Anda di halaman 1dari 90

PERENCANAAN PRODUK MAKANAN CAIR/ONS

UNTUK KONDISI ESRD, ESLD, ETPT


(KANKER, PASCA OPERASI) DI RUMAH SAKIT
Oleh:
MERRY AITONAM, STP, M.Si., RD
Ahli Gizi – Dietesien

Disajikan pada:
Kuliah Tamu Program Studi Profesi Dietisien
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung
Bandung, 6-7 Februari 2023
CURRICULUM VITAE
Nama : MERRY AITONAM STP, M.Si., RD
TTL : Ambon, 24 Maret 1962
Status : Menikah (anak 2 orang)
Jabatan : Pensiunan Kasubbag Pengolahan dan Distribusi Makanan
Unit Produksi Makanan, RSUPNCM Jakarta (TMT April 2022)
Pendidikan:
D1 - SPAG Depkes Mataram, 1986
D3 - Akzi Depkes Ujung Pandang, 1993
S1 - Teknologi Pangan Usahid Jakarta, 2006
S2 - Gizi Masyarakat IPB Bogor, 2011
Pengalaman Mengajar:
Dosen Tamu di FKM UI dan FEMA IPB Bogor
Dosen Tamu di Poltekkes Bandung, Poltekkes Semarang, Poltekkes Jayapura
Narasumber Seminar oleh PERSAGI/AsDI di Mataram, Palu, dll
CURRICULUM VITAE (2)
Pengalaman Kerja:
RSUD Ambon : 1986 - 1993
RSUPNCM Jakarta: 1994 - Purna Bakti TMT April 2022
Ketua Tim Penilai Jabatan Fungsional Nutrisionis RSCM
Juara 1 Kreasi Resep untuk Kelompok Vegan di Indosiar, 2003
Juara 1 Kreasi Resep Berbasis Ikan se Indonesia, 2004
Juara 1 Isi Piringku di Kemenkes, 2018
Juara 1 Kreasi Resep Berbasis Daun Kelor, 2018
Sebagai Anggota Tim Juri di Berbagai Lomba Kreasi Resep Masakan
Sebagai Anggota Tim Pengajar Gizi Kuliner
Sebagai Pengajar dan Pelatih dalam Menyusun Menu
BENTUK MAKANAN DI RUMAH SAKIT

1. Makanan Biasa
2. Makanan Lunak
3. Makanan Saring
Makanan Biasa Makanan Lunak
4. Makanan Cair (MC)
 MC Rumah Sakit
 MC Komersial

Makanan Saring Makanan Cair


MAKANAN BIASA
 Untuk pasien yang tidak memerlukan makanan khusus (diet) terkait
penyakitnya, sama dengan orang sehat, mudah dicerna dan tidak merangsang
pada saluran cerna
 Semua teknik pemasakan boleh digunakan (menggoreng, menumis,
memanggang, dll)
 Tujuan: memenuhi kebutuhan gizi, mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh
 Makanan yang tdk diperbolehkan: terlalu pedas, berlemak dan minuman
beralkohol
 Nilai Gizi:
 Energi : 2333 kkal
 Protein : 70 g
 Lemak : 58 g
 Karbohidrat : 368 g
TEKNIK PEMASAKAN MAKANAN BIASA

menggoreng merebus memanggang membakar

Menggoreng, memanggang, menumis,


merebus, mengukus, dll, merupakan
teknik pemasakan makanan biasa yang
dapat digunakan, tergantung rumah sakit
atau institusi menyediakan peralatan.
CONTOH: Bentuk Makanan Biasa

Makanan Kelas
Makanan Kelas 3
VIP
MAKANAN LUNAK
 Makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna dibanding makanan biasa serta
mengandung zat gizi yang cukup.

 Diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu,


infeksi dengan suhu tubuh tidak terlalu tinggi,
kesulitan mengunyah dan menelan, serta perpindahan
dari makanan saring ke makanan biasa.

 Nilai Gizi:
 Energi : 2097 kkal
 Protein : 78 g
 Lemak : 61 g
 Karbohidrat : 311 g
BAHAN MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN

 Nasi goreng, beras ketan, ubi, singkong, dll


 Daging/ayam yang berlemak/berurat.
 Ikan banyak duri (bandeng).
 Makanan digoreng
 Sayuran yang banyak serat seperti: daun singkong,
daun katuk.
 Sayuran yang menimbulkan gas: kol/sawi, lalapan
 Buah yang berserat dan bergas: nenas, nangka
 Bumbu: cabe, merica dan santan kental
 Minuman beralkohol dan bersoda
TEKNIK PEMASAKAN MAKANAN LUNAK

Mengukus, memanggang, menumis, mentim, merebus,


menyangrai, merupakan teknik pemasakan makanan
lunak yang dapat digunakan, tergantung rumah sakit
atau institusi menyediakan peralatan tersebut

menumis merebus mengukus tim coklat tim nasi


CONTOH: Makanan Lunak

Makanan Lunak Makanan Lunak


VIP Kelas 3
MAKANAN SARING
 Makanan semi padat dengan tekstur lebih halus
dari pada makanan lunak

 Tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam


jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi
terhadap bentuk makanan yang lebih padat

