Anda di halaman 1dari 15

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI KOGNITIF BRAIN GAME (MENEBAK WARNA)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 PPN XXII

Yohanes Masang Atasoge Rahayu Ratna Ningsih

Nadya Herliani Rolos Ratnasari

Yuningsih Sumampouw Yohana Dhey

Nozalein Nency Limba Silvia Kormasela

Nur Hikmah Sri Regina Apanga

Octavin Lalihatu Syane Cintia Lumalessil

Oman Ester Kristian

Zulkarnain Mustika

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2020
Terapi Aktivitas Kelompok

Topik : Brain Gym

Sasaran : Lansia Di Wisma Lansia J Soenarti Nasution

Hari/Tanggal : Kamis, 16 Januari 2019

Waktu : ± 25 menit

Tempat : Wisma Lansia J Soenarti Nasution

Pelaksanaan : Ruang Utama (Lobbi)

A. Latar Belakang

Manusia lambat laun akan menjadi bertambah tua. Pada usia tua yang pasti

terjadi adalah penurunan fungsi-fungsi tubuh yaitu berkurang nya fungsi indra

pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, konsentrasi, motorik dan kekuatan tubuh,

serta daya pikir dan daya ingat. Terlebih lagi jika lansia mengalami sakit baik

karena penyakit tertentu maupun penyakit menua. Ketika memasuki usia tua, maka

secara otomatis aktivitas dan sosialisasi juga akan menurun, namun semua

tergantung dari tubuh individu yang bersangkutan. Bila sejak memasuki usia

dewasa seseorang tetap rajin berolahraga, sosialisasi dan terus menjaga

kesehatannya, maka usia dan harapan hidupnya akan lebih panjang dibandingkan

dengan orang yang memiliki daya hidup yang tidak sehat (Desiningrum, 2018).

Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas,

berdasarkan UUD NO.13 tahun 1998 tentang kesejateraan lanjut usia. Secara global

populasi lansia dipredikisi terus mengalami peningkjatan. Popu;lasi lansia di

indonesia di prediksi meningkat lebih tinggi dari populasi lansia di dunia setelahg

tahun 2100. Pada tahun 2012 persentase lansiadidunia mencapai 13,4%, sedangkan
di indonesia pada tahun 2015 mencapai 8,5% dan diperkirakan pada tahun 2020

mengalami peningkatan hingga menjadi 10% (Badan Pusat Statistik, Proyeksi

Penduduk 2010-2035 dalam Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun

2016).

Usia lanjut merupakan periode kemunduran, dalam arti banyak perubahan-

perubahan ke arah “menua”, yang mempengaruhi struktur fisik, mental dan

keberfungsian seseorang. Penyebab fisik kemunduran merupakan suatu perubahan

pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus melainkan karena proses menua.

Kemunduran dapat juga disebabkan

Oleh faktor psikologis. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain,

pekerjaan dan kehidupan pada umumnya. Bagaimana seseorang mengatasi

ketegangan dan stress hidup akan mempengaruhi laju kemunduran, diantaranya

melalui keberadaan motivasi yang ikut mengontrol semangat hidup mereka

(Desiningrum, 2018).

Diusia tua kondisi psikologis tidak terlepas dari keadaan fisik dan kognitif

yang sehat dan dapat berfungsi baik meskipun mengalami penurunan. Adanya

fenomena demensia, kepikunan bahkan penyakit Alzheimer menandakan bahwa

otak manusia dapat menua dan menurun kemampuanny, serta mengalami

gangguan. Dalam hal ini, successful aging yang tetapmenjadi prioritas tujuan

pengambangan ilmu mengenai usia tua, bias diusahakan melalui berbagai

pendekatan. Salah satunya dengan penerapan terapi senam otak (Desiningrum,

2018).
Senam otak mengarah kepada peningkatan koordinasi fungsi tubuh.,

motorik, keseimbangan, dan daya pikir atau daya ingat seseorang. Penurunan fungsi

tubuh dan kognitif seseorang akibat menua dapat diminimalisir dengan terapi

tersebut. Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana menyenangkan

digunakan untuk memadukan semua bagian otak yang berfungsi meningkatkan

kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan. Rangkaian

kegiatan ini sesuai untuk semua orang. Berguna dalam mempersiapkan seseorang

menyesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Dapat menambah atau meningkatkan

keterampilan khusus dalam hal berfikir dan koordinasi (Desiningrum, 2018).

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari 24 orang lansia di wisma

J Soenarti Nasution rata – rata di dapatkan mengalami penurunan fungsi kognitif

dan terdapat 3 orang lansia yang mengalami gangguan penglihatan, jadi kami

tertarik melakukan kegiatan brain gym untuk meningkatkan kemampuan kognitif

pada lansia.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan demonstrasi tentang brain gym lansia di Wisma Lansia J

Soenarti Nasution dapat meningkatkan kemampuan kognitif lansia.

2. Tujuan khusus

a) Membantu meningkatkan konsentrasi lansia

b) Membantu merangsang atau stimulus pada otak yang dapat meningkatkan

kemampuan kognitif lansia.


C. RENCANA PELAKSANAAN
1. Sasaran : Lansia Di Wisma Lansia Js Soenarti Nasution
2. Waktu : Minggu, 19 Januari 2020 (± 25 menit)
3. Tempat : Ruang depan (Lobby) Wisma Lansia Js Soenarti Nasution
4. Metode : Demonstrasi dan simulasi
5. Media dan Alat
a. Speaker audio

b. Flip Chart

c. Papan nama (name tag)

d. Kursi

e. Tulisan warna

6. Setting Tempat

1 2
3 3

4 4

3 3

Keterangan :

1.  : Leader
2. : Co Leader
3. : Fasilitator
4. : Sasaran (Lansia)
5. : Observer
7. Susunan Kegiatan/ Susunan Acara

NO TAHAPAN WAKTU KEGIATAN KEGIATAN SARAN

1. Pembukaan 5 menit Pendahuluan a. Membalas salam

a. Salam b. Mendengar dengan

pembukaan aktif

b. Doa c. Mendengar dan

c. Perkenalan memberikan

d. Menjalaskan respon

tujuan

2. Demonstrasi 15 menit Demonstrasi pergerakan Ikut memperagakan

brain gym

3. Penutup 5 menit Penutup a. Mempraktekan

a. Menyimpulkan kembali gerakan

hasil yang telah

b. Memberikan dilakukan

salam b. Membalas salam

D. Output Yang di Harapkan

1. Lansia kooperatif dalam mengikuti kegiatan TAK

2. Lansia dapat berkonsentrasi saat dilakukan kegiatan

3. Lansia dapat berfokus pada pertanyaan dan dapat menjawab pertanyaan

yang diberikan dengan benar

4. Lansia dapat menentukan warna dengan benar


8. Materi TAK
1. Pengertian

Brain gym atau senam otak merupakan serangkaian latihan yang berbasis

gerakan tubuh sederhana dinamis yang memungkinkan didapatkan

keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan. Metode yang

digunakan dalam melakukan Brayn Gym adalah Edu-K (Educational

kinosiology) atau pelatihan gerakan yakni melakukan gerakan yang bisa

merangsang seluruh bagian otak untuk bekerja. Metode ini mengaktifkan

dua belah otak dan memadukan fungsi semua bagian otak untuk

meningkatkan kemampuan kognitif ( Festi, 2010 dalam Setyawan, 2015).

Senam otak ( brain gym) merupakan salah satu stimulasi langkah preventiv

guna mengoptimalkan, merangsang fungsi otak menjadi semakin relevan

pada lansia, dan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak (Dennison,

2006 dalam Pratiwi, 2016).

2. Manfaat

Adapun manfaat senam otak menurut Fanny, senam otak memberikan

rangsangan atau stimulus pada otak yang dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, dan meningkatkan kontrol emosi (Febryana Arief Dharmawan,

2014 dalam Priambodo,2016). Dari segi pelaksaanannya senam otak mudah

dilakukan kpan saja, tanpa waktu khusus, dimana posri latihan yang

direkomendasikan adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam

sehari (Dian Fitria, 2008 dalam Priambodo, 2016).


3. Prinsip-prinsip dalam melakukan senam otak :

Menurut Desiningrum, (2018) prinsip-prinsip dalam melakukan senam

otak ialah sebagai berikut :

a. Dilakukan uji coba senam otak. Dipantau kemampuan seluruh lansia dalam

memahami gerakan dan menirukannya. Dari hasil uji coba, ditetapkan

gerakan senam otak yang sesuai kemampuan lansia yaitu sejumlah 12

gerakan, selain itu disiapkan juga modul senam otak audio-visual berupa

CD

b. Senam otak dilakukan semampunya, sehingga pendekatannya adalah

individual, mengingat keterbatasan kemampuan lansia yang berbeda-beda

dalam hal persepsi dan kondisi fisik-motorik

c. Gerakan-gerakan senam otak diajarkan secara perlahan dan bertahap, serta

berulang agar lansia mampu mengikuti dan menghafalkannya.

d. Dilakukan ice breaking, diawal atau ditengah-tengah waktu senam otak,

agar lansia tidak cepat lelah. Ice breaking dapat berupa games atau

menyanyi.

e. Senam otak sebaiknya dilakukan secara rutin dan konsisten, yaitu kurang

lebih 15 menit untuk keseluruhan gerakan yang disesuaikan dengan

kemampuan lansia. Senam otak ini sebaiknya dilakukan sebanyak minimal

10 kali pertemuan, seminggu sekali atau selama 2,5 bulan.

f. kepada setiap lansia diberikan kelonggaran, artinya keseluruhan gerakan

senam otak tetap dilakukan meskipun terputus-putus dalam setiap

pelatihannya, atau dilakukan secara tidak sempurna karena disesuaikan

dengan kemempuan lansia.


4. Langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam senam Brain Gym (tes

kekuatan dan konsentrasi otak).

 Terdapat 4 level dalam tindakan kekuatan atau konsentrasi otak yang akan

dilakukan:

o Level 1 : Lambat

o Level 2 : Sedang

o Level 3 : Sulit

o Level 4 : Sangat Sulit

 Tindakan ini akan dimulai dari tingkat paling lambat sampai cepat sekali.

 Tindakan konsentrasi otak harus menyebutkan warna bukan menyebutkan

tulisannya

Contoh :

TERLIHAT : KUNING

KAMU JAWAB : MERAH

(karena tulisan berwarna MERAH) sehingga warna yang disebut, bukan

tulisannya
U N G U
MERAH
MUDA
H I T A M
KUNING
B I R U
M E R A H

Anda mungkin juga menyukai