Dietetika
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Diet dan Sejarah Diet
DIETETICS
PA Judd , dalam Encyclopedia of Human Nutrition (Edisi Kedua) , 2005
01 02 03 04
Content Here Content Here Content Here Content Here
Penggunaan Profesi Di Inggris Raya, ahli British Dietetic Dietetika didefinisikan
pertama gelar ahli ahli diet relatif diet pertama adalah Association (BDA) sebagai 'penerapan ilmu gizi
diet dicatat pada muda, pertama perawat didirikan pada tahun
pada manusia dalam
tahun 1899 di kali diresmikan di dan departemen 1936. Profesi ini
Amerika Serikat Amerika Serikat diet pertama dibuka berkembang pesat di kesehatan dan
ketika ahli diet pada tahun 1917 di Edinburgh Royal negara lain, dan pada penyakit.' Namun, istilah
tersebut dengan dasar Infirmary pada tahun 2004 ada 23 'ahli diet', yang digunakan
digambarkan American Dietetic tahun 1924. asosiasi diet yang untuk menggambarkan
sebagai 'orang Association terdaftar di Federasi seorang praktisi dietetika ,
yang bekerja di (ADA). Eropa dari Asosiasi
telah digunakan jauh
rumah sakit yang Ahli Diet dan 36
menyediakan asosiasi diet nasional sebelum ilmu gizi menjadi
makanan bergizi yang terdaftar di disiplin ilmu yang diterima.
untuk pasien'. Komite Internasional
Asosiasi Diet.
01 Makanan yang dimakan sehari-hari
Diet memiliki
02 Makanan yang dimakan menurut
aturan tertentu 3 definisi :
Dietitian nutritionists use nutrition and food science to help people improve
their health. Nutrition and dietetic technicians work with dietitian nutritionists
to provide care and consultation to patients. Both dietitian nutritionists and
nutrition and dietetic technicians may also provide general nutrition
education. Both are nationally credentialed and are an integral part of health
care and foodservice management teams.
Pengertian Diet
Ilmu Diet
Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada
kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit
dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi.
Terapi Diet
Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan
penggunaan makan untuk tujuan penyembuhan.
Diet
Sosial Budaya
Orang sakit kelompok berbeda, adat istiadat,
kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup
Macam hidangan netral
Kebiasaan makan bersama perlu ditemani
anggota keluarga
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan
Keadaan Jasmani
Jasmani pasien menentukan konsistensi diit
Lemah, kesadaran menurun diit khusus
Gangguan pernafasan makan lebih lama
Tidak baik nafsu makan porsi kecil, sering
Usia lanjut porsi kecil, lunak
Penyakit kronis perawatan lebih lama membawa masalah makan
Orang sakit hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari
rumah
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan
Nama
Umur
Seks
Alamat
Data Subyektif
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Keadaan Sosek :
Latar belakang suku, agama, suami/istri, anak, penghasilan, status tempat
tinggal
Keadaan /lingkungan hidup :
Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan
Kebiasaan hidup sebelum dirawat
Data Obyektif
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan klinik
Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, feses,dahak
Pemeriksaan lain/rontgen
Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan, frekuensi, pola makan,
pantangan, hasil analisis recall makanan
Pemeriksaan antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA, Tebal
lemak bawah kulit
Assesment
Diagnosa sementara
Diagnosa akhir
Planning/Penatalaksanaan
Terapi diet
Macam dan bentuk diet
Prinsip diet
Tujuan diet
Syarat diet
Perhitungan kebutuhan energi dan zat-
zat gizi
Menu
Parameter yang perlu dimonitor untuk
memantau perkembangan penyakit
Misal :
Berat badan
Jumlah makanan yang masuk
Pemeriksaan laboratorium
Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi
Misal : Penjelasan diet dan cara membuat
variasi menu
Standar Makanan Rumah Sakit
Makanan Biasa
Makanan Lunak
Makanan Saring
Makanan Cair
Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada penderita
yang tidak makanan khusus sehubungan
dengan penyakitnya.
Susunan makanan sama dengan makanan
orang sehat, hanya tidak diperbolehkan
makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan ini cukup energi, protein dan zat-
zat gizi lain.
Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi
tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
yang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan
langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan
dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup
energi, protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan Saring
Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran
pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu
badan > 39 C serta pada kesukaran menelan.
Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat diberikan
langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari
makanan cair ke makanan lunak.
Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena tidak
memenuhi kebutuhan gizi terutama energi.
Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan
makanan lunak.
Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu,
dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan
suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut.
Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang
dan tidak meninggalkan sisa.
Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1–2
hari saja.
Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau, sari
buah, sirop.
Makanan Lewat Pipa
Diberikan kepada penderita yang tidak bisa
makan lewat mulut karena :
Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa,
kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah
operasi mulut, tenggorokan dan gangguan
saluran pencernaan.
Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan
kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin.
Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa
Makanan Yang Diberikan Dengan Cara
Khusus
Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam terus
menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring,
oesopagus, koma dll)
Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding)
hidung lambung
Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi makan
langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan
Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous
Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran pencernaan, luka
parah
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation