Anda di halaman 1dari 22

Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.

Kep Universitas Jember 2020

PREPLANNING RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN


POLA TIDUR DI JEMBER TAHUN 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Nama: Imrotul Koiriyah
NIM: 162310101100

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisa Situasi


Lansia merupakan seorang yang telah memasuki usia 60 keatas. Kelompok
umur dimana manusia telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupanya (WHO,
2019). Meningkatnya populasi lansia menyebabkan munculnya beberapa masalah
kesehatan pada fungsi organ, yang akan memicu terjadinya penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif dapat menurunkan kualitas hidup lansia karena meningkatkan
angka morbilitas dan dapat menyebabkan kematian (Hermawan dan Rosyid, 2017).
Beberapa penyakit degeneratif pada lansia yakni : gangguan sendi, hipertensi,
katarak, stroke, gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes melitus
(RISKESDAS, 2018).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum
yang terjadi dimasyarakat. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomer satu didunia
setiap tahunnya. Pasien dengan hiertensi menimbbulkan beberapa gejala seperti sakit
kepala, pusing, dan gangguan pola tidur. Kualitas tidur akan semakin buruk seiring
dengan bertambahnya usia, karena seiring bertambahnya usia maka akan terjadi
proses penuaan (Sulidah dkk., 2016). Pasien hipertensi yang mengalami gangguan
pada tidurnya biasanya terbangun pada pagi hari karena merasa pusing atau sakit
kepala, akan merasa lelah disiang hari, memperburuk kondisi pasien, seperti semakin
kecemasan, lelah, gelisah, konsentrasi menurun, mudah tersinggung, dan dapat
menimbulkan penyakit baru pada penderitanya seperti penyakit pembuluh darah
koroner atau otak, obesitas, dan depresi. Terapi yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kualitas tidur dapat berupa nonfarmokologis yang dapat dilakukan
dengan menggunakan relaksasi otot progresif (Kasron dan Susilowati, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Jember pada tanggal 28 September 2020 terhadap Tn. S lansia dengan hipertensi di
Desa SumberDandang Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember diketahui bahwa
klien miliki riwayat hipertensi sehingg mengalami gangguan pola tidur.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember, klien belum
mengetahui tindakan non – farmakologis untuk mengatasi gangguan pola tidurnya.
Oleh karena itu, mahasiswa ingin menerapkan terapi relaksasi otot progresif pada Tn.
S
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan relaksasi otot progresi bertujuan untuk membantu gangguan
pola tidur dan rasa tidak nyaman yang dirasakan Tn. S
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien Tn. S mampu memahami manfaat terapi relaksasi otot progresif
sebagai tindakan non farmakologis untuk gangguan pola tidur.
2. Klien Tn. S mampu mengikuti prosedur tindakan terapi relaksasi otot
progresif
3. Klien Tn. S menerapkan terapi relaksasi otot progresif secara mandiri
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Manfaat penerapan relaksasi otot progresif bagi Tn.S yang mengalami
hipertensi yaitu untuk memperbaiki pola tidurnya yang menggalami
gangguan dengan tindakan non farmakologis secara mandiri sehingga
dapat meningkatkan status kesehatan Tn. S.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat penerapan relaksasi otot progresif bagi tenaga kesehatan adalah
dapat dijadikan sebagai intervensi non farmakologis untuk mencapai
outcome yaitu mengatasi masalah yang dirasakan klien.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


PMR adalah kontraksi dan relaksasi berulang-ulang dari kelompok otot yang
berbeda. Dengan melakukan penegangan dan pengenduran otot maka dapat
menurunkan input dan output motor neuron . Mekanisme kerja progresive muscle
relaxation dalam mempengaruhi kebutuhan tidur yaitu karena terdapat gerakan
kontraksi dan relaksasi otot yang dapat menstimulasi respon relaksasi baik fisik
maupun psikologis. Ketika melakukan gerakan relaksasi otot, sebuah sel syaraf juga
mengeluarkan opiate peptides dan dialirkan keseluruh tubuh sehingga yang dirasakan
adalah rasa nikmat dan rileks. Adanya respon relaksasi trophotropic akan
menstimulasi sistem saraf. Dimana fungsi sistem saraf berlawanan dengan sistem
saraf simpatis sehingga tercapai keadaan rileks dan tenang. Perasaan rileks ini akan
diteruskan ke hipotalamus sehingga hipotalamus menghasilkan Corticotropin
Releasing Factor (CRF). CRF akan menstimulasi kelenjar pituitary sehingga
produksi beberapa hormone akan meningkat, seperti β-endorphin, enkefalin dan
serotonin. Secara fisiologis, kebutuhan tidur akan terpenuhi karena akibat dari
penurunan aktivitas Reticular Activating System (RAS) dan noreepineprine sebagai
akibat penurunan aktivitas sistem batang otak. Respon relaksasi akan terjadi karena
adanya aktifitas sistem saraf otonom parasimpatis nuclei rafe. Hal ini akan
menyebabkan perubahan yang dapat mengontrol aktivitas sistem saraf otonom berupa
pengurangan fungsi oksigen, frekuensi nafas, denyut nadi, ketegangan otot, tekanan
darah, serta gelombang alfa dalam otak sehingga mudah untuk tertidur (Kasron dan
Susilowati, 2017)
Progressive muscle relaxation dapat mempengaruhi tidur karena saat
melakukan PMR akan memunculkan respon relaksasi (Trophotropic) yang
menstimulasi semua fungsi dimana kerjanya berlawanan dengan system saraf
simpatis sehingga tercapai keadaan rileks dan tenang. Perasaan rileks akan
menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF) sehingga meningkatkan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

produksi beberapa hormone, seperti β-Endorphin, Enkefalin dan Serotonin


(Ramdhani, 2008). Secara Fisiologis, terpenuhinya kebutuhan tidur terjadi karena
penurunan aktifitas Reticular Activating System (RAS) dan noreepineprine sebagai
akibat penurunan aktivitas sistem batang otak, sebagai akibat dari penurunan aktivitas
Reticullar Activating System (RAS) dan peningkatan aktivitas batang otak akan
menimbulkan sensasi nyaman sehingga merangsang timbulnya kantuk (Hidayat dan
Hanifah, 2018)
3.2 Kerangka Penyelesaian
Kerangka penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui relaksasi otot
progresif. Terapi ini akan membantu klien dalam menurunkan tekanan darah.

Ganguan
Pengkajian Pola Tidur

Terapi Relaksasi
Otot Progresif

Kontraksi dan relaksasi otot

Mengeluarkan
opiate peptides

Hipotalamus
mengeluarkan (CRF)

Hormon (β-Endorphin,
Enkefalin dan Serotonin)
meningkat

Sensasi nyaman
dan rasa kantuk
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pengajaran praktik terapi relaksasi otot progresif pada Tn. S akan
dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Kamis, 2 Oktober 2020
Waktu : 13.00-13.20 WIB.
Tempat : Rumah Tn. S Desa Sumber dandang RT 004 RW 17
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
4.2 Khalayak Sasaran
Sasaran dari kegiatan terapi relaksasi otot progresif adalah Tn.S yang memiliki
permasalahan gangguan tidur
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran: Ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori: Diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik dengan memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud, tujuan, serta kontrak waktu tindakan.
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menyepakati tindakan bersama klien
d. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran

keterangan :
: Sasaran

: Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2019. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension [diakses


pada tanggal 30 September 2020. Pukul 13.00 WIB]

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standard Of Procedure (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (Booklet)
Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas
Jember, Jember
1 Oktober 2020
2020

Pemateri

Imrotul Koiriyah
NIM 162310101100

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 1 Oktober 2020 jam 13.00 – 13.20 WIB di Desa
Sumberdandang Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur
telah dilaksanakan kegiatan relaksasi otot progresif.

Jember, 1 Oktober 2020

Pembimbing Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep


NIP: 19880610 201903 1 019
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan Implementasi tentang “Relaksasi Otot Progresif”. Pada hari ini, Kamis
tanggal 1 Oktober 2020 jam 13.00 – 13.20 WIB di Desa Sumberdandang Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

Jember, 1 Oktober 2020

Pembimbing Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep


NIP: 19880610 201903 1 019
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Gangguan Pola Tidur


