Disusun Oleh :
RADA SRIMUTIA
1714201164
DOSEN PEMBIMBING:
YENRIZAL JAFRI,S.Kp, M.Biomed
1. Telaah Pustaka
Telaah pustaka berasal dari istilah asing Literature Review, yaitu mengumpulkan
teori, peneliti dapat menambahkan komentar kritik (kelebihan dan kekurangan teori
dalam pustaka), perbandingan dengan teori (pustaka) lain, kaitannya dengan penelitian
yang sedang dilakukan.
Telaah pustaka adalah berupa kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang
sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang diakui kepakaran dalam bidangnya,
yang meliputi berbagai sumber pustaka yang membahas satu topik/masalah penelitian
yang spesifik. Jadi melakukan telaah pustaka membutuhkan lebih dari satu pustaka
(bacaan).
Secara umum, tujuan dari telaah pustaka, adalah menyampaikan kepada pembaca
pengetahuan dan ide apa saja yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian, sekaligus
memberikan gambaran kepada pembaca sejauh mana penelitian sudah dilakukan,
berbagai sudut pandang yang mungkin saling bertentangan (kontroversi) mengenai topik
penelitian.
2. Kerangka Teoritis
Definisi dari kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalah. Secara singkat, kerangka teoritis adalah
membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi
situasi yang akan diteliti. Penyusunan kerangka yang berkonsep akan membantu kita
untuk menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu.
a. Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan dinamai
dengan jelas dalam pembahasannya.
b. Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling berkaitan
satu dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan
berlaku di antara variabel.
c. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungannya akan positif atau negatif.
d. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan
hubungan tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat ditarik dari penelitian
sebelumnya.
e. Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar pembaca dapat
melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
3. Teori
Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses
berfikir deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan
hanya sekedar mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan
rerata frekuensi kejadian, tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau
yang lainnya.
fungsi dan peranan teori antara lain:
Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah;
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.Secara teoretis Hacth dan Farhady
(dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain.
Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa diubah
dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan
menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih dibutuhkan.
Sugiyono (2014: 91) menyebutkan variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi 4 macam:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah
perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
3. Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
4. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan
data (Sugiyono, 2014: 99).
Menurut Depdiknas (2008: 525), definisi hipotesis yaitu sesuatu yang dianggap benar
untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
Kegunaan hipotesis antara lain :
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
6. Karakteristik Hipotesis Yang Baik
Syarat hipotesis Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000) ada empat
persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:
1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel.
Ciri ciri hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman
pengertian.
7. Klasifikasi Hipotesis
Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif ada dua
macam yaitu directional hypotheses dan non directional hypotheses (Fraenkel dan
Wallen, 1990: 42, Suharsimi Arikunto, 1989:57 dalam Nurul Zuriah, 2006:163).
3. Hubungan yang menunjukkan pada sebab akibat, tetapi tidak timbal balik.
Contoh 1 : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan
metode ceramah dan Tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian
eksperimen)
Contoh 2 : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA anta yang berada di kota
dan di desa. (penelitian komparatif).
3. Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasaan atau Lingkup Variabel yang Diuji
1. Hipotesis Mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan
seluruh subjek penelitian.
Contoh : ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMA.
2. Hipotesis Minor merupakan hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub
dari hipotesis mayor.
Contoh :
a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.
b. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.
c. Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 1999. Judul : Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat