Anda di halaman 1dari 26

PEMAHAMAN DASAR

ILMU DIETETIKA

Agung Dirgantara Namangboling, RD, M.Gz, AIFO


Pengertian Diet
Ilmu Diet
Cabang ilmu gizi yang mempelajari tentang penatalaksanaan
dalam pemberian makan pada individu/kelompok dalam keadaan
sakit atau kondisi dengan berkebutuhan khusus.

Terapi Diet
Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan
makan untuk tujuan penyembuhan.
Diet
Makanan dan minuman yang dikonsumsi orang secara
teratur berdasarkan kebutuhan setiap hari.

Jumlah, jenis dan bentuk makanan yang dibutuhkan


sesuorang dalam kondisi tertentu (sakit & sehat).

Diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat


badan, konsidi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang
dilakukan dalam sehari
Peran Diet
dalam Terapi Medis

1. Penunjang terapi medis


2. Tindakan medis
Tujuan Terapi Diet
1. Mempertahankan status gizi
2. Mencegah defisiensi/malnutrisi
3. Membantu proses pemulihan
4. Mencegah perburukan
5. Mencegah komplikasi
Faktor Yang Perlu Diperhatikan
Psikologis
1. Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari
2. Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll)
3. Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu
makan, dengan siapa makan dll)
4. Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak
– putus asa
5. Putus asa à mual, hilang nafsu makan
6. Bentuk diit (cair, lunak à sesuai keadaan penyakit) à
bahagia/cemas
7. Perawat à menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan

Sosial Budaya
1. Orang sakit à kelompok berbeda, adat istiadat,
kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup
2. Macam hidangan à netral
3. Kebiasaan makan bersama à perlu ditemani
anggota keluarga
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan
1. Keadaan Jasmani
2. Jasmani pasien à menentukan konsistensi diit
3. Lemah, kesadaran menurun à diit khusus
4. Gangguan pernafasan à makan lebih lama
5. Tidak baik nafsu makan à porsi kecil, sering
6. Usia lanjut à porsi kecil, lunak
7. Penyakit kronis à perawatan lebih lama membawa masalah
makan
8. Orang sakit à hapal makanan perlu adanya modifikasi menu
dari rumah
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan

Keadaan Gizi Penderita


1. Jarang dilakukan
2. Perawat memperoleh informasi pola makan
dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap
makanan
Dasar Penentuan Diet Bagi Orang
Sakit
1. Memenuhi kebutuhan gizi
2. Diet khusus berpola à makanan biasa
3. Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll)
4. Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari
5. Bahan makanan yang dapat diterima
6. Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan
7. Pasien à tujuan diit
8. Diet khusus segera makanan biasa
9. Diet khusus à indikasi kuat dan memang diperlukan
10. Bisa makan mulut à berikan mulut
Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada


pasien mencakup :
1. Pelayanan medis : obat, tindakan bedah
2. Pelayanan/asuhan keperawatan
3. Pelayanan gizi/asuhan nutrisi
Proses pelayanan gizi rawat inap dan
rawat jalan terdiri atas 4 tahap :
1.Assement gizi
2.Diagnosis gizi
3.Intervensi gizi
4.Monitoring dan evaluasi gizi
Penatalaksanaan Pelayanan Gizi
Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien
diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai
berikut:
Data awal
1. Identitas
2. Subyektif
3. Obyektif
4. Assesment
5. Planning/Penatalaksanaan
Identitas
1. Nama
2.Umur
3.Seks
4.Alamat
Data Subyektif
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Keadaan Sosek :
6. Latar belakang suku, agama, suami/istri, anak, penghasilan, status tempat
tinggal
7. Keadaan /lingkungan hidup :
8. Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan
9. Kebiasaan hidup sebelum dirawat
Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan klinik
3. Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, feses,dahak
4. Pemeriksaan lain/rontgen
5. Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan, frekuensi, pola
makan, pantangan, hasil analisis recall makanan
6. Pemeriksaan antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA,
Tebal lemak bawah kulit
Assesment

1. Diagnosa sementara
2. Diagnosa akhir
Planning/Penatalaksanaan

Terapi diet
1. Macam dan bentuk diet
2. Prinsip diet
3. Tujuan diet
4. Syarat diet
5. Perhitungan kebutuhan energi dan zat-zat gizi
6. Menu
Parameter yang perlu dimonitor untuk memantau perkembangan
penyakit, seperti :
1. Berat badan
2. Jumlah makanan yang masuk
3. Pemeriksaan laboratorium
Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi, seperti : Penjelasan diet
dan cara membuat variasi menu
Standar Makanan Rumah Sakit
Makanan Biasa

Makanan Lunak

Makanan Saring

Makanan Cair

Makanan Lewat Pipa


Makanan Biasa

1. Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak


makanan khusus sehubungan dengan penyakitnya.
2. Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat,
hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang
atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
3. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan Lunak

1. Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah


operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
2. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat
diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
3. Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini
cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan Saring
1. Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran
pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu
badan > 39 C serta pada kesukaran menelan.
2. Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat
diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak.
3. Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena tidak
memenuhi kebutuhan gizi terutama energi.
4. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan
makanan lunak.
Makanan Cair
1. Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah
operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah,
dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan
sangat tinggi atau infeksi akut.
2. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak
merangsang dan tidak meninggalkan sisa.
3. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya
dibatasi selama 1–2 hari saja.
4. Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang
hijau, sari buah, sirop.
Makanan Lewat NGT

1. Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat


mulut karena : Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia
nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah
operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran
pencernaan.
2. Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan kental
yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin.
3. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di
hidung, lambung atau rektum.
Makanan Yang Diberikan
Dengan Cara Khusus

1. Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam


terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker
mulut, faring, oesopagus, koma dll)
2. Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric
feeding) à hidung à lambung
3. Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi à
makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan
4. Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous
Feeding)/parenteral nutrition à operasi saluran pencernaan,
luka parah

Anda mungkin juga menyukai