Anda di halaman 1dari 8

1.

Makanan lunak = nasinya diganti jadi nasi tim, daging jadi daging giling, tempe boleh di bacem,
tumis labu wortel. Makanan lumat = nasi tim diganti bubur, daging digiling, sayur diganti toge dan
kol kurang bagus jadi diganti karena kadar gizinya juga kurang, telurnya jadi cawan mushi, gadon
tempe, tumis labu wortel potongannya lebih kecil

Makanan lunak dan turunannya tidak boleh digoreng

Walaupun makanannya bagus namun kondisi dalam tubuhnya ga bagus, end produknya jadi ga bagus
(status gizi). Dietetic suatu subyek terkait makanan yang sudah diatur untuk maksud tertentu dan orang
tertentu. Dietitian merupakan orang yang menyiapkan makanan tersebut. Diet terapi menggunakan
makanan untuk mengobati atau mencegah suatu penyakit. Dalam diet terapi melakukan modifikasi
sesuai dengan penyakit orang tersebut. Intervensi terdapat 2 hal = perencanaan dan pelaksanaan

Tujuan:

1. Agar asupan adekuat karena bisa mencegah kelebihan dan kekurangan


2. Mencegah masuknya asupan yang inadekuat
3. Mencegah terjadinya komplikasi baru dari kelebihan atau kekurangan zat gizi
4. Memperbaiki kepatuhan dengan rekomendasi (AKG dan piramida gizi seimbang, isi piringku)

Klasifikasi diet:

1. Terapi primer: memberikan terapi diet yang utama, cth = satu satunya pengobatan dengan diet
2. Terapi integral: bergabung dengan dokter dst, cth: terapi pada pasien IDBM (DM yang
tergantung dengan insulin karen bergabung dengan obat, makan dan olahraga)
3. Terapi tambahan: cth = hipertensi dan maag (karena lukanya harus diobati)
4. Terapi pendukung: sifatnya suportif cth: orang jatuh dan ga bisa jalan karena aktifitasnya rendah
jadi diberi makanannya sesuai dengan aktifitasnya agar tidak berlebih sehingga naik berat
badannya.

Asuhan gizi, asuhan medis, asuhan keperawatan.

Pertama skrining, jika ada resiko malnutrisi baru dilakukan PAGT. Terapi diet = kuratif dan rehabilitative
Modifikasi makan: celiac disease, didinding usus tidak mampu mencerna gluten. Modifikasi jumlah: ubah
jumlah kalori atau porsi makan. Penyakit epilepsi gabisa pake obat maka makanannya diubah.
Melakukan modifikasi bisa dengan tambahan suplemen. Metabolisme terganggu bisa dengan minum vit
b kompleks. Makanan cair transparan biasanya diberi jika diare hebat. Makanan cair penuh diberikan
pada pasien apa bila ada gangguan menelan atau panas tinggi, cair penuh non-susu (telur atau kacang
hijau) dan susu. Cair penuh itu padat energy 1cc = 1-1,5 cal diberikan penuh bisa mempertahankan
kesehatan optimal sehingga bisa adekuat. Pemberiannya bisa oral atau sonde (fleksibel). Makanan
saring yang penting penampilannya menarik biasanya bentuknya dicetak, lauknya bisa setelah di saring
di kentalkan. Terapi diet prinsipnya harus memenuhi/mengacu gizi seimbang. 3 kunci: Variasi, tidak
berlebihan, dan seimbang Dasar menyusun menu:

- Data assestment
- Kebutuhan zat gizi = harus tau kondisi tubuh pasien jika ada infeksi, luka, kista, demam
- Kebutuhan protein, lemak, vitamin

Kalua sakit keterkaitannya dengan infeksi, bakteri, virus maka harus diperhatikan asupannya.
2. Proses asuhan gizi
- Skrinning = pasien masuk dp dilakukan berbagai cara, dengan form skrinning. Dilakukan dalam
kurun waktu 24 jam. Dpt dilakukan, ahli gizi, perawt, technical dietitian, penelitian yang
dilakukan perawat kurang teliti/legkap dibandingkan dengn ahli gizi dan technical dietitian
Hasil skrinning apakah dia berisiko malnutrisi atau tidak jika tidak maka diberikan makanan yang
standar.
- Assessment: bagaimana kebiasaan makan, amtropometrinya, riwayat makan
- Diagnose gizi= akan dilihat dari aspek masalah, etiologic, signs: ex= jika makannya banyak ga
beratur, tinggi gas
- Intervensi gizi: diberikan makanan teratur dan tidak bergas
- Monitor: apakah ada keluhan dari makanan yang diberikan,
- Evaluasi: target ex: 3 hari ini gimana apakah bagus apa tidak, jika tidak tercapai makan perlu
assessment lagi; jika timbul masalah baru makan assessment lagi apakah ada pengaruh obat dll

Sentral kunci adalah kunci melakukan assessment, harus profesonal. Yang harus diperhatikan harus
menjalin hubungan harmonis dengan pasien, pertama kerjasama = sebelum dilakukan assement harus
menanyakan ada jadwal pemeriksaan lain atau tidak jadi harus membuan kesan pertama yang baik agar
pasien dapat dengan nyaman dalam meberikan informasi. Lalu kedua fokusnya pada pasien, jadi ketika
intervensi harus berdasarkan kesediaan pasien biasanya mereka lebih mengikuti dan mencoba. Dalam
melakukan assessment tidak general tapi individual

Lingkaran ke dua: lakukan dengan proses asuhan gizi dengan metode ncp atau PAGT teridiri dari adime,
pada saat melakukan ini perlu dilapisi pengetahuan, kompeten, berpikir kritis, kode etik

Lingkaran ketiga: sebelum mengaplikasikannya harus memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi,
social system, harus melihat regulasi pelayanan rumah sakit

4 tahapan PAGT:

- Nutrition assessment: suatu proses untuk memperolehh/membuat keputusan apa penyebab


terjadinya suatu kondisi pasien dan factor apa saja yang mempengaruhi suatu kondisi (ABCD).
Data antropo, data lab biokimi, data pemeriksaan fisik pasien, sebelum mengambil data riwayat
gizi kumpulkan info rekam medis jadi hanya focus riwayat makan, jika tidak ada datanya makan
dapat dilakukan ahli gizi.
Poin berpikir kritis: seorang ahli gizi menjadi berbagai peran sesuai kondisi pasien. Tanda
nonverbal penting untuk diperhatikan. Tambahan informasi agar ketika memberikan intervensi
bias diarahkan. Memilih alat dan prosedur yang cocok dengan kondisi pasien. Dari assessment
akan keluar hasil untul menilai apakah pasien ini harus dirujuk kemana
- Diagnose gizi: diperoleh dari hasil assessment mis hipertensi karena suka makanan kaleng
berarti itu penyebabnya hasilnya berarti kelebihan asupan garam. Masalah akan selesai jika
penyebabnya diketahui ex: kembung makannya tidak beraturan makan kan diberikan makanan
teratur. Diagnose muncul setelah beberapa laporan orang yang dirumah sakit berat badan
kurang
Domain asupan: perlu dikaji apakah pasien bias makan melalui oral, atau intakenya kurang,
lebih, tidak beraturan (makannya
Domaim klinis: gangguan fungsi (ada edema), Domain perilaku-lingkungan
Komponen diagnosis: ex; ada makanan dan gizi yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang dibuktikan memberikan makanan pengantar tidur dengan jus dalam botol, gangguan
fungsi saluran cerna akibat operasi ilius dibuktikan dumping dan jumping syndrome setelah
makan.
Yang harus diintervensi sama ahli gizi adalah etiology

3. Intevensi – menerjemahkan assessment action yang dilakukan untuk perubahan perilak, mengurangi
factor resiko
Komponen 2 =
perencanaan (ada 2 hal yaitu rencana pemberian makan akan dikasih makan apa bentuknya gimana,
cara pemberiannya gimana lalu untuk mengatasinya cari prioritasnya, perhatikan langkah – langkah
nya dan implementasi (pasien akan melakukan preskripsi diet yang akan dilakukan, pasien rawat
jalan di call monitoringnya)
dalam menentukan tujuan harus focus dan ditujukan kpd klien dan harus di sesuaikan dengan
kondisi klien. Tujuan yang baik harus bisa di capai. Setaip tim asuhan gizi harus tahu pasien akan
diberikan rencana gizi yang bagaimana
Preskripsi diet: ditentukan oleh dokter lalu ahli gizi menguraikan, biasanya dokter memberikan
preskripsi diet masih belum spesifik
Ex: kalo asma dirawat tapi gemuk prioritasnya bisa makan dengan asupan yang dikasih
Diluar negeri 2 derajatnya adalah etiologi bahwa kemungkinan penyebabnya mendekati pasti

4 kategori intervensi
- Nutrition delivery
- Nutrition education
- Nutrition conseling
- Nutrition care

Makanan medis = ada susu khusus


Edukasi tujuannya memberikan pengetahuan agar pasien mampu perubahan perilaku, kalau
konseling itu harus menganggap kita belom tahu sehingga mereka bisa pelan pelan cerita, konseling
itu dilakukan saat pasien sedang merasa tidak nyaman.
Dalam melakukan konseling bisa menggunakan teori ex health belief model/social learning theory
Sehingga bisa menentukan strategi yang digunakan
Koordinasi asuhan gizi untuk membantu pasien mengatasi masalah gizi
RC 1 = masih dirawat
RC 2 = sudah mau pulang
Dalam mengintervesikan gizi untuk meningkatkan /mempertahankan status gizi
Bandingkan apakah ada penurunan atau kenaikan

Tujuan monev = melihat kemajuan pasien apakah tujuan dan hasil yang diharapkan telah tercapai.
Hasil menunjukkan perubahan perilaku dan status gizi yang lebih baik
Intermediate = 1 minggu
End result = 2 -, bulan kemudian
Poin kritis monev = memilih indicator yang sesuai
4. MAKANAN ENTERAL DAN PARENTERAL
Makanan enteral = memberikan makanan langsung ke saluran cerna melalui pipa/kateter bisa juga
secara oral
Makanan parenteral = melalui intravena
Indikasi diberikan – disamping asupan makanan kurang 50% selama 7 hari bisa juga karena
malnutrisi
Jika kondisinya malnutrisi oerlu berikan dukungan gizi bentuknya 2 bisa enteral bisa oral
Jika sal cerna bisa berjalan dengan baik dan masih mampu makan oral bisa diberikan dlm bentuk
oral diet suplemen yaitu susu f75/blender
- Kalau sal cerna bekerja tp ga nafsu bisa diberikan enteral
- Kalau asupan dibawah 50% lebih dr 7 hari segera berikan dalam bentuk enteral
- Kalau gastrointestinalnya tidak berfungsi baru diberikan parenteral, parenteral ada 2, kalau
misalkan kondisinya dlm waktu oendek bisa dari vena perifer tp jika kondisi malnutrisi berat
kemudian pasien ini akan lama diberikan di vena yang paling besar.

Kelebihan enteral = dia masih menjaga saluran cerna sehingga jika lambung bekerja mengeluarkan
enzim tidak diberikan makan enzim tersebut akan mengikis

Jika harus melaui pipa jg harus dilihat apakah pasien ini akan lama atau tidak apakah ada gangguan
aspirasi, bagaimana status gizi pasien, kondisi organ pencernaan. Hal tersebut diperhatikan jika
jangka pendek bisa dari hidung, lambung kalua lambungnya tidak nyaman ada kembug, muntah;
kalua langsung ke usus halus berarti pemberian makannya harus hati hati karena lebih peka
biasanya mudah sekali intoleran makan osmolaritasnya diperhatikan; kalua akan lama sebaiknya
melalui operasi dibuka sedikit di bag lambung untuk memasukkan makanan.

Standar memilih formula makanan yang baik untuk pasien

1. Standar polimerik= umum bisa oral dan enteral, relative lebih murah ex; ensure mengandung
molekul protein isolate
2. Elimental, predigest= sudah ada masalah penyerapan, sudah dalam bentuk sedrhana
3. Special formula

Untuk makanan enteral produk komersial ex; diabetasol ada sedikit chromium, ginjal (_), hati (..)
Viskositasnya sesuai dengan ukuran pipa tergantung pasien semakin kecil diamerter semakin lama
dan sulit
Cara pemberian:
1. Bolus= pemberian disesuaikan dnegan jam makan, langsung dimasukkan dlm pipa
2. Drip intermit= diberikan melalui pelan pelan memerlukan waktu 20-60 menit
3. Drip continue: tidak dalam kondisi ..., diberikan 24 jam/per detik biasanya dibantu oleh listrik

Pemberian parenteral apabila organ penecernnan tidak bekerja

Parenteral berdasarkan zat gizi

1. Ppn = sifatnya suplemen


2. Tpn = nilai gizinya tinggi, biasanya vena cava superior
Berdasarkan Tempat jalannya pipa =

1. perifer
2. sentral

ensure

2000kal/2000cc

Kebutuhan protein

Lihat lemaknya kalo tidak mempenuhi tambahin minyak

Tambah … untuk karbonya

500 ml D5w

DOSEN TAMU

Malnutrisi bias karena penyakit dan asupan atau keduanya

Malnutrisi ini sangat penting karena dampanya berat sama sama merugikan dan cost baik untuk
keluarga dan negara, untuk individu terjadi ganggguan perubahan otak

Malnutrisi = terdapatnya tanda klinis gizi buruk disertai atau tidak disertai bb/tb <-3SD

Assesment: ABCD (data obyektif bias dilihat di rekam medis) p nya ini subyektif (sosbud, latar belakang)
mengenal pasien melalui p

- Antropometri yang wajib yaitu bb, pb/tb, LK, lila data alternative apabila 3 data tsb tidak bias
digunakan untuk menentukan st gizi. Bb untuk pemantauan pertumbuhan. PB dilakukan pada
pasien yg 0-2 tahun / TB. LK itu wajib linier dengan status gizi 3 bulan kebawah. Status gizi baik
>13,5 cm gizi kurang <12,5 cm, gizi buruk akut <11,5 cm (pengukuran lIla ada grafik khusus
- Grafik WHO 2006 0-5 tahun (Z-score) dan usia 5-18 grafik CDC thn 2000 (menggunakan
presentase median)
- Pemeriksaan fisik = 1. Tanda klinis (rambut mata mulut kulit massaotot massa lemak edema
(retensi cairan tertarik karena hipoalbumin) /asites (pabrik albumin adalah hati tubuh berusaha
untuk mengeluarkan albumin karena proteinnya kurang jadinya bekerja berat)
2. tanda vital (tekanan darah suhu tubuh frekuensi nadi frekuensi napas)
Perbedaannya klinis bisa dilihat langsung kalua vital ada range ukuran normalnya
Tipe gizi buruk marasmik kwarsiorkor (hipotermi/demam ; frekuensi napas (lebih lambat) ; perut
kembung ; infeksi teling mulut tenggorokan ; bab lebih dr 3x sehari
- Pada gizi buruk mengalami hipoglikemia,hipotermi,dehidrasi.ketidak seimbangan elektrolit
(hiponatremiia,hipokalemia); defisiensi zat gizi mikro; infeksi
Suhu <36C bersamaan dengan hipoglikemi lalu tanda adanya infeksi sistemik
Biokimia darah urin dan feses)
- Riwayat diet : alergi makanan, riwayat ASI/MP-ASI, kesukaan pantangan, pola makan -> kualitas
diet (makro dan mikro nutrient lalu sesuaikan dengan kelompok umur)
Diagnosis = penarikan masalah dari assessment

- Problem (malnutrisi, asupan tidak adekuat, penurunan nafsu makan, penurunan kemapuan dll)

RESOMAL= mengatasi defisiensi miktronutrien dan ketika dehidrasi (dapat diberikan sesering mungkin
bisa berbarengan dengan F75. Kenaikan bb yang baik adalah kenaikan lebih dari 50gr/bb setiap minggu
5-10gr/bb setiap harinya

Fase transisi tidak ada koreksi lagi karena sudah tidak ada edema

- Kematian kasus tinggi bila mortalitas >5%


- Mortalitas

5. PENYAKIT INFEKSI
Poliomyelitis
Difteri =
Demam tifoid masa inkubasi 2 minggu

6. Kuis : https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdpAKleDhMNMpG4L1FbeAUuEjnGg_5-
A8n_d5Qeyc67uj_I6w/viewscore?viewscore=AE0zAgCQvQu4HSOKBFHSuVg2AhDdPPo9r4Fg4-
Ho8X57TqtgXmr3lXPjuM8kHtWKUw

