun tingkat suku bunga pasar diketahui 10% per tahun, namun pada akhir
tahun mendatang diperkirakan tingkat suku bunga pasar akan meningkat menjajadi 12%.