 Diberikan kepada pasien setelah operasi


tertentu, infeksi akut, kesulitan mengunyah dan
menelan, sebagai perpindahan makanan cair
kental ke makanan lunak.
 Nilai Gizi:
 Energi : 1855 Kkal
 Protein : 65 g
 Lemak : 60 g
 Karbohidrat : 269 g
BAHAN MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN

 Beras ketan, ubi, singkong, jagung


 Bahan makanan yang berlemak, makanan
yang digoreng
 Bumbu cabe, merica
 Sayuran bergas/berserat: kol, daun katuk,
dll
 Buah yang berserat/bergas:
kedondong/nangka
 Minuman beralkohol dan bersoda
MAKANAN CAIR (MC)
 Makanan Cair (MC) adalah makanan yang mempunyai
konsistensi cair dengan komposisi zat gizi yang
sederhana hingga lengkap.
 Yang diberikan melalui rongga mulut ke saluran gastro
intestinal via selang, kateter atau stoma (lubang).
 Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan
makanan karena adanya penurunan kesadaran, suhu
tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran
cerna, serta pra dan pasca bedah.
 Diberikan secara oral maupun parenteral.
PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENGEMBANGAN MC (1)
 ZAT GIZI:
 Zat Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan:
lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral serta
air.
 Zat gizi digunakan untuk proses pertumbuhan,
perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan jaringan tubuh
serta membantu dalam proses penyembuhan.
Contoh: untuk pasien gagal ginjal cronik maka protein yang dibatasi
sesuai standar, pasien diabetes melitus maka karbohidrat terutama
yang dalam bentuk sederhana
PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENGEMBANGAN MC (2)
 OSMOLARITAS
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur mol. Osmolaritas merupakan istilah
kimia yang menggambarkan berapa banyak molekul yang dilarutkan dalam
cairan. Jika makin banyak zat yang dilarutkan dalam cairan, maka semakin
tinggi osmolaritas tersebut.
 VISKOSITAS
Viskositas adalah sifat dari suatu zat cair atau (fluida) yang disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair
 TOTAL PADATAN TERLARUT
Ukuran semua senyawa organik dan anorganik yang terlarut dalam suatu
cairan, yang menunjukan perbandingan padatan yang berbeda.

 
MAKANAN ENTERAL
 FUNGSI:
 Suplementasi: pengganti makanan padat yang tidak
habis
 Terapeutik: pengganti seluruh makanan padat
 INDIKASI PEMBERIAN:
 Fungsi saluran cerna normal
 Asupan makanan < 75% kebutuhan

 TUJUAN PEMBERIAN
 Memenuhi kebutuhan gizi
 Memperbaiki atau mempertahankan status gizi
optimal
PEDOMAN PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL:
Jadwal, Jumlah, Jenis + Cara (3J + 1C)
JADWAL : sesuai frekuensi 3-8 kali per hari (pagi, siang, malam + 3
snack)
JUMLAH : volume, bahan makanan sehari, kandungan zat gizi
JENIS : enteral RS/komersial, kelengkapan zat gizi, jenis protein
atau asam amino
CARA/Akses Pemberian Makanan Enteral:
 per oral
 melalui pipa/sonde
 nasogastrik, nasoduodenal, nasojejunal, gastrostomi, jejunostomi,
enterostomi, PEG, PEJ
 Bila dengan tube: intermitent, bolus, kontinyu
MAKANAN CAIR RUMAH SAKIT

 Contoh Produk Makanan Cair (MC):


 MC Biasa
 MC Rendah Laktosa
 MC Tanpa Protein Susu
 MC Jernih
 MC Rendah Sisa
 MC Tempe
 MC Kacang Merah
 Energi = 1 kkal/ml
 Protein = 32 g – 40 g/1000 kkal
BENTUK MAKANAN CAIR KOMERSIAL

 Jenis Produk:
 Formula Tinggi Protein
 Formula Diabetes
 Formula Hepar
 dll

 Nilai Energi = 1 Kkal/ml


Oral Nutrition Suplement (ONS)
merupakan suplemen lengkap nutrisi yang
mengandung zat gizi makronutrient dan
mikronutrient 
Fungsi Suplemen Nutrisi Oral
• Suplemen nutrisi oral merupakan produk yang
mengandung makanan kaya energi dan protein serta
zat gizi yg lain.
• Suplemen nutrisi oral (ONS) merupakan cairan steril
atau bubuk. Suplemen ini menyediakan nutrisi makro
juga mikro, digunakan dalam keadaan akut maupun
kronik untuk seseorang yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya hanya melalui diet oral saja
Siapa Yang Membutuhkan Suplementasi Nutrisi Oral?
 ONS (oral nutritional supplements) memiliki racikan atau
formulasi khusus untuk keadaan medis atau penyakit
tertentu dalam menunjang pemulihan dan kesehatan tubuh.
 Pada kondisi ketika seseorang tidak dapat terpenuhi
nutrisinya atau kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi,
maka ONS dapat menjadi salah satu solusinya.
 Pemberian ONS adalah untuk mencegah risiko malnutrisi
akibat nafsu makan menurun, misal: pada keadaan End-
Stage Renal Disease (ESRD), End-Stage Liver Disease (ESLD),
Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP/TKTP), kanker, paca
operasi, luka bakar
Contoh Pemberian ONS
 Nafsu makan menurun,
 Tingginya proses katabolisme yang terjadi akibat penyakit
yang diderita pasien,
 Gangguan penyerapan makanan,
 Membantu penyembuhan dan pemulihan pasien yang
terlanjur mengalami malnutrisi
 Pasien geriatri atau lansia,
 Pengidap inflammatory bowel disease (IBD),
 Disfagia (gangguan menelan),
 Stroke,
 Diabetes,
 Kanker dan kondisi lainnya.
Manfaat oral nutritional supplements
• Untuk membantu pemenuhan nutrisi pada pasien yang memerlukannya,
(mencegah terjadinya malnutrisi). Pasien-pasien malnutrisi dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
• Mudah infeksi,
• Gangguan proses penyembuhan /pemulihan luka,
• Respons terapi dan obat-obatan tidak memadai,
• Pemulihan penyakit menjadi lebih lama,
• Rawat inap lebih lama.
• Komplikasi tersebut memicu penyakit atau gangguan kesehatan menjadi
tidak terkontrol dan bahkan bisa memburuk, sehingga dapat berujung
pada kematian.
• Selain dampak kesehatan, komplikasi tersebut dapat memengaruhi beban
biaya kesehatan menjadi membengkak dan bertambah.
CARA MEMBUAT MAKANAN CAIR/ONS (1)

 Tentukan tujuan
 Tentukan jenis makanan cair yang akan dibuat
 Syarat makanan cair
 Jenis bahan yang digunakan
 Manfaat bahan yang digunakan
CARA MEMBUAT MAKANAN CAIR/ONS (2)
 Energi dan zat gizi sesuai kebutuhan yang
berpedoman pada gizi seimbang
 Untuk siapa (bayi, anak, dewasa, lansia)
 Menghitung zat gizi (misal: menggunakan
program FP2 dll)
 Uji organoleptik (ke orang sakit dan orang sehat)
 Penelitian ke pasien
CONTOH
Inovasi/Modifikasi Makanan Cair (ONS)

Makanan Cair Diabetes Melitus Berbasis Tempe


Makanan Cair Rendah Sisa
Makanan Cair Rendah Kolesterol
Makanan Cair Tinggi Protein (Berbasis Ikan Lele)
Makanan Cair Tanpa Protein Susu
Makanan Cair Rendah Laktosa
Makanan Cair Enhanced Recovery After Surgery (ERAS)
MC Low Lactose Milk (LLM):
Intolerance Lactose

 Laktosa: karbohidrat utama yang terdapat pada


susu, yaitu disakarida
 Enzim laktase terdapat pada bagian sel mukosa
yang melapisi usus kecil tidak dapat
menguraikan disakarida menjadi glukosa dan
galaktosa, maka laktosa tersebut tidak dapat
diserap yang dapat mengakibatkan diare
 Intoleransi laktosa bukan alergi susu
SYARAT
Makanan Cair Rendah Laktosa
 Energi sesuai dengan kebutuhan (1 kkal/1 ml)
 Nilai gizi: protein 10-15%, lemak 25-30%, KH 55-65%
 Rendah laktosa
 Tidak merangsang saluran cerna
 Osmolaritas 300 – 400
 Viskositas < 13,5 cP
 Total padatan terlarut < 22 %
 Uji organoleptik
MAKANAN CAIR RENDAH LAKTOSA
Jenis dan Manfaat Bahan yang Digunakan

 Susu bebas laktosa/rendah laktosa


 Susu skim (susu rendah lemak)
 Telur (sumber protein)
 Gula pasir (sumber energi)
 Maizena (penstabil)
 Garam
 Vanila
RESEP
Makanan Cair Rendah Laktosa (1)
 BAHAN:
 Susu LLM 100 g
 Susu skim 60 g
 Telur ayam 50 g
 Gula pasir 50 g
 Maizena 10 g
 Garam 0,5 g
 Vanila 0,5 g
RESEP
Makanan Cair Rendah Laktosa (2)
 CARA MEMBUAT:
 Masak air sampai mendidih, kecilkan api suhu 90oC
 Timbang bahan, campurkan susu LLM, susu skim, gula pasir, dan
garam lalu seduh dengan air dingin 500 ml, sisihkan
 Larutkan maizena dengan air 100 ml, aduk rata kemudian
tambahkan air panas 200 ml aduk, masak sampai matang angkat
masukkan kedalam larutan susu tadi
 Kocok telur dengan blender atau garpu sampai tercampur,
masukkan kedalam larutan susu, aduk, kemudian dimasak
 Ukur suhu mencapai 70-80o C, angkat, saring, lakukan pencicipan
kemudian lakukan pengisian pada botol yang sudah disteril,
sesuai dengan kebutuhan pasien. Tutup botol lalu didistribusikan
NILAI GIZI
Makanan Cair LLM per 1000 ml

 Energi : 1017 Kkal


 Protein : 40,7 g (16% total kalori)
 Lemak : 31,7 g (28% total kalori)
 Karbohidrat : 143 g (56% total kalori)
RESEP Makanan Cair Biasa
Bahan:
Susu full cream 30 g
Susu Skim 65 g
LLM 10 g
Gula pasir 65 g
Telur ayam 1 butir
Maltodekstrin 40 g
Minyak kedelai 10 g
Tepung beras 5 g
Inulin 2 g
Garam 0,5 g
DIABETES MELITUS
 Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya (American Diabetes Association
(ADA), 2010)
 Insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pankreas
yang bertanggung jawab dalam mempertahankan
kadar glukosa darah agar tetap normal
 Insulin yang memasukan glukosa sehingga dapat
menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan
energi (WHO1985)
Contoh Inovasi
MAKANAN CAIR DIABETES MELITUS (MCDM)

SYARAT:
 Tidak merangsang saluran cerna
 Energi sesuai kebutuhan (1 kkal/1 ml)
 Protein 10-20% dari total energi
 Lemak 20-25 % dari total energy (tidak >30%), lemak jenuh <10%, lemak tidak jenuh ganda
<10%, selebihnya lemak tidak jenuh tunggal, kolesterol <200 mg/hari
 Karbohidrat sebesar 45-65 % dari total energi
 Sukrosa 5% dari total energi
 Serat 25 gram/hari
 Penggunaan pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula. Contoh: sukralosa
 Osmolaritas 300-400 mOsmol/kg
 Viskositas <13,5 cP
 Total padatan terlarut <22 %
 Uji organoleptik dan penelitian ke pasien
BAHAN MAKANAN MCDM

 Tempe kedelai (fermentasi 36 jam)


 Susu skim
 Minyak nabati (minyak kelapa, minyak
jagung, minyak zaitun)
Tempe 36 jam
 Maltoderkstrin
 Gula pasir
 Maizena
 Inulin
 Sukralosa
Tempe >48 jam
Manfaat Bahan Makanan Dalam MCDM (1)
 Tempe kaya dengan isoflavon, arginin, serat larut air.
 Isoflavon: dapat menurunkan kadar glukosa darah
 Arginin: membantu menyembuhkan luka pasien DM
 Serat larut air: dapat menurunkan kolesterol darah
sehingga mencegah komplikasi pada pasien DM
 Susu skim merupakan susu yang rendah lemak
digunakan untuk MCDM agar penambahan lemak
mudah untuk dihitung dalam mengkombinasikan dengan
bahan-bahan yang lain
 Lemak yang digunakan bersumber dari lemak nabati
yaitu dari minyak jagung/minyak kedelai, minyak kelapa
dan minyak zaitun
Manfaat Bahan Makanan Dalam MCDM (2)
 Maltodekstrin merupakan produk modifikasi dari hasil
hidrolisis pati jagung, tepung singkong, terigu atau
gandum atau tepung lain yang ditambahkan dengan
asam maupun enzim.

 Maltodextrin merupakan tepung berwarna putih, mudah


dicerna, diserap secepat glukosa, tidak terlalu manis
atau hampir tanpa rasa, tidak merubah struktur dari
produk, mengandung karbohidrat sama dengan maizena,
protein dan lemak sangat rendah, indeks glikemik cukup
tinggi >100 %
Manfaat Bahan Makanan Dalam MCDM (3)
 Inulin :
 Inulin merupakan serat larut air yang baik untuk digunakan
dalam pembuatan makanan cair karena dapat menutup fili-fili
usus sehingga memperlambat penyerapan glukosa.
 Inulin juga berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan
Bifidobacteria, membantu mempertahankan fungsi usus,
mmemperlancar buang air besar, mengurangi kolesterol dan
trigliserida darah
 inulin berasal dari umbi chicory, dahlia, gandum, bawang
bombay, pisang, bawang putih

 Sukralosa tingkat kemanisan 600x gula murni, pemakaian


dalam 1 L hanya 42 mg (pemanis pengganti gula)
Contoh Bahan MCDM
MAKANAN CAIR DIABETES MELITUS
1000 kkal/1000 ml
 BAHAN:
 tempe 100 g
 susu skim 60 g
 minyak jagung 8 g
 minyak kelapa 2 g
 minyak zaitun 14 g
 gula pasir 13 g
 maltodekstrin 105 g
 maizena 5 g
 inulin 5 g
 sukrosa 42 mg
MAKANAN CAIR DIABETES MELITUS
1000 kkal/1000 ml (Lanjutan)
 CARA MEMBUAT:
 Tempe dipotong dadu-dadu, rebus selama 30 menit, angkat,
dinginkan, kemudian masukkan minyak, diblender sampai halus
 Larutkan tepung maizena dengan air 100 ml, masak sampai
matang, angkat
 Masukkan maizena yang sudah dimasak, susu skim, gula pasir,
pemanis, inulin kedalam bubur tempe aduk rata masak
sebentar dengan suhu 70-80oC, angkat, saring, tambahkan air
sampai mencapai volume yang diinginkan.
 Makanan cair dimasukkan kedalam botol steril sesuai
kebutuhan pasien
 Tutup botol menggunakan kertas roti dan beri banrol
NILAI GIZI MCDM

 Energi : 1003 kkal


 Protein : 40 g (16% total kalori)
 Lemak : 28,6 g (25 % total kalori)
 Karbohidrat : 150 g (59 % total kalori)
CARA MENGANALISIS MAKANAN CAIR
 Menggunakan program aplikasi, misal: FP2, nutrisurvey, dll
 Mengumpulkan data yang up to date tentang literatur penelitian
mafaat bahan-bahan yang digunakan
 Masukkan data jumlah bahan yang digunakan, kemudiaan tekan
tombol analisis pada program aplikasi, keluar data nilai gizi yang
sudah dihitung, lalu bandingkan dengan teori/persyaratan suatu
produk
 Jika belum berhasil dengan syarat yang sudah ditentukan, maka
lakukan pengulangan kembali sampai berhasil.
Misal: jika yang ditemukan jumlah lemak yang tinggi maka bahan
makanan sumber lemak yang dikurangin dan seterusnya
MAKANAN CAIR JERNIH:
Pengertian dan Tujuan
 Makanan Cair Jernih adalah makanan yang disajikan dalam
bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa
(residu) minimal dan tembus pandang jika diletakkan dalam
wadah kaca.
Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau
jenis operasi yang dijalani
 Tujuan Diet Makanan Cair Jernih adalah:
 Memberikan makanan dalam bentuk cair , untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuh serta mudah diserap dan hanya sedikit
meninggalkan sisa (residu)
 Tidak memberatkan kerja hati dan lambung
 Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus
SYARAT DIET MAKANAN CAIR JERNIH

 Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang


bening (tembus pandang).
 Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat.
 Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
diserap.
 Sangat rendah sisa (residu).
 Diberikan hanya selama 1-2 hari.
 Porsi kecil dan diberikan sering (intens).
DIET MAKANAN CAIR JERNIH:
Indikasi Pemberian

• Makanan Cair Jernih diberikan kepada pasien sebelum


dan sesudah operasi tertentu
• Keadaan mual dan muntah
• Sebagai makanan tahap awal pasca-pendarahan
saluran cerna.
• Nilai gizinya kurang (0,8 kkal/1 ml), hal ini dikarenakan
hanya terdiri dari sumber karbohidrat saja.
RESEP MAKANAN CAIR JERNIH
 Bahan:
 Sirup : 50 cc
 Gula pasir : 65 g
 Maltodekstrin : 110 g
 Maizena: 20 g

 Cara Membuat:
 Larutkan gula pasir, maltodextrin, maizena dengan air 300 ml lalu
masak sampai mendidih dan matang
 Masukkan sirup, aduk sampai mendidih, angkat, saring dan
tambahkan air sesuai kebutuhan
 Panaskan sampai suhu mencapai 80oC, angkat, packing dalam
botol sesuai kebutuhan
MAKANAN CAIR RENDAH SISA (1)
• Makanan Cair Rendah Sisa dengan karbohidrat yang sangat tinggi
dan diberikan 2 jam sebelum pelaksanaan operasi dimulai dengan
sebutan Enhanced Recovery After Surgery (ERAS).
• ERAS merupakan istilah yang merujuk pada protokol perawatan
perioperatif yang dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan
kondisi fisik pasien paska pembedahan mayor
• Enhanced Recovery After Surgery atau periode pemulihan pasca
pembedahan merupakan pengaruh intervensi sebelum dan selama
pembedahan yang mengakibatkan penurunan fungsi usus, restriksi
kalori, hipervolemia intraoperatif, penggunaan opioid berlebihan,
pemanjangan waktu immobilisasi dan penggunaan selang grainase
dan kateter, dengan adanya hal tersebut maka pasien diberikan
makanan cair ERAS.
MAKANAN CAIR RENDAH SISA (2)
 Makanan Cair ERAS sangat rendah protein,
karbohidrat sangat tinggi, namun osmolaritas tidak
boleh tinggi.
 Nilai gizi protein dan lemak sangat rendah kecuali
karbohidrat sangat tinggi, terutama karbohidrat
sederhana seperti gula, maltodextrin dan sirup.
Cairan ini dapat meningkatkan cadangan energi
yang tinggi.
 Diberikan dalam bentuk cair dengan karbohidrat
sederhana agar tidak meninggalkan sisa di lambung
yang dapat mengganggu proses operasi.
RESEP MAKANAN CAIR ERAS: Untuk Dewasa*)
 BAHAN:
 Air 1000 ml
 Maltodekstrin 147 g
NILAI GIZI: Protein 0 g dan karbohidrat 125 g/12,5%
 CARA MEMBUAT:
 Larutkan gula pasir, maltodextrin, maizena dengan air 300 ml, lalu
masak sampai mendidih dan matang
 Masukkan sirup, aduk sampai mendidih, angkat, saring dan
tambahkan air sesuai kebutuhan
 Panaskan sampai suhu mencapai 80oC angkat, peking dalam botol
sesuai kebutuhan

*) MC ERAS Untuk Anak: KH 50 g/1000 ml dan Maltodextrin 60 g


RESEP MAKANAN CAIR RENDAH SISA

BAHAN: CARA MEMBUAT:


Larutkan gula pasir, maltodextrin,
Sirup : 55 cc maizena dengan air 300 ml, lalu
Maltodekstrin : 100 g masak sampai mendidih dan matang
Gula pasir : 50 g Masukkan sirup, aduk sampai
minyak jagung : 10 g mendidih, angkat, saring dan
Maizena : 5g
tambahkan air sesuai kebutuhan
Putih telur : 70 g (2 btr)
Panaskan sampai suhu mencapai 80
Jeruk : 100 g (2 bh)
Minyak zaitun : 15 g
o
C, angkat, packing dalam botol
Minyak kelapa : 5g sesuai kebutuhan
RESEP MAKANAN CAIR TANPA PROTEIN SUSU (1)

BAHAN:
Kacang ijo : 50 g
Proten : 1 bks
Wortel : 50 g
Gula pasir : 100 g
Jeruk manis : 1 bh
Telur ayam : 1 btr
Maltodekstrin : 25 g
Minyak kedelai : 10 g
Minyak zaitun : 5 g
RESEP MAKANAN CAIR TANPA PROTEIN SUSU (2)

CARA MEMBUAT:

Cuci bersih kacang ijo, lalu rendam kacang ijo kira-kira 2 jam
Rebus kacang ijo sampai empuk dengan air sebanyak 500 ml, masukkan
minyak dan wortel rebus sampai wortel empuk, angkat, dinginkan
Peras jeruk, sisihkan, kocok telur sampai tercampur tapi tidak berbusa
Blender kacang ijo sampai halus masukkan proten, air jeruk, telur,
maltodekstrin, tambahkan air panas 300 ml, kemudian blender hingga
tercampur rata
Setelah blender, lalu saring bahan-bahan tersebut ke gelas ukur
Tambahkan air panas sampai mencapai 1000 ml
Masak makanan cair tersebut, lalu ukur suhunya mencapai 90 oC.
Hidangkan dalam botol steril, lalu tutup botol menggunakan kertas roti
RESEP MAKANAN CAIR BLENDERIZED AYAM (1)
BAHAN:
Nasi : 50 g
Daging ayam : 75 g NILAI GIZI:
Tempe : 40 g
Proten : 52 g (1 bks)
Labu : 5g Energi : 1000 kkal
Bayam : 15 g
Jeruk : 50 cc
Protein : 50 g
Maltodekstrin : 95 g Lemak : 28 g
Minyak jagung : 8g
Putih telur rebus : 45 g Karbohidrat : 138
Minyak kelapa : 6g g
Minyak zaitun : 5g
Garam : 6g
Inulin : 5g
RESEP MAKANAN CAIR BLENDERIZED AYAM (2)

CARA MEMBUAT:
 Telur direbus ambil bagian putihnya.
 Potong tempe 2x2cm, ayam dicincang, labu dikupas dipotong
dadu-dadu, lalu rebus dengan air 400 ml, kira-kira 20 menit
 Bayam diambil daunnya saja, cuci bersih potong kecil-kecil
atau menggunakan daun kelor, lalu masukkan dalam rebusan
tempe rebus sampai empuk, masukkan semua minyak,
angkat, dinginkan lalu masukkan nasi, maltodextrin, garam,
proten, inulin, putih telur, tambah air 200 ml
 Blender semua bahan sampai halus, kecepatan tinggi
 Angkat, tambahkan air sampai mencapai 1000 ml, lalu saring
 Panaskan sampai suhu mencapai 80oC, kemudian dituang ke
dalam botol bersih lalu diberi etiket
END-STAGE RENAL DISEASE (ESRD)

• Gagal ginjal stadium akhir (End Stage Renal


Disease/ESRD) adalah 
• Kondisi saat ginjal kehilangan kemampuan untuk
melakukan fungsinya.
• Kondisi ini sangat serius, sebab dapat membuat
kualitas hidup pasien menurun drastis. Banyak kasus
dari penyakit ini yang berujung pada kematian.
Gagal Ginjal Stadium Akhir
(End Stage Renal Disease/ESRD)

• Kondisi saat ginjal kehilangan kemampuan untuk


melakukan fungsinya.
• Kondisi ini dapat membuat kualitas hidup pasien
menurun drastis.
• Banyak kasus dari penyakit ini berujung kematian.
Lanjutan …………..
• Gagal ginjal stadium 5 adalah tahapan terakhir dari penyakit
ginjal kronis.
• Tahapan ini menandai ginjal tidak mempu menjalani fungsinya
dengan baik, untuk menyaring dan membuang ‘limbah’ serta
cairan yang berlebih dari dalam tubuh.
• Gagal ginjal stadium 5 lebih dikenal dengan sebutan end stage
renal disease (ESRD).
• Fungsi ginjal penderita ESRD tidak mencapai 10% dari fungsi
normalnya. Ini artinya, ginjal tidak berfungsi atau bahkan tak
berfungsi sama sekali.
Fungsi Ginjal
1. Mengatur Produksi Sel Darah Merah (hormone
Eritropoietin)
2. Menjaga Keseimbangan Air dalam Tubuh
3. Menyaring dan Membuang Limbah
4. Mengendalikan Tekanan Darah dan Tingkat Garam
dalam Darah
5. Menghasilkan Vitamin D untuk Tubuh
6. Menjaga Keseimbangan Asam Basa Darah
7. Menjaga Konsentrasi Elektrolit dan Mineral
Tujuan Diet
1. Mengendalikan gejala uremia
2. Mempertahankan status gizi optimal
3. Memperlambat progresivitas penurunan laju filtrate
glomerulus menuju gagal ginjal stadium akhir (S5)
4. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
5. Mengendalikan kondisi terkait penyakit ginjal kronik
(mis: anemia, hipertensi, penyakit tulang,
Syarat dan Prinsip Diet Gagal Ginjal Kronik
1. Kebutuhan energi:
- 35 kkal/kg BB (usia< 60 tahun)
- 30 kkal/kg BB (usia > 60 tahun)
2. Protrein : 0,6-0,8g/kg BB dan 50% adalah protein yang
bernilai biologik tinggi
3. Lemak diberikan 25-30% dari total energi. Lemak jenuh <10%,
kolesterol dalam bahan makanan < 300 mg/hari
4. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari perhitungan protein dan
lemak
Lanjutan ……
5. Natrium <2000 mg/hari
6. Kalium 39 mg/kg BB/hari
7. Kalsium 1200 mg/hari
8. Fosfor 800-1000 mg/hari
9. Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urin selama 24 jam
ditambah 500-750 ml
Bahan Makanan Yang Dibolehkan
Sumber Bahan Makanan yg Tidak di Anjurkan
Dianjurkan
1. Karbohidrat Beras, bihun, jagung,mie, roti, -
macaroni, tepung2an, ubi,
selai, madu permen gula
2. Protein Telur, ayam, daging, ikan, K acang2 dan hasil olahannya
susu dibatasi, ikan asin
3. Lemak Minyak kelapa sawit, m Kelapa, santan, m kelapa,
jagung, m kedelai, margarin/mentega asin, ayam
margarin/mentega rendah dengan kulit
garam
Bahan Makanan Yang Dibolehkan
Sumber Bahan Makanan yg Tidak di Anjurkan
Dianjurkan
4. Sayuran Semua sayuran, kecuali Sayuran tinggi kalium untuk kondisi
kondisi hyperkalemia hyperkalemia seperti bayam, daun
dianjurkan memilih sayur singkong, asparagus, kembang kol,
rendah kalium : kangkung
wortel,labusiam,buncis

5. Buah2an Semua buah boleh, kecuali Buah tinggi kalium: pisang,


saat hyperkalemia pilih buah belimbing, bit, alpukat, mangga,
rendah kalium seperti: semangka, melon
papaya, pir, apel
Makanan Cair Rendah Protein 30 g (1cc/1,5kkal)
• Kacang merah 35 g
• Minyak kelapa 25 g
• Minyak kedelai 25 g
• Minyak zaitun 25 g
• Tepung susu skim 35 g
• Gula pasir 60 g
• Maltodextrin 80 g
• Piang ambon 100 g
• Air jeruk manis 100 g
• Garam 3 g
Nilai Gizi MC RP 30 1,5 kkal/1cc
 1000 ml / 1500 kkal
 Protein 30 g 8%
 Lemak 66,7 g 39%
 Serat 12 g
 Karbohidrat 202 g 53%
 Kalium 1266 mg
 Natrium 1269 mg
Penyakit Hati/Liver
• Penyebab penyakit Lever yang umum adalah: hepatitis
yang merupakan awal dari timbulnya inflamasi pada hati
• Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis dan adanya
toksin/racun, serta efek samping dari obat2an kimia,
bahan makanan yang mengandung bahan2 pengawet
dalam jumlah besar dan bahan kimia lainnya
• Hepatitis bersifas akut atau kronik
End Stage Liver Disease (ESLD)

• Penyakit hati stadium akhir (ESLD) adalah ketika hati


rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi karena penyakit
hati kronis atau gagal hati.
• Mengutip portal Department of Surgery University of
California, San Francisco (UCSF), penyakit hati
stadium akhir biasanya akibat dari sirosis.
Lanjutan …….
• Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan parut
menggantikan jaringan hati yang sehat sampai organ
vital ini tidak dapat berfungsi secara memadai.
• Mengutip Medical News Today, penyakit hati
memiliki beberapa tahapan yang pada akhirnya
menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.
Lanjutan…….
• Tanda-tanda Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus
Diwaspadai Menurut American Liver Foundation,
berikut tahapan penyakit hati:
• Tahap 1: peradangan Selama tahap awal penyakit
hati, seseorang mungkin mengalami peradangan hati.
Lanjutan ……
• Tahap 2:Fibrosis adalah penumpukan jaringan parut yang berlebihan pada hati. Seiring
waktu, kelebihan jaringan parut dapat menggantikan jaringan hati yang sehat. Saat jaringan
parut mulai menumpuk, hati mungkin tidak berfungsi sebaik sebelumnya. Selain itu, jaringan
parut dapat menghentikan darah mengalir melalui hati.
• Tahap 3: sirosis Pada tahap ini, jaringan parut sudah menggantikan sebagian besar jaringan
lunak hati yang sehat. Tanpa pengobatan, sirosis dapat memburuk. Akibatnya, hati mungkin
berhenti bekerja dengan baik. Namun pengobatan masih dapat menghentikan atau
menunda kerusakan hati. Hati dengan sirosis tidak dapat dipulihkan. Tahap 4: penyakit hati
stadium akhir (ESLD) Pada titik ini, fungsi hati seseorang telah memburuk sedemikian rupa
sehingga kecuali mereka menjalani transplantasi hati, kondisinya akan berakibat fatal.
Beberapa dokter juga menyebut ESLD sebagai gagal hati kronis. Orang yang mengembangkan
asites (penumpukan
Lanjutan …….

