Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
Tentang

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Di susun oleh :

Aufa Rafiqi : 2114010001

Putri Anursah : 2114010015

Darwina Rosada : 2114010040

Halim Maulana : 2114010046

Dosen pembimbing :

Abdul Basit, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

TA 1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
pada pemakalah untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Perkembangan Ilmu
Pengetahuan” . Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan
karena akhlaknya dan kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis
yang telah diriwayatkan oleh banyak sahabat.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah ”Sejarah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan”. Selain itu,kami juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi yang membaca nya. Pemakalah mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Abdul Basit, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah filsafat ilmu. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni..
Pemakalah juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
pemakalah terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 20 Maret 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Karakteristik Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan .................. 2


B. Objek Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............................. 5
C. Metode Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat ilmu merupakan ‘induk’ dari ilmu pengetahuan yang


mendasari logika, bahasa, dan matematika. Filsafat ilmu merupakan mata
kuliah yang wajib bagi program Magister dan Doktor. Bagi mahasiswa
program sarjana, filsafat ilmu diperlukan agar memiliki wawasan mendasar
mengenai ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Karakteristik Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan?
2. Apa Objek Sejarah perkembangan Ilmu Pengetahuan ?
3. Apa Metode Sejarag perkembangan Ilmu Pengetahuan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Karakteristik Sejarah perkembangan Ilmu
Pengetahuan
2. Untuk Mengetahui Objek Sejarag perkembangan Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk Mengetahui Metode Sejarag perkembangan Ilmu Pengetahuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan kehidupan manusia, kita dapat merasakan berbagai


kemajuan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu. Contoh: Anda masih ingat
orang bisa mendarat ke bulan, sebelumnya hal tersebut dianggap mustahil, tetapi
dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata orang
sampai juga ke bulan. Demikian juga contoh lain yaitu orang mempunyai anak
hasil bayi tabung. Secara umum karakteristik ilmu adalah:

1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama. Ilmu dapat dipergunakan


untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru, dan tidak menjadi monopoli bagi
yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan atau
memanfaatkan hasil penemuan orang lain.

Contoh:

• Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya


ceramah, tetapi ada metode lain misalnya diskusi yang bisa digunakan
di kelas dalam rangka mengaktifkan siswa.
• Media pembelajaran tidak selamnya harus elektronik, tetapi manual
juga bisa digunakan selama tepat dalam penggunaannya

2. Kebenarannya tidak mutlak

Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena
yang menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/kesalahan
yang mungkin terjadi bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia
yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut.

Contoh:

2
• Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya
pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning

3. Bersifat Objektif

Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam


menemukan/meneliti sesuatu harus didasarkan pada metode yang bersifat
ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.

Contoh:

• Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali penggunaannnya


dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari masing-masing
model tersebut, kemudian disosialisasikan

Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu:


bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif. Dari ke empat ciri tersebut,
Anda diajak untuk memaknai masing-masing ciri dan mengaplikasikannya
dalam contoh-contoh kongkrit.

1. Bersifat Rasional

Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal


(rasio) yang bersifat objektif.

Contoh:

• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas


pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan
untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam mengambil
keputusan

• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama


diantara peserta belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar
dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan.

3
2. Bersifat Empiris

Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera,


ilmu sifatnya tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian
dapat menghasilkan ilmu.

Contoh:

• Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan


bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat memuaskan,
karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
berbagai aspek
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam
menciptakan peserta didik untuk belajar bekerja sama ketika harus
memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak tumbuh rasa
kebersamaan

3. Bersifat Umum

Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa


kecuali. Ilmu tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu,
tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.

Contoh:

• Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran


kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang guru dalam mata
pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru lainnya dalam
mata pelajaran yang berbeda

• Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam
pembelajaran dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai
dengan potensi lokal yang dimilikinya

4
4. Bersifat Akumulatif

Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian


berikutnya. Ilmu sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang
sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru lainnya.

Contoh:

• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model


pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya ,
misalnya model kontekstual learning

B. Objek Sejarah perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam


hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau
hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas
dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat
berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat
dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan
hidupnya. Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah
ratio yang bertanya. Obyek materinya adalah semua yang ada.

Dalam perspektif Islam, yang menjadi objek kajian ilmu adalah ayat
Allah yang meliputi ayat yang tersurat dalam kitab suci yang berisi firman-Nya,
dan ayat Allah yang terdapat dan terkandung dalam ciptaan-Nya, yaitu alam
semesta dan diri manusia itu sendiri. Kajian terhadap kitab suci dan kenabian
(hadis) melahirkan ilmu dirosah Islamiyah, seperti ilmu tentang tauhid; ilmu
tentang ibadah, muamalah, tazkiyatun nafs, dan akhlak. Kajian terhadap alam
semesta melahirkan ilmu alam dan ilmu pasti, termasuk di dalamnya kajian
terhadap manusia dalam kaitannya dengan dimensi fisiknya. Akan tetapi, pada
dimensi nonfisiknya, yaitu perilaku, watak dan eksistensinya dalam berbagai
aspek kehidupan, melahirkan ilmu kemanusiaan atau ilmu humaniora.

5
Di dalam Al-Quran terdapat ayat Allah yang menjelaskan objek kajian
ilmu tersebut yaitu alam, manusia dan kitab suci, yang di dalamnya terdapat
hukum-hukum dan semuanya itu diciptakan agar manusia mau memikirkannya.
Melalui proses pemikiran keilmuan itu, akan tersingkap dan diketahui makna
kebenaran yang ada di dalamnya, yang memungkinkan manusia memanfaatkan
untuk kepentingan hidupnya. 1

C. Metode Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Manusia dalam mempelajari sesuatu tentulah memerlukan metode agar


dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pula dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dalam studinya menggunakan metode: a) metode rasionalistik, b)
metode empirik, c) metode intuisi, d) metode reflektif, e) metode historis, dan f)
metode analisis sintetis (Arifin, 2000:19-23), serta hermeneutika.2

a. Rasionalistik

Rasionalistik, suatu paham yang mengedepankan rasio. Sehingga


paham ini dalam menganalisis fenomena (alam) berpegang pada
kemampuan akal pikiran belaka. Adapun langkah-langkah berpikir
rasionalitik sebagai berikut:

1). Tidak menerima begitu saja atas sesuatu yang belum diakui
kebenarannya;

2). Menganalisis dan mengklasifikasi secara teliti;

3). Diawali sasaran yang paling sederhana dan mudah menuju yang
kompleks;

1
An Nahlawi Abdurrrahman. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro.
1996. h,12

2
Suparlan suhartono,Filsafat Pendidikan (Jogjakarta : Ar ruzz Media 2007),hlm.27

6
4). Tiap masalah dibuat uraian yang sempurna dan dilakukan pengkajian
kembali secara umum.

Langkah-langkah tersebut dapat dipahmi bahwa untuk


mengambil suatu kesimpulan memerlukan analisis secara teliti dan
seksama, dan pengkajian ulang sehingga kecil kemungkinan terjadi bias.

b. Empirik

Metode ini dalam menganalisis fenomena-fenomena yang ada


berdasarkan pengalaman, observasi dan penelitian/eksperimen.
Pengalaman menjadi sesuatu yang utama, baik yang dihasilkan melalui
observasi, penelitian atau ekperimen. Rasio menjadi pendukungnya dari
pengalaman. Metode ini dikedepankan dalam dunia ilmu pengetahuan
yang dapat diuji kembalikebenerannya di lain waktu

c. Intuisi

Intuisi memiliki kadar lebih tinggi dibanding intelek. Namun


intuisi ini sulit untuk dibuktikann secara empirik, sulit pula diukur.
Sehingga sering disingkirkan sebagai metode berpikir khususnya di
dunia ilmu pengetahuan.

d. Reflektif

Reflektif: suatu cara berfikir yang dimulai dari adanya problem-


problem yang dihadapkan kepadanya untuk dipecahkan. Problem-
problem yang ada menjadi titik berangkat pemikirannya, tanpa adanya
problem-problem aktifitas refleksi pun sulit dilakukan. Berdasar
problem-problem yang dihadapi akan melahirkan hasil pemecahannya.
Perjalanan roda pendidikan selalu dihadapkan problemproblem yang
terus meneruak muncul karena pendidikan suatu yang terus berkembang,
dan problem yang besar tidak lain adalah kenyataan.

7
e. Historis

Metode ini pada problem-problem tertentu dapat digunakan utuk


mengatasi problem yang dihadapi secara wajar. Biasanya metode ini
diawali dari suatu tesis kemudian anti tesis, selanjutnya melahirkan
sintesis.

f. Analitik-Sintetik

Suatu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis


terhadap sasaran, dan pemikirannya secara induktif dan deduktif serta

analisa ilmiah.Pemikiran induktif: cara berpikir yang berdasar fakta-


fakta yang bersifat khusus terlebih dahulu dipakai untuk penarikan yang
bersifat umum. Sedang deduktif: cara berpikir dengan menggunakan
premise-premis dari fakta yang bersifat umum menuju ke arah yang
bersifat khusus sebagai kesimpulannya. Pemikiran induktif dan deduktif
dapat digunakan dengan silih berganti, tergantung pada kesukaan dan
kecenderungan pola pikir penggunanya.

Contoh pemikiran Induktif,

Buku 1 besar dan tebal adalah mahal

Buku 2 besar dan tebal adalah mahal

Konklusi : semua buku besar dan tebal adalah mahal

Contoh pemikiran Deduktif,

Premis mayor: Semua buku besar dan tebal adalah mahal

Premis minor : Buku 3 adalah besar dan tebal

Konklusi : buku 3 adalah mahal

8
Sementara Analitik-sintetik: Mengurai sasaran-sasaran pemikiran
filosofis sampai unsur sekecil-kecilnya, kemudian memadukan kembali
unsur-unsur sebagai kesimpulan hasil studi. Pemikiran analitik sintetik
ini merupakan hasil paduan unsur-unsur baik yang dilakukan secara
analitik maupun sintetik.

g. Analisis Bahasa dan Analisis Konsep

Analisis bahasa, usaha untuk mengetahui arti sesungguhnya dari


sesuatu atau usaha untuk mengadakan interpretasi pendapat atau
pendapat mengenai makna yang dimiliknya. Analisis konsep, Analisis
kata-kata atau istilah-istilah yang menjadi kunci pokok yang mewakili
suatu gagasan atau konsep. Analisis bahasa itu memberi interpretasi dari
sesuatu pendapat, sedang analisis konsep mengurai kata kunci yang
menjadi sample konsep.

h. Hermeneutika

Selain metode tersebut di atas, hermeneutika (takwil) dapat


menjadi metode pemikiran dalam studi filsafat pendidikan karena
melalui hermeneutika ini memungkinkan pengetahuan yang mendasar
dapat diperoleh. Pengikut hermeneutika dalam. Takwil bukan sekedar
teknik penelitian atau alat pengetahuan atau jalan menuju kebenaran,
melainkan takwil adalah bidang pemahaman yang memungkinkan untuk
mengkaji wujud secara baru dan memungkinkan untuk mendefinisikan
kembali tentang sesuatu (Alwasilah, 2008:125,127). Hermeneutik suatu
alat atau metode pengkajian untuk mendapatkan pemahaman
pengetahuan atau kebenaran.

9
Metode-metode tersebut tidak selalu pas/relevan dan dapat
digunakan di setiap obyek kajian.Untuk itu penggunaan metode harus
mempertimbangkan relevansi bahan yang menjadi obyek pengkajian,
penemuan atau pengembangan pendidikan, sehingga akan menghasilkan
kesimpulan yang benar dan tidak bias.3

3
Semiawa. Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman (Jakarta
:Mizan Publika 2005),hlm. 37

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat ilmu merupakan ‘induk’ dari ilmu pengetahuan yang


mendasari logika, bahasa, dan matematika. Filsafat ilmu merupakan mata
kuliah yang wajib bagi program Magister dan Doktor. Bagi mahasiswa
program sarjana, filsafat ilmu diperlukan agar memiliki wawasan mendasar
mengenai ilmu pengetahuan. Seiring dengan berkembangannya waktu,
filsafat dijadikan sebagai landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk
menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada generasi-generasi
setelahnya. Itu ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang
pengaruhnya terasa hingga sekarang
Tidak terbantahkan bahwa Islam sesungguhnya adalah ajaran yang
sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan, hal ini sudah terlihat dari pesan
yang terkandung dalam al-Qur’an yang diwahyukan pertama kali kepada
Nabi Muhammad saw, yaitu surat al-‘Alaq dengan diawali kata perintah iqra
yang berarti (bacalah).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Maka penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk
lebih baiknya di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada
pembaca, agar membaca buku-buku yangberkaitan dengan Sejarah
Pendidikan Islam. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan
perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun S. 2007. "Filsafat ilmu." Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Suhartono,suparlan. 2007. filsafat pendidikan. jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Sumiawan. 2005. panorama Filsafst Ilmu Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang


Zaman. Jakarta : Mizan Publika.
An Nahlawi, Abdurrrahman. 1996. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam.
Bandung: Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai