II-1
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-2
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Komposisi Mikro
Komponen
Makro
Organik
Plastik
sampah daun
Potongan kayu
Bahan plastik : PE, PS, PP,
b.
c.
II-3
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Timbulan Sampah
2.3.2.1 Pengertian
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul
dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita per
hari, atau per luas bangunan, atau per panjang jalan. Penentukan
besaran timbulan sampah suatu kota harus berdasarkan sampling
(pengambilan contoh sampah) dengan metode yang memadai baik
jumlah sampel, lokasi pengambilan contoh, waktu dan lain-lain.
Apabila tidak memungkinkan dilakukan pengambilan contoh
sampah
tersebut
maka
dilakukan
pendekatan
lain
yaitu
II-4
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Sumber sampah
Satuan
Rumah permanen
Per orang/hari
2,25-2,50
0,350-0,400
2.
Rumah semi
Per orang/hari
2,00-2,25
0,300-0,350
3.
permanen
Per orang/hari
1,75-2,00
0,250-0,300
4.
Rumah non
Perpegawai/har
0,50-0,75
0,025-0,100
5.
permanen
2,50-3,00
0,150-0,350
6.
Kantor
Per
0,10-0,15
0,010-0,020
7.
Toko/ruko
petugas/hari
0,10-0,15
0,020-0,100
8.
Sekolah
Per murid/hari
0,10-0,15
0,010-0,050
9.
Per meter/hari
0,05-0,10
0,005-0,025
10
Jalan kolektor
Per meter/hari
0,20-0,60
0,100-0,300
sekunder
Per meter/hari
Jalan lokal
Per meter2/hari
o
1.
Pasar
Sumber : LPM ITB dan Puslitbang Pemukiman Dep. PU tahun 1991
Tabel 2.3
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
Klasifikasi Kota
Volume
Berat
II-5
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
(kg/orang/hari)
0.70 0.80
0.625 0.70
II-7
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
penampungan
di
sini
berkaitan
dengan
jumlah
kapasitas
Teknologi
Pembuangan Akhir
1
Open Dumping
Controlled Land fill
ARYA 2BIMASAKTI
3
Sanitary Landfill
21080111130041
4
Keterangan
Tidak dianjurkan
Minimal untuk dilaksanakan
Untuk kota besar/raya
Untuk kota raya
II-8
dalam
pembuangan
sampah,
yang
mana
sampah
hanya
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-10
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
2.
V 300
0,70 1,15
T
(2-1)
Keterangan :
L = luas lahan yang dibutuhkan setiap tahun (m3)
V = volume sampah yang telah dipadatkan (m3/hari) = A x E
(2-2)
(2-3)
Keterangan :
H = luas total lahan (m3)
L = luas lahan setahun
I
R
p
1
Cv
D
100
(2-4)
CN
d
(2-5)
Keterangan :
V = Volume sampah padat dan tanah penutup per orang per tahun
(m3/org/tahun)
R = Laju generasi sampah perorang pertahun (kg/org/tahun)
D = Densitas (kepadatan) sampah sebelum dipadatkan yang tiba di TPA
(kg/m3)
P = Persentase pengurangan volume karena pemadatan dengan alat berat 3-5
kali lintasan (50%-75%).
Cv = Volume tanah penutup (m3/org/tahun)
A = Luas TPA yang diperlukan pertahun (m2/ tahun)
N = Jumlah penduduk yang dilayani (orang)
d
melalui timbulan awal beberapa jenis lahan urug, dapat menentukan kriteria
desain. Langkah berikutnya menentukan area permukaan untuk tiap lift. Volume
nominal lahan urug ditentukan dengan mengalikan area rata-rata antara dua kontur
berdekatan dengan tinggi lift dan menjumlahkan keseluruhan volume lift. Jika
tanah penutup digali dari lokasi lahan urug, maka perhitungan volume
berhubungan dengan volume sampah yang ditempatkan di lokasi.
(Departemen Pekerjaan Umum dalam Hairunnisa, 2004)
II-13
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
massa
karena
dekomposisi
biologi
menghasilkan
pengurangan volume, yang ada untuk pengisian sampah baru. Penilaian awal
kapasitas lokasi, hanya pemadatan karena pertimbangan beban berlebih. Desain
lahan urug selanjutnya, pengurangan sampah karena dekomposisi harus
dipertimbangkan.
SWP SW1
p
a b p
(2-6)
Keterangan :
SWp
II-14
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Perkerasan jalan berupa aspal atau adukan beton. Panjang jalan masuk
sekitar 2-3 km dari jalan besar atau jalan utama. Jalan dilengkapi
dengan rambu-rambu lalu lintas utnuk menjaga ketertiban lalu lintas
kendaraan.
2. Jalan operasi
Jalan ini diperuntukkan pengangkutan sampah dari pintu masuk
area landfill menuju sel-sel sampah. Jalan ini sifatnya sementara dan
sesudah selesai pembentukan suatu jalan ini akan menjadi sel baru
berikutnya.
3. Bangunan Penunjang
II-15
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
(2-7)
Keterangan :
Q = debit aliran air hujan (m3/detik)
A = luas penampang basah saluran (m2)
R = jari-jari hidrolis (m)
S = kemiringan
N = konstanta
(2-8)
Keterangan :
Q = debit aliran air hujan (m3/detik)
C = angka pengaliran
I = intensitas hujan maksimum (mm/jam)
II-16
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-17
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-18
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Pengolahan Lindi
Daur Ulang Lindi
Metode efektif untuk pengolahan lindi adalah dengan mengumpulkan
dan resirkulasi lindi melalui lahan urug. Pada awalnya lindi mengandung
sejumlah penting TDS, BOD5, COD, nutrisi dan logam berat. Saat
diresirkulasikan, kandungan senyawa berkurang oleh aktifitas biologi dan
reaksi kimia-fisika yang terjadi dalam lahan urug. Namun, angka produksi
gas meningkat pada sistem resirkulasi lindi. Untuk menghindari pelepasan
gas yang tak terkontrol, lahan urug perlu dilengkapi dengan sistem recovery
gas, seperti pengumpulan, pengolahan dan pembuangan untuk sisa lindi.
Evaporasi Lindi
Penggunaan kolam evaporasi lindi merupakan pengolahan yang
sederhana. Lindi yang tak dievaporasi disiram pada lahan urug yang telah
selesai. Pada lokasi dengan curah hujan tinggi, fasilitas penyimpanan lindi
ditutup dengan geomembran selama musim hujan dan dingin. Akumulasi
lindi dibuang melalui evaporasi lindi selama musim panas, dengan membuka
fasilitas penyimpanan, menyiram lindi pada permukaan lahan urug pada akhir
operasi. Bau mungkin terakumulasi dibawah permukaan tanah penutup,
diventilasi ke tanah atau kompos penyaring.
Pengolahan Lindi
Metode efektif untuk pengolahan lindi adalah dengan mengumpulkan
dan resirkulasi lindi melalui lahan urug. Pada awalnya lindi mengandung
sejumlah penting TDS, BOD5, COD, nutrisi dan logam berat. Saat
diresirkulasikan, kandungan senyawa berkurang oleh aktifitas biologi dan
reaksi kimia-fisika yang terjadi dalam lahan urug. Namun, angka produksi
gas meningkat pada sistem resirkulasi lindi.
(Tchobanoglous, 2004)
II-20
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
lingkungan
sekitarnya
serta
menyebabkan
terjadinya
kecelakaan dalam lokasi TPA yang dapat menimpa para pekerja yang ada.
Secara mikro timbulnya gas tersebut dapat menimbulkan dampak negatif
bila tidak ditangani secara baik karena akan menimbulkan ledakan bila
berada di udara terbuka dengan konsentrasi sekitar 15%. Secara global, gas
methana ini mempunyai potensi yang lebih besar dalam masalah efek
rumah kaca dibandingkan produk akhir lain dari proses degradasi karbon,
yaitu CO2.
(Darmasetiawan, 2004)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Gas
Selama dekomposisi sampah dari bahan organik oleh aktifitas biologi akan
terbentuk berbagai gas dan uap air. Yang berbahaya khususnya yang dapat
menimbulkan kebakaran atau yang mudah meledak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain:
Gas methana (CH4) akan mulai diproduksi setelah 6-12 bulan setelah
pembuangan sampah di lahan urug dan konsentrasinya akan meningkat
sampai kira-kira 65% gas yang ada di lahan urug.
Produksi gas methana (CH4) maksimum pada lahan urug yang luas dan
dalam akan terjadi pada lebih dari 10 tahun.
II-21
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-22
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-25
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Tabel 2.5
Kebutuhan Peralatan Rata-Rata untuk Sanitary Landfill
Sampah harian
Jumlah
Penduduk Ton Jumlah
0-15.000
0-40
Peralatan
Jenis
Ukuran,lb
Tractor,
10.000Crawler
30.000
atau
Rubber-tired
Perlengkapan
Dozer blade front
and loader (1to2 yr)
Trash blade
Scraper,
dragline,
water truck
15.00050.000
40130
Tractor,
30.000Crawler
60.000
atau
Rubber-tired
Scraper,
dragline,
water truck
50.000100.000
130260
1-2
Tractor,
> 30.000
Crawler
atau
Rubber-tired
Scraper,
dragline,
water truck
>100.000
>260
>2
Tractor,
> 45.000
Crawler
atau
Rubber-tired
Scraper,
dragline,
II-26
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Tabel 2.6
Rekomendasi dan Pilihan Accesories Peralatan
Perlengkapan
Dozer blade
Dozers
Loaders
Landfill
Crawler Wheel Track Wheel compactor
O
O
O
U-blade
Landfill blade
Rb
Hydraulic controls
Rippers
Engine screens
Radiator guards-hinged
Ballast weights
Multipurpose fan
General-purpose bucket
Reversible fan
Steel-guarded tires
Lift-arm extentions
Cleaner bars
Roll bars
II-27
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Tabel 2.7
Karakteristik Penampilan dari Peralatan Sanitary Landfill
Sampah
Peralatan
Tanah Penutup
Crawler dozer
Ta
Crawler loader
Ta
Rubber-tired
dozer
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Rubber-tired
loader
Landfill
compactor
Scraper
Dragline
B : Bagus
C : Cukup
D : Jelek
2.6.3
Fasilitas Penunjang
1. Jembatan timbang
II-28
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
2. Air bersih
Fasilitas air bersih akan digunakan terutama untuk kebutuhan
kantor, pencucian kendaraan (truk dan alat berat), maupun fasilitas TPA
lainnya. Penyediaan air bersih ini dapat dilakukan dengan sumur bor dan
pompa.
Tempat cuci kendaraan
Fasilitas ini dimaksudkan agar mencegah terjadinya pengotoran
jalan raya akibat keluarnya truk pengkutan sampah yang keluar dari TPA
serta mencegah beroperasinya truk dalam keadaaan kotor yang
menimbulkan pemandangan kurang baik
Bengkel.
Bengkel berfungsi untuk menyimpan dan atau memperbaiki
kendaraan atau alat berat yang rusak, luas bangunan yang akan
direncanakan harus dapat menampung 3 kendaraan. Peralatan bengkel
minimal yang harus ada di TPA adalah peralatan untuk pemeliharaan dan
kerusakan ringan.
5. Perlengkapan lainnya.
Jika dianggap perlu sehubungan dengan aktifitas yang ada dapat
ditambahkan perlengkapan penunjang lainnya seperti halnya truk tangki,
II-29
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
b.
Tabel 2.8
Ketebalan Tanah Penutup
Jenis tanah penutup
Ketebalan
Lamanya terbuka
Harian
15 cm
0-7 hari
Antara
30 cm
7-365 hari
Akhir
60 cm
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
jenis
tanah
penutup
yang
dipilih
sesuai
dengan
Tabel 2.9
Kesesuaian Jenis Tanah Sebagai Material Penutup
Clean Clayey Clean Clayey
Silt Clay
Function
gravel
silty
sand
silty
gravel
F-G
sand
P
Eb
F-G
G-E
G-E
Eb
F-G
G-E
G-E
Eb
P-F
F-G
blowing paper
Grow vegetation
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
Polusi Udara
Polusi udara dalam bentuk debu pada waktu kemarau dapat diatasi
dengan penyiraman air pada rute harian kendaraan dalam lokasi. Jika jalan
dalam lokasi digunakan cukup lama dapat digunakan perkerasan jalan
dengan asphal atau beton. Didalam TPA dilarang melakukan pembakaran,
jika hal ini terjadi dengan tidak sengaja dapat dipadamkan dengan
penimbunan tanah penutup, penggunaan bahan kimia ataupun dengan
penyiraman air. Adapun polusi udara akibat timbulnya gas-gas hasil
dekomposisi sampah didalam sel dapat dicegah dengan gas controller dan
gas burner yang dipasang pada lokasi-lokasi yang tepat. Komposisi gas
yang dihasilkan oleh sel-sel sampah dalam TPA adalah seperti dituangkan
dalam tabel 2.10.
Tabel 2.10
Komposisi Gas Dari Landfill
Lapisan waktu setelah sampah
ditimbun (bulan)
0-3
3-6
3,8
76
21
6-12
0,4
65
29
12-18
1,1
52
40
18-24
0,4
53
47
24-30
0,2
52
48
30-36
1,3
46
51
36-42
0,9
50
47
42-48
0,4
51
48
II-32
ARYA BIMASAKTI
21080111130041
II-33
ARYA BIMASAKTI
21080111130041