Defisit Nutrisi
3 DS: Intoleransi Aktivitas
Suplai O2 menurun
Pasien mengatakan merasa pusing
Pasien mengatakan merasa lemah
Kelelahan
DO:
ADL dibantu
Pasien tampak terbaring lemah Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANGGAL RASIONAL PENENTUAN
DITEMUKAN TERTASI PRIORITAS
1 Bersihat jalan nafs tidak efektif b.d produksi Terjadi ketidakmampuan
sputum meningkat yang di tandai dengan : membersihkan sekret atau
DS: obnstruksi jalan nafas untuk
Pasien mengatakan batuk berdahak mempertahankan jalan nfas tetap
disertai lendir paten (SDKI)
Pasien mengatakan sesak napas
DO:
Pernapasan terdengar ronkhi
R: 26x/min
2 Defisit nutrisi b.d anoreksia yang di tandai Asupan nutrisi tidak cukup untuk
dengan : memenuhi kebutuhan
DS: metabolisme ( SDKI)
Pasien mengatakan merasa mual muntah
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO:
BB: 55 kg (sebelum 60 kg)
Klien tampak terbaring lemah
3 Intoleransi aktivitas b.d kelelahan yang Ketidak cukupan untuk
ditandai dengan: melakukan aktifitas sehari – hari
DS : (SDKI)
Pasien mengatakan merasa pusing
Pasien mengatakan merasa lemah
DO:
ADL dibantu
Pasien tampak terbaring lemah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN/KRITERIA
HARI/TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
HASIL INTERVENSI RASIONAL
Bersihat jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi nafas. 1) Beberapa derajat spasme
Catat adanya bunyi bronkus terjadi dengan
b.d produksi sputum meningkat keperawatan selama 3x6 jam,
nafas, wising, krekel, obstruksi jalan nafas dan
yang di tandai dengan : pasien dapat ronkhi
dapat dimanifestasikan
DS: mempertahankan jalan napas dengan adanya bunyi nafas
Pasien mengatakan batuk efektif dengan kriteria hasil: adventisus
2. Kaji/pantau frekuensi 2) Takipnea biasanya ada pada
berdahak disertai lendir Menunjukkan perilaku pernafasan, catat rasio beberapa derajat dan dapat
Pasien mengatakan sesak napas untuk memperbaiki inspirasi/ ekspirasi ditemukan selama/adanya
DO: barsihan jalan napas, mis: proses infeksi akut.
Pernapasan melambat dan
Pernapasan terdengar ronkhi batuk efektif dan
frekuensi pernafasan
R: 26x/min mengeluarkan sekret memanjang dibandingkan
ekspirasi
3. Dorong/bantu latihan 3) Memberikan pasien beberapa
nafas abdomen/ bibir cara untuk mengatasi dan
mengontrol dispnea dan
menurunkan jebakan udara
4. Berikan humidifkasi 4) Kelembaban menurunkan
tambahan mis nebulizer kekentalan sekret sehingga
mempermudah pengeluaran
dan dapat membantu
menurunkan/mencegah
pembentukan mukosa tebal
pada bronkus
5. Kolaborasi pemberian 5) Drainase postural dan perkusi
fisioterapi dada
bagian penting untuk
membuang banyak sekresi
dan memperbaiki ventilasi
pada segmen dasar paru
Defisit nutrisi b.d anoreksia yang Setelah dilakukan tindakan 1. Catat intake makanan 1. Berguna dalam mengukur
di tandai dengan : keperawatan selama 3x6 jam, selama 6 jam keefektifan nutrisi dan
DS: dukungan cairan
nutrisi pasien dapat terpenuhi
Pasien mengatakan merasa
mual muntah dengan kriteria hasil: 2. Kaji adanya anoreksia, 2. Dapat mempengaruhi pilihan
Pasien mengatakan tidak nafsu BB dalam batas normal mual dan muntah diet dan mengidektifikasi
makan masalah untuk meningkatkan
Nafsu makan meningkat pemasukan atau penggunaan
DO: Tidak mengalami mual nutrisi
BB: 55 kg (sebelum 60 kg) muntah
Klien tampak terbaring lemah 3. Motivasi pasien untuk 3. Meningkatkan intake
makan sedikit tapi sering makanan dan nutrisi pasien
dengan makanan TKTP terutama kadar protein tinggi
dan proses penyembuhan
5) mengkolaborasi A:
pemberian fisioterapi masalah Bersihan jalan napas
dada belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1) Auskultasi bunyi nafas.
Catat adanya bunyi nafas,
wising, krekel, ronkhi
2) Kaji/pantau frekuensi
pernafasan, catat rasio
inspirasi/ ekspirasi
3) dorong/bantu latihan nafas
abdomen/ bibir
4) Berikan humidifkasi
tambahan mis nebulizer
5) Kolaborasi pemberian
fisioterapi dada
1. Mengauskultasi bunyi
nafas. Catat adanya S :
bunyi nafas, wising, Pasien mengatakan batuk
krekel, ronkhi
2. mengkaji/pantau berlendir sudah berkurang
frekuensi pernafasan,
Pasien mengatakan sesak
catat rasio inspirasi/
ekspirasi napas sudah berkurang
3. mendorong/bantu
latihan nafas abdomen/
bibir O:
4. memberikan Pernapasan terdengar
humidifkasi tambahan sedikit ronkhi
mis nebulizer
5. mengkolaborasi R: 24x/min
pemberian fisioterapi
dada
A:
masalah Bersihan jalan napas
teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1. Auskultasi bunyi nafas.
Catat adanya bunyi nafas,
wising, krekel, ronkhi
2. Kaji/pantau frekuensi
pernafasan, catat rasio
inspirasi/ ekspirasi
3. Berikan humidifkasi
tambahan mis nebulizer
1. Mengauskultasi bunyi
nafas. Catat adanya S :
bunyi nafas, wising, Pasien mengatakan batuk
krekel, ronkhi
berlendir sudah tidak ada
2. Mengkaji/pantau
Pasien mengatakan sesak
frekuensi pernafasan,
catat rasio inspirasi/ napas sudah tidak ada
ekspirasi
3. Memberikan O:
humidifkasi tambahan Pernapasan sudah tidak
mis nebulizer terdengar ronkhi
R: 22x/min
P: Intervensi Dihentikan
2 Setelah dilakukan tindakan 1. mengcatat intake S :
keperawatan selama 3x6 makanan selama 6 Pasien mengatakan
jam masih merasa mual
jam, nutrisi pasien dapat
muntah
terpenuhi dengan kriteria 2. mengkaji adanya Pasien mengatakan
hasil: anoreksia, mual dan masih tidak nafsu
muntah makan
BB dalam batas normal
O:
Nafsu makan 3. memotivasi pasien
untuk makan sedikit BB: 55kg (sebelum 60
meningkat
tapi sering dengan kg)
Tidak mengalami mual
makanan TKTP
muntah Klien tampak
terbaring lemah
4. memonitore
pemeriksaan
laboratorium mis:
A: masalah defisit nutrisi
BUN, serum, protein belum teratasi
dan albumin
P : intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dihentikan
3 Setelah dilakukan tindakan 1) mengevaluasi respon S:
keperawatan selama 3x6 pasien terhadap Pasien mengatakan
aktivitas. Catat
jam pasien mampu masih merasa pusing
laporan dispnea,
melakukan aktivitas dalam peningkatan Pasien mengatakan
batas yang ditoleransi kelemahan atau masih merasa lemah
kelelahan.
dengan kriteria hasil :
2) memberikan
Melaporkan/ menunjukan lingkungan yang O:
peningkatan toleransi tenang dan batasi ADL dibantu
terhadap aktivitas yang pengunjung selama
dapat diukur dengan Pasien tampak
fase akut sesuai
adanya dispnea, kelemahan indikasi. terbaring lemah
berlebihan dan tanda vital 3) menjelaskan
dalam rentang normal pentingnya istirahat
dalam rencana
pengobatan dan
A:
masalah intoleransi aktifitas
perlunya
keseimbangan belum teratasi
aktivitas dan istirahat
4) membantu pasien
P : intervensi dilanjutkan
memilih posisi
nyaman untuk 1) evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Catat
istirahat.
laporan dispnea,
5) membantu aktivitas
peningkatan kelemahan
perawatan diri yang
diperlukan. Berikan atau kelelahan.
2) berikan lingkungan yang
kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase tenang dan batasi
penyembuhan. pengunjung selama fase
akut sesuai indikasi.
3) jelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana
pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas
dan istirahat
1) mengevaluasi respon S :
pasien terhadap Pasien mengatakan
aktivitas. Catat
pusing hilang timbul
laporan dispnea,
peningkatan Pasien mengatakan
kelemahan atau masih merasa lemah
kelelahan.
2) memberikan O:
lingkungan yang ADL dibantu
tenang dan batasi
pengunjung selama Pasien tampak lemah
fase akut sesuai
indikasi. A:
3) menjelaskan masalah intoleransi aktifitas
pentingnya istirahat teratasi sebagian
dalam rencana P:
pengobatan dan intervensi dilanjutkan
perlunya 1) berikan lingkungan yang
keseimbangan tenang dan batasi
aktivitas dan istirahat pengunjung selama fase
akut sesuai indikasi.
2) jelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana
pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas
dan istirahat
1. memberikan S:
lingkungan yang Pasien mengatakan
tenang dan batasi
pengunjung selama pusing sudah hilang
fase akut sesuai timbul
indikasi. Pasien mengatakan
2. menjelaskan
pentingnya istirahat tidak merasa lemah
dalam rencana O:
pengobatan dan ADL sudah tidak
perlunya
bantu
keseimbangan
aktivitas dan istirahat Pasien tampak baik
3. memberikan A:
lingkungan yang
masalah intoleransi aktifitas
tenang dan batasi
pengunjung selama teratasi
fase akut sesuai P : Intervensi dihentikan
indikasi.
4. menjelaskan
pentingnya istirahat
dalam rencana
pengobatan dan
perlunya
keseimbangan
aktivitas dan istirahat