Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN

KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

Disusun Oleh :
RADA SRIMUTIA
1714201164

DOSEN PEMBIMBING:
YENRIZAL JAFRI,S.Kp, M.Biomed

PRODI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
T.A 2020/2021
KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

1. Telaah Pustaka

Telaah pustaka berasal dari istilah asing Literature Review, yaitu mengumpulkan
teori, peneliti dapat menambahkan komentar kritik (kelebihan dan kekurangan teori
dalam pustaka), perbandingan dengan teori (pustaka) lain, kaitannya dengan penelitian
yang sedang dilakukan.

Telaah pustaka adalah berupa kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang
sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang diakui kepakaran dalam bidangnya,
yang meliputi berbagai sumber pustaka yang membahas satu topik/masalah penelitian
yang spesifik. Jadi melakukan telaah pustaka membutuhkan lebih dari satu pustaka
(bacaan).

Secara umum, tujuan dari telaah pustaka, adalah menyampaikan kepada pembaca
pengetahuan dan ide apa saja yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian, sekaligus
memberikan gambaran kepada pembaca sejauh mana penelitian sudah dilakukan,
berbagai sudut pandang yang mungkin saling bertentangan (kontroversi) mengenai topik
penelitian.

2. Kerangka Teoritis

Definisi dari kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalah. Secara singkat, kerangka teoritis adalah
membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi
situasi yang akan diteliti. Penyusunan kerangka yang berkonsep akan membantu kita
untuk menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu.

Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan


kerangka teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antarvariabel yang
dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat
penting untuk kita mengetahui apa arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada
(Sekaran, 2014).
Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam sebuah penyajian kerangka teoretis,
sebagai berikut:

a. Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan dinamai
dengan jelas dalam pembahasannya.
b. Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling berkaitan
satu dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan
berlaku di antara variabel.
c. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungannya akan positif atau negatif.
d. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan
hubungan tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat ditarik dari penelitian
sebelumnya.
e. Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar pembaca dapat
melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
3. Teori

Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak,


definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar variabel. Berdasar pengertian tersebut, definisi teori
mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep
yang saling berhubungan. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial
dengan sosial dengan cara menentukan hubungan  antar konsep. Ketiga, teori
menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses
berfikir deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan
hanya sekedar mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan
rerata frekuensi kejadian, tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau
yang lainnya.
fungsi dan peranan teori antara lain:

1. Menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan pertimbangan perlunya


penyelidikan
2. Melalui teori kita dapat membuat pertanyaan yang terinci untuk penyidikan.
3. Menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti.
4. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis
dokumen-dokumen yang memuat informasi  yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun
kerangka/ landasan teori, antara lain:
1. Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu
2. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan
yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.
3. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada.
4. Semakin banyak sumber bacaan, maka  kualitas penelitian yang akan dilakukan
semakin baik, terutama sumber bacaan yang terdiri  dari teks book atau sumber lain
5. Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.
6. Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di
BUKU).
4. Variable

Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah;
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.Secara teoretis Hacth dan Farhady
(dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain.

Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa diubah
dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan
menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih dibutuhkan.
Sugiyono (2014: 91) menyebutkan variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi 4 macam:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah
perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
3. Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
4. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan
data (Sugiyono, 2014: 99).
Menurut Depdiknas (2008: 525), definisi hipotesis yaitu sesuatu yang dianggap benar
untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
Kegunaan hipotesis antara lain :
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
6. Karakteristik Hipotesis Yang Baik

Syarat hipotesis Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000) ada empat
persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:

1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel.

2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar


teoritik dan hasil penemuan terdahulu.

3. Hipotesis harus dapat diuji

4. Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.

Ciri ciri hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.

1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan


kalimat pertanyaan.

2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian.

3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.

4. Hipotesis harus dapat diuji (testable).

5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman
pengertian.

7. Klasifikasi Hipotesis

Ada beberapa jenis hipotesis, sebagai berikut:

1. Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya

Menurut Yatim Riyanto, (1996:13) dalam Nurul Zuriah, (2006:163) hipotesis


dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Hipotesis nihil (null hypotheses) atau biasa disingkat (Ho)

Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.

b. Hipotesis alternatif (alternative hypotheses) atau disingkat (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif ada dua
macam yaitu directional hypotheses dan non directional hypotheses (Fraenkel dan
Wallen, 1990: 42, Suharsimi Arikunto, 1989:57 dalam Nurul Zuriah, 2006:163).

- Hipotesis Terarah (Directional Hypotheses)

Hipotesis terarah merupakan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana


peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel
independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variable dependent.
Misalnya: siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

- Hipotesis Tak Terarah (Non Directional Hypotheses)

Hipotesis Tak Terarah merupakan hipotesis yang diajukan dan dirumuskan


oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh
terhadap variabel dependent.Fraenkel dan Wallen, (1990:42) dalam Nurul Zuriah,
(2006:163) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa
peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang
akan dilakukan. Contoh : Ada perbedaan pengaruh pengunaan metode mengajar
Tanya jawab dan PBL terhadap prestasi belajar mahasiswa FKIP.

2. Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji


Menurut Yatim Riyanto, (1996:14) dalam Nurul Zuriah, (2006:163-164)
berdasarkan sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis tentang hubungan

Merupakan hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua


variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional. Hubungan antara
variabel tersebut dapat dibedakan menjadi 3 hal, yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik

contoh : Hubungan antara kemampuan fisika dan kimia, nilai fisika


mempunyai hubungan sejajar dengan dengan nilai kimia, tetapi tidak
merupakan hubungan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi
tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya.keduanya
memiliki hubungan mungkin disebabkan karena factor lain, mungkin
kabiasaan mereka berfikir logis sehingga mengakibatkan adanya hubungan
antara keduanya.

2. Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik

contoh : hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha.


Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran
usahanya, dan sebaliknya.

3. Hubungan yang menunjukkan pada sebab akibat, tetapi tidak timbal balik.

Contoh : hubungan antara waktu PBM dengan kejenuhan siswa. Semakin


lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajara yang
disampaikan.

2. Hipotesis tentang perbedaan


Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan
perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.Hipotesis tentang
perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.

Contoh 1 : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan
metode ceramah dan Tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian
eksperimen)

Contoh 2 : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA anta yang berada di kota
dan di desa. (penelitian komparatif).

3. Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasaan atau Lingkup Variabel yang Diuji

Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi


hipotesis mayor dan hipotesis mior.

1. Hipotesis Mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan
seluruh subjek penelitian.

Contoh : ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMA.

2. Hipotesis Minor merupakan hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub
dari hipotesis mayor.

Contoh :

a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.

b. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

c. Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

Macam macam hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :


a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel
walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini
merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau
lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam
hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
1. Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).
2. Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
- Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
- Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam
memilih partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Kinayati,Djojosuroto & M.L.A Sumaryati.2004. Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan Sastra.


Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 1999. Judul : Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Jakarta: Alfabeta


Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta:Pusat Bahasa

Anda mungkin juga menyukai