• Tahap 3: sirosis Pada tahap ini, jaringan parut sudah


menggantikan sebagian besar jaringan lunak hati
yang sehat. Tanpa pengobatan, sirosis dapat
memburuk. Akibatnya, hati mungkin berhenti bekerja
dengan baik. Namun pengobatan masih dapat
menghentikan atau menunda kerusakan hati. Hati
dengan sirosis tidak dapat dipulihkan
Lanjutan ……
• Tahap 4: penyakit hati stadium akhir (ESLD) Pada titik
ini, fungsi hati seseorang telah memburuk
sedemikian rupa sehingga kecuali mereka menjalani
transplantasi hati, kondisinya akan berakibat fatal.
Beberapa dokter juga menyebut ESLD sebagai gagal
hati kronis. Orang yang mengembangkan asites
(penumpukan cairan di perut) memiliki tingkat
kelangsungan hidup rata-rata 6 bulan,
Lanjutan ……..
• ESLD juga menyebabkan komplikasi, seperti
ensefalopati hepatik, yang mempengaruhi fungsi
otak.
• Dalam kasus di mana pengobatan terbukti tidak
efektif untuk kondisi ini, tingkat kelangsungan hidup
rata-rata adalah 12 bulan.
• Non Alkoholic Faty Liver Disiase merupakan kondisi
steatosis hepatic dengan penumpukan lemak dihati
Fungsi Liver
1. Menghasilkan Kolesterol dan Hormon, kolesterol
merupakan lemak yang berguna untuk tubuh.
Kolesterol bisa membantu tubuh untuk menghasilkan
vitamin D, hormon, dan asam empedu untuk mencerna
lemak. Kolesterol menjadi berbahaya jika kadarnya
sudah berlebih.
Lanjut …….
2. Menghasilkan Empedu dan Energi. Cairan ini berguna untuk
membantu proses pencernaan makanan. Cairan empedu juga
diketahui dapat menetralkan lambung yang terlalu asam.
Sebab cairan ini memiliki pH basa dengan nilai 7,5 – 8,05.
3. Menyimpan energi tubuh dalam bentuk glikogen dan
mengubah menjadi glukosa saat kadar gula darah sedang
menurun.
Lanjut ……..
4. Menyimpan Nutrisi. Beberapa nutrisi yang diketahui
disimpan dalam organ ini yaitu zat besi, vitamin A, B12,
D, dan K, serta asam folat.
5. Membantu Proses Metabolisme Protein Hati juga
bisa berperan dalam metabolisme protein.
Lanjut …….
6. Menghasilkan Protein. Selain berguna sebagai alat
ekskresi, hati juga turut berperan dalam sistem
pencernaan. Fungsi hati dalam sistem pencernaan yaitu
berperan dalam proses pembentukan protein seperti
albumin yang berguna untuk menjaga cairan dalam
sirkulasi tubuh.
7. Membersihkan darah
8. Menghancurkan sel darah merah
Tujuan diet
• Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan atau meningkatkan fungsi
jaringan hati yg tersisa
• Mencegah katabolisme protein
• Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB jika
kurang
• Mencegah dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi
• Memperbaiki kualitas hidup
Syarat dan Prinsip Diet
• Kebutuhan energi diberikan sesuai tingkat keparahan
penyakit serta komplikasi berkisar antara 25-40
kkal/kg BB/hari
• Protein diberikan mulai dari 1,0-1,5g/kg BB/hari
untuk pasien dengan komplikasi seperti ensefalopati
akut protein sementara 0,6-0,8g/kg BB/hari,
penambahan protein setelah komplikasi hilang
• Penambahan suplemen BCAA lebih dianjurkan
Lanjutan …..
• Lemak diberikan cukup 20-25 % dari kebutuhan energi
total lebih diutamakan asam lemat tidak jenuh tunggal
dan lemak yg MCT
• Karbohidrat diberikan 45-65% dari kebutuhan total
energi
• Pemberian vitamin dan mineral disesuaikan dengan
tingkat defisiensi
• Pasien dengan edema/asies maka natrium diberikan <
2g/hari (5 g garam perhari)
Bahan makanan yg boleh dan tidak dianjurkan
Sumber Makanan yg dianjurkan Yg tidak dianjurkan
Karbohidrat Nasi, mie, bihun, roti, sereal, biscuit, Bahan makanan yg tidak
havermut/oat, gula,sirup, madu dianjurkan adalah yg
Protein beralkohol the kental, kopi
Hewani Telu,susu,daging tanpa lemak, ayam kental, minuman bersoda,
tanpa kulit, ikan, yogurt makanan dengan BTM
Protein Nabati Tahu, tempe, tofu, kacang ijo sintetis / pengawet dan
membatasi makanan
Sayur Semua sayuran diperbolehkan kecuali awetan
yang bergas seperti kol sawi nangka
kembang kol dll
Buah Semua buah kecuali buah yg bergas
nangka,salak nenas durian
MC TETP
• Tepung susu fc30 g
• Tepung susu skim 35 g
• Gula pasir 65 g
• Maltodextrin 40 g
• Tep. badan ikan lele 30 g
• Putih telur rebus 70 g
• Minyak kedelai 5 g
• Minyak zaitun 8 g
• SGM soya 20 g
• Garam 1 g
CONTOH
MAKANAN CAIR RUMAH SAKIT
CONTOH ALAT BANTU
PEMBUATAN MAKANAN ENTERAL RUMAH SAKIT
CONTOH PIPA/TUBE MAKANAN ENTERAL

Anda mungkin juga menyukai