DISUSUN OLEH :
RIZKI HAMDISYAR
21080111120006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap komunitas dalam aktivitas sehari-hari akan menghasilkan buangan
baik berupa buangan padat maupun buangan cair. Buangan cair pada dasarnya
berasal dari air bersih yang telah digunakan untuk berbagai keperluan bagi
komunitas tersebut.
Air buangan merupakan air bekas pakai dari berbagai aktivitas manusia,
misalnya dari kegiatan rumah tangga, industri dan lain-lain. Secara garis besar, air
buangan sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu air buangan domestik dan air buangan
non domestik. Air buangan buangan domestik berasal dari rumah tangga atau dari
pemukiman, bukan hanya air yang dipakai untuk menggelontor kotoran dari WC
saja, melainkan juga air dari urinoir, air bekas mandi, air bekas untuk mencuci,
baik dari cucian dari kamar cuci pakaian maupun cucian-cucian dari aktivitas
dapur bahkan cucian-cucian dari wastafel. Sedangkan Air buangan non domestik
berasal dari industri dimana air digunakan untuk bermacam-macam proses
industri,
sehingga
air
menjadi
tercemar
dengan
kotoran-kotoran
yang
Tujuan
1. Terciptanya pemahaman mengenai proses pengolahan limbah cair dengan
kombinasi lumpur aktif dan fixed film.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunan teknologi tersebut.
3. Mengetahui peralatan apa saja yang digunakan dalam pengolahan
menggunakan kombinasi lumpur aktif dan fixed film.
BAB II
ISI
Beberapa jenis kemasan material sintetik yang telah dikembangkan untuk
digunakan dalam proses lumpur aktif. Proses-proses ini dimaksudkan untuk
meningkatkan proses Lumpur aktif dengan menyediakan konsentrasi biomassa
yang lebih besar di dalam tangki aerasi dan dengan demikian menawarkan potensi
untuk mengurangi persyaratan ukuran kolam. Mereka juga telah digunakan untuk
meningkatkan tingkat volumetrik nitrifikasi dan untuk mencapai reaksi
denitrifikasi dalam tangki aerasi dengan memiliki zona tidak toksis dalam
kedalaman biofilm. Karena dari kompleksitas dari proses dan masalah-masalah
yang berkaitan dengan mengerti area biofilm dan aktivitasnya, proses desain yang
empiris dan berbasis hasil terbatas skala penuh. Dalam bagian ini proses ini
diperkenalkan dan dijelaskan dan beberapa pertimbangan desain dan parameter
disajikan. (Metcalf & Eddy, Inc., 2003)
2.1.
pengolahan limbah cair (Sutapa DAI, 2000). Di dalam limbah yang mengandung
bahan organik terdapat zat-zat yang merupakan makanan dan kebutuhankebutuhan lain bagi mikroorganisme yang akan digunakan dalam proses lumpur
aktif. Proses lumpur aktif adalah salah satu proses pengolahan air limbah secara
biologi, yang pada prinsipnya memanfaatkan mikroorganisme yang mampu
memecah bahan organik dalam limbah cair. Proses lumpur aktif adalah proses
dimana limbah cair dan lumpur aktif dicampur dalam satu reaktor. Salah satu
parameter yang sering digunakan dalam pengolahan limbah cair sistem lumpur
aktif adalah Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS). Mixed liquor suspended
solids adalah jumlah dari bahan organik dan mineral berupa padatan terlarut,
termasuk mikroorganisme di dalam mixed liquor (Sutapa DAI, 1999). Pada sistem
lumpur aktif aliran kontinyu (terus menerus limbah yang masuk) pertumbuhan
mikroorganismenya sangat berbeda dengan sistem aliran periodik (misal bacth
reactor). Dimana pada aliran terus menerus subtrat ditambahkan kontinyu pada
debit Q pada reaktor dengan volume V dan mengandung konsentrasi biomassa X.
Penambahan nutrien, parameter lingkungan seperti kadar oksigen, temperatur, dan
pH pada dasarnya terkontrol (Sutapa DAI, 1999).
Keunggulan teknis proses lumpur aktif adalah dapat mengolah air limbah
dengan beban BOD dan volume yang besar, efisiensi pengolahan tinggi.
Sedangkan beberapa kelemahan teknis antara lain kemungkinan terjadi bulking
pada lumpur aktif, terjadi buih, jumlah lumpur yang dihasilkan besar, dan
membutuhkan lahan yang luas. Komponen biologis lumpur aktif terdiri dari
berbagai macam organisme. Bakteri, fungi, protozoa merupakan komponen
biologis, massa biologis dari lumpur aktif. Proses pengolahan limbah secara
biologi adalah cara yang memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan
material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain
menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material
yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metodologi penelitian
menggunakan lumpur aktif adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang
memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut (Metcalf & Eddy, 2004).
Efisiensi proses pengolahan tergantung pada volume, karakteristik air
limbah serta kriteria desain masing-masing teknologi. Sebagai contoh dalam
desain teknologi pengolahan secara activated sludge dengan tipe extended aerasi
dapat digunakan secara efektif untuk air limbah yang mengandung beban BOD
sebesar 20-30 tiap kg MLVSS, umur lumpur 0,16 - 0,4 hari, dan waktu retensi 18 24 jam. Sedangkan untuk desain activated sludge tipe stabilisasi kontak
dipersyaratkan beban BOD sebesar 4 - 5 per kg MLVSS, umur lumpur 0,5 - 1 hari,
waktu tinggal 3 - 5 jam (Tchobanoglous, 2003).
Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah
dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga
mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Media yang biasa
digunakan adalah plastik atau batu. Proses ini disebut juga dengan proses film
mikrobiologis atau proses biofilm (fixed film). Influen air limbah dimasukkan ke
dalam reaktor yang di dalamnya diisi dengan media penyangga (media biofilter).
Dengan adanya lapisan mikroorganisme yang tumbuh menempel pada permukaan
media tersebut maka polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan
menjadi produk respirasi yakni CO2 dan H2O. Dalam aplikasinya, efektivitas
proses biofilter sangat dipengaruhi oleh jenis serta bentuk media yang digunakan.
Biofilter merupakan suatu reaktor biologis film-tetap (fixed film) menggunakan
packing berupa kerikil, plastik atau bahan padat lainnya dimana limbah cair
dilewatkan melintasinya secara kontinyu (Metcalf & Eddy, 2003). Kelebihan
teknis proses biofilter antara lain dapat menurunkan kandungan BOD, suspended
solids (SS), total nitrogen dan fosfor dengan efisiensi tinggi, sistem pengoperasian
mudah dan tanpa membutuhkan energi. Kekurangan sistem ini antara lain kurang
efektif untuk volume limbah yang besar.
2.2.
adalah tersuspensi dalam tangki aerasi proses lumpur aktif. Contoh proses
pengolahan lumpr aktif dengan suspended packing mencakup Captor, Linpor dan
Kaldnes. Proses bantalan busa dengan sebuah kepadatan tertentu dari sekitar 0,95
g/cm3 adalah ditempatkan dalam bioreaktor dalam sebuah gaya bebas
mengambang dan dipertahankan oleh sebuah layar efluen. Pad volume bisa
Gambar 2.1
Suspended Packing pada tangki aerasi lumpur aktif
dengan proper mixing
Gambar 2.2
Diagram aliran skematis pada aplikasi proses MBBR
Gambar 2.3
Proses solid contact dengan proses MBBR sebagai pengganti Trickling Filter
Sumber: Metcalf & Eddy, Inc, 2003
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Kriteria operasi typical MBBR/Solid Contact
Sumber: Metcalf & Eddy, Inc, 2003
2.3 Proses Dengan Internal Fixed Packing pada Pertumbuhan Terlekat
Terhitung
Gambar
2.6
merupakan suatu hal yang penting. Untuk menyediakan efisiensi kontak dengan
air limbah, Kemasan harus ditempatkan di sepanjang satu sisi bejana aerasi
dengan peralatan aerasi dengan memberikan pola roll spiral agar dapat mengalir
melewati kemasan (Sen et al.. 1993). Spiral roll aerasi biasanya kurang efisien
daripada aerasi cakupan lantai penuh dengan gelembung halus diffusers.
Lokasi sepanjang tangki ini juga penting untuk sistem operasi nitrifikasi
dan reaksi denitrifikasi. Randall dan sen ( 1996 ) merekomendasikan lokasi di
mana suffcient bod tetap untuk mengembangkan sebuah biofilrn pertumbuhan,
tetapi BOD permintaan cukup rendah sehingga oksidasi amonia dapat terjadi
dalam film. Namun, mereka mencatat bahwa tingkat optimal dapat sulit untuk
mencapai sebagai variasi dalam BOD pemuatan dapat bervariasi pertumbuhan
biofilm pada kemasan dan persaingan antara bakteri heterotrof dan autotrophic
untuk luas permukaan. Dalam beberapa aplikasi, keuntungan menggunakan
Kemasan internal tetap karena untuk pertumbuhan bulu cacing dalam biofilm.
Bio-2-sludge Process. Skematis dari proses Bio-2-Sludge diilustrasikan
pada gambar 9-23. Rangkaian kemasan PVC dengan area permukaan 90-165
m2/M3 dan pembukaan minimal 20 x 20 mm untuk mencegah penyumbatan
terletak di sepanjang dinding tangki aerasi. sistem difusi udara ini dirancang untuk
menciptakan suatu campuran kemasan aliran recirculation cair .
Submerged Rotating biologis Contactors, Rotating biologis Contactors
unit telah dipasang di Lumpur aktif. Rotating biologis Contactors terendam
(SRRC) dioperasikan pada approxiamately 85 persen perendaman. Unit SRBC
dapat bertambah besar sampai 5.5 m diameter dengan luas permukaan 28,800 m2.
Rotasi didorong oleh aerasi dan mungkin dapat dibantu dengan mesin. Sistem
operasi terendam mengurangi beban pada poros pengepakan.
Gambar 2.7
Skematis
Sumber: Metcalf & Eddy, Inc, 2003
2.4.
Pengoperasiannya mudah
Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm, tanpa dilakukan sirkulasi
lumpur,
tidak
terjadi
masalah
bulking
seperti
pada
proses
lumpur
aktif (Activated sludge process). Oleh karena itu pengelolaaanya sangat mudah.
-
Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi
tinggi.
tinggi.
Sedangkan
beberapa
kelemahan
teknis
antara
lain
kemungkinan terjadi bulking pada lumpur aktif, terjadi buih, jumlah lumpur yang
dihasilkan besar, dan membutuhkan lahan yang luas.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN