PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisana
Organ pencernaan pada ayam relatif pendek dibanding dengan mamalia, pada
ayam jantan umur 10 minggu mempunyai panjang 245 cm, dengan rincian seperti
pada tabel .
Organ Panjang (cm)
Mulut + tenggorok 5
Esopagus 31
Proventrikulus 6
Usus kecil 188
Usus besar lubang pelepasan 15
b. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang
merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan
perbatasanpharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah (North,
1978).
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk
masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara
otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah
menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).
c. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan
perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar
mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan
makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara
sebelum masuk ke proventriculus(Nesheim et al., 1979).
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali
jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut (North, 1978). Pakan unggas yang
berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam
untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1993). Hal ini disebabkan pada
tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk
melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).
e. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian
atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan
bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979).
Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan
diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan
batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat
menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal (North,
1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat
kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan
bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh
ayam (Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil
partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat
masuk ke saluran intestine (North, 1978).
i. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan
lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi
(North, 1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan
melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan
danproctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan
udara luar disebut vent (Nesheim et al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa
fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada
bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina
lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North,
1978).
j. Organ tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan
adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan
material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk
kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu
hati, pankreas dan limpa (North, 1978).
k. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri
dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan
berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North,
1978). Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung
empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada
duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan
menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).
Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil
sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).
l. prankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan
pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim
yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).
m. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik
antaraproventriculus, gizzard dan hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai
sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah
merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.
Panjang alat pencernaan pada ayam sekitar 245 – 255 cm, tergantung pada
umur dan jenis unggas. Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam :
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan
hewan, mempunyai sifat larut dalam pelarut organik seperti benzene, ether atau
chloroform dan hanya sebagian kecil larut dalam air. Lipid terbagi menjadi dua
kelompok yaitu yang membentuk sabun (saponifiable) dan yang tidak membentuk
sabun (non saponifiable). Lipid yang membentuk sabun dalam bentuk sederhana
adalah trigliserida, ketika dihidrolisis dengan alkali menghasilkan gliserol dan
sabun. Trigliserida akan berbentuk cairan pada suhu ruang (asam lemak tidak
jenuh) dan akan menjadi padat (margarin) ketika ikatan rangkapnya mengalami
hidrogenasi, misalnya asam oleat berubah menjadi streatat. Sedangkan yang lebih
kompleks adalah fosfolipid misalnya lesitin dan glikolipid yaitu komponen utama
tanaman. Senyawa lipid yang tidak membentuk sabun yang populer adalah steroid
(sterol) dan karotenoid yaitu pigemn tanaman dan merupakan vitamin yang larut
dalam lemak.
Asam-asam lemak tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) yang esensial
adalah asam linoleat (C 18:2), asam linoleat (C 18:3) dan arakidonat (C 20:4).
Arakidonat dapat disintesa dari asam linoleat. Oada alat pencernaan ruminansia,
mikroba rumen dapat mematabolisasi senyawa lipid yang lebih kompleks,
sedangkan monogastrik hanya dapat memanfaatkan trigliserida saja.
Pada monogastrik, trigliserida dikonversi menjadi monogliserida lalu
menjadi asam lemak bebas dan gliserol, membentuk misel dan masuk ke
pembuluh darah. Menjadi kilomikron dalam bentuk trigliserida lalu ke limpa atau
asam lemak rantai pendek dan menengah langsung ke portal darah. Pada
ruminansia, lesitin dikonversi menjadi isolesitin, bercampur dengan partikel
digesta dan garam-garam empedu membentuk misel lalu kepembuluh darah,
membentuk kilomikron baik trigliserida, lesitin dan lipoprotein masuk ke limpa.
Tidak ada asam lemak rantai pendek atau menengah yang langsung ke portal
darah. Pakan hijauan dan biji-bijian umumnya benbentuk lemak tidak jenuh.
Hidrolisis lipid yang teresterifikasi oleh lipase asal mikroba akan membebaskan
asam-asam lemak bebas, sehingga galaktosa dan gliserol akan difermentasi
manjadi VFA.
Asam lemak tak jenuh (linoleat dan linolenat) akan dipisahkan dari
kombinasi ester, dihidrogenasi oleh bakteria menghasilkan asam monoenoat
(pertama) dan asam streatat (terakhir). Sebagian besar asam lemak esensial akan
rusak oleh proses biohidrogenasi, namun lemak tidak mengalami defisiensi.
Sebagian kecil asam lemak esesnsial yang lolos dari proses di dalam rumen
tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak.
Mikroba rumen juga mampu mensintesa beberapa asam lemak rantai
panjang dari propionat dan asam lemak rantai cabang dari kerangka karbon asam-
asam amino valin, leusin dan isoleusin. Asam-asam lemak tersebut akan
diinkorporasi ke dalam lemak susu dan lemak tubuh manusia. Kebanyakan lipid
ruminan masuk ke duodenum sebagai asam lemak bebas dengan kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi. Monogliserida yang dominan pada monogastrik, pada
ruminan akan mengalami hidrolisis di dalam rumen sehingga sangat sedikit
terdapat pada ruminan.
Ternak ruminansia yang masih muda mempunyai kemampuan untuk
mengkonversi glukosa menjadi asam-asam lemak, namun ketika rumen berfungsi
kemampuan itu hilang san asetat menjadi sumber karbon utama yang digunakan
untuk mensintesis asam-asam lemak. Asetat akan didifusi masuk ke dalam darah
dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi asetil-CoA, dengan energi yang
berasal dari perubahan ATP menjadi AMP. Jalur ini terjadi di tempat
penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah kulit, jantung dan
ginjal). Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang sama
terjadinya antara ruminan dan monogastrik.
Lemak akan mengalami proses hidrolisis dan oksidasi, yang mana lebih
lanjut akan mengalami ketengikan. Degradasi hidrolisis dari lemak menjadi asam-
asam lemak dan gliserol merupakan hasil kerja dari enzim lipase namun jika
terjadi ketengikan hidrolisis tidak akan mengurangi nilai gizi namun kurang
disukai manusia. Sedangkan jika terjadi proses oksidasi akan menimbulkan
ketengikan oksidatif dimana nilai gizi akan berubah, kandungan asam-asam lemak
akan rusak.
Ternak non-ruminansia memiliki lambung hanya satu atau sering disebut
dengan istilah monogastrik. Namun dalam pencernaannya terdapat proses. Pakan
yang telah dimakan melalui beberapa saluran pencernaan, setelah pakan masuk
mulut dan melewati esophagus, pakan menuju tembolok. Disini tidak ada proses
khusus, hanya menyimpan pakan. Setelah di proventikulus, tidak ada pencernaan
material. Proventiculus memproduksi gastric juice. Pepsin, suatu enzim untuk
membantu pencernaan protein, dan hydrolic acid di sekresi oleh glanduler cell.
Pada reruntuhan gizzard tertinggal bila kosong, tetpai bila pakan masuk maka otot
gizzard akan berkontraksi.
Kontraksi juga semakin cepat. biasanya gizzard mengandung material
yang bersifat menggiling seperti grit, karang dan batu kerikil. Partikel pakan
segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus. Material
halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit tetapi pakan
berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Ketika pakan
sudah mencapai usus halus, maka akan diadsorbsi. Berbagai enzim yang masuk
dalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mengefisiensikan
pemecahan karbohidrat, protein dan lemak untuk mempermudah proses adsorbsi.
Pencernaan non ruminansia secara enzimatik dilaksanakan oleh enzim-
enzim yang terdapat dalam traktus intestinalis. Enzim-enzim pencernaan tesebut
dapat melakukan reaksi-reaksi pada suhu tubuh alam larutan yang angat cair dan
pH netral, reaksi-reaksi yang membutuhkan lebih banyak kondisi kuat bila
dilakukan dilaboratorium. Sejumlah enzim disekresikan diberbagai saluran usus,
enzim tersebut merombak zat-zat nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan
kedalam satuan-satuan komponen. Sebagian besar enzim mula-mula disekresi
dalam bentuk prekursor yang tidak aktif (zimogen) yang kemudian menjadi aktif
setelah disekresi kedalam traktus gastro-intestinus.
Ada tiga golongan enzim yang disekresikan pertama karbohidrase,
karbohidrase bekerja pada pertautan glikosidik antara unit monosakarida dan
sifatnya spesifik. α-Amilase menghidrolisa pertautan pati 1,4 glikosidik dan
glikogen, akan tetapi tidak dapat bertindak pada sellulosa. Enzim protase
menghidrolisa pertautan peptida, ada sejumlah enzim dalam golongan ini, yaitu
pepsin, rennin, tripsin, khimotripsin, karboksi, peptidae, aminopeptidase,
dipeptidase. Enzim-enzim tersebut menghidrolisa protein dan peptida tertentu
kedalam asam amino. Enzim lipase disekresi oleh getah pankreas, menghidrolisa,
lemak kedalam monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah hidrolisis
lengkap kedalam asam lemak dan gliserol yang angat terbatas. α-Amilase
menghidrolisa pati dan glikogen menjadi glukosa, maltosa, dan dekstrin rantai
pendek.
Bagian utama semua pencernaan pada aneka ternak nonruminansia
berlangsung didalam usus halus. Pencernaan pati dimulai didalam mulut dan
disempurnakan didalam usus halus. Glukosa hasil akhir pencernaan pati, diserap
dalam usus halus. Disakarida, maltosa dan sukrosa dapat pula dicerna menjadi
gula-gula sederhana didalam usus halus. Lemak dicerna pula diusus halus.
Pencernaan lemak memrlukan adanya garam-garam empedu yang dihasilkan hati
dan disimpan dalam kantong empedu. Empedu tersebut dilepaskan bila kantong
empedu dirangsang oleh adanya bahan makanan didalam usus.
Lipase pankreas mencerna trigliserida kedalam asam lemak dan
monogliseridase. Pankreas tersebut saling mempengaruhi dengan garam-garam
empedu untuk membentuk partikel-partikel mikro, disebut misel, yang melarutkan
produk pencernaan lemak, sehingga zat-zat tersebut dapat diserap. Lebih banyak
enzim dibutuhkan untuk pencernaan protein daripada untuk pencernaan zat nutrisi
lainnya. Hal tersebut disebabkan karena setiap enzim dikhususkan untuk
menghidrolisa pertautan-pertautan tertentu didalam molekul protein. Aksi
gabungan semua enzim tersebut pertama-tama memecah molekul-molekul protein
kedalam bagian-bagian lebih kecil, disebut peptida dan kemdian kedalam asam
amino. Asam amino adalah hasil pencernaan yang diserap tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA