(Retrospektif)
Disusun oleh :
M. Asro Abdih Y.
Pembimbing :
Wibisono
Suharto Wijanarko
Doddy M. Soebadi
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
wanita di Indonesia1. Data tahun 2010 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
2
obstruktif akibat karsinoma serviks uterus8. Kouba dan kawan-kawan
akibat keganasan cukup tinggi pada obstruksi ureter level distal bila
3
2. Mengetahui hubungan antara rentang waktu diagnosis patologis
Dr. Moewardi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
maju, kasus baru karsinoma serviks uterus hanya sekitar 3,6 % dengan
risiko kumulatif pada wanita kelompok umur 0-64 tahun sebesar 0,8 %. Di
terbanyak yang diderita wanita1. Data tahun 2010 di Rumah Sakit Umum
5
2.2 Obstruksi Ureter karena Keganasan
Patofisiologi
jangka waktu yang lama, perubahan pada jaringan ginjal yang ditandai
ginjal benar-benar nyata. Kondisi klinis penderita pada saat itu ditandai
a. Fase akut
Renal Blood Flow (RBF) menurun bila dibandingkan dengan ginjal sehat
obstruksinya. Pada fase akut ini terjadi peningkatan RBF yang bersifat
6
sementara akibat peningkatan prostaglandin dan prostasiklin sebagai
b. Fase intermediate
yang sempat meningkat pada fase akut kembali menurun. Pada fase ini
(renal tubular acidosis) yang sering terjadi pada uropati obstruktif 12.
7
aquaporin di dalam nefron dan resistensi tubulus sebagai efek dari
c. Fase lanjut
8
Efek atrofi ginjal dan renal recovery setelah desobstruksi ureter
bergantung pada tekanan di PCS dan iskemia pada arteri arkuata yang
memekatkan urine. Hanya saja urine masih bisa dihasilkan oleh ginjal
nefron terjadi dalam waktu 15 hari6. Pada model anjing yang dilakukan
9
sekali tidak ada perbaikan fungsi ginjal meskipun dilakukan desobstruksi
histologi dan lesi yang terjadi seperti dijelaskan di atas sebagian tetap
Diagnosis dan staging keganasan primer yang menyertai MUO juga perlu
Ultrasonografi
10
diaplikasikan secara aman untuk kasus kehamilan dan pediatrik. Karena
Karena itu tetap diperlukan analisis serta korelasi antara diagnostik klinis
Index) ginjal. Pada uropati obstruktif, RI ginjal lebih dari 0,7 dan
0,06—0,16.
untuk diagnostik dan evaluasi saluran kemih bagian atas, kini IVP telah
11
mulai digantikan oleh prosedur diagnostik lain untuk indikasi yang sama.
IVP menyajikan informasi anatomi dan fungsi dari ginjal. Obstruksi urine
akut dapat terlihat dari nefrogram dan pyelogram yang delayed pada sisi
yang terkena. Pada IVP, level obstruksi juga dapat terlihat. Penipisan
12
kontras diinjeksikan melalui kateter nefrostomi dan gambaran anatomi
PCS dan ureter dapat diamati secara riil melalui fluoroscopy. Bentuk lain
Tes Whitaker
Sensitivitas dan spesifisitas tes ini dalam menilai adanya obstruksi ureter
13
Nuclear Renography
serum, dan dengan memakai isotop tertentu mampu menilai fungsi ginjal
tubulus. Bersihan isotop oleh ginjal juga berlangsung relatif cepat. Isotop
99m-mercaptoacetyltriglycine (99mTcMAG3)6,7.
Obstruksi PCS dapat dinilai melalui pola kurva bersihan isotop yang
dosis). Waktu paruh yang kurang dari 10 menit dianggap normal, di atas
14
Computed Tomography Scanning (CT-Scan) dan Magnetic
karena batu dan 100 % dalam mendeteksi obstruksi ureter karena striktur
pada pada penderita dengan hidronefrosis derajat sedang dan berat, fungi
statis dan dengan atau tanpa bantuan material kontras. Meskipun CT-
gambaran anatomi dan fungsi yang lebih baik, nuclear renography tetap
15
2.4 Penatalaksanaan
ginjal dan produksi urine, diperlukan drainase ginjal segera. Diversi urine
normal. Jika tanda dan gejala menunjukkan adanya infeksi dan kualitas
DJ stent
16
tampak tidak terlalu mudah. Angka kegagalan pemasangan DJ stent
nyeri karena iritasi trigonum (12 %), hematuria (10%), demam (8 %),
17
Nefrostomi
organ lain. Perlu dilakukan edukasi kepada penderita agar secara berkala
18
BABI III
Obstruksi ureter
Hidronefrosis
Berhasil
Ya Tidak
Diteliti
Tidakditeliti
19
3.2 Uraian Kerangka Konsep
secara retrograde sebagai salah satu metode diversi urine pada penderita
hidronefrosis pada USG atau IVP) adalah rentang waktu antara diagnosis
dan adanya ureteric jet sebagai tanda adanya aliran urine dari ureter.
Derajat hidronefrosis yang tinggi dan kadar serum kreatinin yang tinggi
ekskresi zat pewarna dan ureteric jet sebagai identifikasi muara ureter
20
3.3 Hipotesis Penelitian
serviks uterus.
serviks uterus.
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
deskriptif analitik.
4.3 Sampel
22
melalui status/rekam medik pasien di Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
secara retrograde
c. Derajat hidronefrosis
salah satu sisi atau kedua sisi, dibuktikan dengan laporan operasi.
23
3. Stadium karsinoma serviks uterus adalah stadium klinis preoperatif
operasi
penunjang radiologis
medik
(Tabel 4.1)
24
5. Kadar kreatinin serum preoperatif adalah hasil pemeriksaan kadar
25
BAB V
HASIL PENELITIAN
sehingga sampel yang layak untuk diteliti berjumlah 82 pasien. (Tabel 5.1)
26
5.2 Karakteristik Sampel
sampel 51 tahun, dengan usia paling tua 73 tahun dan usia paling muda
rentang 20—30 tahun yaitu sebanyak satu orang (25 tahun). (Tabel 5.2)
adalah 4,6 bulan (4,6 ± 4,06 bulan); dengan rentang waktu terlama 24
27
Tabel 5.3. Rentang waktu antara diagnosis patologis karsinoma serviks
uterus dengan saat dilakukannya pemasangan DJ Stent
Rentang waktu (bulan) Jumlah
0— <3 36
3— <6 33
6— <9 6
9— <12 3
12— <15 2
15— <18 0
>18 2
Total 82
28
5.5 Derajat Hidronefrosis
ginjal hidronefrosis 3 ada 27 sampel. Pada ginjal sisi kiri, kelompok ginjal
Jumlah
Derajat
hidronefrosis Kanan Kiri
Normal 12 16
1 26 25
2 17 16
3 27 25
Total 82 82
mg/dL (2,1 ± 1,6 mg/dL). Nilai terbesar adalah 8,8 mg/dL; sedangkan nilai
terkecil adalah 0,3 mg/dL. Bila kadar kreatinin serum preoperatif 1,5
29
mg/dL ditetapkan sebagai ambang batas normal (cut off), terdapat 41
sampel dengan kadar kreatinin di atas normal dan jumlah sampel yang
sama juga ada pada kadar kreatinin serum preoperatif di bawah atau
30
Tabel 5.7 Hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung pada
ginjal kanan serta tingkat signifikansinya masing-masing
Tabel 5.8 Hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung pada
ginjal kiri serta tingkat signifikansinya masing-masing
31
yang ipsilateral dengan hidronefrosisnya, dengan tingkat signifikansi yang
ginjal sisi kanan atau kiri yang berhasil atau tidak berhasil dipasang DJ
Tabel 5.9 Hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta
tingkat signifikansinya masing-masing
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Stadium_Kode -.830 .444 3.493 1 .062 .436
Waktu -.026 .083 .097 1 .756 .975
SC .164 .289 .320 1 .572 1.178
Dextra_DerajatHN -1.291 .409 9.948 1 .002 .275
Sinistra_DerajatHN -.679 .381 3.168 1 .075 .507
Constant 8.710 2.925 8.867 1 .003 6065.705
a. Variable(s) entered on step 1: Stadium_Kode, Waktu, SC, Dextra_DerajatHN, Sinistra_DerajatHN.
32
BAB VI
PEMBAHASAN
jangka waktu yang lama seperti pada kasus uropati obstruktif akibat
Kondisi klinis penderita pada saat itu ditandai dengan uremia, gangguan
hari6. Pada model anjing yang dilakukan ligasi komplet ureter unilateral
GFR baseline dan itu terjadi pada 57 hari setelah penghilangan obstruksi
33
Pada ginjal yang mengalami obstruksi, beberapa peneliti
34
dengan hidronefrosisnya, dengan tingkat signifikansi yang bermakna (p ≤
Hasil penelitian ini tampak tidak sejalan dengan apa yang telah
dilakukan oleh Gumilar dan kawan-kawan. Salah satu penyebab yang bisa
DJ stent pada pasien karsinoma servik uterus. Seluruh dokter ahli urologi
35
RSUD Dr Moewardi Surakarta selama periode Januari sampai dengan
pada sisi kanan dan 58,5 pada sisi kiri, sehingga rata-rata kegagalan
uterus pada penelitian ini adalah 62,2 %. Ini sedikit berbeda dengan
Perbedaan ini bisa disebabkan oleh 2 hal. Pertama dari segi jumlah
sampel, yang berarti hanya separuh dari jumlah sampel penelitian ini.
36
BAB VII
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
18. Ahmad I, Pansota MS, Tariq M, Saleem MS, Tabassum SA, Hussain
A. Comparison Between Double J (DJ) Ureteral Stenting and
Percutaneous Nephrostomy (PCN) in Obstructive Uropathy. Pak J
Med Sci. 2013; 29 (3) : 725—29.
39