Naskah diterima 14 Desember 2011; hasil evaluasi 28 Mei 2012; hasil perbaikan 2 Juli 2012
ABSTRAK
Hidrofilik gel atau hidrogel adalah jaringan makromolekul yang dapat menyerap dan melepaskan air tergantung pada
rangsangan eksternal, seperti pH, kelembaban, suhu, dan tekanan lingkungan sekitarnya. Tergantung pada pemilihan material dan
teknik sintesisnya, hidrogel termasuk ke dalam produk teknologi nano dengan ukuran rongga permukaan antara 50-200 nm (SEM)
dan luas permukaan ~300 m2/gram (BET). Aplikasi hidrogel di bidang pertanian telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi
penggunaan air, yang juga mampu menurunkan erosi. Dalam makalah ini, teknologi yang berhubungan dengan proses produksi
hidrogel, seperti jenis material, aplikasi secara umum, metode sintesis, pengujian dan karakterisasi, akan ditinjau dengan
pertimbangan penggunaan material yang memiliki biokompatibilitas terhadap lingkungan dan teknik sintesis dan pengujian yang
sederhana dan ramah lingkungan.
ABSTRACT
Hydrophilic gels or hydrogels is a macromolecular network which is able to reversibly absorb and release water, depending
on the external stimuli such as: pH, temperature, humidity, and pressure of its application medium. Depending on the based
material and the synthesize technique, hydrogel can be a nano product with the structural cavity size is in between 50-200 nm (SEM)
and surface area of ~300 m2/gram (BET). Application of hydrogel for agriculture has been proven to increase water use efficiency,
and decrease erosion dramatically. In this paper, technology related to production process of hydrogel, such as the based materials,
potential application in general, the synthesize, testing and characterization methods will be reviewed, in which low cost technique
and biocompatibility are to be considered.
P
emanasan global karena produksi berlebih kan efisiensi sampai dengan 80%, akan tetapi
gas rumah kaca, seperti CH4, CO2, dan hal ini sulit diterapkan karena tingkat pendidikan
N2O, menyebabkan terjadinya perubahan petani yang relatif rendah mempengaruhi tingkat
iklim yang secara langsung mengakibatkan komitmen petani dalam penerapan teknologi
distribusi air menjadi tidak menentu dan sulit manajemen sumber daya air yang ada.
diprediksi. Hal ini menyebabkan terjadinya
Alternatif lain peningkatan efisiensi
kelangkaan maupun kelebihan air yang masing- penggunaan irigasi pada lahan pertanian adalah
masing menyebabkan kekeringan dan banjir dengan aplikasi teknologi polimer. Hidrogel
terutama di lahan pertanian. Efisiensi irigasi merupakan polimer yang mampu menyerap dan
tanpa penerapan teknologi sangat rendah, yaitu melepas air tergantung stimulan eksternal yang
antara 30-50%. Aplikasi irigasi yang berlebih diterima seperti pH, suhu, dan kelembaban
akan menyebabkan sebagian besar air irigasi media aplikasinya (Zamani et al., 2010).
terbuang baik sebagai excess run off, evaporasi, Hidrogel pertama kali diaplikasikan di lahan
dan transpirasi (20-30%), maupun perkolasi (30- pertanian pada tahun 80-an (Jhurry, 1997),dan
40%) (Hillel, 1997). Penerapan teknologi terbukti mampu meningkatkan kapasitas
manajemen sumber daya air mampu meningkat- tampung air pada tanah yang secara langsung
1
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 6 No.1, Juli 2012
2
Setyono Hari Adi : Teknologi Nano untuk Pertanian: Aplikasi Hidrogel untuk Efisiensi Irigasi
Berdasarkan unit monomer yang ter- berukuran nano (nanocavity) pada jaringan
kandung dalam struktur kimianya, hidrogel untuk polimer hidrogel yang memungkinkan terjadinya
aplikasi di bidang pertanian terbagi menjadi tiga ikatan hidrogel antara molekul air dan grup polar
tipe (Jhurry, 1997; Zohuriaan-Mehr et al., hidrogel (Ostrowska-Czubenko et al., 2009).
2008), yaitu: (1) selulosa-polyacrylonitrile (PAN) Proses ini akan menyebabkan hidrogel secara
terhidrolisis, (2) polyacrylates dan polyacryl- struktur membengkak (swells) dan berakibat
amide yang tersilang-kait, dan (3) kopolimer terbukanya struktur hidrogel yang bersifat
yang terdiri atas polyacrylamides yang tersilang- hidrofobik yang juga memiliki kemampuan untuk
kait dan acrylamide-acrylate yang tersilang kait, mengikat air, sehingga terbentuk ikatan
yang mengandung unit acrylamide. Sedangkan sekunder. Total jumlah air terikat oleh ikatan
berdasarkan keberadaan muatan listrik pada tipe primer dan sekunder disebut juga sebagai total
rantai kait-silangnya, hidrogel dapat dibagi bound water (Gulrez et al., 2011). Selain oleh
menjadi empat kategori (Zohuriaan-Mehr et al., ikatan primer dan sekunder, air juga dapat
2008), yaitu: (1) non ionik (tanpa muatan diserap melalui gaya osmosis sampai tercapainya
listrik), (2) ionik (meliputi anionik dan kationik), titik kesetimbangan (equilibrium level).
(3) ampolitik (mengandung basa dan asam), dan
Proses pelepasan air terserap dalam
(4) zwitterionik (mengandung anion dan kation
di setiap unit struktur berulangnya). struktur hidrogel dapat terjadi apabila kestabilan
ikatan antara air dan struktur hidrogel yang
Penerapan hidrogel di lahan pertanian terbentuk selama proses penyerapan terganggu.
terbukti mampu meningkatkan retensi air dalam Beberapa stimulan luar yang dapat mengganggu
tanah karena air yang terbuang di luar zona stabilitas ikatan struktural hidrogel dan air
perakaran mampu diserap oleh material hidrogel meliputi perbedaan temperatur, tekanan, kelem-
dan untuk kemudian dapat digunakan kembali baban, derajat keasaman dari media aplikasinya,
sampai dengan 95% dari air yang tersimpan dan juga karena hadirnya bahan kimia lain.
dalam material (Jhurry, 1997). Proses inilah
yang kemudian secara teoritis mampu
meningkatkan efisiensi irigasi, karena air yang MATERIAL DAN APLIKASI HIDROGEL
terbuang menjadi run off dapat disimpan
sementara untuk kemudian digunakan kembali Hidrogel dapat disintesis baik mengguna-
oleh tanaman pada saat dibutuhkan. Selain itu, kan polimer alami maupun sintetis. Terdapat tiga
aplikasi hidrogel juga mampu meningkatkan komponen utama material hidrogel yaitu polimer
kelembaban tanah, menurunkan cekaman air, utama, polimer sekunder, dan material perantara
yang kemudian meningkatkan performa tumbuh pengkait silang (cross-linking agents). Polimer
tanaman. Efek positif lain dengan diminimalisasi- utama digunakan sebagai basis struktur hidrogel.
kannya run off adalah peningkatan efisiensi Sedangkan polimer sekunder diutamakan untuk
penggunaan pupuk pada tanaman. Untuk menambah properti hidrogel untuk tujuan
mendapatkan hasil serapan optimal, hidrogel peningkatan performa. Keberadaan dua polimer
dapat diaplikasikan di wilayah zona perakaran di tersebut dapat saling dipertukarkan tergantung
bawah permukaan tanah.
sifat-sifat hidrogel yang akan dicapai. Pengguna-
an material perantara pengkait silang bersifat
opsional tergantung metode sintesis yang
MEKANISME KERJA HIDROGEL
diterapkan. Beberapa teknik sintesis hidrogel,
seperti metode radiasi, tidak menggunakan
Hidrogel secara umum memiliki kemam-
material pengkait silang, melainkan mengguna-
puan untuk menyerap dan melepas air. Pada
kan radiasi berenergi tinggi (sinar gamma dan
saat terjadi kontak dengan air, grup hidrofilik
radiasi elektron). Beberapa polimer yang sudah
yang bersifat polar dari hidrogel merupakan
digunakan sebagai material dasar hidrogel terkait
bagian awal yang akan terhidrasi oleh molekul
dengan aplikasinya disajikan pada Tabel 1.
air yang menyebabkan pembentuk-an ikatan
primer. Proses pembentukan ikatan primer ini Hidrogel dapat disintesis menggunakan
dapat terjadi karena adanya struktur rongga material tiruan, akan tetapi karena isu bio-
3
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 6 No.1, Juli 2012
kompatibilitas terhadap lingkungan, penggunaan bercabang yang tersebar dalam cairan pelarut.
polimer sintetik mulai diminimalisasikan. Untuk Proses interkoneksi antar cabang polimer
bahan yang bersifat alami, alternatif polimer kemudian menghasilkan polimer bercabang
yang dapat digunakan adalah selulosa (Sannino dalam ukuran yang lebih besar yang dibarengi
et al., 2009; Chang et al., 2011), termasuk di dengan penurunan derajat solubilitasnya. Proses
dalamnya adalah methyl cellulose (MC)(Aouada ini berlanjut sampai dengan tercapainya titik
et al., 2011), hydroxypropyl cellulose (HPC), gelasi (gel point), yaitu titik dimana hidrogel
hydroxypropylmethyl cellulose (HPMC), dan mencapai kestabilan secara struktur. Pada
carboxymethyl cellulose (CMC)(Nie et al., 2004; umumnya hidrogel memiliki struktur yang
Pourjavadi et al., 2006). Selain itu, hidrogel juga berongga dengan ukuran lebar yang bervariasi
dapat disintesis dengan menggunakan bahan baik dalam skala nano dengan ukuran diameter
polimer alami seperti chitosan dan turunannya 50-200 nm (Scanning Electron Microscopy-SEM)
(Dutta et al., 2004; Jayakumar et al., 2005; dengan area permukaan seluas ~300 m2/gram
Rinaudo, 2006; Pillai et al., 2009; Chatterjee et (Brunauer Emmet Teller-BET)(Kimura et al.,
al., 2010; Yang et al., 2010; Zamani et al., 2011), maupun skala mikro (~300 µm)
2010). tergantung jenis material dan teknik sintesis
yang diterapkan.
Berdasarkan teknik pengkait-silang yang
TEKNIS SINTESIS HIDROGEL digunakan, teknik sintesis hidrogel dapat
dikategorikan menjadi empat metode (Kunzler,
Hidrogel terbentuk melalui proses gelasi 2003; Abdelhalim, 2006; Gulrez et al., 2011),
(Gulrez et al., 2011). Pada awalnya, sebelum meliputi: metode polimerisasi radikal bebas,
terjadi proses interkoneksi jaringan polimer, pengkaitan-silang secara fisik, kimiawi, dan
material dasar hidrogel adalah berbentuk polimer melalui radiasi berenergi tinggi.
4
Setyono Hari Adi : Teknologi Nano untuk Pertanian: Aplikasi Hidrogel untuk Efisiensi Irigasi
Metode polimerisasi radikal bebas polimer yang memiliki kelompok fungsional, (c)
teknik complex coacervation, melalui pencam-
Metode polimerisasi radikal bebas merupa-
puran polyanion dan polycation, (d) teknik H-
kan metode dasar yang sering digunakan dalam
bonding, yang memanfaatkan ikatan hidrogen
sintesis hidrogel. Metode ini terdiri atas empat
untuk membentuk suatu rantai terkait-silang, (e)
tahap meliputi proses inisiasi, propagasi, transfer
teknik pematangan, dan (f) teknik pembekuan
rantai dan terminasi. Pada proses inisiasi, radikal
atau pencairan.
bebas dibentuk menggunakan inisiator termal,
ultraviolet, maupun redoks. Radikal bebas yang
Metode pengkaitan-silang secara kimiawi
sudah terbentuk kemudian bereaksi dengan
monomer yang merubahnya menjadi bentuk Metode pengkaitan-silang secara kimiawi
aktif. Proses ini berulang, sehingga terbentuk merupakan teknik sintesis hidrogel yang
banyak monomer aktif pada proses propagasi. menggunakan bahan-bahan kimia tambahan
Selanjutnya, proses propagasi berhenti apabila sebagai perantara pengkait-silang untuk meng-
terbentuk suatu matrik rantai panjang radikal hasilkan ikatan kovalen antar polimer yang
bebas yang stabil dan atau terjadinya transfer bereaksi. Fungsi material perantara adalah
rantai radikal bebas untuk membentuk rantai sebagai jembatan penghubung antara polimer
baru. Metode ini dapat diterapkan untuk material utama dan sekunder untuk membentuk satu
hidrogel, baik yang berasal dari sintetik maupun ikatan kovalen. Selain itu, material perantara
alami. juga digunakan sebagai material yang berfungsi
untuk mengaktifasi permukaan polimer utama
Metode pengkaitan-silang secara fisik sehingga dapat bereaksi dengan material
sekunder. Contoh bahan kimia yang termasuk
Metode pengkaitan-silang secara fisik dalam perantara pengkait-silang ini adalah
menghasilkan hidrogel yang bersifat non aldehyde (termasuk di dalamnya adalah glutar-
permanen. Keunggulan metode ini adalah aldehyde, adipic acid dihydrazide). Metode ini
prosesnya yang relatif mudah dan tidak menghasilkan hidrogel yang bersifat permanen
memerlukan perantara pengkait-silang, yang
dan dapat diaplikasikan pada material sintetik,
pada kasus tertentu, penggunaan material
alami, maupun kombinasi keduanya.
perantara mengharuskan proses purifikasi
lanjutan sebelum produk hidrogel dapat
Metode pengkaitan-silang menggunakan radiasi
diaplikasikan. Beberapa teknik yang termasuk
metode ini adalah (a) teknik pemanasan atau Metode radiasi memanfaatkan radiasi
pendinginan, yang memanfaatkan perubahan berenergi tinggi (seperti sinar gamma dan radiasi
sifat polimer terkait dengan perubahan elektron) untuk membentuk kelompok fungsional
temperatur lingkungan reaksi, (b) teknik interaksi di permukaan polimer utama, sehingga mampu
ionik, yang memanfaatkan ikatan ionik dari membentuk rantai polimer yang terkait-silang.
Gambar 1. Bentuk permukaan dan ukuran rongga hasil proses karakterisasi menggunakan SEM dari
hidrogel yang disintesis dengan menggunakan material (a) selulosa murni, (b) selulosa
teroksidasi, dan (c) kombinasi selulosa dan chitosan-dialdehyde
5
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 6 No.1, Juli 2012
Metode ini mempunyai keunggulan yaitu mampu proses penyerapan air. Sampel kering dalam
menghasilkan hidrogel murni yang hanya terdiri kantung khusus ditempatkan ke dalam
atas satu material, sehingga meminimalisasi wadah air kemudian diberi beban dengan
resiko yang berkaitan dengan biokompatibilitas berat tertentu untuk selanjutnya diberi air
dengan lingkungan. Akan tetapi, metode ini juga dalam volume tertentu sesuai dengan wadah.
memiliki kelemahan yaitu memerlukan peralatan Berat kering dan basah sampel hidrogel
yang relatif mahal, sehingga terkendala dalam kemudian diperbandingkan dengan memper-
proses produksinya. Proses radiasi dapat timbangkan beban yang diaplikasikan.
dilakukan pada media cair, pasta, dan solid.
3. Swelling rate test (Rohindra et al., 2004;
Gunasekaran et al., 2006), merupakan per-
METODE PENGUJIAN HIDROGEL hitungan kecepatan pembengkakan (swell
rate) dari material hidrogel karena proses
Pengujian hidrogel dapat dilakukan dengan penyerapan air. Teknik ini meliputi metode
teknik uji yang sederhana (Zohuriaan-Mehr et al., vortex, yaitu perhitungan kecepatan penye-
2008; Aouada et al., 2011; Gulrez et al., 2011). rapan air hidrogel dari kondisi kering sampai
Teknik ini dapat diimplementasikan secara mencapai status kesetimbangan, dan
langsung tanpa menggunakan peralatan khusus swelling-time profile untuk mengetahui profil
untuk material nano, sehingga mampu meng- kecepatan penyerapan beberapa cairan yang
hemat biaya produksi secara keseluruhan. berbeda berdasarkan waktu.
Beberapa proses uji hidrogel secara sederhana
adalah: Selain ketiga proses uji tersebut, beberapa
1. Free-absorbency capacity test (Tang et al., teknik lain juga telah dilaporkan dapat diterapkan
2008), yaitu teknik yang digunakan untuk untuk pengujian hidrogel. Swollen gel strength
menghitung kapasitas tampung air hidrogel test, merupakan salah satu teknik uji kekuatan
secara bebas (tanpa ada beban/load). mekanik dan modulus dari hidrogel melalui
Metode yang termasuk dalam teknik uji ini teknik analisis karakteristik reologi (Tang et al.,
adalah metode tea bag, centrifuge, dan 2007), selain itu terdapat analisis sol-gel (Gulrez
sieve. Pada metode tea bag, sampel hidrogel et al., 2011) yang dapat digunakan untuk
dimasukkan ke dalam sebuah kantung teh mencari estimasi nilai parameter pembentukan
yang kemudian dicelupkan ke dalam air hidrogel seperti derajat pengkait-silang yang
selama beberapa waktu sampai tercapai terbentuk.
kesetimbangan (jenuh). Setelah air berlebih
pada kantung teh dibuang dengan cara
digantung, selisih antara berat kering dan TEKNIK KARAKTERISASI HIDROGEL
berat basah dari kantung teh tersebut
kemudian dihitung. Metode centrifuge Karakterisasi merupakan tahapan yang
hampir sama dengan metode tea bag kecuali sangat krusial dalam implementasi teknologi
pemisahan kelebihan air dilakukan dengan nano, karena material dalam ukuran nanometer
menggunakan centrifuge. Pada metode (10-9 meter) tidak dapat dilihat secara kasat
sieve, sampel tidak ditempatkan ke dalam mata ataupun dengan bantuan mikroskop
kantung melainkan langsung dicampur ke standar. Teknik karakterisasi dengan mengguna-
dalam air, kemudian setelah tercapai kese- kan peralatan khusus untuk material nano
timbangan, sampel disaring menggunakan ditujukan untuk melihat secara langsung struktur
saringan khusus (ukuran dalam skala mikro) material yang terbentuk selama proses sintesis
untuk kemudian selisih antara berat sampel hidrogel. Beberapa teknik yang masuk dalam
kering dan basah dihitung. kategori ini adalah karakterisasi dengan
2. Absorbency Under Load (AUL test) menggunakan Scanning Electron Microscopy
((Zohuriaan-Mehr et al., 2008), yaitu per- (SEM)(Sannino et al., 2009; Yang et al., 2010;
hitungan daya serap air hidrogel di bawah Kimura et al., 2011; Zhou et al., 2011), Nuclear
tekanan beban/load. Proses AUL test mirip Magnetic Resonance (NMR)(Capitani et al.,
dengan free-absorbency capacity test, 2001), Fourier Transform Infrared Spectroscopy
kecuali adanya tambahan beban dalam (FTIR)(Zhou et al., 2008; Ostrowska-Czubenko
6
Setyono Hari Adi : Teknologi Nano untuk Pertanian: Aplikasi Hidrogel untuk Efisiensi Irigasi
7
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 6 No.1, Juli 2012
Kunzler, J.F. 2003. Hidrogels. Encyclopedia of Subagio, H.A. 2009. Pengaruh Kandungan
Polymer Science. Jon Wiley and Sons, Inc. Hidrogel dan Jadwal Irigasi pada
2:691. Pembibitan Tanaman Jarak Pagar.
Nie, H., M. Liu, F. Zhan, and M. Guo. 2004. Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Factors on the preparation of Bogor, Institut Pertanian Bogor. Sarjana :
carboxymethylcellulose hydrogel and its 47.
degradation behavior in soil. Carbohydrate Tamat, S.R., Erizal, dan C. Gunawan. 2008.
Polymers 58(2):185. Sintesis hidrogel poli(N-vinil-2-pirolidon-
Ostrowska-Czubenko, J. and M. Gierszewska- asam tartrat) secara iradiasi gamma dan
Drużyńska. 2009. Effect of ionic karakterisasinya. Jurnal Ilmu Kefarmasian
crosslinking on the water state in hydrogel Indonesia 6(1):8.
chitosan membranes. Carbohydrate Tang, Q., J. Wu, and J. Lin. 2008. A multifunctional
Polymers 77(3):590. hydrogel with high conductivity, pH-
Pillai, C.K.S., W. Paul, and C.P. Sharma. 2009. responsive, thermo-responsive and
Chitin and chitosan polymers: chemistry, release properties from polyacrylate/
solubility and fiber formation. Progress in polyaniline hybrid. Carbohydrate Polymers
Polymer Science 34(7):641. 73(2):315.
Pourjavadi, A., S. Barzegar, and G.R. Mahdavinia. Tang, Y.F., Y.M. Du, X.W. Hu, X.W. Shi, and J.F.
2006. MBA-crosslinked Na-Alg/CMC as a Kennedy. 2007. Rheological characterisa-
smart full-polysaccharide superabsorbent tion of a novel thermosensitive chitosan/
hydrogels. Carbohydrate Polymers 66(3): poly(vinyl alcohol) blend hydrogel.
386. Carbohydrate Polymers 67(4):491.
Rani, M., A. Agarwal, and Y.S. Negi. 2010. Tung, W.Y. and G.L. Lori. 1990. Hydrophilic
Chitosan based hydrogel polymeric beads- polymers-their response to soil amend-
as drug delivery system. Bio ments and effect on properties of a soil
Resources5(4):43. less potting mix. Journal of American
Rehman, A., R. Ahmad, and M. Safdar. 2011. Society for Horticultural Science 115:943.
Effect of hydrogel on the performance of Yang, C., L. Xu, Y. Zhou, X. Zhang, X. Huang, M.
aerobic rice sown under different Wang, Y. Han, M. Zhai, S. Wei, and J. Li.
techniques. Plant Soil Environ 7:5. 2010. A green fabrication approach of
Rekso, G.T. dan A. Sunarni. 2009. Karakteristik gelatin/CM-chitosan hybrid hydrogel for
hidrogel polivinil alkohol-khitosan hasil wound healing. Carbohydrate Polymers
iradiasi sinar gamma. Jurnal Sains Materi 82(4):1297.
Indonesia10 (3):5. Zamani, A., D. Henriksson, and M.J. Taherzadeh.
Richter, A., G. Paschew, S. Klatt, J. Lienig, K.F. 2010. A new foaming technique for
Arndt, and H.J.P. Adler. 2008. Review on production of superabsorbents from
hydrogel-based pH sensors and carboxymethyl chitosan. Carbohydrate
microsensors. Sensors 8(1):21. Polymers 80(4):1091.
Rinaudo, M. 2006. Chitin and chitosan: properties Zhou, H.Y., X.G. Chen, M. Kong, C.S. Liu, D.S.
and applications. Progress in Polymer Cha, and J.F. Kennedy. 2008. Effect of
Science 31(7):603. molecular weight and degree of chitosan
Rohindra, D.R., A.V. Nand, and J.R. Khurma. deacetylation on the preparation and
2004. Swelling properties of chitosan characteristics of chitosan thermosensitive
hydrogels. The South Pacific Journal of hydrogel as a delivery system.
Natural and Applied Sciences 22(1):32. Carbohydrate Polymers 73(2):265.
Sannino, A., C. Demitri, and M. Madaghiele. 2009. Zhou, H.Y., Y.P. Zhang, W.F. Zhang, and X.G.
Biodegradable cellulose-based hydrogels: Chen. 2011. Biocompatibility and
design and applications. Materials 2:353. characteristics of injectable chitosan-based
thermosensitive hydrogel for drug delivery.
Sojka, R.E., J.A. Entry, W.I. Orts, D.W. Modshita, Carbohydrate Polymers 83(4):1643.
C.W. Ross, and D. Horne. 2005. Synthetic-
and bio-polymer use for runoff water Zohuriaan-Mehr, M.J. and K. Kabiri. 2008.
quality management in irrigated Superabsorbent polymer materials : a
agriculture. Water Science and review. Iranian Polymer Journal 17(6):
Technology. USDA 51:107. 451.