SEAFOOD
SUSTAINABLE
ID
SEAFOOD
2015 W W F - I N D O N E S I A N AT I O N A L C A M PA I G N
WWF- Indonesia
Gedung Graha Simatupang,Tower 2 unit C, Lantai 7
Jalan Letjen TB Simatupang Kav. 38
Better Management Practices
Jakarta Selatan 12540
WWF-Indonesia / M.Budi SANTOSA
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Phone +62 21 7829461
Penyusunan BMP ini telah melalui beberapa proses yaitu studi pustaka,
pengumpulan data lapangan, internal review tim perikanan WWF-Indonesia
serta Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah ahli budidaya ikan patin
sebagai bagian dari external expert reviewer. BMP ini merupakan living
document yang akan terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan di
Better Management Practices lapangan serta masukan pihak-pihak yang bersangkutan.
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Ucapan terima kasih yang tulus dari kami atas bantuan, kerjasama, masukan
BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus)
dan koreksi pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan BMP ini, yaitu Balai
Sistem Kolam, Karamba Jaring Tancap, dan Karamba Jaring Apung
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi, Balai Besar Perikanan
Edisi 1 | Februari 2015
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Kelompok Budidaya Ikan Patin Mina
Musti-Banjarmasin, Pokdakan Mina Karya Gemilang-Jambi, dan CV. Dee Jee
ISBN 978-979-1461-56-6
Fish Sukabumi.
WWF-Indonesia
Kami senantiasa terbuka kepada semua pihak atas segala masukan yang
konstruktif demi penyempurnaan BMP ini, serta permintaan maaf kami
sampaikan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada proses
Penyusun : Tim Perikanan WWF-Indonesia penyusunan dan isi dari BMP ini.
Kontributor : Irwan, Marhadi, Komara, Nopi Alpian, Ahmad Jauhari Pamungkas,
Firdausi
Ilustrator : Dwi Indarty, Eddy Hamka, M. Rustam Hatala Februari 2015
Penerbit : WWF-Indonesia
Credit : WWF-Indonesia Penyusun
Tim Perikanan WWF Indonesia
Aklimatisasi : Proses penyesuaian suhu dan kualitas air kantong dengan perairan
tempat dilakukan budidaya
Aksesbilitas : Kemudahan
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA
ii | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | iii
I. PENDAHULUAN II. PEMBENTUKAN KELOMPOK DAN LEGALITAS USAHA
Ikan patin Siam dengan nama ilmiah yang diintroduksi ke Indonesia pada tahun
Pangasius hypophthalmus, SAUFABE 1878, 1972 di daerah Bogor sebagai ikan hias.
saat ini merupakan komoditas perikanan air Habitat ikan patin meliputi wilayah darat
tawar yang cukup digemari bukan hanya di meliputi sungai, danau dan waduk.Menurut
Indonesia namun juga di luar negeri. Jika Kottelat et al (1993) dalam Kodri 2009,
diperhatikan sudah banyak restoran di menerangkan bahwa Ikan Patin di Indonesia
Indonesia yang menyajikan menu makanan terdiri atas Pangasius pangasius (Jambal
utama berupa ikan patin bakar atau goreng. Siam), P.humeralis, P. lithostoma, P.
Fillet daging ikan patin dikenal dengan Dory. macronema, P.micronemus, P nasutus, P
DENGAN HARGA JUAL YANG CUKUP TINGGI, hamparan untuk memudahkan koordinasi
untuk mempermudah koordinai serta
pembudidaya dalam pembelian sarana
produksi maupun pemasaran hasil,
IKAN PATIN JUGA MERUPAKAN KOMODITAS mempermudah untuk mengatasi masalah, sehingga dapat meningkatkan keuntungan
kawasan.
1 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 2
Melakukan pembudidayaan ikan Menggunakan teknologi super intensif
dengan menggunakan teknologi di darat dan wilayah laut di atas 12
KANTOR
PELAYANAN sederhana (dua belas) mil laut diukur dari garis
TERPADU pantai ke arah laut lepas dan/atau ke
SIUP DKP Melakukan pembudidayaan
(pembesaran) ikan di air tawar, arah perairan kepulauan,
dengan luas lahan tidak lebih dari diterbitkan oleh Badan Koordinasi
SIUP
2 ha. Penanaman Modal (BKPM) dengan
d. Klasikasi skala budidaya perikanan rekomendasi dari Menteri Kelautan
CBIB
TPU
TPUPI dan Perikanan.
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
CBIB
mengacu kepada Peraturan Menteri
PI
Kelautan dan Perikanan Republik 3. Peraturan lain terkait dengan
Indonesia No. 05/2009 tentang Skala aktivitas budidaya perikanan di
Usaha di Bidang Pembudidayaan pesisir, yaitu:
Ikan. a. Undang-Undang No. 27/2007 dan
e. Sesuai Peraturan Menteri Kelautan perubahannya pada Undang-Undang
dan Perikanan Republik Indonesia No.1/2014 Tentang Pengelolaan
No. 3/2015 Tentang Pendelegasian Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Wewenang Pemberian Izin Usaha di Kecil, yaitu larangan melakukan
Bidang Pembudidayaan Ikan Dalam konversi lahan atau ekosistem di
Rangka Pelaksanaan Pelayanan kawasan atau zona budidaya yang
B. LEGALITAS USAHA BUDIDAYAIKAN PATIN Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala tidak memperhitungkan
Badan Koordinasi Penanaman Modal, keberlanjutan fungsi ekologis pesisir
1. Lokasi Budidaya (SIUP) atau memiliki Tanda SIUP usaha budidaya dengan kriteria: dan pulau-pulau Kecil.
a. Sesuai dengan peruntukan Pencatatan Usaha Pembudidayaan Menggunakan modal asing. b. Undang-Undang No.31/2004 Tentang
lokasi/lahan budidaya perikanan yang Ikan (TPUPI) berdasarkan Peraturan Berlokasi di wilayah laut di atas 12 Perikanan dan Peraturan Pemerintah
tertuang dalam Rencana Zonasi Menteri Kelautan dan Perikanan (dua belas) mil laut diukur dari No. 60/2007 Tentang Konservasi
Republik Indonesia Nomor garis pantai ke arah laut lepas Sumber Daya Ikan, yaitu
Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau
49/Permen-KP/2014 Tentang Usaha dan/atau ke arah perairan berpartisipasi melakukan konservasi
Kecil (RZWP3K) dan atau Rencana
Pembudidayaan Ikan. kepulauan. ekosistem mangrove, padang lamun,
Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk
b. SIUP wajib dimiliki oleh usaha terumbu karang, dan ekosistem
daratan pada tingkat Kota/Kabupaten Berlokasi di darat pada wilayah
budidaya perikanan skala menengah lainnya yang terkait dengan sumber
atau Propinsi. Kesesuaian lokasi ini lintas propinsi.
sampai dengan skala besar dan daya ikan.
agar tidak konik dengan pemanfaat
lain seperti kawasan pemukiman, dikeluarkan oleh Dinas Perikanan
yang terkait.
konservasi, penangkapan ikan, wisata,
pelayaran, dan lain-lain. c. Usaha budidaya perikanan skala kecil
tidak wajib memiliki SIUP tetapi
b. Jika belum ada RZWP3K atau RTRW,
wajib memiliki TPUPI. Usaha
sebaiknya laporkan dan konsultasikan
budidaya perikanan skala kecil untuk
dengan aparat berwenang di tingkat
desa/kelurahan atau kecamatan, atau
pembesaran ikan di laut sesuai
dengan Peraturan Menteri Kelautan
KEGIATAN BUDIDAYA IKAN PATIN HARUS
kepada dinas/instansi terkait di
Kabupaten/Kota, agar dimasukkan
dan Perikanan Republik Indonesia MENAATI SEMUA PERATURAN YANG BERLAKU
Nomor 49/Permen-KP/2014 Tentang
sebagai kawasan budidaya pada saat
penyusunan tata ruang wilayah.
Usaha Pembudidayaan Ikan, yaitu: AGAR USAHA BERJALAN LANCAR
2. Peizinan Usaha
a. Usaha budidaya perikanan wajib
memiliki Surat Izin Usaha Perikanan
3 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 4
III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN PATIN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PATIN PERLU DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
LINGKUNGAN YANG ADA DI SEKITAR DAERAH TERSEBUT AGAR USAHA YANG
DIJALANKAN NANTINYA BISA BERJALAN DENGAN BAIK
A. KESESUAIAN LOKASI :
Persayaratan umum
5 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 6
Persyaratan khusus
Dekat sumber air, baik dari muara maupun Sedangkan untuk yang ada air masuk dan
sungai. ada air keluar (air mengalir), tetap
menggunakan kolam pengolahan limbah
Tidak terletak di daerah rawan banjir. tetapi waktu lepasnya air bisa lebih cepat.
Hindari tanah yang bersifat sulfat masam Perlu adanya penerapan biosecurity,
(kandungan pyrit) berupa pagar keliling untuk mencegah
hewan berkeliaran di daerah budidaya, dan
Perlu sarana pengolah limbah (air dan
pemberian desinfektan didepan pintu
lumpur dari kolam) baik berupa kolam
masuk dan jalur kolam untuk menghindari
atau parit yang berfungsi untuk
penyebaran penyakit.
mengendapkan bahan organik serta
mengembalikan kondisi air.
7 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 8
IV. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA
A. KOLAM
Konstruksi Kolam 2. Ukuran kolam dibedakan pada fungsinya:
Kedalaman air untuk budidaya dalam KJA antara 3 5 m pada saat air sedang surut
dengan jarak minimal antara jaring dengan dasar lebih kurang 1 m. Untuk keramba jaring
tancap kedalaman air terendah adalah 1 m dengan tingkat kecerahan air lebih dari minimal
25 cm.Hal ini untuk memberikan ruang bagi patin untuk bernafas karena kepekatan ini
bisa disebabkan oleh fitoplankton dan atau partikel tanah.
