Anda di halaman 1dari 17

MODUL MATERI INTI 1

KONSEP BANTUAN HIDUP DASAR

PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
2016
BAB I
DESKRIPSI SINGKAT

Tindakan Bantuan Hidup Dasar merupakan layanan kesehatan dasar yang


dilakukan terhadap penderita yang menderita penyakit/kondisi yang
mengancam jiwa sampai penderita tersebut mendapat pelayanan kesehatan
secara paripurna. Tindakan Bantuan Hidup Dasar umumnya dilakukan oleh
paramedis, namun dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada
serta Inggris dapat dilakukan oleh kaum awam yang telah mendapatkan
pelatihan sebelumnya. Tindakan Bantuan Hidup Dasar secara garis besar
dikondisikan untuk keadaan di luar Rumah Sakit sebelum mendapatkan
perawatan lebih lanjut, sehingga tindakan Tindakan Bantuan Hidup Jantung
Dasar dapat dilakukan di luar Rumah Sakit tanpa menggunakan peralatan
medis.
Bantuan Hidup Dasar sebenarnya sudah sering didengar oleh masyarakat
awam di Indonesia dengan nama Resusitasi Jantung Paru (RJP). Umumnya
tidak menggunakan obat-obatan dan dapat dilakukan dengan baik setelah
melalui pelatihan singkat.
Bantuan Hidup Dasar penting diajarkan pada masyarakat awam, karena
masyarakat awam adalah pihak pertama yang akan menemukan dan
menangani kondisi kegawatan yang ditemukan dilingkungan sekitarnya.
Pedoman Bantuan Hidup Dasar yang sekarang dilaksanakan sekarang telah
mengalami perbaikan dibandingkan sebelumnya. Bulan Oktober 2010,
American Heart Association (AHA) mengeluarkan pedoman baru Bantuan
Hidup Dasar Dewasa. Dalam Bantuan Hidup Dasar ini, terdapat beberapa
perubahan sangat mendasar dan berbeda dengan Bantuan Hidup Dasar yang
telah dikenal sebelumnya, seperti:
1. Pengenalan kondisi henti jantung mendadak segera berdasarkan penilaian
respon penderita dan tidak adanya napas
2. Perintah Look, Feel and Listen dihilangkan dari algoritme Bantuan Hidup
Dasar
3. Penekanan bantuan kompresi dada yang berkelanjutan dalam melakukan
resusitasi jantung paru oleh penolong yang tidak terlatih
4. Perubahan urutan pertolongan Bantuan Hidup Dasar dengan mendahulukan
kompresi sebelum melakukan pertolongan bantuan napas (CAB
dibandingkan dengan ABC)
5. Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang efektif dilakukan sampai didapatkan
kembalinya sirkulasi spontan atau penghentian upaya resusitasi
6. Peningkatan fokus metode untuk meningkatkan kualitas RJP yang lebih baik
7. Penyederhanaan Algoritme Bantuan Hidup Dasar.

Tindakan Bantuan Hidup Jantung Dasar bukan merupakan suatu satu jenis
keterampilan tindakan tunggal semata, melainkan suatu kesinambungan tidak
terputus antara pengamatan serta intervensi yang dilakukan dalam
pertolongan. Keberhasilan pertolongan yang dilakukan ditentukan oleh
kecepatan dalam memberikan tindakan awal Bantuan Hidup Jantung Dasar.
Para ahli berpikir bagaimana cara untuk melakukan suatu Tindakan Bantuan
Hidup Jantung Dasar yang efektif serta melatih sebanyak mungkin orang awam
dan paramedis yang dapat melakukan tindakan tersebut secara baik dan benar
Tindakan bantuan hidup dasar dilakukan pada saat ditemukan kasus
terhentinya jantung dan pernafasan serta kondisi yang disebabkan karena
kondsi tersebut. Kejadian yang sering terjadi di masyarakat antara lain: kondisi
sakit (henti nafas dan henti jantung), cedera (keracunan, kemasukan benda
asing, sumbatan jalan nafas), dan kecelakaan (patah tulang, luka bakar,
perdarahan).

BAB II
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan konsep bantuan
hidup dasar.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
Menjelaskan konsep bantuan hidup dasar.

BAB III
POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:

Pokok Bahasan 1. Konsep Bantuan Hidup Dasar


Sub Pokok Bahasan :
1. Definisi
2. Tujuan
3. Prinsip-prinsip
4. Manfaat
BAB IV
BAHAN BELAJAR

1. Modul Konsep Bantuan Hidup Dasar

BAB V
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran
materi ini.

Langkah 1.
Pengkondisian

1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum


pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2.
Diskusi singkat mengenai materi yang akan disampaikan (sesuai dengan
metode yang telah dipilih pada GBPP).
Fasilitator menjelaskan tujuan materi dan metode yang akan disampaikan.
Materi ini disampaikan dalam bentuk ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
Fasilitator menjelaskan terlebih dahulu materi, lalu diskusi dan tanya jawab.

Langkah 3.
1. Fasilitator menjelaskan materi kepada peserta. Selama penyampaian
materi peserta diperbolehkan bertanya dan dijawab oleh fasilitator.
2. Setelah materi selesai dijelaskan dilakukan diskusi tanya jawab antar
peserta dan fasilitator.

Langkah 4 (Langkah terakhir)


Fasilitator merangkum materi yang disampaikan saat selesai materi.

BAB VI
URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1.
KONSEP BANTUAN HIDUP DASAR
SUB POKOK BAHASAN 1.
DEFINISI BANTUAN HIDUP DASAR
a. Definisi henti nafas
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien.

Pada awal henti napas oksigen masih terdapat di dalam darah untuk
beberapa saat dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak
dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas
akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah
henti jantung.

b. Definisi henti jantung


Henti jantung adalah berhentinya jantung berdenyut. Saat terjadi henti
jantung secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini
akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan
oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda
awal akan terjadinya henti jantung.

Pada awal henti jantung, darah langsung berhenti bersirkulasi dan jantung
masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya
dengan bantuan tindakan kompresi dada agar korban dapat tetap hidup
dan mencegah terhentinya suplai oksigen ke seluruh tubuh, yang
berdampak kematian.

Penyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap
peristiwa atau penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya
oksigen dalam tubuh dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti
jantung. Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti napas
dan henti jantung antara lain:
1. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan
penyakit jantung lainnya.
3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
4. Penyakit-penyakit yang mngenai susunan saraf.
5. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak
6. Tenggelam

Henti nafas dan Henti Jantung merupakan kasus yang harus dilakukan
tindakan Bantuan Hidup Dasar.

c. Definisi bantuan hidup dasar


Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan sebuah tindakan utama yang
dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami henti
jantung. BHD terdiri dari identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem
Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Resusitasi Jantung Paru
(RJP) dini. Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah serangkaian tindakan
penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari
korban yang mengalami henti jantung.

SUB POKOK BAHASAN 2 :


TUJUAN

Tujuan bantuan hidup dasar.


Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat
medik yang bertujuan:
a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernapasan.
b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari
korban yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui
Resusitasi Jantung Paru (RJP).

SUB POKOK BAHASAN 3 :


PRINSIP-PRINSIP BANTUAN HIDUP DASAR.

Rantai Keselamatan
Gambar 1. Rantai Keselamatan

Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat korban, hal
yang harus dilakukan adalah memastikan/mengetahui apakah korban
mengalami henti jantung atau tidak. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong
secepatnya mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan. Dan meminta alat kejut jantung otomatis (AED), dan
segera lakukan RJP dengan awalnya berupa penekanan di area dada,
setelah penolong memastikan kondisi Aman diri, Aman korban dan Aman
lingkungan (poin 1 dan 2)
Lalu jika alat kejut jantung otomatis (AED) datang, segera pasangkan pada
korban untuk melakukan kejut jantung jika terdeteksi perlu kejut jantung.
Untuk poin nomor 3, 4 dan 5 dari Rantai Keselamatan, yaitu Bantuan Hidup
Lanjut dan resusitasi pasca henti jantung secara terintegrasi dilakukan
oleh tenaga medis lanjutan.

3.1. Prinsip bantuan hidup dasar pada kondisi sakit, seperti : henti napas
dan henti jantung

Henti Napas
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami henti napas.
2. Setelah mengenali tanda-tanda(tidak ada pergerakan dada),
penolong secepatnya mengaktifkan system keselamatan
lingkungan (SPGDT), guna meminta bantuan.
3. Posisikan korban terlentang dan di lingkungan yang aman
4. Lakukan pembukaan jalan napas (mulut) dengan tengadah kepala
dan mengangkat dagu
5. Buka mulut korban dengan jari telunjuk dan ibu jari (teknik finger
slip)
6. Lakukan pembersikan dengan jari telunjuk berbentuk huruf U jika
ada benda asing
7. kompresi dada secara periodic, hingga bantuan petugas
kesehatan datang
8. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat (ketat) guna
meningkatkan sirkulasi

Henti Jantung
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami
henti jantung.
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
3. Posisikan korban terlentang dan di lingkungan yang
aman
4. Lakukan kompresi dada secara periodic, hingga
bantuan petugas kesehatan datang
5. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat
(ketat) guna meningkatkan sirkulasi

3.2. Prinsip bantuan hidup dasar pada kondisi cedera, seperti : keracunan,
kemasukan benda asing, dan sumbatan jalan nafas

a. Keracunan
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
a.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami keracunan
(kenali tanda-tandanya)
a.2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
a.3. Melakukan upaya Minimalisir
a.3.1. Terpapar dengan:
- Membersihkan zat toksik bubuk dengan menyingkirkan
tanpa air.
- Membersihkan zat toksik cair disingkirkan dengan air
mengalir.
a.3.2. Tertelan, dengan:
- Upaya memuntahkan, jika zat tidak korosif
- Pemberian susu murni/larutan arang/ air kelapa/air
matang
a.3.3. Terhirup, dengan:
- Mengevakuasi korban, ke tempat terbuka
- Ajarkan teknik napas dalam
- Berikan oksigen (jika ada)
a.4. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat (ketat) guna
meningkatkan sirkulasi
a.5. Posisikan korban setengah duduk dengan tenang

b. Kemasukan benda asing


Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
b.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami kemasukan
benda asing
b.2. Melakukan upaya Minimalisir
b.2.1. Kemasukan serangga ke telingga, dengan:
- Meneteskan minyak kelapa ke lubang telingga hingga
cukup penuh
- Upayakan tidak mengorek telinga sendiri
b.2.2. Kemasukan debu / partikel korosif ke mata, dengan:
- Membersihkan mata dengan aliran kecil air mengalir
- Lakukan berulang hingga dampak berkurang
- Tutup area mata dengan kain bersih
b.2.3. Kemasukan benda asing ke hidung, dengan:
- Mengeluarkan dengan menghembuskan aliran udara
secara kuat
- Jika tidak berhasil, upayakan saluran napas tetap
adekuat

b.3. Posisikan korban setengah duduk, anjurkan napas dengan


tenang

c. Sumbatan jalan napas


Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
c.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami sumbatan
jalan napas total atau sebagian.
c.2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
c.3. Melakukan upaya minimalisir:
c.3.1. Sumbatan Total
- Melakukan Hentakan abdomen (teknik heimlict
maneuver)
c.3.2. Sumbatan sebagian:
- Upaya memuntahkan

3.3. Prinsip bantuan hidup dasar pada kecelakaan, seperti: perdarahan,


patah tulang, dan luka bakar.

a. Perdarahan
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
a.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami perdarahan
ringan, sedang atau berat.
a.2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
a.3. Posisikan korban terlentang dan di lingkungan yang aman
a.4. Hentikan luka perdarahan dengan menggunakan kain bersih
a.5. Lakukan pembalutan sesuai kondisi
a.6. Posisikan area yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari
posisi jantung.
a.7. Tinggikan posisi kaki lebih tinggi 30-45 o
a.8. Berikan korban minum sesuai kebutuhan

b. Patah tulang
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
b.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami patah
tulang terbuka atau tertutup
b.2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
b.3. Lakukan tindakan penghentian perdarahan seperti pada kasus
perdarahan
b.4. Immobilisasi area yang patah dengan bidai, tanpa merubah
posisi saat ditemukan
b.5. Posisikan area yang mengalami patah tulang bebas dari
tekanan

c. Luka bakar
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
c.1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami luka bakar
yang membahayakan
c.2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
c.3. Hentikan sumber penyebab luka bakar (tutup dengan selimut
basah)
c.4. Rendam area tubuh yang mengalami luka bakar di air mengalir
dalam 30-60 menit
c.5. Tutup area luka dengan kain bersih
c.6. Berikan korban air minum sesuai kebutuhan

SUB POKOK BAHASAN 4 :


MANFAAT BANTUAN HIDUP DASAR
a. Manfaat bantuan hidup dasar pada korban.
- Mencegah kematian
- Mencegah kecacatan
b. Manfaat bantuan hidup dasar pada penolong awam.
- Meningkatkan kepercayaan diri
- Meningkatkan kepuasan dalam aktualisasi diri
c. Manfaat bantuan hidup dasar pada petugas kesehatan.
- Mencegah komplikasi lebih lanjut, akan meringankan kinerja petugas
kesehatan

REFERENSI

Pedoman Bantuan Hidup Dasar untuk awam, American Heart Association, 2010
Soal:
1. Tindakan bantuan hidup dasar dilakukan saat ditemukan korban yang
mengalami:
A. Henti napas
B. Kelaparan
C. Kematian
D. Keguguran

2. Pada saat ditemukan korban tersiram air panas, tindakan yang harus
dilakukan saat ditemukan:
a. Buka pakaian korban
b. Siram perlahan korban dengan air suhu normal
c. Berikan pijatan luar jantung
d. Berikan minum semampu korban

3. Pada saat ditemukan korban mengalami luka bakar akibat knalpot kendaraan
bermotor, tindakan yang dilakukan saat korban ditemukan:
A. Berikan posisi aman
B. Balur dengan minyak kelapa
C. Berikan pasta gigi
D. Rendam luka bakar pada air mengalir

4. Pada saat ditemukan korban tidak sadar, tindakan segera yang dapat
penolong lakukan:
A. Lakukan pijatan jantung luar
B. Berikan cubitan yang kuat
C. Minta pertolongan
D. Pindahkan korban

5. Pada kondisi kebakaran di sebuah rumah, penolong menemukan korban tidak


sadarkan diri, tindakan segera yang dapat penolong lakukan:
A. Lakukan pijatan jantung luar
B. Berikan cubitan yang kuat
C. Minta pertolongan
D. Pindahkan korban

6. Posisi yang dianjurkan pada korban kecelakaan dengan perdarahan yang


banyak:
A. Tengkurap
B. Duduk dengan kaki lebih tinggi
C. Terlentang dengan kaki ditinggikan
D. Miring

7. Tindakan yang segera dilakukan penolong saat menemukan korban dengan


perdarahan:
a. Pindahkan korban
b. Hentikan perdarahan
c. Berikan minum yang banyak
d. Bangunkan korban

8. Tindakan bantuan hidup dasar dilakukan saat ditemukan korban yang


tenggelam:
a. Lakukan pijatan jantung luar
b. Berikan cubitan yang kuat
c. Minta pertolongan
d. Pindahkan korban

9. Tanda – tanda korban mengalami gangguan jantung:


a. Mengeluh sakit kepala
b. Pandangan kabur
c. Napas tersengal
d. Tidak bias menggerakan anggota badan

10. Masalah gangguan napas bisa disebabkan oleh:


a. Penyakit rematik
b. Keracunan
c. Tersedak
d. Keguguran

Anda mungkin juga menyukai