Sasaran : Klien Hipertensi dengan gangguan pola tidur
Waktu : Jam 13.00 – 13.10 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, Tanggal 1 Bulan Oktober Tahun 2020
Tempat : Desa Sumberdandang Kecamatan Sumbersar Kabupaten Jember
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien mampu menerapkan relaksasi otot
progresif dan memahami tujuan pelaksanaan relaksasi otot progresif untuk gangguan
pola tidur pada Tn.S
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit.
Klien Tn. S mampu untuk:
a. Memahami tentang manfaat terapi relaksasi otot progresif
b. Memahami tentang prosedur terapi relaksasi otot progresif
c. Melaksanakan relaksasi otot progresif
2. Pokok Bahasan: relaksasi otot progresif
3. Sub pokok Bahasan
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Tata cara pelaksanaan relaksasi otot progresif
4. Waktu: 20 menit
5. Bahan/alat yang diperlukan : Materi, booklet
6. Model pembelajaran
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

a. Jenis model penyuluhan: konstruktif


b. Landasan teori : ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi
c. Langkah pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi pilihan tindakan
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran
7. Setting Tempat
keterangan :

: Sasaran

: Pemateri

8. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan relaksasi otot progresif terlebih dahulu menyiapkan
tempat pelaksanaan dan media yang akan digunakan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Tahap tahap Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan
a. Memberi salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri Salam
5 menit
c. Memberitahu lamanya b. Menyimak
penyuluhan c. Menyepakati
d. Memfokuskan audience d. Menyimak
Penyajian Menyampaikan materi 10
penyuluhan: menit
a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
hipertensi
b. Menjelaskan penyebab b. Memperhatikan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan c. Memperhatikan
gejala hipertensi
d. Mendemonstrasikan tata d. Memperhatikan
laksana relaksasi otot dan
progresif mempraktekkan

Penutup
a. Mempersilakan bertanya a. Bertanya dan
dan memberi pertanyaan atau menjawab
b. Memberi kesimpulan pertanyaan
5 menit
c. Mengulang inti materi b. Menyimak
d. Memberi salam c. Menyimak
d. Menjawab
salam

10. Evaluasi
1) Jelaskan tanda dan gejala hipertensi ?
2) Demonstrasikan tata laksana relaksasi otot progresif ?

SOP
LATIHAN RELAKSASI OTOT
PROGRESIF
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO HALAMAN
REVISI: :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

TERBIT:

1 PENGERTIAN Relaksasi otot progresif merupakan suatu prosedur


yang dilakukan dengan mengencangkan dan
melemaskan secara progresif sekelompok otot
pada satu bagian tubuh secara berturut-turut yang
dimulai dari kaki ke atas atau dari kepala ke
bawah tubuh.
2 TUJUAN a. mengurangi ketegangan otot dan stress;
b. menurunkan tekanan darah;
c. meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
sehari-hari;
d. meningkatkan imunitas, sehingga status
fungsional dan kualitas hidup meningkat.
3 INDIKASI a. Pasien dengan hipertensi
b. Pasien post operasi
c. Pasien dengan masalah ketegangan otot dan
stres
d. Pasien yang mengalami kecemasan
e. Pasien dengan keluhan nyeri, mual, muntah,
dan
f. kesulitan tidur (insomnia)
4 KONTRAINDIKAS a. Pasien yang mengalami cidera akut atau
I ketidaknyamanan muskuloskeletal
b. Pasien dengan penyakit jantung berat/akut
c. Pasien dengan hipotensi
5 PERSIAPAN a. Berikan salam, perkenalkan diri, dan
PASIEN identifikasi pasien dengan memeriksa identitas
dan catatan medis secara cermat
b. Jelaskan tentang prosedur latihan yang akan
dilakukan
c. Berikan kesempatan pasien dan keluarga
untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
d. Beri tahu pasien dan keluarga ketika latihan
akan segera dimulai
6 PERSIAPAN ALAT a. Tempat duduk atau berbaring yang nyaman
b. leaflet
c. Catatan dan alat tulis
7 CARA KERJA a. Beri salam terapeutik pada pasien.
b. Perkenalkan diri sebaik mungkin.
c. Tanyakan kondisi dan perasaan pasien saat ini.
d. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pada
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

pasien dan keluarga pasien.


e. Pastikan lingkungan sekitar tenang dan
nyaman.
f. Lepaskan kacamata, jam tangan, sepatu.
Longgarkan baju, ikat pinggang, dan dasi.
g. Duduk dengan kepala bersandar pada
sandaran kursi atau berbaring dengan tenang
pada posisi yang nyaman.
h. Biarkan mata tetap terbuka selama beberapa
menit.
i. Kemudian secara perlahan-lahan tutuplah
mata dan pertahankan mata tetap dalam
keadaan tertutup.
j. Tarik napas dalam secara perlahan melalui
hidung dan hembuskan keluar melalui mulut.
Ulangi sebanyak 3 kali.
k. Beri tahu pasien bahwa latihan akan segera
dimulai. Mulailah secara bertahap. Lakukan
latihan dari tubuh bagian atas sampai bawah
dengan cara mengencangkan dan melemaskan
masing-masing kelompok otot.
l. Langkah 1:
1. Regangkan tangan kanan dan kiri hitung
sebanyak 8 kali
2. Regangkan tangan kanan dan kiri
sebanyak 8 kali
3. Angkat bahu hitung sebanyak 8 kali
4. Menarik bahu ke kebawah sebanyak 8
kali
5. Pejamkan mata hitung sebanyak 8 kali
6. Pejamkan mata sambil menegangkan
dahi hitung sebanyak 8 kali
7. Pejamkan mata sambil tersenyum hitung
sebanyak 8 kali
8. Pejamkan mata sambil mengembungkan
pipi hitung sebanyak 8 kali
9. Meregangkan leher hitung sebanyak 8
kali
10. Tekuk leher hitung sebanyak 8 kali
11. Angkat bahu hitung sebanyak 8 kali
12. Kembangkan dada hitung sebanyak 8 kali
13. Kembangkan perut hitung sebanyak 8
kali
14. Regangkan paha hitung sebanyak 8 kali
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

m. Akhiri latihan dan katakan pada pasien bahwa


latihan telah selesai. Pasien dapat membuka
mata pada hitungan ketiga.
n. Minta pasien untuk menyebutkan apabila
masih ada otot yang tegang setelah semua
kelompok otot telah ditegangkan dan
direlaksasikan. Ulangi prosedur untuk
kelompok otot yang tidak relaks.
o. Berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya.
p. Lakukan evaluasi terhadap latihan yang telah
diajarkan kepada pasien.
q. Evaluasi respon pasien (respon verbal dan
nonverbal).
r. Berikan reinforcement positif.
s. Anjurkan pasien untuk melaksanakan latihan
sesuai dengan latihan yang telah diberikan.
t. Buat kontrak pertemuan selanjutnya dan akhiri
kegiatan dengan baik.
8 HASIL Dokumentasikan:
a. Tanggal atau jam dilakukan tindakan
b. Nama tindakan
c. Respon klien selama tindakan
d. Nama dan paraf perawat
HAL YANG a. Selama latihan berjalan, hendaknya
PERLU melakukan halhal berikut:
DIPERHATIKAN 1) Memusatkan perhatian pada kumpulan otot
yang ditegangkan, waktu lebih kurang 7 detik
kemudian dilemaskan 40 detik
2) Perhatian pada rasa tegang
3) Tanda untuk melemaskan
4) Relaks ± 30-40 detik, dan harus
memperhatikan perbedaan antara tegang dan
rileks
b. Lakukan latihan secara teratur 2 kali sehari,
pagi dan sore hari pada jam yang sama. Lama
waktu setiap kali latihan adalah ± 15-30
menit.
c. Lakukan latihan sebelum makan atau paling
cepat 2 jam setelah makan, untuk mencegah
rasa mengantuk dan kenyang setelah makan.
d. Lakukan latihan paling sedikit 1 minggu dan
dapat dilanjutkan sesuai kebutuhan.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

1. FORMAT MATERI 
PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020

HIPERTENSI DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah terlalu tinggi. Tekanan
darah ditulis sebagai dua angka. Angka pertama sistolik mewakili tekanan dalam
pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua diastolik
mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detak
jantung. Hipertensi didiagnosis jika tekanan darah sistolik adalah ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik yakni ≥ 90 mmHg (WHO, 2019).

2. Tanda dan Gejala Hipertensi


Hipertensi disebut dengan “silent killer”, yang mana kebanyakan orang dengan
hipertensi tidak mengetahui masalahnya karena mungkin tidak memiliki tanda atau
gejala peringatan. Tanda gejala yang dapat muncul pada orang dengan hipertensi
yakni (WHO, 2019) :
a. Sakit kepala di pagi hari
b. Mimisan
c. Irama jantung tidak teratur
d. Perubahan penglihatan
e. Telinga berdengung
f. Kelelahan
g. Mual dan muntah
h. Kebingungan
i. Kecemasan
j. Nyeri dada
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

k. Tremor otot
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

FORMAT MEDIA (BOOKLET)


PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2020

FORMAT D DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN


PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai