Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

DASAR TEORI

Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai
membentuk larutan jenuh. Kelarutan dapat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Larutan lewat jenuh merupakan kesetimbangan yang dinamis namun kesetimbangan
dapat bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam suatu
larutan akan bertambah bila suhu dinaikkan karena proses pelarutan umumnya
bersifat endotermik, akan tetapi ada juga zat yang bersifat eksotermik dalam
melarutkan suatu larutan. Tekanan udara berpengaruh kecil terhadap kelarutan zat
padat dan cair dalam pelarut yang cair, akan tetapi kelarutan suatu gas akan
bertambah dalam suatu larutan bila tekanan parsial dipermukaan gas bertambah
besar.(Syukri,1999:360-361)
Ksp merupakan hasil kali kelarutan yaitu konsentrasi tiap ion yang
dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.

Tabel 2.1 Konstanta hasilkali kelarutan senyawa pada suhu 25C

Senyawa Ksp Senyawa Ksp

Al(OH)3 2 10-33 PbS 7 10-27


BaCO3 8,1 10-9 Mg(OH)2 1,2 10-11
BaCrO4 2,4 10-10 MgC2O4 8,6 10-5
BaF2 1,7 10-6 Mn(OH)2 4,5 10-14
BaSO4 1,5 10-9 MnS 7 10-14
CdS 3,6 10-29 Hg2Cl2 2 10-6
CaCO3 9 10-9 HgS 1,6 10-54
CaF2 1,7 10-10 NiS 2 10-21
CaSO4 2 10-4 AgC2H3O2 2,3 10-3
CoS 7 10-23 Ag2CO3 8,2 10-12
CuS 8,5 10-36 AgCl 1,7 10-10
Cu2S 2 10-47 AgBr 5 10-13
Fe(OH)2 2 10-15 AgI 8,5 10-17
Fe(OH)3 2 10-36 Ag2CrO4 1,9 10-12
FeC2O4 2,1 10-7 AgCN 1,6 10-14
FeS 3,7 10-19 Ag2S 2 10-49
PbCl2 1,6 10-5 Sn(OH)2 5 10-26
PbCrO4 1.8 10-14 SnS 1 10-26
PbCr2O4 2,7 10-11 Zn(OH)2 4,5 10-17
PbSO4 2 10-8 ZnS 1,2 10-23
Ag3PO4 1,8 10-31 Bi2S3 1,6 10-72
Sr3(PO4)2 1 10-31 Ca3(PO4)2 1,3 10-23
Ba3(PO4)2 6 10-39 Pb3(PO4)2 1 10-54
Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur
kelarutan (massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan
tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk
melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit
akan menjadi endapan. Larutan tepat jenuh dapat dibuat dengan memasukkan zat
kedalam pelarut sehingga lewat jenuh. Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan
senyawa ion dalam larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh yaitu
dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan(Ksp), kriterianya :
S < Ksp : belum jenuh (tidak mengendap)
S = Ksp : tepat jenuh (tidak mengendap)
S > Ksp : lewat jenuh (mengendap)
Nilai Ksp dapat dipakai untuk menghitung jumlah zat yang dapat larut dalam
volume tertentu. Senyawa yang sukar larut mempunyai Ksp kecil. Ksp dapat dipakai
untuk menentukan kelarutan suatu senyawa dalam larutan yang mengandung ion
sejenis.(Syukri,1999:433-444)
Proses pengendapan dapat dipakai untuk peningkatan kadar unsur dan juga
untuk pemisahan unsur dengan unsur lain. Proses pengendapan merupakan proses
pemisahan yang mudah, cepat dan murah. Pada prinsipnya pemisahan unsur-unsur
dengan cara pengendapan karena perbedaan hasil kelarutan(Ksp). Proses
pengendapan adalah proses terjadinya padatan karena besarnya Ksp, yang harganya
tertentu dan dalam keadaan jenuh jika harga Ksp kecil unsur atau senyawa midah
mengendap.(Suyanti, MV purwani, Muhadi AW,2008)
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai jumlah
terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam
kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu. Meskipun pelarut-pelarut selain air
digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam air adalah yang paling penting dan
bagus disini. Garam menunjukkan interval kelarutan yang besar dalam air. (Oxtoby,
2001)
Kelarutan dapat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Suatu larutan lewat jenuh
merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan itu dapat bergeser bila suhu
dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu
dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan bersifat endotermik. Akan tetapi ada
zat yang bersifat eksotermik dalam melarut. Sedangkan pengaruh tekanan udara,
tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil sekali terhadap kelarutan zat padat
dan cair dalam pelarut cair. Akan tetapi kelarutan suatu gas bertambah dalam larutan
bila tekanan parsial gas tersebut di permukaan bertambah besar. (Syukri, 1999)
Larutan jenuh suatu garam, yang juga mengandung garam tersebut yang tak
larut, dengan berlebihan, merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap mana
hukum kegiatan massa dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada
dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka kesetimbangan yang berikut
terjadi: AgCl Ag+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat,
sedang ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut.
Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai konsentrasi perak klorida dalam
fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru
yang dinamakan hasil kali kelarutan(Ksp) :

Ksp = Ag+Cl-
Dalam larutan jenuh perak klorida pada suhu konstan dan tekanan konstan
hasil kali konsentrasi ion perak dan ion klorida adalah konstan. Jadi dapat
dinyatakan, bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut,
hasil kali konsentrasi dari ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah
konstan, dengan konsentrasi ion pangkat dengan bilangan yang sama dengan jumlah
masing-masing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul
elektrolit. Prinsip ini mula-mula dinyatakan oleh W.Nerst pada tahun 1889. (Svehla,
1999)
Hasil kali kelarutan dihitung hanya untuk garam-garam yang sedikit dapat
larut, karena hubungan Ksp berlaku tepat hanya untuk larutan encer. Kebanyakan
garam ini dapat disebut tak-dapat-larut. Jika substitusi konsentrasi-konsentrasi ion
yang diketahui ke dalam rumus hasil kali kelarutan menghasilkan harga perhitungan
yang kurang dari Ksp untuk garam tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa tak
terbentuk endapan. Jelas dari hubungan hasil kali kelarutan bahwa suatu ion tak
dapat sepenuhnya dibuang dari larutan dengan membentuk endapan tak-dapat-larut
dengan suatu ion lain. Tetapi, penambahan satu ion dengan sangat berlebihan dapat
mengurangi konsentrasi ion lain sampai ke titik yang dapat diabaikan.(Keenan,1992)
Apabila larutan jenuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu diturunkan
maka akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam larutan. Tetapi
dalam beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan larut. Karena
kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar daripada larutan jenuh normal pada
suhu tertentu, larutan demikian dinamakan larytan lewat jenuh (supersaturated)
(Petrucci,1999)
Pertanyaan mendasar yang dapat diajukan mengenai reaksi pengendapan
ialah apakah reaksi ini dapat terjadi pada suatu keadaan tertentu. Jika S adalah nilai
hasil kali ion-ion yang terdapat dalam larutan, maka kesimpulan yang lebih umum
mengenai pengendapan dasar larutan adalah :
Pengendapan terjadi jika S > Ksp
Pengendapan tak terjadi jika S < Ksp
Larutan tepat jenuh jika S = Ksp
(Petrucci,1999)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki perbedaan, yaitu kelarutan
menunjukkan posisi kesetimbangan suatu zat dalam larutan, pada suhu tertentu
nilainya bervariasi bergantung dari jumlah pelarut, dan ada tidaknya ion sejenis di
dalam larutan, sedangkan hasil kali kelarutan merupakan suatu konstanta
keseimbangan, nilainya tetap pada suhu tertentu atau dapat dikatakan memiliki satu
nilai pada satu temperatur, dan tidak dipengaruhi oleh jumlah pelarut dan jumlah ion
senama yang terdapat dalam larutan.(Anonim,2008)
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan padatan kristalin, yaitu:
Suhu, kebanyakan garam anorganik akan bertambah kelarutannya
apabila suhu dinaikkan.
Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada
dalam pelarut organik. Air mempunyai momen dwikutub besar dan
tertarik ke kedua kation dan anion untuk membentuk ion terhidrat.
Pengaruh ion sama, sebuah endapan biasanya lebih larut dalam air
murni daripada dalam sebuah larutan yang mengandung salah satu ion
dalam endapan.
Pengaruh Ion-Aneka Ragam, banyak endapan menunjukkan
peningkatan kelarutan apabila garam yang tidak mengandung ion
yang sama dengan endapan yang ada dalam larutan.
Pengaruh pH, kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada pH
larutan. Ion hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk membentuk
asam lemah, dengan demikian meningkatkan kelarutan garam.
Pengaruh hidrolisa, kelarutan demikian rendah hingga pH air tidak
berubah secara nyata oleh hidrolisa dan kelarutan cukup besar hingga
sumbangan ion hidroksida dari air dapat diabaikan.
Pengaruh kompleks, kelarutan suatu garam yang sedikit larut
tergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk kompleks
dengan kation garam. Banyak endapan membentuk kompleks yang
larut dengan ion dari pereaksi pengendapan sendiri. Kelarutan mula-
mula turun, karena efek ion sama, melewati minimum dan kemudian
naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata.

Anda mungkin juga menyukai