Anda di halaman 1dari 24

SUSTAINABLE

SEAFOOD
SUSTAINABLE
ID
SEAFOOD
2015 W W F - I N D O N E S I A N AT I O N A L C A M PA I G N

WWF- Indonesia
Gedung Graha Simatupang,Tower 2 unit C, Lantai 7
Jalan Letjen TB Simatupang Kav. 38
Better Management Practices
Jakarta Selatan 12540
WWF-Indonesia / M.Budi SANTOSA
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Phone +62 21 7829461

BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM


( Pangasius hypophthalmus )
Misi WWF SISTEM KOLAM, KARAMBA JARING TANCAP, DAN KARAMBA JARING APUNG
Untuk menghentikan terjadinya degradasi lingkungan dan membangun
masa depan dimana manusia hidup berharmoni dengan alam.
Edisi 1 | Februari 2015
www.wwf.or.id
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan
Better Management Practices (BMP) Ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus) - Sistem Kolam, Karamba Jaring Tancap, dan Karamba Jaring
Apung. BMP ini merupakan panduan praktis yang dapat diterapkan oleh para
pembudidaya ikan patin skala kecil untuk mewujudkan praktek budidaya yang
bertanggung-jawab dan berkelanjutan.

Penyusunan BMP ini telah melalui beberapa proses yaitu studi pustaka,
pengumpulan data lapangan, internal review tim perikanan WWF-Indonesia
serta Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah ahli budidaya ikan patin
sebagai bagian dari external expert reviewer. BMP ini merupakan living
document yang akan terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan di
Better Management Practices lapangan serta masukan pihak-pihak yang bersangkutan.
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Ucapan terima kasih yang tulus dari kami atas bantuan, kerjasama, masukan
BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus)
dan koreksi pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan BMP ini, yaitu Balai
Sistem Kolam, Karamba Jaring Tancap, dan Karamba Jaring Apung
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi, Balai Besar Perikanan
Edisi 1 | Februari 2015
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Kelompok Budidaya Ikan Patin Mina
Musti-Banjarmasin, Pokdakan Mina Karya Gemilang-Jambi, dan CV. Dee Jee
ISBN 978-979-1461-56-6
Fish Sukabumi.
WWF-Indonesia
Kami senantiasa terbuka kepada semua pihak atas segala masukan yang
konstruktif demi penyempurnaan BMP ini, serta permintaan maaf kami
sampaikan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada proses
Penyusun : Tim Perikanan WWF-Indonesia penyusunan dan isi dari BMP ini.
Kontributor : Irwan, Marhadi, Komara, Nopi Alpian, Ahmad Jauhari Pamungkas,
Firdausi
Ilustrator : Dwi Indarty, Eddy Hamka, M. Rustam Hatala Februari 2015
Penerbit : WWF-Indonesia
Credit : WWF-Indonesia Penyusun
Tim Perikanan WWF Indonesia

Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | i


DAFTAR ISTILAH

Aklimatisasi : Proses penyesuaian suhu dan kualitas air kantong dengan perairan
tempat dilakukan budidaya
Aksesbilitas : Kemudahan
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA

Biosecurity : Tindakan pengendalian, pencegahan dan pemberantasan terhadap


serangan penyakit
Carrying capacity : Daya dukung lahan
Dekomposer : Organisme yang menguraikan bahan organik menjadi bahan anorganik
FCR : Perbandingan jumlah pakan yang dimakan terhadap peningkatan berat
berat badan Ikan
Fluktuasi : Perubahan

Daftar Isi Frekuensi


Habitat
: Jumlah waktu pemberian pakan
: Tempat hidup suatu makhluk hidup
Infeksi : Suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit
Kata Pengantar ............................................................................................................................................... i Instansi : Badan pemerintahan
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ ii
Margin : Peningkatan biaya total yang berasal dari satu output produksi
Daftar Istilah .................................................................................................................................................... iii
Monitoring : Pengontrolan
I. Pendahuluan ......................................................................................................................................... 2
II. Pembentukan Kelompok dan Legalitas Usaha ............................................................................ 3 Nilon : Salah satu bahan pembuat tali
A. Pembentukan kelompok ................................................................................................................... 3 Parasit : Hewan renik yang dapat menurunkan produksi budidaya
B. Legalitas usaha ................................................................................................................................. 4 Phytoplankton : Kelompok plankton yang mengandung klorofil
III. Perencanaan dan Pemilihan Lokasi ............................................................................................... 5
Probe : Kabel penghubung alat pengukur kadar oksigen
IV. Penyiapan Sarana dan Prasarana Budidaya ................................................................................ 10
Probiotik : Mikroorganisme hidup yang memberikan efek baik terhadap inangnya
A. Kolam ................................................................................................................................................ 10
B. Karamba Jaring Apung .................................................................................................................... 12 Secchi disk : Alat untuk mengukur kecerahan air
C. Karamba Jaring Tancap ................................................................................................................... 14 Operculum : Salah satu bagian tubuh yang disebut tutup insang
V. Penyiapan dan Penebaran Benih Ikan Patin ............................................................................... 16 Varible : Berubah-ubah
VI. Penyiapan dan Pemberian Pakan .................................................................................................. 18
Virus : Parasit yang berukuran kecil yang dapat menimbulkan penyakit
VII. Pemeliharaan Sarana Budidaya dan Pengelolaan Kualitas Air .............................................. 21
VIII. Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................................................................. 23 Visual : Sesuai penglihatan mata
IX. Panen dan Paska Panen ................................................................................................................... 27 Karamba apung : Kurungan untuk budidaya ikan terapung di permukaan air
X. Aspek Sosial Budidaya Ikan Patin .................................................................................................. 29 Karamba tancap : Kurungan untuk budidaya ikan ditancapkan pada bagian kolom air
XI. Aspek Pemeliharaan Lingkungan ................................................................................................... 30
/Fence
XII. Pencatatan Aktivitas Budidaya Ikan Patin ................................................................................... 31
Pen : Kurungan untuk budidaya ikan di permukaan air sungai
XIII. Analisis Usaha Budidaya Ikan Patin ............................................................................................. 33
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................... 42

ii | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | iii
I. PENDAHULUAN II. PEMBENTUKAN KELOMPOK DAN LEGALITAS USAHA

Ikan patin Siam dengan nama ilmiah yang diintroduksi ke Indonesia pada tahun
Pangasius hypophthalmus, SAUFABE 1878, 1972 di daerah Bogor sebagai ikan hias.
saat ini merupakan komoditas perikanan air Habitat ikan patin meliputi wilayah darat
tawar yang cukup digemari bukan hanya di meliputi sungai, danau dan waduk.Menurut
Indonesia namun juga di luar negeri. Jika Kottelat et al (1993) dalam Kodri 2009,
diperhatikan sudah banyak restoran di menerangkan bahwa Ikan Patin di Indonesia
Indonesia yang menyajikan menu makanan terdiri atas Pangasius pangasius (Jambal
utama berupa ikan patin bakar atau goreng. Siam), P.humeralis, P. lithostoma, P.
Fillet daging ikan patin dikenal dengan Dory. macronema, P.micronemus, P nasutus, P

WWF-Indonesia / Said RAHMAD


Dengan harga jual yang cukup tinggi, ikan niewenhuis dan P. polyurodon.
patin juga merupakan komoditas ekspor yang
menjanjikan. Untuk memenuhi kebutuhan Ikan Patin (Pangasius sp.) termasuk Family
pasokan ikan tersebut tidak dapat hanya Pengasidae, yaitu jenis ikan yang memiliki
dipenuhi dari hasil tangkapan saja, sehingga lubang mulut kecil berpinggiran bola mata
perlu adanya pembudidayaan secara lebih yang bebas, sirip punggung tambahan sangat
intensif. kecil dan bersungut di hidung. Klasifikasi ikan
Gambar. Pertemuan kelompok pembudidaya
patin adalah sebagai berikut ;
Ikan patin sehingga banyak dibudidayakan
Phylum : Chordata A. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN KELOMPOK
karena mempunyai kelebihan, diantaranya
Sub Phylum : Vertebrata
adalah paling mudah beradaptasi, dapat Untuk meningkatkan posisi tawar dan Kelompok pembudidaya patin sebaiknya
Super Class : Pisces
dilbudidayakan di lahan marginal, daya tahan kemudahan dalam berbagai kegiatan melakukan pertemuan secara rutin,
Class : Ostechtyes
tinggi, dan mempunyai pasar domestik yang operasional, pembudidaya patin misalnya setiap dua minggu pada waktu
Sub Class : Actinophys
luas. Ikan patin termasuk ikan pemakan disarankan bergabung dalam kelompok, dan tempat yang ditentukan maupun
Marga : Pangasius
segala (omnivora). Pada habitat alami, ikan selanjutnya kelompok yang telah dibentuk pertemuan secara insidental. Pertemuan
Spesies : Pangasius sp.
patin memakan serangga, biji-bijian, ikan tersebut sebaiknya disahkan ditingkat desa kelompok tersebut dilakukan untuk
rucah, udang-udangan dan moluska. serta dibina oleh Dinas Kelautan dan mendiskusikan berbagai kegiatan dan
Sedangkan pada skala pembudidayaan, ikan Perikanan (DKP) setempat. permasalahan yang bersifat teknis
patin biasanya diberi makanan buatan berupa operasional, kegiatan administratif
pelet. Ikan ini juga dikenal dengan Patin Setiap kelompok pembudidaya patin kelompok maupun masalah sosial.
Bangkok/ Jambal Siam, berasal dari Thailand beranggotakan sekitar 10-15 orang dan
didampingi oleh pendamping lapangan, Kelompok pembudidaya patin dapat
contohnya Petugas Penyuluh Lapangan bergabung dalam wadah gabungan (forum
(PPL) Perikanan dari pemerintah kerjasama) antar kelompok. Bertujuan
setempat. Kelompok disusun pada satu untuk meningkatkan daya tawar para

DENGAN HARGA JUAL YANG CUKUP TINGGI, hamparan untuk memudahkan koordinasi
untuk mempermudah koordinai serta
pembudidaya dalam pembelian sarana
produksi maupun pemasaran hasil,
IKAN PATIN JUGA MERUPAKAN KOMODITAS mempermudah untuk mengatasi masalah, sehingga dapat meningkatkan keuntungan

EKSPOR YANG MENJANJIKAN. contohnya bila ada penyakit sehingga


mampu melakukan pencegahan di
usaha.

kawasan.

1 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 2
Melakukan pembudidayaan ikan Menggunakan teknologi super intensif
dengan menggunakan teknologi di darat dan wilayah laut di atas 12
KANTOR
PELAYANAN sederhana (dua belas) mil laut diukur dari garis
TERPADU pantai ke arah laut lepas dan/atau ke
SIUP DKP Melakukan pembudidayaan
(pembesaran) ikan di air tawar, arah perairan kepulauan,
dengan luas lahan tidak lebih dari diterbitkan oleh Badan Koordinasi
SIUP
2 ha. Penanaman Modal (BKPM) dengan
d. Klasikasi skala budidaya perikanan rekomendasi dari Menteri Kelautan

CBIB
TPU
TPUPI dan Perikanan.
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan

CBIB
mengacu kepada Peraturan Menteri

PI
Kelautan dan Perikanan Republik 3. Peraturan lain terkait dengan
Indonesia No. 05/2009 tentang Skala aktivitas budidaya perikanan di
Usaha di Bidang Pembudidayaan pesisir, yaitu:
Ikan. a. Undang-Undang No. 27/2007 dan
e. Sesuai Peraturan Menteri Kelautan perubahannya pada Undang-Undang
dan Perikanan Republik Indonesia No.1/2014 Tentang Pengelolaan
No. 3/2015 Tentang Pendelegasian Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Wewenang Pemberian Izin Usaha di Kecil, yaitu larangan melakukan
Bidang Pembudidayaan Ikan Dalam konversi lahan atau ekosistem di
Rangka Pelaksanaan Pelayanan kawasan atau zona budidaya yang
B. LEGALITAS USAHA BUDIDAYAIKAN PATIN Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala tidak memperhitungkan
Badan Koordinasi Penanaman Modal, keberlanjutan fungsi ekologis pesisir
1. Lokasi Budidaya (SIUP) atau memiliki Tanda SIUP usaha budidaya dengan kriteria: dan pulau-pulau Kecil.
a. Sesuai dengan peruntukan Pencatatan Usaha Pembudidayaan Menggunakan modal asing. b. Undang-Undang No.31/2004 Tentang
lokasi/lahan budidaya perikanan yang Ikan (TPUPI) berdasarkan Peraturan Berlokasi di wilayah laut di atas 12 Perikanan dan Peraturan Pemerintah
tertuang dalam Rencana Zonasi Menteri Kelautan dan Perikanan (dua belas) mil laut diukur dari No. 60/2007 Tentang Konservasi
Republik Indonesia Nomor garis pantai ke arah laut lepas Sumber Daya Ikan, yaitu
Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau
49/Permen-KP/2014 Tentang Usaha dan/atau ke arah perairan berpartisipasi melakukan konservasi
Kecil (RZWP3K) dan atau Rencana
Pembudidayaan Ikan. kepulauan. ekosistem mangrove, padang lamun,
Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk
b. SIUP wajib dimiliki oleh usaha terumbu karang, dan ekosistem
daratan pada tingkat Kota/Kabupaten Berlokasi di darat pada wilayah
budidaya perikanan skala menengah lainnya yang terkait dengan sumber
atau Propinsi. Kesesuaian lokasi ini lintas propinsi.
sampai dengan skala besar dan daya ikan.
agar tidak konik dengan pemanfaat
lain seperti kawasan pemukiman, dikeluarkan oleh Dinas Perikanan
yang terkait.
konservasi, penangkapan ikan, wisata,
pelayaran, dan lain-lain. c. Usaha budidaya perikanan skala kecil
tidak wajib memiliki SIUP tetapi
b. Jika belum ada RZWP3K atau RTRW,
wajib memiliki TPUPI. Usaha
sebaiknya laporkan dan konsultasikan
budidaya perikanan skala kecil untuk
dengan aparat berwenang di tingkat
desa/kelurahan atau kecamatan, atau
pembesaran ikan di laut sesuai
dengan Peraturan Menteri Kelautan
KEGIATAN BUDIDAYA IKAN PATIN HARUS
kepada dinas/instansi terkait di
Kabupaten/Kota, agar dimasukkan
dan Perikanan Republik Indonesia MENAATI SEMUA PERATURAN YANG BERLAKU
Nomor 49/Permen-KP/2014 Tentang
sebagai kawasan budidaya pada saat
penyusunan tata ruang wilayah.
Usaha Pembudidayaan Ikan, yaitu: AGAR USAHA BERJALAN LANCAR
2. Peizinan Usaha
a. Usaha budidaya perikanan wajib
memiliki Surat Izin Usaha Perikanan

3 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 4
III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN PATIN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PATIN PERLU DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
LINGKUNGAN YANG ADA DI SEKITAR DAERAH TERSEBUT AGAR USAHA YANG
DIJALANKAN NANTINYA BISA BERJALAN DENGAN BAIK

A. KESESUAIAN LOKASI :
Persayaratan umum

Tidak terletak di daerah yang tinggi Mudah untuk mendapatkan sarana


sumber pencemarannya produksi yang dibutuhkan, termasuk benih
dan pakan.
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang
WWF-Indonesia / Agis RIYANI

Wilayah (RTRW) setempat serta Kondisi keamanan yang baik.


mendapatkan ijin dari instansi terkait
Harus disesuaikan dengan carrying
(desa maupun Instansi terkait).
capacity yang disesuaikan jumlah beban
Tidak berdekatan dengan lahan pertanian pencemar yang boleh diproduksi sesuai
(khususnya padi) yang menggunakan dengan peraturan pemerintah setempat
pestisida. atau mengikuti Peraturan Pemerintah
No.81 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan
Lokasi mudah dijangkau (aksesibilitas Kualitas Air dan Pengendalian
Penyusunan rencana kegiatan kelompok mudah). Pencemaran Air.
UNTUK MENDUKUNG SUKSESNYA harus dimusyawarahkan di dalam kelompok.

KEGIATAN BUDIDAYA IKAN PATIN, Usaha pembudidayaan ikan patin perlu


PARA PEMBUDIDAYA HARUS disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang
ada di sekitar daerah tersebut agar usaha yang
MEMAHAMI PROSES PEMBESARAN dijalankan nantinya bisa berjalan dengan
PATIN DAN MEMBUAT PERENCANAAN baik. Misalnya perencanaan usaha budidaya
USAHA, BAIK PERENCANAAN ANGGOTA patin harus mempertimbangkan kondisi
kualitas air, cuaca serta fluktuasi harga
MAUPUN PERENCANAAN KELOMPOK
produk di pasaran. Perencanaan yang baik
dapat meningkatkan keberhasilan usaha.

Salah satu hal yang sangat penting dalam


perencanaan awal pembudidayaan ikan patin
adalah pemilihan lokasi, karena dengan
pemilihan lokasi yang tepat akan menentukan
keberhasilan usaha ini. Secara umum lokasi
yang baik untuk kegiatan usaha budidaya ikan
patin adalah di kolam, sungai, waduk, danau,
maupun genangan air lainnya yang memenuhi
persyaratan teknis.
Siklus usaha budidaya ikan Patin (sumber FAO)

5 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 6
Persyaratan khusus

a. Untuk budidaya di karamba


>50 % >50 %
>50 %
Penempatan lokasi Karamba Jaring Apung Penempatan karamba tidak mengganggu
(KJA) / Karamba Jaring Tangkap (KJT) kegiatan lainnya ( transportasi, pariwisata,
sesuai dengan tata ruang daerah atau dsb )
maksimal 50 % dari lebar sungai.
Ketinggian air pada saat kemarau atau Gambar. Penempatan keramba yang baik

Penempatan KJA/KJT, sebaiknya surut minimal 1 m untuk KJT. Sedangkan


ditempatkan di perairan dengan untuk KJA, jarak minimal antara dasar
pergerakan air cukup baik, kecepatan arus sungai/danau/waduk dengan dasar
berkisar 0,5 m/menit untuk KJT dan waring/jaring adalah 1 m.
berkisar 1 m/menit untuk KJA
<20 % <20 %
Desain karamba dan bahan baku yang
digunakan harus disesusaikan dengan
ketentuan serta berukuran 10 x 10 x 5 m
atau 5 x 12 x 5 m.

Besaran yang diperbolehkan untuk KJT atau KJA (ASC)

b. Untuk budidaya di kolam:

Dekat sumber air, baik dari muara maupun Sedangkan untuk yang ada air masuk dan
sungai. ada air keluar (air mengalir), tetap
menggunakan kolam pengolahan limbah
Tidak terletak di daerah rawan banjir. tetapi waktu lepasnya air bisa lebih cepat.

Hindari tanah yang bersifat sulfat masam Perlu adanya penerapan biosecurity,
(kandungan pyrit) berupa pagar keliling untuk mencegah
hewan berkeliaran di daerah budidaya, dan
Perlu sarana pengolah limbah (air dan
pemberian desinfektan didepan pintu
lumpur dari kolam) baik berupa kolam
masuk dan jalur kolam untuk menghindari
atau parit yang berfungsi untuk
penyebaran penyakit.
mengendapkan bahan organik serta
mengembalikan kondisi air.

7 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 8
IV. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA

A. KOLAM
Konstruksi Kolam 2. Ukuran kolam dibedakan pada fungsinya:

Menyiapkan petakan kolam berdasarkan jenis Kolam pendederan I, ukuran ideal 25 -


usaha, yang terdiri dari: 500 m2
Ditjen Perikanan Budidaya KKP

Petak penggelondongan Kolam penderan II, ukuran ideal 500 -


Petak pembesaran akhir 1000 m2

Konstruksi dan dimensi kolam : Kolam pembesaran, ukuran yang ideal


1000 - 5000 m2
1. Kolam pemeliharaan ikan patin berupa
kolam tanah liat, hindari tanah dengan
3. Ukuran kolam yang menggunakan sistem
Kolam dengan pagar biosecurity (sumber DJPB) tekstur berpasir karena porous. Usahakan
air mengalir sebaiknya empat persegi
kriteria teksturnya adalah 50 %-60 % liat
panjang dengan ukuran 50-100 m2
dengan maksimal 10 % pasir dan sisanya
B. KESESUAIAN KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR lempung.

Kedalaman air untuk budidaya dalam KJA antara 3 5 m pada saat air sedang surut
dengan jarak minimal antara jaring dengan dasar lebih kurang 1 m. Untuk keramba jaring
tancap kedalaman air terendah adalah 1 m dengan tingkat kecerahan air lebih dari minimal
25 cm.Hal ini untuk memberikan ruang bagi patin untuk bernafas karena kepekatan ini
bisa disebabkan oleh fitoplankton dan atau partikel tanah.

Kualitas air:

NO NAMA ALAT FUNGSI CARA PEMAKAIAN


1 Suhu oC 27 - 32

2 pH air - 6,5 - 8,5

3 Oksigen terlarut (DO) mg/l 3

4 Ammoniak (NH3) mg/l < 0.01

5 Nitrit (NO2) mg/l <1

6 Kecerahan cm > 25

Irisan kolam melintang

9 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 10
Aktifitas persiapan kolam yang Persiapan kolam - Pengeringan 4. Lakukan pemasangan saringan pada B. KARAMBA JARING APUNG (KJA)
dilakukan, yaitu: saluran pemasukkan air,
1. Membuang semua sisa air dari siklus KJA yang biasa digunakan oleh pembudidaya
1. Periksa bagian pematang dan pintu sebelumnya atau yang berasal dari 5. Setelah didiamkan maksimal dua hari ikan patin adalah dari bahan kayu dan atau
rebesan dan kebocoran tanggul. untuk memberikan pengaruh kapur bambu, dengan perincian sebagai berikut;
kolam, jika terdapat kebocoran atau
terhadap permukaan kolam kemudian
kerusakan segera lakukan penambalan
2. Membuang lumpur sisa siklus lakukan pengisian air. Konstruksi KJA terdiri dari kayu untuk
dan perbaikan.
sebelumnya dan tanah dijemur dengan rangka dan bambu sebagai dinding dan
sinar matahari sampai tanah dasar 6. Setelah air penuh maka diamkan penutup yang diikatkan dengan tali nilon
2. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat
kolam kering. Pengeringan dilakukan selama 1-2 hari dan lakukan pada rangka kayu.
parit yang memanjang dari arah
sampai tanah dasar kolam terlihat pemusnahan predator dengan
pemasukan air kearah pengeluaran air.
pemberian saponin sebesar 20 ppm, Bentuk karamba adalah kotak segi empat
Ukuran parit adalah lebar 30-50 cm retak-retak atau kandungan air minimal
yang pada bagian bawahnya terbuka
dengan kedalaman 10-15 cm. 20%.
7. Setelah air siap maka benih bisa ditebar dengan ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan
3. Tinggi pematang dari dasar kolam 3. Lakukan pengapuran dan lakukan tinggi 1,5 m.
minimal 1-1,5 m dengan tingkat tahapan-tahapan berikut:
Penempatan karamba adalah 2/3 di dalam
kemiringan sebesar 0,5 - 1% mengarah
a. Mengukur pH tanah dasar kolam air dan 1/3 diatas permukaan air.
ke saluran pembuangan. Hal ini
pada beberapa titik yang berbeda
bertujuan untuk memudahkan Pada bagian dalam karamba dimasukkan
dengan menggunakan alat pengukur
pengeringan kolam dan memudahkan jaring yang diikat pada dinding karamba,
pH tanah (pH soil tester). Jika tidak
kegiatan panen. sebagai wadah penampung ikan patin yang
mempunyai alat, dapat menghubungi
dipelihara, sedangkan sebagai tempat
4. Pemasangan saringan di pintu petugas teknis perikanan setempat.
pemberian pakan dan memonitor ikan
pengeluaran untuk mencegah masuknya
b. Lakukan pengapuran dengan dosis dalam KJA, disediakan lubang terbuka
hewan predator, serta untuk
berikut: berukuran 0,5 x 0,5 m pada bagian tengah
menghindari ikan lolos keluar dari
atas KJA.
kolam.
Jika KJA lebih dari 20 unit, maka
penempatannya dapat dipasang secara
berpasangan dan diantara pasangan
Penampang kolam dari atas karamba ditempatkan bambu bulat yang
berfungsi sebagai tempat pengikat,
DOLOMITE / CaMgCO3 KAPTAN / CaCO3 TOHOR / Ca(OH) Keterangan :
pH sekaligus sebagai pelampung karamba.
(kg/m) (kg/m) (kg/m)
A. Panjang kolam E. Penampung lumpur
Untuk setiap kelompok KJA, diatas bambu
6,5 0,1 0,05 0,03 B. Lebar kolam F. Outlet kolam pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5
C. Dasar kolam G. Outlet kobakan x 1,5 m sebagai tempat berteduh bagi
5,5 6,5 0,15 0,1 0,05
D. Caren H. Inlet kolam petugas yang jaga di malam hari.

< 5,5 0,2 0,15 0,1

11 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 12
C. FENCE ATAU KARAMBA TANCAP
Fence atau karamba tancap untuk Cara membuat karamba tancap adalah
budidaya ikan patin berukuran luas sebagai berikut :
panjang 10-12 m dan lebar 5 m, dengan
kontruksi dari bahan kayu dan bambu. 1. Kayu berfungsi sebagai tiang yang
ditancapkan ke dalam dasar sungai
Konstruksi karamba tancap terdiri dari dengan jarak antara 30 - 50 cm;
pagar keliling, karamba serta pondok
(rumah jaga). Sebagai sarana transportasi 2. Tancapkan bambu anyaman ukuran 5 x
dari dan ke karamba tancap digunakan 3 m, berfungsi sebagai pagar bagian
perahu. bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI

x 2 m berfungsi sebagai pagar bagian


Bahan untuk membuat karamba tancap atas yang diikat dengan nilon atau tali
adalah sebagai berikut : plastik pada masing-masing tiang
pancang;
1. Bambu bulat ukuran panjang 11 meter;
3. Ikatkan jaring pada tiang pancang
2. Bambu anyaman yang terdiri dari 2
sebagai tempat pemeliharaan ikan
macam ukuran yaitu ukuran panjang 5
patin, ukuran mata jaring yang umum
m dan tinggi 3 - 4 m dan ukuran
digunakan adalah 1 cm
Keramba jaring apung panjang 5 m dan tinggi 1,5 - 2 m;

3. Kayu ukuran panjang 6 - 7 m;

4. Tali nilon ukuran 4 mm atau tali plastik.


Ilustrasi pemasangan Keramba tancap (sumber FAO)

Gambar. Sketsa kontruksi Keramba Jaring Apung

13 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 14
V. PENYIAPAN DAN PENEBARAN BENIH IKAN PATIN
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI

Kemat KARTODINOMO
Benih patin

Untuk setiap unit karamba tancap, di atau tali plastik pada masing-masing
tiang pancang;
A. PENYEDIAAN BENIH
atasnya dibuat pondok (rumah jaga) dan
SEDIAKAN BENIH YANG UNGGUL DAN
juga berfungsi sebagai gudang Kriteria benih yang baik
3. Ikatkan jaring pada tiang pancang sebagai BEBAS PENYAKIT, BERASAL DARI
1. Ukuran seragam dan tidak cacat.
1. Kayu berfungsi sebagai tiang yang tempat pemeliharaan ikan patin, ukuran HATCHERY ATAU PEMBENIHAN YANG
ditancapkan ke dalam dasar sungai mata jaring yang umum digunakan adalah
SUDAH BERSERTIFIKAT CPIB (CARA 2. Gerakannya lincah, jika air diputar dalam bak,
dengan jarak antara 30 - 50 cm; 1 cm
PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK). bibit akan bergerak melawan arus.
2. Tancapkan bambu anyaman ukuran 5 x 4. Rancangan tinggi pagar harus HINDARI SUMBER BENIH YANG TIDAK 3. Warna tubuh gelap cerah
3 meter, berfungsi sebagai pagar bagian memperhitungkan tinggi air pada musim
JELAS SUMBER DAN KUALITASNYA.
bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5 hujan, untuk menghindari kemungkinan 4. Responsif terhadap kejutan dan pakan yang
x 2 meter berfungsi sebagai pagar air di dalam fence melebihi tinggi pagar. diberikan.
bagian atas yang diikat dengan nilon Apabila banjir, bambu anyaman bagian
atas dapat ditambah lagi. 5. Semua pendederan bibit ikan patin dilakukan di
kolam.

6. Panjang tubuh 2-3 inchi untuk di tebar di kolam;


sedangkan untuk pembesaran dalam KJA ukuran
benih minimal berukuran 4 inchi.

7. Diutamakan yang sudah mendapatkan vaksinasi.

8. Gunakan benih yang sudah bisa mengkonsumsi


pakan pelet
Keramba tancap

15 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 16
Penebaran Benih
VI. PENYIAPAN DAN PEMBERIAN PAKAN
1. Dilakukan pagi atau sore hari saat cuaca
tidak panas.

2. Benih yang telah tiba di lokasi dilakukan


KEPADATAN BIBIT
aklimatisasi (penyesuaian terhadap
Kepadatan bibit dalam kemasan
lingkungan air baru) dengan cara kantong
disesuaikan dengan waktu

WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI


yang berisi bibit dimasukkan ke dalam
tempuh; sebagai gambaran
kolam.
kepadatan bibit dalam satu
3. Setelah suhu dalam kantong relatif sama kantong plastik ukuran (5 x 85 cm)
dengan suhu di luar kantong(ditandai diisi air 10 liter dengan waktu
dengan timbulnya uap air didinding tempuh maksimum 3 jam, dengan
kantong),bisa dilakukan dengan perbandingan air dan oksigen 1 : 2,
memasukkan air kolam kedalam kantong kepadatan benih benih berukuran
secara bertahap setelah suhunya sama 2 inchi) sebanyak 1.000 ekor
kemudian benih dilepaskan kedalam perkantong.
wadah budidaya (kolam/KJA/KJT). ADA DUA JENIS PAKAN YANG DAPAT DIBERIKAN KEPADA IKAN PATIN,
YAITU PAKAN BUATAN PABRIK DAN BUATAN SENDIRI

Pakan yang diberikan mulai dari benih Selain pakan, dalam pembesaran ikan
Tabel. Tingkat kepadatan tebar berdasarkan luas lahan ukuran 2 inchi adalah pakan buatan/pelet patin juga dapat ditambahkan probiotik
pabrikan) dengan frekuensi 2 kali sehari dengan kandungan utama Baccillus sp.
JENIS WADAH LUAS KOLAM KEPADATAN KEPADATAN pagi (sekitar jam 9) dan sore hari (jam 5). sebagai dekomposer sisa makanan dan
NO UKURAN BENIH (m) (ekor/m) (ekor/unit)
BUDIDAYA Benih hingga berumur 3 bulan (50 gr) bahan lain yang terdapat dalam air
gunakan pakan dengan kadar protein sehingga tidak berbahaya bahkan bisa
1 Kolam air tenang 2,5-3,5 (50 gr) 15x30X1,2 11 6.000
minimal 28 %. Setelah ikan berumur 3 menjadi makanan bagi ikan.
Kolam air tenang bulan bisa digunakan pakan dengan kadar
2 (budidaya intensf)
2,5-3,5 (50 gr) 15x30X1,2 27 15.000
protein skitar 21-24 %. Untuk probiotik bahan campuran pakan
digunakan probiotik dengan kandungan
3 Kolam air deras 2,5-3,5 (50 gr) 7x3x1,2 84 2.100 Jumlah pelet yang diberikan tergantung utama Lactobaccillus sp..
nafsu makan ikan, selama masih mau
Karamba jaring
makan bisa diberikan terus hingga ikan Pemberian probiotik adalah sekali sebulan
4 2,5-3,5 (50 gr) 3x3x2 277 5.000
apung atau berdasarkan pengamatan visual
berhenti makan .
kecerahan air kolam, semakin pekat warna
5 Karamba tancap 2,5-3,5 (50 gr) 5x6x2 50 3.000
Tingkat FCR untuk pembesaran ikan patin air maka pemberian probiotik bisa
maksimal 1,68. dilakukan lebih dari sekali dalam sebulan.
Penggunaan probiotik harus mendapat
Frekuensi pemberian pakan dan waktu persetujuan dan pengawasan dari PPL
pemberiannya yang tepat perlu
diperhatikan agar menghasilkan Untuk pembesaran atau setelah berumur 2
pertumbuhan dan angka kelulushidupan bulan dapat juga menggunakan pakan
yang baik serta penggunaan pakan yang buatan sendiri agar lebih murah tetapi
efisien. harus dengan pengawasan PPL.

17 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 18
Kemat KARTODINOMO
Tabel. Kandungan gizi dan penggunaan pakan pabrik (Dari berbagai sumber)

NOMER UKURAN SERAT KADAR


PAKAN PROTEIN LEMAK KADAR AIR BERAT IKAN
PAKAN KASAR ABU

1 2 mm 3033 % 4-5 % 5-6 % Maks 12 Maks 12 <25 gr

2 3 mm 3033 % 4-5 % 5-6 % Maks 12 Maks 12 25-150 gr

3 4 mm 2123 % 4-5 % 5-6 % Maks 12 Maks 12 150-400 gr

4 5 mm 2123 % 4-5 % 5-6 % Maks 12 Maks 12 > 400 gr

Untuk membuat pakan sebanyak 1 ton dengan kandungan protein 28-30 %, maka komposisi
bahan bakunya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. Kandungan gizi dan penggunaan pakan pabrik (Dari berbagai sumber)

NO BAHAN BAKU (kg/ton) JUMLAH (kg)


1 Tepung Ikan Asin BS 708

2 Bungkil Kopi (kulit biji kopi) 324,8

3 Dedak Halus 154,3

4 Minyak jagung 1

5 Minyak sawit 2,6

6 Vitamin Mix 5

7 Tapioka 20

Jumlah 1.216

WWF / Greg FUNNELL


19 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 20
VII. PEMELIHARAAN SARANA BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR NO NAMA ALAT FUNGSI CARA PEMAKAIAN GAMBAR
1 Termometer Mengukur Masukkan termometer
Lakukan pemeriksaan fasilitas keramba
A. PEMELIHARAAN SARANA BUDIDAYA suhu kedalam kolam, tunggu
setiap selesai panen. selam 3 menit dan di
periksa perbatasan
1. Kolam
antar air raksa dengan
Lakukan pengecekan pagar pengaman B. PENGELOLAAN KUALITAS AIR udara.
kolam Parameter kualitas air yang perlu dipantau
meliputi :
Lakukan perbaikan tanggul dan pintu air
yang rusak dan bocor 1. Suhu
2 DO meter Mengukur Memasukkan probe
Jika suhu air yang diukur dengan termometer kadar kedalam kolam dalam
1. KJA dan karamba tancap oksigen kolam dan hidupkan
terlalu tinggi, lakukan penambahan air atau dalam air alat, tunggu selama
Periksa dinding anyaman bambu/kayu dipasang shelter/naungan bila air sedang 2-3 menit dan angka
secara berkala untuk menghindari yang tertampang
kekurangan air.
menunjukkan
kebocoran/kerusakan kadar DO.
2. Kecerahan
Waring dan jaring harus dibersihkan dan
Kecerahan air diukur dengan menggunakan
diganti secara berkala.
Secchi disk. Untuk pemeliharaan patin di 3 Water pH Mengukur Masukkan ujung dari
tester kadar pH meter dan tunggu
Penggantian dan pembersihan kolam, apabila kecerahan air terlalu pekat,
keasaman selama 2-3 menit
waring/jaring selama masa dilakukan perlu dilakukan pengenceran dengan cara dan dan angka yang
memasukkan air tawar, atau dengan kebasahan terpampang adalah
ketika waring/jaring terlihat kotor akibat
air kadar pH air.
penempelan lumpur atau biota penempel menggunakan probiotik sesuai dosis anjuran.
seperti berbagi jenis kerang, teritip dan
tumbuh-tumbuhan. 3. Derajat keasaman (pH)

pH air diukur dengan menggunakan pH


Jaring /waring yang kotor dapat 4 Soil pH Mengukur Masukkan ujung pH
meter. Untuk pemeliharaan ikan patin di Stester kadar soil tester kedalam
menghambat sirkulasi air, pertukaran air
kolam, apabila pH terlalu rendah maka perlu keasaman tanah dan tunggu
dan oksigen, hal ini dapat menghambat dan hingga jarum berhenti
dilakukan pengapuran hingga mencapai pH
pertumbuhan ikan patin dan menimbulkan kebasahan bergerak. Maka angka
normal. tanah yang dibawah jarum
penyakit.
adalah angka pH tanah
4. Oksigen terlarut (DO)
Jaring yang kotor sebaiknya dijemur
kemudian dibersihkan dengan cara DO diukur dengan menggunakan DO meter;.
disemprot dengan pompa air. Sebelum Peningkatan kandungan oksigen dalam air 5 Sechi disk Mengukur Masukkan sechi disk
dapat dilakukan dengan aerasi, filter mekanis tingkat ke dalam kolam secara
digunakan kembali waring atau jaring kecerahan pelan-pelan, amati
perlu diperiksa, sehingga apabila ada dan penambahan air baru. dari air permukaan sechi disk
kerusakan atau putusnya tali jaring dapat kolam dan hentikan bila
5. Kecerahan Air Kolam warna sechi disk hilang.
diperbaiki. Hitung berapa cm yang
Untuk mengetahui tingkat kepadatan tertera di alat ukur
Jaring juga harus dibersihkan dari plankton dalam kolam serta mengestimasi maka kecerahan
kotoran, lumut, maupun hewan penempel kecerahan disebabkan oleh plankton atau diperoleh.
setiap 2-4 minggu, guna mendapatkan partikel tanah.
arus yang cukup agar kualitas air dalam
karamba dapat terjaga dengan baik.

21 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 22
VIII. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
WWF-Indonesia / M.Budi SANTOSA

Ikan Sehat
A. HAMA B. PENYAKIT
Hama pada pembesaran ikan patin di KJA Penyakit ikan patin ada yang disebabkan
dan KJT antara lain lingsang/berang - infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
berang, labi-labi, biawak, ular air, dan adalah penyakit yang timbul akibat adanya
burung. gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non-infeksi ini tidak menular.
Cara untuk menghindari dari serangan Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
burung adalah dengan menutupi bagian timbul karena gangguan organisme patogen.
atas wadah budidaya dengan jaring. Cara
lain untuk mengusir burung adalah
memasang pengusir burung (Bird Scare 1. Penyakit akibat infeksi
Device/BSD dari senar atau bahan yang Organisme patogen yang menyebabkan
mengeluarkan bunyi bila terkena angin) infeksi biasanya berupa parasit, jamur dan
bakteri.

23 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 24
Kemat KARTODINOMO
a. Penyakit parasit c. Penyakit bakteri
Penyakit white spot (bintik putih) Bakteri yang sering menyerang adalah
disebabkan oleh parasit dari bangsa Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp..
protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis
foquet. Penangulangannya dengan Ikan yang terserang akan mengalami
menggunakan sistem perendaman dengan pendarahan pada bagian tubuh terutama
garam, dosis yang digunakan 500-1500 di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.
gr/m3 selama 3 hari berturut-turut serta
Ikan patin yang terkena penyakit akibat
lakukan pergantian air setiap hari.
bakteri, ternyata mudah menular, sehingga
Infeksi oleh Tricodina sp. biasa terjadi ikan yang terserang dan keadaannya cukup
pada fase pendederan dengan tanda-tanda parah harus segera dimusnahkan.
warna tubuhnya terlihat pucat, produksi
Sementara yang terinfeksi, tetapi belum
lendir yang berlebihan dan terlihat kurus.
parah dapat dicoba dengan beberapa cara
Diagnosis dapat dilakukan dengan cara
pengobatan, antara lain dengan merendam
melakukan pengerokan (scraping) pada
ikan dalam larutan kalium permanganat
kulit, atau mengambil lembaran insang
(PK) 10-20 ppm selama 30-60 menit.
dan melakukan pemeriksaan secara
mikroskopis. Penanggulangannya dengan 2. Penyakit non-infeksi
perendaman menggunakan formalin dosis
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan
10-20 ppm selama 30 menit dengan aerasi
adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan
setelah itu lakukan pergantian air.
disebabkan oleh banyak faktor seperti pada
pemberian pakan yang berjamur dan
b. Penyakit jamur
berkuman atau karena pencemaran
lingkungan perairan.
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat
adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini
Gejala keracunan dapat diidentifikasi dari
biasanya terjadi akibat adanya luka pada
tingkah laku ikan:
badan ikan.
Ikan akan lemah, berenang megap-megap
Penyebab penyakit jamur adalah dipermukaan air. Pada kasus yang
Saprolegnia sp. dan Achlya sp.. berbahaya, ikan berenang terbalik dan
mati.
Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan
patin terserang jamur lebih besar. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus
dan kepala terlihat lebih besar, tidak
Pencegahan penyakit jamur dapat
seimbang dengan ukuran tubuh, kurang
dilakukan dengan cara menjaga kualitas
lincah dan berkembang tidak normal.
air agar kondisinya selalu ideal bagi
kehidupan ikan patin. Penanganan:

Ikan yang terlanjur sakit harus segera Perbaikan kualitas air dan pemberian
diobati. pakan sesuai diet ikan patin
(kebutuhannya).

25 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 26
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI
IX. PANEN DAN PENANGANAN PASKA PANEN

1. PANEN
Sebelum dipanen, ikan dipuasakan terlebih Untuk panen ikan hidup, pengangkutan
dulu selama 1 hari untuk menghindari ikan menggunakan air yang bersuhu rendah
muntah pada saat pengangkutan untuk sekitar 20 C; waktu pengangkutan
panen ikan hidup dan tidak cepat busuk hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
bila panen ikan mati.
Untuk panen ikan segar, sebelum dikemas
Panen patin di kolam dapat dilakukan sebaiknya ikan dicuci dengan air bersih
dengan cara menggiring ikan dari bagian untuk menghilangkan lendir yang ada pada
hilir ke bagian hulu menggunakan krei tubuh patin.
bambu atau jaring.

Pengambilan ikan dilakukan dengan


menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan
tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3
orang. Pemberian oksigen untuk ikan hidup

Pemanenan ikan di KJA atau KJT


dilakukan dengan mengumpulkan ikan di PADA PROSES PENGOLAHAN DI PABRIK 2. PACKING DAN PENGIRIMAN
satu sisi, kemudian ikan ditangkap UNTUK MENDAPATKAN WARNA DAGING Hal yang harus diperhatikan dalam packing yang disusun secara berselang - seling
menggunakan serok dimasukkan ke wadah dan pengiriman antara lain : hingga wadah tersebut penuh.
yang sudah dipersiapkan.
YANG PUTIH DILAKUKAN PROSES
BLEEDING YAITU DENGAN CARA Sebelum dikemas, ikan Patin disortir Usahakan lapisan paling atas adalah
Untuk panen ikan hidup, ikan ditempatkan MEMOTONG BAGIAN NADI DI PERTEMUAN berdasarkan ukuran dan kualitas yang lapisan hancuran es batu.
dalam wadah penampungan dari yang telah sama sesuai pesanan dari konsumen; serta
UPPERCULUM. BERTUJUAN UNTUK Ditutup dengan penutup wadah yang
diaerasi, daqn untuk panen ikan segar, ikan untuk memudahkan pengelompokan
ditempatkan dalam wadah yang telah diisi MENGELUARKAN DARAH SEHINGGA dalam wadah packing. kedap terhadap fluktuasi suhu di luar, dan
air dan es balok untuk menurunkan suhu. DAGINGNYA BERWARNA PUTIH ikan Patin siap diangkut sampai tujuan.
Dipersiapkan wadah ikan Patin yang kedap
suhu (styrofoam, box plastik /fiber glass Upayakan ikan dalam wadah
berinsulasi), sehingga ikan Patin segar bisa pengangkutan tidak terlalu padat untuk
bertahan lama. menghindari stres dan kematian. Sebagai
contoh, pengangkutan dengan
Wadah yang sudah dipersiapkan, ditaburi menggunakan 1 drum plastik 200 liter
dengan es batu yang telah dihancurkan berkapasitas 25 kg ikan. Jika
sebagai lapisan pertama/dasar. menggunakan wadah plastik, ikan patin
dapat dimasukkan dalam watu wadah
Lapisan kedua adalah ikan Patin disusun
sebanyak 2-3 kg (4-5 ekor). Ukuran wadah
di atas lapisan es (lapisan pertama).
plastik 50x30 cm.

BAGIAN YANG DI POTONG Demikian seterusnya lapisan ketiga yaitu


Bagian opperculum yang dipotong dalam proses bleeding
lapisan hancuran es batu, terus ikan Patin

27 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 28
XI. ASPEK PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

Lakukan pengukuran kualitas air buangan akan melepaskan kandungan besi tanah
sebelum mengalir ke lingkungan, jumlah dan menurunkan pH perairan.
limbahnya tidak boleh melebihi standar
baku mutu air. Konsultasikan dengan Perhatikan hewan yang masuk kategori
pendamping kelompok atau instansi dilindungi menurut peraturan. Catat,
terkait. laporkan, dan jaga kelestariannya.

Lakukan monitoring kualitas air buangan Jika ada binatang pengganggu, misalnya
di depan pintu air masuk dan mulut sungai tergolong predator seperti ular, biawak,
maka lakukan penanganan dengan TIDAK
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA

secara rutin setiap bulan. Pencatatan


dilakukan menggunakan format mematikan binatang tersebut. Utamakan
monitoring kualitas air. tindakan pencegahan masuknya hewan
tersebut
Pastikan sampah terkumpul dan sediakan
tempat pembuangan sampah. Pembuatan papan informasi untuk
Pembuangan limbah Beracun, Berbahaya menjaga lingkungan budidaya terutama
dan Berbau (B3) dilakukan sesuai dengan tumbuhan pelindung serta kebersihan
prosedur yang dikeluarkan oleh lingkungan usaha budidaya.
pemerintah. Contoh Limbah B3; Mercury
Menciptakan mekanisme pemberitahuan
pada baterai.
kepada pembudidaya di satu hamparan
X. ASPEK SOSIAL USAHA BUDIDAYA KOLAM IKAN PATIN bila ikan yang kita budidayakan terkena
Tidak melakukan pembasmian rumput
dengan herbisida pada tanggul kolam penyakit dan tidak membuang air hingga
Aspek sosial yang harus diperhatikan dalam Tenaga kerja harus diberikan hak masa panen berakhir di wilayah tersebut.
selama proses pemeliharaan ikan,.
budidaya ikan patin antara lain : berasosiasi atau berorganisasi, misalnya
kelompok masyarakat, karang taruna, Hindari melakukan penggalian tanah saat
Tidak menggunakan tenaga kerja anak-
ormas, dan lain-lain. pemeliharaan ikan berlangsung karena
anak yang masih usia sekolah sesuai
dengan ketentuan ILO dan peraturan Tindakan disiplin atau sanksi yang
ketenagakerjaan di Indonesia. diberikan kepada pekerja yang melanggar
aturan kesepakatan, harus melalui
Tidak boleh ada pemaksaan dalam
mekanisme yang benar.
melakukan pekerjaan dan harus
memperhatikan waktu kerja sesuai Usaha budidaya yang dilakukan harus
PASTIKAN SAMPAH TERKUMPUL DAN
peraturan yang berlaku. memperhatikan aspek sosial budaya
masyarakat untuk menjaga hubungan
SEDIAKAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH.
Diskriminasi tenaga kerja harus dihindari.
dengan tetangga atau masyarakat sekitar.
Pembuangan limbah Beracun, Berbahaya dan Berbau (B3) dilakukan
Memperhatikan keselamatan dan Misalnya jika ada hari keagamaan, acara
sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh pemerintah. Contoh
kesejahteraan pekerja. adat dan atau kerja bakti, semua harus Limbah B3; Mercury pada baterai.
berpartisipasi.

29 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 30
Form Pencatatan Aktivitas Budidaya Patin (dilakukan oleh Pembudidaya)
XII. PENCATATAN AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN PATIN
NAMA PEMBUDIDAYA ........................ Asal benih (Nama hatchery)

Pencatatan kondisi kolam pemeliharaan ikan patin dan variabel


LOKASI KOLAM Tanggal Pembelian benih
lingkungan secara rutin akan memungkinkan untuk menganalisa
hubungan sebab akibat antara kondisi ikan patin dengan kondisi Luas Petak Pembesaran Tanggal Mulai Penggelondongan
lingkungan. Hal ini akan berguna dalam pengambilan keputusan
pemecahan masalah dalam pengembangan budidaya kolam ikan patin. Tanggal Pengeringan Berat Bibit Gelondongan

Tanggal Pemupukan Jumlah penebaran


Monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Jenis dan Dosis Pupuk Tanggal Penebaran

Form Monitoring Budidaya (dilakukan oleh Kelompok) Tanggal Pengapuran Tanggal Panen

KONDISI KOLAM BULAN Jenis dan Dosis Kapur Jumlah Panen (kg Ekor)

Musim Kemarau 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tanggal pemasukan air Harga per kg

Musim Hujan Jumlah pakan (kg) FCR

Banjir atau air sungai meluap SETIAP 2 MINGGU KE...


PENGUKURAN PERTUMBUHAN
Kisaran suhu harian IKAN DAN KUALITAS AIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kisaran kecerahan harian Berat Ikan Patin*

Kisaran pH harian Suhu

Serangan pemangsa dan jenisnya pH

Serangan hama lainnya dan jenisnya Kecerahan

Pertumbuhan Patin lambat Kedalaman air kolam

Patin kena penyakit dan jenisnya Jenis & dosis pupuk susulan

Jenis & dosis kapur susulan

*) Menimbang 5 ekor ikan setiap pengukuran. Data-data yang sudah dicatat oleh pembudidaya
dan kelompok secara rutin dianalisis oleh pendamping dan dipaparkan hasil analisis kepada
pembudidaya.

31 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 32
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA
XIII. ANALISIS USAHA BUDIDAYA PANGASIUS

Analisa suatu uasaha diperlukan untuk menganalisa


kelayakan suatu usaha sehingga bisa diketahui apakah usaha
yang akan dilakukan layak atau tidak. Aspek umum yang
menjadi obyek analisa kelayakan usaha diantaranya adalah:

a. Aspek legalitas / perizinan


b. Aspek lingkungan
c. Aspek pasar dan pemasaran
d. Aspek teknis dan teknologi
e. Aspek sumberdaya manusia
f. Aspek keuangan.

Analisa keuangan yang kita bahas untuk memberikan


semangat kepada pembudidaya bahwa perbaikan system
budidaya memerlukan dana dan juga memberikan
sumbangan positif terhadap pendapatan.

33 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 34
Pendapatan
Lampiran 1. Analisa keuangan

SR (%) 85

A. Analisa Usaha Metode Kolam


Jumlah ikan akhir (ekor) 5.738

Modal Tetap Jumlah kg panen (kg) 3.443

UMUR EKONOMIS Harga ikan (/kg) 12.500


KOMPONEN UNIT HARGA PER UNIT NILAI (Rp) PENYUSUTAN
(SIKLUS)
(Rp) (Rp) Harga penjualan ikan keseluruhan (Rp) 43.031.250
Sewa kolam 15X30m 1 5.000.000 5.000.000 2 2.500.000
Ukuran panen (kg) 0,6
Pompa 1 1.500.000 1.500.000 2 750.000
FCR 1,2
Total 6.500.000 3.250.000
Modal keseluruhan (Rp) 38.479.500

Keuntungan (Rp) 4.551.750


Modal Kerja

NILAI PER SIKLUS TOTAL Modal Tetap dan Modal Kerja


KOMPONEN UNIT HARGA PER UNIT PER TAHUN PER TAHUN
PERIODE (Rp)
(Rp) (Rp)
Bibit 6.750 350 2.362.500 2 4.725.000 RINCIAN BIAYA USAHA JUMLAH

Pakan 4.131 7.000 - 2 57.834.000 1. Sumber dana tetap

Tenaga kerja 1 orang - 500.000 28.917.000 2 -


- kredit 0

Vitamin dan lain-lain 1 200.000 200.000 2 400.000 -Dana Sendiri 6.500.000

Persiapan kolam 1 500.000 500.000 2 1.000.000 Jumlah 6.500.000

Total 31.979.500 63.959.000 2. Sumber modal kerja

- kredit 0

-Dana Sendiri 31.979.500

Jumlah 31.979.500

Jumlah total 38.479.500

35 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 36
Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha Modal Kerja

