oleh:
Kelompok 4A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
SKENARIO ROLEPLAY DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)
Pembagian Peran:
Pasien mengalami demam, batuk,pilek sehingga tidurnya terganggu, dan susah nafas disertai
sesak memberat,fatigue, gejala gastrointestinal seperti diare, dengan hasil pemeriksaaan TTV
yaitu TD :110/70 mmHg, HR 84 x/menit, RR 22x/menit, suhu 39 0C, kemudian pasien dilakukan
rapid tes dengan hasil reaktif dan dilakukan pemeriksaan spesimen saluran nafas atas dengan
swab tenggorokan (nasofaring dan orofaring) didapatkan hasil positif covid-19 . Pasien masih
mengeluh sesak nafas, tidak nafsu makan dan tampak lemas. Berdasarkan kondisi pada pasien
diatas perawat melakukan DRK.
Scene 1 (Perawat melaporkan keadaan pasien dan meminta persetujuan untuk diadakan
DRK kepada ketua TIM)
Perawat 1 : Begini pak, pasien dikamar no. 1 yang bernama Ny.A sudah 4 hari dirawat,
demamnya masih naik, pasien juga teerlihat lemas, hasil lab rapid tes
menunjukkan pasien mengalami reaktif dan hasil swab pasien menunjukkan
positif covid-19. Keadaan pasien belum menunjukkan peningkatan. Saya
berencana untuk melakukan DRK terhadap Ny. A. Bagaimana menurut bapak dan
ibu? Apakah bapak dan ibu setuju?
Karu : ya saya setuju, bagaimana ibu? (bertanya kepada Katim)
Ketua Tim : oke saya setuju, bagaimana dengan persiapannya dan kapan rencana akan
dilakukan DRK?
Perawat 1 : Saya telah menyiapkan tim yang bisa melakukan DRK bu. Saya menyesuaikan
dengan jadwal yang ada, DRK dilakukan besok hari rabu tanggal 25 November
2020, waktunya masih menunggu kesepakatan dengan TIM bu.
DRK dihadiri oleh seluruh anggota TIM dan dilakukan pada hari Rabu tanggal 25
November 2020 di ruang perawat pukul 06.30 WIB.
Fasilitator : Baik..diharapkan seluruh peserta bisa mengikuti perjalanan diskusi dengan baik
dan semoga diskusi berjalan dengan lancar. Pada acara hari ini, materi akan
disajikan oleh Penyaji selama 15 menit, dilanjutkan diskusi selama 30 menit.
Kepada penyaji dipersilahkan menyampaikan materinya .
Dari apa yang telah dilakukan sesuai intervensi yang ada, Namun kondisi pasien
belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Fasilitator : Baiklah, langsung saja, jika ada yang ingin disampaikan dari teman-teman,
silahkan untuk menyampaikan satu per satu.
Perawat 1 : Izin bertanya, bagaimana sesak nafas pasien tersebut? Apakah sesak nafasnnya
berkurang atau masih tetap tidak ada perubahn? kemudian bagimana demam
pasien tersebut? Pasien dengan demam yang tidak kunjung turun harus
diwaspadai dan berhati-hati. Masalah yang bisa timbul dalam 2 hal tersebut
apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan penurunan kesadaran pada
Ny.A.
Perawat 2 : Nah,benar. Saya menemukan literature dari Yuliana tahun 2020 penatalaksanaan
tentang covid-19 salah satunya yaitu monitor oksigenasi, panduan pemberian
oksigen dengan masalah distress pernapasan, hipoksemia atau syok harus
diberikan terapi oksigen sekitar 5L/menit dengan target SPO2> 90% dan hal
tersebut dapat kita lakukan pada Ny.A , kemudian saat Ny.A demam, sudahkah
kita mengompres dengan benar ? Kompres yang benar yaitu menggunakan air
hangat dan dikompres di lipatan-lipatan tubuh. kita harus melakukan kompres
dengan benar.
Perawat 3 : Permasalahan yang sering muncul biasanya pasien tidak nafsu makan, keluarga
juga tidak bisa memaksakan pasien untuk makan karena pasien berada diruang
isolasi. Kita menganjurkan kepada pasien dengan pola memakan sedikit-sedikit
tetapi sering apabila pasien mengalami kesulitan untuk makan.
Perawat 1 : Nah betul sekali, pada pasien covid-19 terjadi peningkatan konsumsi energi yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti demam, peningkatan kerja otot -otot
pernafasan serta ventilasi mekanik. Dimana kebutuhan dari peningkatan energi
sangat dibutuhkan oleh pasien. Diet yang dapat dilakukan oleh pasien adalah diet
lunak rendah serat. Petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter antara lain;
a. Makanan yang cukup (cairan, kalori, vitamin, protein)
b. Tidak mengandung banyak serat
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Menurut panduan oleh Perhimpunan dokter spesialis gizi klinik Indonesia yang
disusun oleh Taslim, dkk (2020) menyatakan bahwa pemberian nutrisi pada
pasien covid dibedakan menjadi 3 metode yang disesuaiakn dengan kondisi dan
tingkat kesadaran pada pasien diantaranya adalah ;
a. Pemberian melalui jalur oral, dengan kondisi pasien sadar dan respon asupan
baik. Makanan yang diberikan melalui jalur oral harus mengandung
makronutrien dan mikronutrien sesuai kebutuhan pasien. Makanan yang
mengandung karbohidrat seperti; beras (nasi), gandum (roti, mie, pasta, kue),
umbi-umbian (kentang), buah (pisang), Makanan yang mengandung protein
hewani (ikan, ayam, daging, telur, susu) dan protein nabati (tahu, tempe,
kacang). Lemak bisa didapatkan dari lemak hewani dan minyak. Vitamin dan
mineral bisa berasal dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
b. Melalui jalur Enteral (jalur NGT atau OGT), dilakukan apabila asupan makan
yang masuk kepada pasien <50% dalam waktu 3 hari, pasien mengalami
penurunan kesadaran, dan terjadi gangguan menelan pada pasien. Sediaan
untuk metode ini dapat berupa makanan yang diblender dan formulasi komersil
seperti; peptisol, pediasure, diabetasol, dll.
c. Jalur parenteral (Intravena perifer/sentral), Metode penggunaan cara ini
mempertimbangkan kondisi pasien seperti pada pemberian dengan
menggunakan jalur enteral ditambahkan dengan mempertimbangkan pada
osmolaritas nutrisi yang diberikan. Pada pasien lansia dengan resiko aspirasi
dan pasien yang mengalami distensi abdomen dapat diberikan dengan metode
ini dengan sementara waktu atau sampai kondisi membaik.
Perawat 3 : Ada yang mengatakan juga makanan rendah serat dan rendah sisa. Maksudnya
rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan
tidak merangsang saluran cerna.
Perawat 2 : Untuk makanan-makanan yang dianjurkan itu yang seperti apa bu?
Fasilitator : Baik apa ada yang ingin disampaikan lagi atau sudah cukup? Masih ada sisa
waktu 10 menit
Katim : Saya pak, saya lebih menekankan pada semuanya saat kita melakukan tindakan
perawatan pada pasien covid-19 kita harus tetap patuh pada protokol kesehatan
selalu pakai APD yang lengkap agar tidak menular kepada kita karena kita tidak
boleh enteng penggunaan APD, dan itu semua demi kebaikan kita..
Failitator : iya betul jangan lupa selalu mematahi protokol kesehatan dan gunakan APD
yang lengkap, ada lagi yang ingin disampaikan?
Peserta : Cukup pak.
Saya akhiri diskusi kali ini, sekian diskusi hari ini apabila ada kesalahan saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Peserta : Sama-sama
No Revisi Halaman
RS
No. Dokumen
UNIVERSITAS
- 1/ 2
JEMBER
Ditetapkan di J
SOP
Tanggal Terbit ember
RS UNIVERSITAS JEMBER
Supervisi di Ruang Bougenville Rumah Sakit Universitas Jember dilakukan setiap bulan
sekali
Hari / Tanggal : Supervisor :
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah yang telah di
rumuskan
2 Diagnosa keperawtaan
mencerminkan PES
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan aktual/
resiko/kolaboratif
Analisa Perencanaan
1 Berdasarkan diagnosa
keperawatan
5 Rencana tindakan
menggambarkan keterlibatan
pasien/ keluarga
Analisa Tindakan
Nama Ruangan :
Tanggal Pelaksanaan :
1.
2.