Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No.

1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI RANSUM BROILER YANG


MENGGUNAKAN TEPUNG MAGGOT (HERMETIA ILLUCENS)
SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN

Vanessa Rambet*, J. F. Umboh, Y. L. R. Tulung, Y. H. S. Kowel

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK Data dihitung berdasarkan Anova


sesuai petunjuk rancangan yang
Sebagai pakan, maggot dari digunakan untuk rancangan acak
black soldier fly (Hermetia Illucens) lengkap. Perbedaan yang nyata
memiliki kandungan protein dan lemak ditetapkan apabila P< 0.05. Hasil
yang tinggi. Masih sedikit data tentang penelitian menunjukkan bahwa
kecernaan energi dan protein ransum ternyata kecernaan bahan kering,
yang mengandung maggot. Penelitian energi, dan protein pada perlakuan R1
ini dilakukan untuk mengetahui meningkat secara nyata (P < 0.05)
pengaruh penggantian tepung ikan dibanding perlakuan R0, R2, R3, dan
dengan tepung maggot dari black R4. Tidak ada perbedaan yang nyata (P
soldier fly (Hermetia Illucens) dalam > 0.05) ditunjukkan antara perlakuan
ransum terhadap kecernaan energi dan R0, R2, R3, dan R4. Dapat disimpulkan
protein pada ayam broiler. Dua puluh tepung maggot paling baik digunakan
ekor ayam broiler dengan empat sampai dengan level 25%
ulangan digunakan dalam penelitian ini menggantikan tepung ikan atau 11,25%
dengan menggunakan rancangan acak dalam ransum. Namun, hasil penelitian
lengkap (RAL). Ransum penelitian ini mengindikasikan bahwa tepung
disusun sebagai berikut: R0 = 100% maggot dapat digunakan sampai dengan
tepung ikan (15% dalam ransum) + 0% 100% menggantikan tepung ikan dalam
tepung Maggot (0% dalam ransum); R1 ransum ayam broiler tanpa adanya efek
= 75% tepung ikan (11,25% dalam negatif terhadap kecernaan bahan
ransum) + 25% tepung Maggot (3,75% kering, energi, dan protein.
dalam ransum); R2 = 50% tepung ikan
(7,5% dalam ransum) + 50% tepung Kata Kunci: Tepung ikan, tepung
Maggot (7,5% dalam ransum); R3 = maggot (Hermetia Illucens),
25% tepung ikan (3,75% dalam kecernaan energi dan protein.
ransum) + 75% tepung Maggot
(11,25% dalam ransum); dan R4 = 0% ABSTRACT
tepung ikan (0% dalam ransum) +
100% tepung maggot (15% dalam ENERGY AND PROTEIN
ransum). Parameter yang diukur yaitu DIGESTIBILITY OF BROILER
kecernaan energi dan protein ransum. CHICKEN CONSUMING MAGGOT
Kecernaan energi and protein dilakukan (HERMETIA ILLUCENS) MEAL
berdasarkan metode indikator (lignin) SUBSTITUTING FISH MEAL IN
internal. THE DIETS. As an animal feed,
maggot from black soldier fly
*Korespondensi (corresponding author): (Hermetia Illucens) has high protein
Email: vanessa.rambet@yahoo.co.id
and fat content. Yet, little is known

