Oleh
Kelompok 1
VENANSIUS ADUR (1813010018)
WILHELMUS A. LEVEN (1813010009)
KLAUDENSIUS JEMI (1813010040)
MARIA K. MBIKING (1813010026)
MARTINA DEMI (1813010017)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ” Faktor Eksternal Dan
Internal Yang Mempengaruhi Akuakultur Dan Hubungannya Terhadap Lingkungan”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2 Tujuan......................................................................................................... 4
BAB II PEMBHASAN
2.1 Limbah Nutrient Dari Sistem Budidaya .................................................... 5
2.2 Faktor Eksternal Dan Internal Yang Mempengaruhi Akuakultur.............. 7
2.3 Akibat Hipernutrifikasi Terhadap Lingkungan.......................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2 Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara kepulauaan yang mmiliki wilayah
yang paling luas di dunia. Luas perairan Indonesia tidak kurang dari 5,8 juta km²
dan memiliki sebanyak 17.480 pulau yang terdiri dari pulau besar dan pulau kecil
dengan panjang garis lebih kurang 95.186 km,yang merupakan garis pantai tropis
terpanjang di dunia setelah kanada. Indonesia merupakan bagian dari setiga
terumbu karang (coral traingle), wilayah pesisir dan lautan indonesia memiliki
keanekaragaman hayati tertinggi didunia.
Perikanan budidaya merupakan salah satu kegiatan pemanfaatan
wilayah pesisir. Pengaruh kegiatan perikanan budidaya terhadap ekosistem
perairan berasal dari buangan limbah budidaya, jika konsentrasinya melebihi
ambang batas dapat mencemari, meracuni biota dan lingkungan perairan.
Buangan limbah yang kaya nutrien dan bahan organik sebagai konsekuensi dari
masukan akuainput dalam budidaya dapat meningkatkan sedimentasi, siltasi,
hypoxia, hypernutrifikasi, perubahan produktifitas dan struktur komunitas bentik.
Menurunnya kualitas lingkungan akan menyebabkan patogen dan
plankton berbahaya (harmful plankton) seperti Dinoflagellata dan blue green algae
(BGA) berkembang dengan pesat. Limbah organik yang dihasilkan dalam
budidaya ikan akan mempengaruhi kualitas air lainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui dampak dari
limbah nutrien bagi lingkungan dan juga bagi biota budidaya serta mengetahui
faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi akuakultur.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Limbah Nutrient Dari Sistem Buidaya
Nutrien merupakan unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk
metabolisme atau proses fisiologi organisme. Nutrien di perairan terdapat dalam
bentuk makro maupun mikro. Nutrien dalam bentuk makro terdiri dari C, H,
O,N ,S , P, K , Mg , Ca, Na , dan Cl, sedangkan yang termasuk dalam bentuk
mikro terdiri dari Fe, Co , Zu , B , Si , Mn , dan Cu. Nutrien yang paling
dibutuhkan oleh organisme adalah unsur karbon, nitrogen, dan fosfor. Namun,jika
konsentrasinya melebihi ambang batas dapat mencemari, meracuni biota dan
lingkungan perairan.
Buangan limbah yang kaya nutrien dan bahan organik dari sistem
budidaya dapat meningkatkan sedimentasi, perubahan produktifitas, siltasi,
hypoxia, dan hypernutrifikasi. Limbah yang masuk ke lingkungan perairan
budidaya apabila melampaui kapasitas asimilasi atau kemampuan daya
dukungnya berdampak terhadap berubahnya fungsi ekologis.
Menurunnya kualitas lingkungan akan menyebabkan patogen dan
plankton berbahaya (harmful plankton) seperti Dinoflagellata dan blue green algae
(BGA) berkembang dengan pesat. Limbah organik yang dihasilkan dalam
budidaya ikan akan mempengaruhi kualitas air lainnya. Suhu, pH, polutan,
salinitas, amoniak, hidrogen sulfida dan oksigen terlarut selain mempengaruhi
populasi patogen dalam kolam juga mempengaruhi ketahanan ikan terhadap
infeksi penyakit.
Pemberian pakan yang berlebihan menjadi awal kendala bagi
keberlajutan produksi Ikan atau udang karena dari kelebihan pakan (bahan
organik) itulah penurunan kualitas air sehingga badan air menjadi tidak/kurang
mendukung kehidupan biota budidaya , tapi justru kondusif bagi kehidupan mikro
organisme, termasuk penyakit pada biota budidaya.
Masalah lain yang timbul jika limbah dibuang langsung adalah
tersebarnya bibit penyakit atau patogen ke alam. Hal ini tentu mengancam
6
kesehatan biota liar di sungai, muara, atau laut. Terutama tambak yang mengalami
panen gagal dikarenakan terkena penyakit harus bijak dalam membuang
limbahnya tidak langsung, melainkan diolah terlebih dahulu agar meminimalisir
risiko tersebarnya penyakit. Pengolahan limbah meliputi 4 macam proses yaitu
kontrol, pengolahan, pembuangan, dan penggunaan kembali.
Kontrol atau pengendalian
Kontrol atau pengedalian dalam pembuangan limbah bertujuan mencegah limbah
langsung dibuang ke alam. Limbah ini dikumpulkan pada satu tempat yaitu kolam
pengendapan. Pada proses ini juga dapat diterapkan proses sedimentasi atau
pengendapan partikel organik. Limbah padat dari proses sedimentasi ini lebih sulit
diuraikan sehingga memerlukan usaha lebih, alternatifnya sedimen ini digunakan
sebagai pupuk pertanian karena kaya akan unsur hara.
Treatment atau pengolahan limbah
Treatment atau pengelolaan limbah dilakukan dengan mengurangi volume,
toksisitas, dan konsentrasi limbah agar sesuai baku mutu limbah atau agar dapat
bermanfaat untuk keperluan lain. Treatment ini dapat dilakukan sekaligus pada
proses pengendapan. Penggunaan tanaman biofilter dapat mempercepat proses
penguraian atau menurunkan konsentrasi N dan P yang banyak terkandung dalam
limbah hasil budidaya. Tanaman biofilter ini mampu meningkatkan penurunan
konsentrasi limbah 20%-45%. Dapat digunakan juga rumput laut yang dapat
menurunkan N dan P, kemudian penggunaan moluska (sejenis siput atau kerang)
untuk menurunkan partikel materi organik, serta ikan untuk menurunkan densitas
fitoplankton/alga menjadi materi organik. Alternatif lain yaitu dengan
menggunakan bakteri pengurai. Dapat juga digunakan bahan kimia, tetapi
jumlahnya harus disesuaikan agar tidak berlebihan.
Pembuangan limbah,
Pembuangan limbah dilakukan ke area yang sudah ditentukan dan telah dipastikan
bahwa limbah telah melalui pengolahan dan memenuhi baku mutu limbah. Pada
area pembuangan ini juga dapat ditambahkan vegetasi berupa pohon mangrove.
Selain dapat menyerap unsur hara dari limbah budidaya, mangrove juga
7
bermanfaat dalam proteksi dan stabilitas pesisir dari pasang air laut maupun
bahaya erosi.
Reuse atau penggunaan kembali, misalnya sedimen atau endapan limbah
dapat digunakan kembali untuk pupuk pertanian. Limbah berupa air juga dapat
digunakan kembali untuk budidaya tetapi harus dicek kualitasnya sama ketika
mengambil air dari laut atau sumur, atau jika masih dibawah standar dapat melalui
proses sterilisasi dari sumber patogen.
Pertumbuhan pada ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal diantaranya adalah faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia.
Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat dikontrol yang terdiri dari
faktor kualitas air dan pakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah Nutrien merupakan sisa-sisa unsur atau senyawa kimia yang
digunakan untuk metabolisme atau proses fisiologi organisme dan jika
keberaadaanya di perairan melebihi ambang batas maka akan memberikan
dampak yang buruk terhadap biota maupun lingkungan disekitar tempat
budidaya.
Pertumbuhan pada ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun
faktor eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J.R, Gowen, R.J and McLucky, D.S. 1987. The effect of salmon farming on
the benthos Scottish Sea–Loh. J.Exp.Mar.Biol.Ecol. 109 : 39–51
Barg, U. C. 1992. Guidelines of the promotion of environmental management of
coastal aquaculture development. FAO Fisheries Technical Paper 328 FAO, Rome.
Ryding, S.O dan W. Rast. 1989. The Control of Eutrophication of Lakes and
Reservoir. The Parthenon Publishing Group. New Jersey.