ABSTRAK
Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO2 anatase.
220
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Beberapa metode telah diaplikasikan Persiapan Penelitian
untuk penurunan senyawa fenol dalam
limbah cair diantaranya metode fisika a. Persiapan Alat
yaitu adsorpsi, metode kimia yaitu ion
exchange, dan metode biologi (Slamet Peralatan yang dipakai adalah beaker
dkk, 2007). Namun metode tersebut glass 1000 ml, labu ukur 2000 ml, pipet
memerlukan beberapa proses tertentu, takar 20 ml dan 5 ml berfungsi untuk
menggunakan zat kimia, dan mengambil sampel, spatulla, termometer,
menghasilkan residu yang berbahaya bagi neraca digital, pH meter, jar test,
kesehatan (Mukaromah dan Irawan, spektrofotometer, lampu UV C Philips 15
2009). watt dengan panjang gelombang 250-300
Pada dekade terakhir banyak penelitian nm, kuvet, pipet tetes berfungsi untuk
yang membuktikan bahwa teknologi mengambil zat, karton hitam.
fotokatalis lebih baik dalam mendegradasi b. Persiapan Alat
senyawa organik dan dinilai lebih Bahan-bahan yang digunakan dalam
ekonomis dalam pemakaian energi dan penelitian ini adalah larutan fenol
dapat menekan pemakaian bahan kimia. artifisial, limbah cair RSUP Dr. M. Djamil
Hasil akhir dari pengolahan limbah cair Padang, fotokatalis TiO2 anatase, NaOH
dengan fotokatalis dinilai tidak berbahaya, dan H2SO4, NH4OH, larutan penyangga
ramah lingkungan, serta menghasilkan fosfat, larutan aminoantipirin, larutan
CO2 dan H2O (Esplugas, 2001). TiO2 kalium ferisianida, air suling.
dalam bentuk anatase lebih sering
digunakan dalam proses fotokatalis karena Karakterisasi Awal Sampel
memiliki aktivitas fotokatalisis yang lebih
tinggi dari pada fotokatalis lain. Sampel limbah cair RSUP Dr. M. Djamil
Padang yang akan diperlakukan dengan
Fenol pada limbah RSUP Dr. M. Djamil fotokatalis TiO2 anatase, terlebih dahulu
Padang berasal dari penggunaan bahan dianalisa parameter konsentrasi fenol, pH
kimia pada aktifitas laboratorium, sisa dan suhu di laboratorium air Jurusan
obat-obatan dan desinfeksi untuk kegiatan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
sterilisasi. Untuk meminimalisir jumlah Universitas Andalas.
fenol dalam limbah RSUP Dr. M. Djamil
Padang maka dilakukan penelitian Pengukuran Konsentrasi Senyawa
mengenai pengaruh berat katalis TiO2 Fenol
anatase, kecepatan pengadukan dan pH
dalam mendegradasi senyawa fenol. Penentuan konsentrasi senyawa fenol
pada limbah cair RSUP Dr. M. Djamil
2. Metode Penelitian Padang dilakukan proses ekstraksi dan
diukur menggunakan metode
Tahapan Penelitian spektrofotometeri dengan
spektrofotometer pada panjang
Studi Pendahuluan gelombang Spektrofotometer 500 nm.
221
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
pengukuran suhu sampel dengan dibawah lampu UV selama 60 menit dan
menggunakan termometer. pH 8, sama dengan pH limbah asli.
Konsentrasi fenol diukur setelah proses
Penelitian pada Larutan Artifisial penyinaran dan pengadukan menggunakan
spektrofotometer.
Pada penelitian larutan artifisial dilakukan
pembuatan larutan artifisial, penentuan d. Penelitian dengan Variasi pH
berat TiO2 anatase, kecepatan pengadukan
optimum dan pH optimum. Dalam Pada penelitian dengan variasi pH, ke
penelitian ini reaktor yang digunakan dalam gelas kimia 1000 mL dimasukkan
adalah jar test, gelas kimia 1 liter dengan sebanyak 250 mL larutan artifisial yang
empat buah lampu UV-C Phillips 15 W ditambahkan TiO2 anatase optimum dari
dengan panjang gelombang 254 nm. variasi berat TiO2 anatase dan
menggunakan kecepatan optimum dari
a. Pembuatan Larutan Artifisial variasi kecepatan pengadukan. Penelitian
variasi pH dilakukan sesuai dengan variasi
Larutan artifisial fenol dibuat dengan pH yang telah ditetapkan yaitu: 5, 6,5, 8,
melakukan pengenceran senyawa artifisial 9,5, dan 11. Larutan disinari dibawah
fenol murni 1000 mg/L menjadi 14 mg/L lampu UV selama 60 menit kemudian
yang mendekati konsentrasi limbah asli. dilanjutkan dengan pengukuran
Pembuatan larutan artifisial ini dengan konsentrasi fenol setelah proses
cara mengambil 28 mg/L senyawa fenol penyinaran dan pengadukan menggunakan
dari 1000 mg/L larutan fenol. Kemudian spektrofotometer.
diencerkan kedalam labu 2 liter.
Penelitian pada Sampel Limbah Asli
b. Penelitian dengan Variasi Berat Pada penelitian sampel limbah asli
TiO2 Anatase digunakan berat TiO2 anatase optimum,
kecepatan pengadukan optimum dan pH
Pada penelitian variasi berat TiO2 anatase, optimum yang diperoleh dari penelitian
ke dalam gelas kimia 1000 mL larutan artifisial. Ke dalam gelas kimia
dimasukkan sebanyak 250 mL larutan 1000 mL dimasukkan sebanyak 250 mL
artifisial dan ditambahkan TiO2 anatase sampel limbah asli dan disinari dibawah
sesuai dengan variasi berat yang telah lampu UV selama 60 menit. Konsentrasi
ditetapkan yaitu: 0,1 gram, 0,4 gram, 0,7 fenol diukur setelah proses penyinaran
gram, 1,0 gram dan 1,3 gram. Larutan dan pengadukan menggunakan
disinari dibawah lampu UV selama 60 spektrofotometer.
menit, pH 8, dan diaduk menggunakan jar
test dengan kecepatan pengadukan 100 3 Hasil Dan Pembahasan
rpm. Pengukuran konsentrasi fenol
dilakukan setelah proses penyinaran dan Analisis Air Limbah Rumah Sakit
pengadukan menggunakan Umum Pusat (RSUP) M. Djamil
spektrofotometer. Padang
222
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Tabel 1. Hasil Pengujian Fenol dan pH mg/L, 3,357 mg/L, 4,286 mg/L, 4,464
Limbah RSUP Dr. M. Djamil Padang mg/L dan 4,607 dari konsentrasi awal
Baku Mutu fenol sebesar 14 mg/L. Jadi dapat
Para-
No Satuan Sampel (KepmenL disimpulkan bahwa penyisihan
meter
H No. 51) konsentrasi senyawa fenol paling besar
1 fenol mg/L 13,483 0,5-1 terlihat pada berat TiO2 anatase 0.4 gr,
2 pH mg/L 8 6-9 dimana konsentrasi awal senyawa fenol
yaitu 14 mg/L berkurang menjadi 3,357
Berdasarkan hasil analisis senyawa fenol mg/L.
pada sampel limbah RSUP Dr. M. Djamil
Padang didapatkan nilai konsentrasi
senyawa fenol sebesar 13,483 mg/L dan
pH 8. Konsentrasi 13,483 mg/L dijadikan
sebagai dasar pembuatan larutan artifisial
sebesar 14 mg/L.
Penelitian dengan Larutan Artifisial
Penelitian optimasi dilakukan pada larutan
artifisial fenol dengan konsentrasi 14
mg/L. Konsentrasi ini digenapkan dari
konsentrasi fenol pada limbah rumah sakit Gambar 2. Efisiensi Degradasi Senyawa
sebesar 13,483 mg/L. Penelitian ini Fenol untuk Variasi Berat TiO2 Anatase
menggunakan katalis TiO2 anatase dengan
melakukan tiga variasi penelitian yaitu Pada gambar 2 terlihat bahwa untuk
variasi berat TiO2 anatase, kecepatan variasi berat TiO2 anatase 0,1 gr dan 0,4
pengadukan dan pH pada volume 250 mL. gr terjadi penyisihan konsentrasi dengan
Kondisi optimum dalam penelitian ini efisiensi 70,40%, dan 76,02%. Sedangkan
ditentukan berdasarkan efisiensi degradasi variasi berat TiO2 anatase 0,7gr, 1,0 gr,
yang paling besar. dan 1,3 gr degradasi yang terjadi memiliki
nilai efisiensi 69,39%, 68,11% dan
a. Hasil Berat TiO2 Anatase Optimum 67,09%. Efisensi terbesar dari variasi
berat TiO2 anatase terlihat pada variasi
Variasi berat TiO2 anatase yang dilakukan berat TiO2 anatase 0,4 gr yaitu dengan
pada penelitian ini adalah 0,1 gr, 0,4 gr, nilai efisiensi 76,02%. Dari lima variasi
0,7 gr, 1,0 gr, dan 1,3 gr. Volume larutan berat TiO2 anatase yang digunakan dalam
artifisial sebesar 250 mL, waktu yang penelitian ini, maka dapat disimpulkan
digunakan 60 menit, dengan pH 8. bahwa berat TiO2 anatase 0,4 gr
merupakan berat optimum dan dapat
dipakai untuk penelitian variasi
berikutnya.
223
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
meningkatkan laju pembentukan elektron Pada gambar 3 terlihat untuk kecepatan
dan hole, sehingga akan semakin banyak pengadukan 50 rpm, 75 rpm, dan 100
OHl yang terbentuk untuk bereaksi rpm, mampu mengurangi konsentrasi
dengan fenol dipermukaan katalis TiO2 senyawa fenol dari konsentrasi awal
(Slamet dkk, 2008). senyawa fenol 14 mg/L menjadi 6,250
mg/L, 5,143 mg/L dan 3,714 mg/L.
Proses degradasi akan menurun jika Sedangkan untuk kecepatan 125 rpm
katalis terlalu banyak digunakan,. Hal ini 4,607 dan 150 rpm konsentrasi senyawa
disebabkan jumlah maksimum katalis fenol menjadi 4,607 mg/L dan 5,250
akan menciptakan bayangan pada partikel mg/L. Maka dapat disimpulkan dari
katalis sehingga akan menghalangi gambar 3 penyisihan konsentrasi senyawa
penetrasi foton kedalam katalis yang fenol yang paling besar terjadi pada
disebut efek bayangan atau shading effect kecepatan pengadukan 100 rpm.
(Slamet dkk, 2008).
224
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Akan tetapi, apabila proses yang terjadi sebesar 69,64%, 73,47% , 75,25%,
tidak seimbang akan mengakibatkan 77,27% dan 80,87%. Jadi dapat
adsorpsi akan besar dari desorpsi maka disimpulkan bahwa pH 11 merupakan pH
proses masuknya substrat selanjutnya optimum dengan nilai degradasi senyawa
terhalangi, sehingga efisiensi fotokatalis fenol paling baik karena pada pengujian
menjadi berkurang. pH 13,5 hasil analisis tidak dapat dibaca
pada alat. Selain itu, pada pH di atas 11,
c. Hasil pH Optimum TiO2 anatase telah mengalami perubahan
menjadi Ti(OH)4 yang tidak lagi memiliki
Variasi pH dilakukan dari pH yang sifat semikonduktor. Semakin tinggi pH
mewakili sifat asam hingga pH yang maka semakin banyak fenol yang
mewakili pH basa yaitu pH 5, 6,5, 8, 9,5, terdegradasi karena pada pH basa fenol
dan 11. membentuk ion fenoksida, ion ini lebih
mudah terdegradasi dari pada fenol
(Rahmani, 2007).
225
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
asli yang saling berkompetisi dalam Daftar Pustaka
berikatan dengan senyawa TiO2 anatase
sehingga fenol tidak secara optimal dapat
Arutanti, O., Abdullah, M., Hkairurrijal.
disisihkan oleh senyawa TiO2 anatase.
Mahfudz, H. 2009. Penjernihan
Air dari Pencemar Organik
4. Simpulan Dan Saran
dengan Proses Fotokatalis pada
Permukaan Titanium Dioksida
Simpulan
(TiO2). Jurnal Nanosains &
Nanoteknologi Agustus 2009.
Berdasarkan dari hasil analisis degradasi
senyawa fenol menggunakan metode Esplugas, S. 2001. Comparison of
fotokatalis pada larutan artifisial dan Different Advanced Oxidation
sampel limbah Rumah Sakit Umum Pusat Processes for Phenol Degradation.
(RSUP) Dr. M. Djamil Padang, dapat Water Research, Vol 36.
diambil beberapa simpulan sebagai Mukaromah, A. H., Irawan. 2009.
berikut: Pemanfaatan Reaktor Membran
1. Untuk larutan artifisial, berat optimum Fotokatalitik dalam
TiO2 anatase dalam mendegradasi Mendegradasi Fenol dengan
senyawa fenol sebesar 0,4 gr dengan Katalisis TiO2 dengan Adanya
efisiensi degradasi sebesar 76,02%, Ion Logam Fe(III) dan Cu(II).
kecepatan pengadukan optimum adalah Laporan Penelitian. Universitas
100 rpm dengan efisiensi degradasi Muhammadiyah Semarang.
sebesar 72.96%, dan pH optimum
adalah pH 11 dengan nilai efisiensi Slamet., Bismo, S., Arbianti, R., Sari, Z.
degradasi sebesar 80,86%. 2008. Penyisihan Fenol dengan
2. Tingkat efisiensi degradasi senyawa Kombinasi Proses Adsorpsi dan
fenol pada limbah RSUP Dr. M. Fotokatalisis Menggunakan
Djamil Padang adalah 71,94%, nilai ini Karbon Aktif dan TiO2. Laporan
lebih rendah dari larutan artifisial yang Penelitian. Departemen Teknik
mempunyai efisiensi degradasi sebesar Kimia, Fakultas Teknik,
80,86%. Universitas Indonesia.
Slamet., Ellyana, M. M., Bismo, S. 2007.
Saran Modifikasi Zeolit Alam Lampung
Dengan Fotokatalis TiO2 Melalui
Berdasarkan penelitian yang telah Metode Sol Gel dan Aplikasinya
dilakukan, beberapa hal yang dapat Untuk Penyisihan Fenol. Laporan
disarankan adalah sebagai berikut. Penelitian. Departemen Teknik
1. Pemanfaatan TiO2 anatase sebagai Kimia, Fakultas Teknik,
fotokatalis pada fenol dapat Universitas Indonesia.
dilanjutkan dengan penelitian berbagai
jenis senyawa organik dan senyawa Sumiyati, S., Prabarani, F. 2008.
logam lainnya. Pengolahan Limbah Cair dan
2. Penggunaan lampu UV dapat Limbah Betalaktam PT. Phapros,
digantikan dengan sinar matahari Tbk Semarang. Jurnal Presipitasi.
karena Indonesia merupakan daerah Vol. 5 No. 2.
tropis yang memiliki intensitas Rahmani, A.R. 2007. Investigation of
matahari yang besar. Photocatalytic Degradation of
Phenol by Uv/TiO2 Process.
Laporan Penelitian. Hamedan
University of Medical Sciences.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. Kep-51/MENLH/10/1995
tentang Buku Mutu Limbah Cair
bagi Kegiatan Industri.
226