13
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

about the digestibility of energy and


protein in the diet containing maggot.
The present study was conducted to PENDAHULUAN
determine the effect of substitution of
fish meal with maggot meal in the diets
Penyediaan bahan pakan sering
on energy and protein digestibility of
broiler chicken. Twenty chicks were mengalami kendala akibat
assingned to each dietary treatment
ketersediaannya yang berfluktuasi
which was replicated four times in a
completely randomized design (CRD). tergantung faktor cuaca dan
Tretaments were formulated as follow:
kemampuan produksi petani dan
R0 = 100% fish meal (15% in the diet)
+ 0% maggot meal (0% in the diet); R1 nelayan. Untuk mencukupi kebutuhan,
= 75% fish meal (11,25% in the diet) +
bahan pakan harus didatangkan dari
25% maggot meal (3.75% in the diet);
R2 = 50% fish meal (7.5% in the diet) + luar daerah ataupun luar negeri dengan
50% maggot meal (7.5% in the diet);
harga yang lebih mahal sehingga
R3 = 25% fish meal (3.75% in the diet)
+ 75% maggot meal (11.25% in the meningkatkan biaya produksi. Tepung
diet); and R4 = 0% fish meal (0% in the
ikan merupakan salah satu bahan
diet) + 100% maggot meal (15% in the
diet). Parameters measured were energy pakan sumber protein dalam ransum
and protein digestibility. Energy and
unggas. Kenyataan yang ada dan
protein digestibility were calculated
using the indicator (internal lignin) sering dihadapi peternak bahwa tepung
method. All data was submitted to the
ikan, kualitasnya tidak menentu karena
ANOVA procedure for completely
randomized design. Differences were diolah dari berbagai sumber, dan
considered significantat (P< 0.05). The
ketersediaannya ada kalanya terbatas,
results showed that dry matter, energy,
and protein digestibility were increased sehingga mempengaruhi kualitas dan
significantly (P < 0.05) compared to
harga ransum. Upaya untuk mengatasi
R0, R2, R3, and R4. No significant
difference (P > 0.05) were found haltersebut salah satunya dengan
among R0, R2, R3, and R4. It can be
mencari bahan ransum alternatif yang
concluded that the maggot flour is best
used to the level of 25% replacing fish kualitasnya hampir sama dengan
meal or 11.25% in the ration. However,
tepung ikan (Murtidjo, 2001). Bahan
the result of this study indicate that
maggot flour can be used up to 100% pakan yang tersedia dan belum
replace fish meal in broiler chicken
sepenuhnya dimanfaatkan dalam
rations without any negative effect on
digestibility of dry matter, energy, and ransum, khususnya ransum unggas
protein.
yaitu Maggot dari lalat black soldier
Keywords: Fish meal, maggot fly (Hermetia illucens) dapat dijadikan
(Hermetia Illucens) meal,
suatu pilihan untuk penyediaan pakan
energy and protein
digestibility. sumber protein.

14
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Keunggulan dari maggot penggantian tepung ikan dengan dengan


sebagai bahan pakan yaitu kandungan tepung maggot akan lebih memberikan
protein dan lemaknya yang tinggi. nilai guna apabila diketahui nilai
Maggot atau belatung dari lalat black kecernaannya. Kecernaan ini perlu
soldier fly (Hermetia illucens) diketahui dalam upaya untuk mencapai
mengandung: protein kasar ± 50% dan efesiensi penggunaan pakan dalam
lemak ± 25% (Bondari dan Shepard, ransum yang diberikan. Hal ini tidak
1987). Hasil penelitian dari Loka Riset bisa terlepas dari kandungan energi dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan protein didalam ransum yang sangat
menyebutkan bahwa belatung memiliki mempengaruhi konsumsi pakan.
kadar protein yang hampir sama atau Berdasarkan uraian di atas,
mendekati tepung ikan, yaitu sekitar 40- penelitian ini dirancang untuk melihat
50%. Maggot bisa menggantikan sejauh mana penggantian tepung ikan
tepung ikan dalam produksi ayam dengan tepung maggot dalam ransum
broiler dan mempengaruhi secara terhadap kecernaan bahan kering,
positif pertumbuhan berat dan energi, dan protein pada broiler finisher.
kecernaan ternak ayam (Téguia et al,
2002).
MATERI DAN METODE
Tingginya kandungan protein PENELITIAN
pada belatung dari lalat black soldier fly
Ternak Percobaan
(Hermetia illucens) belum menjamin
Penelitian ini menggunakan 20
tingginya tingkat ketersediaan protein
ekor ayam pedaging strain CP 707 fase
di dalamnya. Tinggi rendahnya tingkat
finisher berumur 5-6 minggu dengan
ketersediaan (availabilitas) protein
berat badan berkisar antara 1.092 –
dapat dilihat dari nilai kecernaannya.
1.320 gram. Kandang yang digunakan
Kecernaan suatu bahan pakan
dalam penelitian ini yaitu kandang
merupakan pencerminan dari tinggi
battery yang berukuran 40 x 30 x 30
rendahnya nilai manfaat dari bahan
cm. Setiap unit kandang ditempati oleh
pakan tersebut. Nilai kecernaan yang
1 ekor ternak ayam.Peralatan yang
rendah, menunjukannilai manfaat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
rendah pula, sebaliknya apabila
wadah pencampur ransum, timbangan
kecernaannya tinggi maka nilai
analytical / digital untuk bahan pakan
manfaatnya juga tinggi. Upaya

15
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Tabel 1. Komposisi Zat-zat Makanan Penyusun Ransum*)


Kandungan zat-zat makanan
Bahan Pakan Protein Serat Lemak Ca P EM
Kasar (kkal/kg)
Jagung Kuning 9,42 2,15 5,17 0,22 0,60 3,182
Dedak halus 13,2 6,35 6.07 0,19 0,73 2,878
Bungkil kelapa 24,7 15,02 9,36 0,11 0,47 3,498
Tepung ikan 55,0 0,17 12,1 5,1 2,8 3,468
Tepung Maggot 48,0 1.29 33,0 0,39 0,15 4,561
Tepung Kedelai 49,0 2,27 8,26 0,32 0,58 3,910
Top Mix - - - 5.38 1.44 -
*)
Hasil analisis laboratorium Universitas Padjajaran, Bandung. 2015

Tabel 2. Susunan Bahan Pakan dan Kandungan Zat-zat Makanan Ransum Fase
Pemeliharaan Akhir (Finisher)
Perlakuan
Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4
Proporsi (%)
Jagung kuning 55 55 55 55 55
Dedak halus 21 21 21 21 21
Bungkil kelapa 3 3 3 3 3
Tepung kedele 5 5 5 5 5
Tepung ikan 15,0 11.25 7.5 3.75 -
Tepung maggot - 3.75 7.5 11.25 15,0
Mineral (Top mix) 1 1 1 1 1

Total 100 100 100 100 100


Komposisi nutrien#)
Protein 19.53 19.23 18.93 18,64 18.34
Lemak 6.62 7.41 8.19 8.98 9.76
Serat kasar 3.10 3.18 3.18 3.23 3.27
Ca 1.00 0,92 0,86 0,74 0,69
P 0.96 0,86 0,76 0,66 0,56
ME (Kkal/kg) 3175,0 3216,0 3257,0 3298,0 3319,0
#)
Dihitung berdasarkan hasil analisis dan perhitungan data Tabel 1.

dan ternak ayam, serta alat penampung menggantikan dan top mix sebagai
ransum. Bahan-bahan pakan yang makanan pelengkap. Komposisi zat-zat
digunakan sebagai penyusun ransum makanan pakan penyusun ransum
yaitu jagung kuning, dedak halus, tercantum pada Tabel 1, dan Tabel 2
bungkil kelapa, tepung kedelai, tepung menyajikan susunan pakan ransum
ikan dan tepung Maggot yang saling percobaan dan kandungan nutrisinya.

16
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Ransum perlakuan yang diberikan setelah itu media ditutup dengan trash
diformulasi sebagai berikut: bag hitam. Media dibiarkan selama
R0 = 100% tepung ikan (15% dalam sepuluh hari dan siap dipanen.
ransum) + 0% tepung Maggot
(0% dalam ransum);
Metode Penelitian
R1 = 75% tepung ikan (11,25% dalam
Rancangan Percobaan
ransum) + 25% tepung Maggot
Penelitian ini menggunakan
(3,75% dalam ransum);
metode eksperimen dengan rancangan
R2 = 50% tepung ikan (7,5% dalam
acak lengkap (completely randomized
ransum) + 50% tepung Maggot
design) yang terdiri dari lima perlakuan
(7,5% dalam ransum);
dan empat ulangan. Data hasil
R3 = 25% tepung ikan (3,75% dalam
penelitian ditabulasi dan dianalisis
ransum) + 75% tepung Maggot
keragamannya sesuai rancangan yang
(11,25% dalam ransum); dan
digunakan. Untuk perlakuan yang uji
R4 = 0% tepung ikan (0% dalam
statistiknya berbeda nyata (P<0,05)
ransum) + 100% tepung Maggot
analisis dilanjutkan dengan Tukey Test
(15% dalam ransum)
sesuai petunjuk Steel and Torrie (1991).

Persiapan Media dan Wadah


Tatalaksana Percobaan
Budidaya
Kandang dibersihkan dengan
Kegiatan budidaya maggot
baik terlebih dahulu sebelumayam
dilakukan dengan membuat media
percobaan dimasukkan ke
tumbuh maggot yaitu dengan
dalamnya.Tempat makanan dan air
menggunakan 1 kg bungkil kelapa.
minum diletakkan secara teratur di tiap
Bahan media dicampurkan dengan satu
unit kandang.Ternak percobaan
liter air, air ditambahkan secara
selanjutnya ditempatkan ke dalam 20
perlahan, agar media tidak terlalu
unit kandang, masing-masing unit diisi
basah. Media diaduk secara merata dan
1 ekor ayam broiler.Mulai umur 3
digemburkan. Setelah itu media yang
minggu sampai dengan selesai
telah siap, diletakkan pada wadah yang
penelitian, ternak percobaan diberikan
telah disiapkan sebagai tempat
ransum fase finisher sesuai dengan
peletakkan media agar lalat Black
perlakuan masing-masing (Tabel 2).
soldier bertelur pada media tersebut,

17
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Teknik pengumpulan sampel feses yang L ransum, L digesta = lignin dalam


digunakan dalam penelitian ini yaitu ransum atau digesta
dengan metode ileal menggunakan Data dianalisis sesuai prosedur
indikator (lignin) (Kim, 2010). Metode dan petunjuk rancangan yang
ini diamati dengan mempuasakan digunakan.
ayamselama 24 jam untuk Parameter yang diukur
mengeluarkan sisa pakan dari saluran Parameter yang diukur dalam
pencernaan. Setelah itu ayam diberi penelitian ini yaitu sebagai
ransum perlakuan yang telah disediakan berikut:
dengan cara force feeding. Force 1. Kecernaan bahan kering ransum
feeding dilakukan dengan memasukkan 2. Kecernaan energi ransum
makanan menggunakan disposible yang 3. Kecernaan protein ransum
dimasukkan langsung ke dalam
tembolok. Empat jam kemudian ayam HASIL DAN PEMBAHASAN
dipotong karena pakan yang diberikan
sudah bisa terserap di dalam tubuh Pengaruh Perlakuan Terhadap
Kecernaan Bahan Kering, Energi,
ayam. Kemudian usus besar (sekum dan dan Protein Pada Ayam Broiler
kolon) dikeluarkan untuk mendapatkan
sampel feses. Sampel dikeluarkan dari
Data kecernaan bahan kering, energi,
usus besar, dikeringkan, digiling, dan
dan protein dalam penelitian ini dapat
seterusnya dianalisis.
dilihat pada Tabel 3.
Kecernaan protein ransum
dihitung dengan menggunakan rumus Kecernaan Bahan Kering

sebagai berikut: Kecernaan bahan kering dalam

Kecernaan protein (%) = penelitian ini berkisar antara 57,96 –


60,42%. Angka kecernaan bahan kering
𝑃 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 / 𝐿 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 −(𝑃 𝑑𝑖𝑔𝑒𝑠𝑡𝑎 / 𝐿 𝑑𝑖𝑔𝑒𝑠𝑡𝑎 )
𝑃 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 / 𝐿 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 ini masih berada pada kisaran
x 100
kecernaan bahan kering ayam broiler
sebgaimana rekomendasi Blair et al.
di mana:
(1990), dimana kecernaan bahan kering
P ransum, P digesta = protein dalam
broiler fase finisher berkisar pada angka
ransum atau digesta
50 – 80%.

18
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Tabel 3. Data Kecernaan Bahan Kering, Energi, dan Protein


Perlakuan
Kecernaan
R0 R1 R2 R3 R4
b a b b
Bahan Kering (%) 58,82 60,42 58,46 58,27 57,96b
Energi (%) 62,03b 64,77a 64,37a 64,60a 64,72a
Protein (%) 65,34b 75,32a 65,80b 67,16b 64,59b
Keterangan:Nilai pada baris yang sama dengan superscript yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05)

Kecernaan bahan kering ransum protein broiler di daerah tropis yang


tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada berkisar 60 – 85% (Blair, et al., 1990).
perlakuan R1 (penggantian 25% tepung Hal ini juga sesuai dengan Monica
ikan dengan tepung maggot atau 3,75% (2012) yang melaporkan hasil
dalam ransum), sekitar 60,42%. Lebih penelitian penggunaan Maggot
tingginya kecernaan bahan kering dan menggantikan tepung ikan dalam
protein pada perlakuan R1 dibanding ransum ayam broiler dan mendapatkan
perlakuan lainnya diduga disebabkan angka kecernaan protein rata-rata
oleh lebih tingginya konsumsi makanan sekitar 73,47%.
pada perlakuan tersebut dibanding Kecernaan protein ransum
perlakuan lainnya. tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada
Banyaknya kandungan bahan perlakuan R1 (penggantian 25% tepung
kering yang dicerna berhubungan ikan dengan tepung maggot atau 3,75%
dengan banyaknya kandungan nutrien dalam ransum) sekitar 75,32%.
yang terserap. Tillman dkk, (1998) Kecernaan protein ransum
mengemukakan bahwa bahan kering mengikuti pola kecernaan bahan kering
yang diekskresikan dalam feses ransum dalam penelitian ini, dimana
merupakan zat-zat makanan yang tidak perlakuan R1 menunjukkan angka
diserap tubuh. kecernaan yang nyata (P<0,05) lebih
tinggi dibanding perlakuan lainnya.
Kecernaan Protein
Nilai kecernaan protein berkaitan erat
Kecernaan protein dalam
dengan kecernaan bahan kering ransum,
penelitian ini berkisar antara 64,59 –
dimana nilai kecernaan protein
75,32%. Angka kecernaan protein ini
berbanding lurus dengan kecernaan
masih berada pada kisaran kecernaan
bahan kering ransum atau sebaliknya.

19
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Faktor yang mempengaruhi diduga disebabkan oleh lebih tingginya


jumlah kebutuhan protein pada ternak konsumsi makanan pada perlakuan
ayam yaitu: tingkat protein, temperatur tersebut.
atau suhu lingkungan, usia ternak ayam, Banyaknya kandungan bahan
kandungan asam amino, dan daya cerna kering dan energi yang dicerna
(Sklan dan Hurtwitz, 1980). Guna berhubungan dengan banyaknya
mencapai daya cerna protein yang kandungan nutrien yang terserap. Nilai
optimal, nilai nutien dari protein harus kecernaan energi berkaitan erat dengan
disesuaikan dengan kebutuhan ayam itu kecernaan bahan kering ransum dan
sendiri. konsumsi makanan, dimana nilai
Kecernaan Energi kecernaan energi berbanding lurus
Kecernaan energi ransum dalam dengan kecernaan bahan kering ransum
penelitian ini berkisar antara 62,03 - dan konsumsi ransum atau sebaliknya.
64,77%. Angka kecernaan energi ini Informasi dan data penelitian
masih berada pada kisaran kecernaan tentang metabolizable energy (ME)
energi ayam broiler didaerah tropis, maggot pada ternak ayam broiler masih
yaitu berkisar pada angka 60 – 85% terbatas. Kandungan energi dan
(Blair et al., 1990). Monica (2012) kecernaannya sangat tergantung pada
melaporkan hasil penelitian penggunaan kandungan lemak dan serat kasar dari
maggot menggantikan tepung ikan ransum (Zuidhof et al., 2003). Tepung
dalam ransum ayam broiler, dimana maggot telah digunakan dalam ransum
kecernaan energi rata-rata sekitar ayam broiler sebagai pengganti sumber-
75,17%. Kecernaan energi ransum sumber pakan konvensional, terutama
tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada tepung ikan. Kebanyakan penelitian
perlakuan R1 (penggantian 25% tepung mengindikasikan bahwa penggantian
ikan dengan tepung maggot atau 3,75% sebagian atau bahkan keseluruhan
dalam ransum), sekitar 64,77% dan tepung ikan memungkinkan, namun
terendah yaitu pada perlakuan R0 penggunaan optimal umumnya kurang
(penggantian 0% tepung ikan dengan dari 10% dalam ransum yang diduga
tepung maggot atau 0% dalam ransum). disebabkan oleh menurunnya
Lebih tingginya kecernaan energi pada palatabilitas karena warna hitam
perlakuan R1 dibanding perlakuan R0

20
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

dari tepung maggot kurang menarik The Ensminger Publishing


Company, California.
dan tidak disukai ternak ayam (Atteh
et al., 1993; Bamgbose, 1999). Kim, E.J. 2010. Amino Acid
Digestibility Of Various
Feedstuffs Using Different
Methods. Dissertation. Doctor
KESIMPULAN
of Philosophy in Animal
Tepung maggot paling baik Sciences in the Graduate
College of the University of
digunakan sampai dengan level 25%
Illinois at Urbana-Champaign,
menggantikan tepung ikan atau 11,25% Illinois.
dalam ransum. Namun, hasil penelitian
Monica, S. 2012. Pengaruh pemberian
ini mengindikasikan bahwa tepung tepung Maggot Black Soldier
Fly (Hermetia illucens) yang
maggot dapat digunakan sampai dengan
dibiakkan di berbagai media
100% menggantikan tepung ikan dalam tumbuh terhadap kecernaan
bahan kering dan protein kasar
ransum ayam broiler tanpa adanya efek
pada ayam broiler. J. of
negatif terhadap kecernaan bahan Aquaculture and Fish Health.
1(2): 31-36.
kering, energi, dan protein.
Murtidjo B. A. 2001. Pedoman Meramu
Pakan Ikan. Kanisius.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta
Atteh, J. O. ; Ologbenla, F. D., 1993. Sklan, D dan S. Hurtwitz, 1980. Protein
Replacement of fish meal with digestion and absorption in
maggots in broiler diets: effects young chick and turkey, J.
on performance and nutrient Nutrition. 10: 134-142.
retention. Nigerian J. Anim.
Prod. 20: 44-49. Steel R.G.D and J.H. Torrie. 1991.
Prinsip dan Prosedur Statistika:
Bamgbose, A. M, 1999. Utilization of Suatu Pendekatan Biometrik,
maggot – meal in cockerel diets. Edisi Kedua, P.T. Gramedia
Hal. 69 (12). Pustaka Utama. Jakarta.
Bondari K. and D.C. Sheppard. 1987. Téguia, A., M. Mpoame, J.A. Okourou
Soldier fly, Hermetia illucens
Mba. 2002. The production
L., larvae as feed for channel
catfish, Ictalurus punctatus performance of broiler birds as
(Rafinesque), and blue tilapia, affected by the replacement of
Oreochromis aureus fish meal by maggot meal in the
(Steindachner). Aquaculture and starter and finisher diets.
Fisheries Management. 18: 209- Tropicultura. 20 (4): 187-192
220.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Blair, G. J,Ensiminger, M. E., dan W. Reksohadiprodjo, S.P. Kusumo
W. Heinemman. 1990. Poultry dan S. Lebdosoekojo. 1998.
Meat Feed and Nutrition. 2nd Ed Ilmu Makanan Ternak Dasar.

21
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 13 – 22 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Gajah Mada University Press.


Yogyakarta.
Zuidhof, M. J., C.L. Molnar, F.M.
Morley, T.L. Wray, F.E.
Robinson, B.A. Khan, L. Al-
Ani, L.A. Goonewardene.
2003. Nutritive value of house
fly (Musca domestica) larvae
as a feed supplement for
turkey poults. Anim. Feed Sci.
Technol. 105 (1-4): 225-230.

22

Anda mungkin juga menyukai