Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nadia Al Qudsi

Prodi : D3 Keperawatan
Kelas/tingkat : 2B

RESUME DOKUMENTASI KEPERAWATAN KELOMPOK 6


A. Pengertian Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan atau biasa disebut intervensi keperawatan merupakan
langkah ketiga dari proses keperawatan. Menurut Kozier et al. (1995) perencanaan adalah
sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses
keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Beberapa
pengertian perencanaaan keperawatan menurut beberapa ahli :

 Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi
dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009).

 Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokkan


seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya, menunjukkan isi dari aktivitas yang
direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: mandiri (dilakukan oleh
perawat) dan kolaboratif (yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya),(Kozier,
et al.2010).

 Perencanaan adalah suatu kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan berpusat
pada klien dan hasil yang di perkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk
mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Tahap perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan


dan kriteria hasil, membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan rencana
asuhan keperawatan Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya
berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan,
atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi: penetapan
prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, menentukan intervensi
keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah
diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan kemampuan
berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi
yang penting sesuai dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).

Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan


yang sesuai dengan berbagai masalah klien (Carpenito, 1997). Penetapan prioritas
dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam waktu yang bersamaan. Salah
satu metode dalam menetapkan prioritas dengan mempergunakan hirarki kebutuhan
menurut Maslow. Prioritas dapat diklasifikasi menjadi tiga tingkatan, antara lain high
priority, intermediate priority, dan low priority. Dalam menetapkan prioritas perawat juga
harus memperhatikan nilai dan kepercayaan klien terhadap kesehatan, prioritas klien,
sumber yang tersedia untuk klien dan perawat, pentingnya masalah kesehatan yang
dihadapi, dan rencana pengobatan medis.

Diagnosa keperawatan klien dan penetapan prioritas membantu dalam menentukan


tujuan keperawatan. Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan
dan kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan (McCloskey &
Bulechek, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Evaluasi kritis perawat dalam menetapkan
tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada diagnosa, masalah yang
mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem pelayanan keperawatan (Bandman &
Bandman, 1995, dalam Potter & Perry, 1997).

B. Klarifikasi Intervensi Keperawatan


Klasifikasi atau taksonomi  merupakan pengelompokan berdasarkan hierarki dari yang
bersifat lebih umum/tinggi ke lebih khusus/rendah.. SIKI diklasifikasikan sama dengan
klasifikasi SDKI .
Tujuan dari klarifikasi intervensi adalah \
1. Memudahkan penelusuran intervensi keperawatan.
2. Memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi keperawatan yang
sesuai dengan area praktik dan/atau cabang disiplin ilmu.
3. Memudahkan pengkodean (coding) untuk penggunaan berbasis komputer
(computer-based  )

Sistem klarifikasi standar intervensi keperawatan indonesia terdiri atas 5 ( lima )


kategori dan 24 ( empat belas ) subkategori sebagai berikut:

1. Fisiologi
Kategori intervensi keperawatan ditujukan untuk mendukung fungsi fisik dan
regulasi hemoistastis yang terdiri atas
a. Respirasi: memuat kelompok intervensi yang memulihkan sistem pernafasan
dan oksigenasi
b. Sirkulasi: memuat intervensi tentang jantung dan pembuluh darah
c. Nutrisi dan Cairan: intevensi tentang pemulihan gastrointestinal,
metabolisme, dan cairan/elektrolit
d. Eliminasi: intervensi untuk pemulihan fungsi eliminasi (fekal dan urinari)
e. Aktivitas dan Istirahat: intervensi untuk pemulihan fungsi muskuloskeletal,
penggunaan energi serta istirahat/tidur
f. Neurosensori: intervensi memulihkan fungsi otak dan saraf
g. Reproduksi dan seksualitas: kelompok intervensi yang melibatkan fungsi
reproduksi dan seksualitas