NILAI PER SIKLUS TOTAL


NO URAIAN SIKLUS KE 1 SIKLUS KE 2 KOMPONEN UNIT HARGA PER UNIT PER TAHUN
PERIODE (Rp) PER TAHUN

1 Pendapatan 43.031.250 43.031.250 Bibit 6.480 350 2.268.000 2 4.536.000

2 Biaya operasional 38.479.500 31.979.500 Pakan 5.288 7.000 37.013.760 2 74.027.520

3 Laba 4.551.750 11.051.750 Tenaga kerja 1 orang - 750.000 - 2 -

4 Bunga kredit 0 0 Vitamin dan lain-lain 1 200.000 200.000 2 400.000

5 Laba sebelum penyusutan 4.551.750 11.051.750 Persiapan kolam 1 500.000 500.000 2 1.000.000

6 Biaya penyusutan 3.250.000 3.250.000 Total 39.981.760 79.963.520

7 Laba bersih 1.301.750 7.801.750

Profit Margin 3,03 18,13 Pendapatan

SR (%) 85

B. Analisa Usaha Metode Keramba Jaring Apung


Jumlah ikan akhir 5.508

Modal Tetap Jumlah kg panen (kg) 4.406

UMUR EKONOMIS Harga ikan (/kg) 14.000


KOMPONEN UNIT HARGA PER UNIT NILAI (Rp) PENYUSUTAN
(SIKLUS)
(Rp) (Rp) Harga penjualan ikan keseluruhan 61.689.600
Keramba 1 13.066.000 13.066.000 6 2.177.667
Ukuran panen (kg) 0,8
Perahu 1 2.000.000 2.000.000 6 333.333
FCR 1,2
Total 15.066.000 2.511.000
Modal keseluruhan 55.047.760

Keuntungan 6.641.840

37 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 38
Modal Tetap dan Modal Kerja Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha

RINCIAN BIAYA USAHA JUMLAH BAHAN SATUAN JUMLAH HARGA SATUAN JUMLAH TOTAL

1. Sumber dana tetap Drum buah 12 200.000 2.400.000

- kredit 0 Kayu balok 4x8 cm lembar 24 110.000 2.640.000

-Dana Sendiri 15.066.000 Papan pijak 2 x20 cm lembar 12 25.000 300.000

Jumlah 15.066.000 Tali PE 3 cm gulung 1 40.000 40.000

2. Sumber modal kerja Tali PE 6 cm gulung 1 80.000 80.000

- kredit 0 Baut dan mur buah 48 3.000 144.000

-Dana Sendiri 39.981.760 Pemberat buah 16 5.000 80.000

Jumlah 39.981.760 Pancang 6 m buah 4 400.000 1.600.000

Jumlah total 55.047.760 Ongkos pembuatan rakit unit 1 2.000.000 2.000.000

9.284.000
Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha

NO URAIAN SIKLUS KE 1 SIKLUS KE 2

1 Pendapatan (Rp) 61.689.600 61.689.600

2 Biaya operasional (Rp) 55.047.760 39.981.760

3 Laba (Rp) 6.641.840 21.707.840

4 Bunga kredit 0 0

5 Laba sebelum penyusutan (Rp) 6.641.840 21.707.840

6 Biaya penyusutan (Rp) 2.511.000 2.511.000

7 Laba bersih (Rp) 4.130.840 19.196.840

Profit Margin 6,70 31,12

39 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 40
DAFTAR PUSTAKA PENYUSUN & EDITOR BMP

Anonimus. 2009. Better Management Practices for Pangasius Aquaculture. Aquaculture


TIM PERIKANAN WWF-INDONESIA
Stewarship Council(ASC)

Anonimus.2012. Analisa Usaha Pembesaran Patin.IUP

Anonimus. Budidaya Pembesaran Ikan Patin (Syariah).Direktorat kredit, BPR dan UMKM Bank Wahju Subachri. Senior Fisheries Officer
(wsubachri@wwf.or.id)
Indonesia.
Wahju berpendidikan Budidaya Perairan dari Universitas Hang Tuah dan bergabung di WWF-
Anonimus.2000.Budidaya Ikan Pati di Keramba Jaring Apung.Lembar Informasi Pertanian ndonesia sejak bulan November 2010. Tanggung jawab utama Wahju adalah
(LIPTAN) no. 03/2000-2001.Balai Pengkajian Teknologi;Jawa Barat. mengembangkan dan memastikan implementasi Aquaculture Improvement Program (AIP)
pada berbagai wilayah prioritas WWF-Indonesia. Sebelum di WWF-Indonesia, Wahju pernah
Anonimus. Cultured Aquatic Species Infotmation Pragramme Pangasius hypothalamus from bekerja di perusahaan budidaya dan spesialisasi bidang budidaya lebih dari 15 tahun.
http://www.fao.org/fishery/culturedspecies/Pangasius_ hypophthalmus/en#tcNA0019

Ghufron H. Kordi K M. 2009. Budidaya Perairan buku kedua. PT. Citra Aditya Bakti; Bandung
Mohammad Budi Santosa, Fisheries Officer
SNI 7551-2009,Produksi Ikan Patin Pasopati (Pangasius sp) kelas pembesaran kolam, Badan (msantosa@wwf.or.id)

Standard Nasional Alumni Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang yang telah bergabung dengan WWF-
Indonesia semenjak tahun 2011 dan ditugaskan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.Tugas
SNI 7471.5-2009, Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal)-Bagian 5: Produksi kelas pembesaran utamanya adalah melakukan pendampingan teknis bagi pembudidaya udang skala kecil
di kolam. Badan Standard Nasional. serta mengadvokasi pemerintah daerah dan industri budidaya setempat untuk menerapkan
perikanan budidaya yang bertanggung-jawab. Spesialisasinya adalah pemberdayaan dan
SNI 7471.4-2009, Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal)-Bagian 4: Produksi kelas pengembangan masyarakat, dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
pembesaran di karamba apung. Badan Standard Nasional

M. Yusuf, National Coordinator for Fisheries Research and Development


Dapatkan Juga Serial Panduan Panduan Praktik Budidaya Lainnya, Yaitu : (myusuf@wwf.or.id)

1. Budidaya Udang Windu (Penaeus 6. Budidaya Rumput Laut Gracilaria Sp, Di


Alumni Perikanan dan Manajemen Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
monodon), Tambak Tradisional dan Semi Tambak Bergabung di WWF-Indonesia mulai bulan Februari 2009. Sejak tahun 2000, aktif di LSM
Intensif lokal bidang perikanan di Makassar, klub selam kampus, kegiatan penilaian AMDAL, dan
7. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos), Pada
perusahaan export rumput laut. Tugasnya di WWF-Indonesia untuk pengembangan semua
2. Budidaya Udang Vannamei, Tambak Semi Tambak Ramah Lingkungan
panduan perikanan (BMP) dan pengembangan kapasitas stakeholder.
Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air
8. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer,
Limbah (IPAL)
Bloch) pada Karamba Jaring Apung
3. Budidaya Ikan Kerapu Macan, Sistem
9. Budidaya Abalon (Haliotis sp.)
Karamba Jaring Apung (KJA)
10. Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) Candhika Yusuf, Aquaculture Program Coordinator
4. Budidaya Ikan Nila, Sistem Karamba Jaring (cyusuf@wwf.or.id)
Apung (KJA) 11. Penanaman Mangrove pada Kawasan Budidaya
Candhika terlibat pada kegiatan konservasi kelautan dan perikanan berkelanjutan sejak
Tambak Udang Tradisionaldan Jenis Tambak
5. Budidaya Rumput Laut Kotoni Lainnya
kuliah di Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang. Dia bergabung di WWF-Indonesia
(Kappaphycus alvarezii), Sacol pada tahun 2009 sebagai Fisheries Officer di Berau dan sebagai Koordinator Nasional
(Kappaphycus striatum), dan Spinosum Program Aquaculture pada tahun 2011. Tugasnya sekarang adalah memastikan
(Eucheuma denticulatum) implementasi Program Pengembangan Akuakultur untuk 11 komoditi.

Selain panduan praktik perikanan budidaya, WWF-Indonesia juga menerbitkan panduan lainnya
tentang Perikanan Tangkap, Perikanan Tangkapan Sampingan (Bycatch), Wisata Bahari, dan Kawasan
Konservasi Perairan. Untuk keterangan lebih lanjut dan mendapatkan versi elektronik dari seluruh
panduan tersebut, silahkan kunjungi www.wwf.or.id

41 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus )

Anda mungkin juga menyukai