Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 BAHASA INDONESIA

NAMA : LAODE HASAN BINANGUN

NIM :A1K1 17 076

JURUSAN :PENDIDIKAN FISIKA

BAB V HAL.126 POIN 5.4(Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang Sintaksis)

A. . Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar manusia.
Bahasa dapat mengekspresikan maksud dan tujuan seseorang. Lewat bahasa pula kita
dapat memahami serta berkomunikasi dengan baik sesama manusia. Dengan latar
belakang diatas maka kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar penduduk di
dunia adalah dwibahasawan, maksudnya bahwa sebagian manusia di bumi ini
menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi.
Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk
tujuan yang berbeda merupakan agen pergontak dua bahasa. Semakin besar jumlah
orang yang seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara dua bahasa yang
mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya
menjelma didalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) didalam penggunaan
bahasa kedua ( B2 ). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi didalam pemakaian
sistem B2, pada saat penggunaan B1. Salah satu dampak negatif dari praktek
penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian
bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi

B. PEMBAHASAN
Menurut Sofa (2008) bahwa Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau
penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian
partikel. kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan,
susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura : 2008).
Maharsiwi (2009) mengungkapkan bahwa dalam berbahasa mengucapkan
kalimat-kalimat, untuk dapat berbahasa dengan baik, kita harus dapat menyusun
kalimat yang baik. Untuk dapat menyusun kalimat yang baik, kita harus menguasai
kaidah tata kalimat (sintaksis).

Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang
relatif lengkap (Werdiningsih, 2006:77-79) dalam (Budi Santoso).
Kalimat merupakan satuan kata yang mengandung gagasan yang menjadi pokok
yang didengar.

Fungsi Pelengkap

Menurut Finoza (2008:146) ,Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat

yang melengkapi predikat.

Fungsi pelengkap memiliki prilaku yang hampir sama dengan fungsi objek. Hal ini
disebabkan beberapa ciri fungsi pelengkap sama dengan sebagian ciri fungsi objek.

Secara rinci fungsi pelengkap adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan posisinya, fungsi pelengkap berada di sebelah kanan predikat,

tepatnya setelah fungsi objek pada verba transitif.

b. Unsur pengisi fungsi pelengkap adalah golongan nominal.

c. Fungsi ini tidak hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya verba aktif

transitif dan verba aktif intransitif, tetapi juga terdapat pada kalimat verba pasif.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini.

Ciri terakhir dari fungsi pelengkap adalah fungsi pelengkap dalam kalimat aktif transitif
tidak mengalami perubahan fungsi (menjadi subjek seperti yang dialami fungsi objek) jika
kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif

Fungsi Keterangan

Menurut Arifin dan Junaiyah (2008:10) berdasarkan fungsinya, unsur-unsur

kalimat ada yang disebut subjek, predikat (transitif, intransitif), objek, pelengkap

(pelengkap subjek, pelengkap objek), serta keterangan (keterangan waktu, keterangan


tempat, keterangan sebab, keterangan akibat, keterangan cara, dan keterangan

modalitas).

Fungsi keterangan (Ket) merupakan fungsi yang tidak bergantung dengan fungsi lain.
Artinya tidak ada syarat yang mengikat atas hadir tidaknya fungsi keterangan. Bila
dibandingkan dengan fungsi objek dan pelengkap

 Pola Kalimat Dasar

Menurut Finoza (2008:149), berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe
kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.

Tipe kalimat dasar

Fungsi dan Subjek Predikat Obje Pel.


k
Tipe
S–P Orang itu sedang tidur. -
Saya mahasiswa baru. -
S–P–O Ayahnya mengendarai mobil
baru.
Rani mendapat
piagam.
S – P – O – Pel Hasan Mengirimi ibunya uang.
Diana mengambilkan adiknya Buku
tulis
Paragraf Deskripsi

Deskripsi dipungut dari bahasa Inggris ’description’. Kata ini berhubungan dengan verba
to describe (melukis dengan bahasa). Dalam bahasa latin, deskripsi dikenal dengan
describere yang berarti ’menulis tentang’ membeberkan sesuatu hal, melukis sesuatu hal
(Finoza, 2008:197-198). Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau
detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi
pembaca atau pendengar

Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang, dengan
maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang.

ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan ekposisi adalah sebagai

berikut:

1) Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.

2) Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi

pembaca.

3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang

menggugah; sedangkan ekposisi gayanya lebih lugas.

4) Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan

dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan

manusia.

5) Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial

order).

Di antara ciri-ciri tersebut yang tidak dimiliki oleh ekposisi adalah gaya yang indah

dan memikat sehingga memancing sensitivitas dan imajinasi pembaca atau

pendengar.

Asumsi

Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran kebenarannya diterima oleh


penyelidik itu (Surakhmad, 2006: 65).

Filosofis

Analisis kesalahan penggunaan unsur fungsional kalimat adalah suatu proses yang

menghasilkan deskripsi fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel),

dan keterangan (K) secara struktural atau sesuai dengan jabatannya dalam kalimat.

Subtantif

Penggunaan unsur fungsional kalimat ditandai oleh unsur-unsur dalam kalimat

memiliki batas, yakni antara fungsi subjek dan predikat, predikat dan objek, objek

dengan fungsi lainnya pelengkap atau keterangan ada batasnya.

Prosedural

Metode deskriptif adalah metode yang mengambarkan analisis struktur gramtikal

pada penggunaan unsur fungsional kalimat berupa subjek, predikat, objek,

pelengkap, dan keterangan

Anda mungkin juga menyukai