2. Psikologis
Kategori intervensi keperawatan ditujukan untuk mendukung fungsi dan proses
mental , yang terdiri atas
a. Nyeri dan Kenyamanan: intervensi yang meredakan nyeri dan
meningkatkan kenyamanan
b. Integritas Ego: intervensi yang memulihkan kesejahteraan diri sendiri secara
emosional
c. Pertumbuhan dan Perkembangan: intervensi memulihkan fungsi
pertumbuhan dan perkembangan
3. Prilaku
Kategori intervensi keperawatan ditujukan untuk mendukung perubahan prilaku
atau pola hidup sehat ,yang terdiiri atas
a. Kebersihan diri: intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan merawat
diri
b. Penyuluhan dan pembelajaran: intervensi yang meningkatkan pengetahuan
dan perubahan perilaku sehat
4. Relasional
Kategori intervensi keperawatan ditujukan untuk mendukung hubungan
interpersonal atau interaksi sosial ,yang terdiiri atas
a. Interaksi sosial: intervensi untuk pemulihan hubungan antara individu
dengan individu lainnya
5. Lingkungan
Kategori intervensi keperawatan ditujukan untuk mendukung keamanan
lingkungan dan menurunkan resiko kesehatan ,yang terdiri atas
a. Keamanan dan Proteksi: kelompok intervensi yang meningkatkan
keamanan dan menurunkan risiko cedera akibat ancaman dari lingkungan
internal maupun eksternal.

Metode Pengklasifikasian
1. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan similarity analysis dan clinical
judgment 
2. Label intervensi yang multikategori, diklasifikasikan berdasarkan kecenderungan
dominan pada salah satu kategori/subkategori.
3. Hindari cross-referencing. • Setiap label intervensi hanya diklasifikasi dalam satu
kategori/subkategori. • Kalsifikasi label intevensi tidak boleh lebih dari satu
katogeri/subkatergori
C. Komponen Intervensi Keperawatan
1. Label
Nama dari intervensi yang merupakan kata kunci untuk memperoleh informasi
tentang intervensi tersebut. Label intervensi keperawatan terdiri atas satu atau
beberapa kata yang di awali dengan kata benda (nomina), bukan kata kerja (verba)
yang berfungsi sebagai deskriptor atau memperjelas dari intervensi keperawatan.
Tersapat sekitar 18 deskriptor pada label intervensi keperawatan yaitu:

No Deskriptor Definisi
1. Dukungan Memfasilitasi, memudahkan, atau melancarkan
2. Edukasi Mengajarkan atau memberikan informasi
3. Kolaborasi Melakukan kerjasama atau interaksi
4. Konseling Memberikan bimbingan
5. konsultasi Memberikan informasi tambahan atau pertimbangan
6. Latihan Mengajarkan suatu keterampilan atau kemampuan
7. Manajemen Mengidentifikasi dan mengelola
8. Pemantauan Mengumpulkan dan menganalisis data
9. Pemberian Menyiapkan dan memberikan
10. Pemeriksaan Mengobservasi dengan teliti
11. Pencegahan Meminimalkan risiko atau komplikasi
12. Pengontrolan Mengendalikan
13. Perawatan Mengindentifikasi dan merawat
14. Promosi Meningkatkan
15. Rujukan Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
16. Resusitasi Memberikan tindakan secara tepat untuk mempertahankan
kehidupan
17. Skrining Mendeteksi secara dini
18. Terapi Memulihkan kesehatan dan/atau menurunkan resiko

2. Definisi
Makna dari label intervensi berupa perilaku yang dilakukan oleh perawat
3. Tindakan
Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan menurut
(Berman et al, 2015: Potter & Perry, 2013; Saba, 2007; Wilkinson et al, 2016) terdiri
atas:
a. Tindakan Observasi
Tindakan yang ditujukkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
status kesehatan pasien. Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata
‘periksa’, ‘identifikasi’ atau ‘monitor’ . Dianjurkan menghindari penggunaan kata
‘kaji’ karena serupa dengan tahap awal pada proses keperawatan dan agar tidak
rancu dengan tindakan keperawatan yang merupakan tahap pasca diagnosis,
sementara pengkajian merupakan tahap prediagnosis.
b. Tindakan Terapeutik
Tindakan yang secara langsung dapat berefek memulihkan status
kesehatan pasien atau dapat mencegah perburukan masalah kesehatan pasien.
Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata ‘berikan’, ‘Lakukan’. Dan kata-
kata lainnya.
c. Tindakan edukasi
Tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pasien
merawat dirinya dengan membantu pasien memperoleh perilaku baru yang dapat
mengatasi masalah. Tindakan ini umumnya menggunakan kata ‘ajarkan’,
‘anjurkan’ atau ‘latih’.
d. Tindakan Kolaborasi
Tindakan yang membutuhkan kerjasama baik dengan perawat lainnya
maupun dengan profesi kesehatan lainnya. Tindakan ini membutuhkan gabungan
antar instalasi kesehatan lainya.

Contoh intervensi keperawatan


D. Penentuan Intervensi Keperawatan
Dalam menentukan intervensi keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan
beberapa faktor sebagai berikut (Delaune&latner, 2011 ; Gordon, 1994 ; Potter&Peryy,
2013) :
1. Karakteristik diagnosis keperawatan
Intervensi keperawatan diharapkan dapat mengatasi etiologi atau tanda/gejala
diagnosis keperawatan. Jika etiologi tidak dapat secara langsung diatasi, maka
intervensi keperawatan diarahkan untuk menangani tanda/gejala diagnosis
keperawatan. Untuk diagnosis risiko, intervensi keperawatan diarahkan untuk
mengeliminasi faktor resiko.
2. Luaran (Outcom) keperawatan yang diharapkan
Luaran keperawatan akan memberikan arahan yang jelas dalam penentuan
intervensi keperawatan. Luaran keperawatan merupakan hasil akhir yang diharapkan
setelah pemberian intervensi keperawatan.

3. Kemampulaksanaan intervensi keperawatan


Perawat perlu mempertimbangkan waktu, tenaga/staf dan sumber daya yang
tersedia sebelum merencanakan dan mengimplementasian intervensi keperawatan
kepada pasien.
4. Kemampuan perawat
Perawat diharapkan mengetahui rasionalisasi ilmiah terkait intervensi
keperawatan yang akan dilakukan dan memiliki keterampilan psikomotorik yang
diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan tersebut. Standar ini
memuat intervensi-intervensi yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus, beberapa di antara nya yaitu Manajemen Alat Pacu Jantung, Manajemen
Fentilasi Mekanik, Terapi Akupresur, Terapi Akupuntur, Terapi Bekam, Terapi
Hipnosis.
5. Penerimaan pasien
Intervensi keperawatan yang dipilih harus dapat diterima oleh pasien dan sesuai
dengan nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh pasien.
6. Hasil penelitian
Bukti penelitian akan menunjukkan efektivitas intervensi keperawatan pada
pasien tertentu. Jika penelitian belum tersedia, maka perawat dapat menggunakan
prinsip ilmiah atau berkonsultasi dengan perawat spesialis dalam menentukan pilihan
intervensi keperawatan.

E. Contoh Rencana Tindakan Keperawatan


 Memberikan Aromaterapi
Definisi
Memberikan minyak esensial melalui inhalasi, pemijatan, mandi uap, atau
kompres untuk meredakan nyeri, meningkatkan relaksasi, dan kenyamanan.
 Tindakan
Observasi
a. Identifikasi pilihan aroma yang disukai dan tidak disukai.
b. Identifikasi tingkat nyeri, stress, kecemasan, dan alam perasaan sebelum
dan sesudah aromaterapi
c. Monitor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pemberian.
d. Monitor masalah yang terjadi saat pemberian aromaterapi ( Dermatitis)
e. Monitor tanda tanda vital sebelum dan sesudah aromaterapi

Terapeutik

a. Pilih minyak esensial yang tepat sesuai dengan indikasi.


b. Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji tempel (patch test) dengan larutan
2% pada daerah lipatan lengan, atau lipatan belakang leher
c. Berikan minyak esensial pada metode yang tepat.

Edukasi

a. Ajarkan cara menyimpan minyak esensial yang tepat.


b. Anjurkan menghindarkan kemasan minyak esensial dari jangkauan anak
anak

Kolaborasi

a. Konsultasikan jenis dan dosis minyak esensial yang tepat dan aman

F. KESIMPULAN

Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan


menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan Auhan Keperawatan kepada
individu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dialami.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian, Diognasa, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling
berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai