B. PEMBAHASAN
Menurut Sofa (2008) bahwa Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau
penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian
partikel. kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan,
susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura : 2008).
Maharsiwi (2009) mengungkapkan bahwa dalam berbahasa mengucapkan
kalimat-kalimat, untuk dapat berbahasa dengan baik, kita harus dapat menyusun
kalimat yang baik. Untuk dapat menyusun kalimat yang baik, kita harus menguasai
kaidah tata kalimat (sintaksis).
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang
relatif lengkap (Werdiningsih, 2006:77-79) dalam (Budi Santoso).
Kalimat merupakan satuan kata yang mengandung gagasan yang menjadi pokok
yang didengar.
Fungsi Pelengkap
Menurut Finoza (2008:146) ,Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat
Fungsi pelengkap memiliki prilaku yang hampir sama dengan fungsi objek. Hal ini
disebabkan beberapa ciri fungsi pelengkap sama dengan sebagian ciri fungsi objek.
c. Fungsi ini tidak hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya verba aktif
transitif dan verba aktif intransitif, tetapi juga terdapat pada kalimat verba pasif.
Ciri terakhir dari fungsi pelengkap adalah fungsi pelengkap dalam kalimat aktif transitif
tidak mengalami perubahan fungsi (menjadi subjek seperti yang dialami fungsi objek) jika
kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif
Fungsi Keterangan
kalimat ada yang disebut subjek, predikat (transitif, intransitif), objek, pelengkap
modalitas).
Fungsi keterangan (Ket) merupakan fungsi yang tidak bergantung dengan fungsi lain.
Artinya tidak ada syarat yang mengikat atas hadir tidaknya fungsi keterangan. Bila
dibandingkan dengan fungsi objek dan pelengkap
Menurut Finoza (2008:149), berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe
kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.
Deskripsi dipungut dari bahasa Inggris ’description’. Kata ini berhubungan dengan verba
to describe (melukis dengan bahasa). Dalam bahasa latin, deskripsi dikenal dengan
describere yang berarti ’menulis tentang’ membeberkan sesuatu hal, melukis sesuatu hal
(Finoza, 2008:197-198). Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau
detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi
pembaca atau pendengar
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang, dengan
maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang.
ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan ekposisi adalah sebagai
berikut:
pembaca.
3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang
4) Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan
dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan
manusia.
order).
Di antara ciri-ciri tersebut yang tidak dimiliki oleh ekposisi adalah gaya yang indah
pendengar.
Asumsi
Filosofis
Analisis kesalahan penggunaan unsur fungsional kalimat adalah suatu proses yang
menghasilkan deskripsi fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (K) secara struktural atau sesuai dengan jabatannya dalam kalimat.
Subtantif
memiliki batas, yakni antara fungsi subjek dan predikat, predikat dan objek, objek
Prosedural