PPOK (penyakit paru ostruktif kronis)


Fungsi paru sudah menurun; efek ppok = akan terjadi penurunan dan daya tahan pernapasan, otot
paru paru lebih cepet capek, menigkatkan resiko infeksi, malnutrisi.
Apa keterkaitan CPOD dengan malnutrisi? Sampai 140% energy ditingkatkan; oksigen dalam saluran
cerna kurang; efek pengobatan.
- Limit carbo intake
45-50% karbo
35-40% lemak
10-15% protein
1. Lakukan skrinning
2. Perubahan berat badan

5 kunci = bagaimana nafsu makannya, bisa ga memenuhi kebutuhannya, ekonominya giamana,

KANKER MULUT

Biasanya kebutuhan gizi meningkat


7. Asuhan gizi pada pasien HIV/Aids
HIV menyerang sel Th biasanya limfosit CD4 and no cure. HIV jika dicegah bisa menjadi AIDS. Faktor
risk nya bisa dari suntikan sex bebas, kehamilan, darah : transmisinya melalui cairan tubuh dan ada
factor risk perilaku yang tidak benar. Biasanya pemeriksaan CD4+
Kategori A = sering sakit tp alasannya ga jelas
Kategori B = sudah jelas
Kategori C = sudah disertai penyakit2 lain
Komplikasi = Neuropati, dimensia, penyakit pernpasan, penyakit jantung, gangguan liver, anemia,
gagal ginjal

Peran ahli gizi:


- mempertahankan asupan gizi optimal
- merekomendasi metode untuk meningkatkan asupan
- edukasi asupan adekuat dan aman
- monitor gizi yang tidak normal
- memberikan rekomendasi pd tim asuhan gizi

Gizi yang baik itu sangat diperlukan untuk mepertahankan kesehatan pasien. Gizi baik bisa
mempertahankan berat normal, meningkatkan pertahanan thp virus, menurunkan replikasi

Komplikasi nutrisi:
- Malabsorpsi (karena adanya saraf sal pencernaan menurun dan banyak bakteri pathogen yg tdk
dpt dikendalikan)
- Hipermetabolism
- Asuan menurun (dispagia, sariawan, hilang pengecap, diare, anorexia, mual muntah, demam,
lemas, apatis, depresi)
Orang +HIV bergizi baik yg terkontrol mampu menahan efek infeksi HIV
Hubungan stat gizi dengan pengobatan = Perbaiki status gizi dan mengurani gejala yang muncul
Organ yang diserang = hati paru, panjreas, jantung, usus

Lipodistropi syndrome distribusi lemak tdk teratur / tidak pada tempatnya


Suplemen komersial

8. Sal cerna ada peradangan pasti akan terjadi gangguan penerapan zat gizi
Kalo malabsorpsi karbo duburnya itu merah, kalo malabsorpsinya lemah fesenya berminyak,

12. Liver:

- Liver kerusankan<20% masih bisa bekerja

- masuknya urea dalam otak menjadi kacau

- gejala liver dan maag itu hamper sama jadi sulit mendeteksi di fase awal sehingga umunya dialami olah
seseorang yang sangat sibuk

- livernya biasanya kuraang gizi yang menahun diindonesia


- fatty liver terdapat penumpukan lemak dlm liver, kelebihan lemak yang tidak bisa dikeluarkan oleh liver
penyebabnya mengganggu metabolisme disebabkan oleh terexpose dengan obat dan toxin.

- Konsekuensi fatty liver = inflamasi dan pembengkakan

- Treatment = tidak boleh minum alcohol turunkan kadar lipid darah, menurunkan bb, minum obat
untuk menurunkan kadar insulin.

- hepatitis ada peradangan di organ liver bisa virus abcde bisa juga kelebihan asupan alcohol atau
terpapar obat atau chemical atau autoimun.

- hepatitis virus a = yang paling ringan dan bisa disembuhkan secara baik sepanjang diet tetp, jangan
memperberat kerja liver

- cirrhosis = 25-40 kcal, oral supplements, kurangin cairan untuk acites, protein 0,8-1,5; lemak 20%;
sodium

Anda mungkin juga menyukai