Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PROSES KEPERAWATAN

Kasus :

An. T berusia 1 tahun 10 bulan, datang ke poli anak dengan keluhan anak
kesulitan dalam berbicara, komunikasi terhambat, belum bisa berbicara lancar
seperti anak seusianya. Didapatkan hasil pemeriksaan : anak hanya mampu
berbicara 1-2 kata saja, kesulitan dalam komunikasi verbal, hasil DDST paada
bagian bahasa anak belum mampu mengkombinasikan 4-5 kata. Hasilnya adalah
“suspect”

A. Diagnosa keperawatan utama :


Hambatan komunikasi verbal
1. Alasan penetapan diagnosa
Hambatan komunikasi verbal ditetapkan sebagai masalah utaman karena
anak hanya mampu mengucapkan 1-2 kata, kesulitan dalam komunikasi
verbal
2. Definisi diagnosa
Gangguan komunikasi verbal adalah penurunan, kelambatan atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim dan / atau
menggunakan system symbol
3. Batasan karakteristik
Berdasarkan NANDA 2018, batasan karakteristik untuk menentukan
masalah hambatan komunikasi verbal adalah :
a. Tidak ada kontak mata
b. Kesulitan memahani komunikasi
c. Kesulitan menyusun kalimat
d. Kesulitan menyusun kata-kata
e. Sulit bicara
f. Ketidakmampuan menggunakan ekspresi wajah
Berdasarkan kasus An. T, batasan karakteristik untuk masalah hambatan
komunikasi verbal sesuai NANDA adalah :
a) Data subjektif
Orantua mengatakan anak kesulitan dalam berbicara, komunikasi
terhambat, belum bisa berbicara lancar seperti anak seusianya
b) Data objektif
Anak hanya mampu mengucapkan 1-2 kata, pemeriksaan DDST belum
bisa mengkombinasikan 4-5 kata, hasil “suspect”
B. Intervensi keperawatan utama
Intervensi tepat yang diberikan sesuai dengan diagnosa utama adalah
peningkatan komunikasi
Analisis :
Peningkatan komunikasi dilakukan untuk membantu anak dalam komunikasi,
membantu anak mengembangkan bahasanya. karena menurut (handerson)
hambatan verbal apabila tidak ditangani akan menyebabkan anak akan
kesulitan berkomunikasi dan akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada
anak, pertumbuhan dan perkembangan anak tidak sesuai dengan usianya.
Untuk mengatasi masalah tersebut diberikan intervensi :
1. Gunakan penerjemah , jika diperlukan
2. Beri satu kalimat simple setiap bertemu, jika diperlu
3. Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi bicara
4. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk mengulangi
permintaan
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Berdiri didepan pasien ketika berbicara
7. Berikan pujian positif jika diperlukan
8. Anjurkan kunjungan keliuarga secara teratur untuk memberi stimulus
komunikasi
ANALISIS PROSES KEPERAWATAN

Kasus :

An. B berusia 7 tahun dengan diagnosa ALL, dirawat diruang M di rumah sakit
umum kota B. Saat ini anak. B mengeluh terasa sakit pada tangan bekas
penusukan jarum infus post kemo ke-3, terdapat beberapa bekas biru kehitaman
pada tangan (memar), terjadi hiperpigmentasi kulit, kulit kering, elastisitas kulit
kurang, wajah lemas, turgor kulit kurang, leukosit >15.000, Hb 9, trombosit
100.000, konjungtiva anemis.

A. Diagnosa keperawatan utama :


Kerusakan integritas kulit
1. Alasan penetapan diagnosa
Kerusakan integritas kulit ditetapkan sebagai diagnosa utama adalah Agen
sitotoksik dalam obat kemoterapi dapat menyebabkan masalah pada barier
kulit seperti ruam kulit, kulit kering dan hiperpigmentasi
2. Definisi diagnosa
Kerusakan pada epidermis/dermis
3. Batasan karakteristik
Menurut Nanda 2018, batasan karakteristik untuk menentukan masalah
kerusakan integritas kulit adalah :
a. Nyeri akut
b. Gangguan integritas kulit
c. Perdarahan
d. Benda asing menusuk permukaan kulit
e. Hematoma
f. Area panas lokal
g. Kemerahan
Berdasarkan kasus diatas, batasan karakteristik untuk masalah kerusakan
integritas kulit adalah
a) Data subjektif
Anak mengeluh terasa sakit pada tangan bekas penusukan jarum infus,
b) Data objektif
Terdapat beberapa bekas biru kehitaman pada tangan (memar), terjadi
hiperpigmentasi kulit, kulit kering, elastisitas kulit kurang, wajah lemas,
turgor kulit kurang, leukosit >15.000, Hb 9, trombosit 100.000,
konjungtiva anemis
B. Intervensi keperawatan utama
Intervensi yang diberikan sesuai dengan diagnosa utama adalah pengawasan
kulit
Analisis :
1. Kaji kondisi kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker
2. Anjurkan psien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
3. Dorong masukan kalori yang adekuat
4. Pantau area yang tidak berwarna dan memar kulit serta membran mukosa
5. Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban kulit

Anda mungkin juga menyukai