Kualitas air:
6 Kecerahan cm > 25
9 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 10
Aktifitas persiapan kolam yang Persiapan kolam - Pengeringan 4. Lakukan pemasangan saringan pada B. KARAMBA JARING APUNG (KJA)
dilakukan, yaitu: saluran pemasukkan air,
1. Membuang semua sisa air dari siklus KJA yang biasa digunakan oleh pembudidaya
1. Periksa bagian pematang dan pintu sebelumnya atau yang berasal dari 5. Setelah didiamkan maksimal dua hari ikan patin adalah dari bahan kayu dan atau
rebesan dan kebocoran tanggul. untuk memberikan pengaruh kapur bambu, dengan perincian sebagai berikut;
kolam, jika terdapat kebocoran atau
terhadap permukaan kolam kemudian
kerusakan segera lakukan penambalan
2. Membuang lumpur sisa siklus lakukan pengisian air. Konstruksi KJA terdiri dari kayu untuk
dan perbaikan.
sebelumnya dan tanah dijemur dengan rangka dan bambu sebagai dinding dan
sinar matahari sampai tanah dasar 6. Setelah air penuh maka diamkan penutup yang diikatkan dengan tali nilon
2. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat
kolam kering. Pengeringan dilakukan selama 1-2 hari dan lakukan pada rangka kayu.
parit yang memanjang dari arah
sampai tanah dasar kolam terlihat pemusnahan predator dengan
pemasukan air kearah pengeluaran air.
pemberian saponin sebesar 20 ppm, Bentuk karamba adalah kotak segi empat
Ukuran parit adalah lebar 30-50 cm retak-retak atau kandungan air minimal
yang pada bagian bawahnya terbuka
dengan kedalaman 10-15 cm. 20%.
7. Setelah air siap maka benih bisa ditebar dengan ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan
3. Tinggi pematang dari dasar kolam 3. Lakukan pengapuran dan lakukan tinggi 1,5 m.
minimal 1-1,5 m dengan tingkat tahapan-tahapan berikut:
Penempatan karamba adalah 2/3 di dalam
kemiringan sebesar 0,5 - 1% mengarah
a. Mengukur pH tanah dasar kolam air dan 1/3 diatas permukaan air.
ke saluran pembuangan. Hal ini
pada beberapa titik yang berbeda
bertujuan untuk memudahkan Pada bagian dalam karamba dimasukkan
dengan menggunakan alat pengukur
pengeringan kolam dan memudahkan jaring yang diikat pada dinding karamba,
pH tanah (pH soil tester). Jika tidak
kegiatan panen. sebagai wadah penampung ikan patin yang
mempunyai alat, dapat menghubungi
dipelihara, sedangkan sebagai tempat
4. Pemasangan saringan di pintu petugas teknis perikanan setempat.
pemberian pakan dan memonitor ikan
pengeluaran untuk mencegah masuknya
b. Lakukan pengapuran dengan dosis dalam KJA, disediakan lubang terbuka
hewan predator, serta untuk
berikut: berukuran 0,5 x 0,5 m pada bagian tengah
menghindari ikan lolos keluar dari
atas KJA.
kolam.
Jika KJA lebih dari 20 unit, maka
penempatannya dapat dipasang secara
berpasangan dan diantara pasangan
Penampang kolam dari atas karamba ditempatkan bambu bulat yang
berfungsi sebagai tempat pengikat,
DOLOMITE / CaMgCO3 KAPTAN / CaCO3 TOHOR / Ca(OH) Keterangan :
pH sekaligus sebagai pelampung karamba.
(kg/m) (kg/m) (kg/m)
A. Panjang kolam E. Penampung lumpur
Untuk setiap kelompok KJA, diatas bambu
6,5 0,1 0,05 0,03 B. Lebar kolam F. Outlet kolam pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5
C. Dasar kolam G. Outlet kobakan x 1,5 m sebagai tempat berteduh bagi
5,5 6,5 0,15 0,1 0,05
D. Caren H. Inlet kolam petugas yang jaga di malam hari.
11 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 12
C. FENCE ATAU KARAMBA TANCAP
Fence atau karamba tancap untuk Cara membuat karamba tancap adalah
budidaya ikan patin berukuran luas sebagai berikut :
panjang 10-12 m dan lebar 5 m, dengan
kontruksi dari bahan kayu dan bambu. 1. Kayu berfungsi sebagai tiang yang
ditancapkan ke dalam dasar sungai
Konstruksi karamba tancap terdiri dari dengan jarak antara 30 - 50 cm;
pagar keliling, karamba serta pondok
(rumah jaga). Sebagai sarana transportasi 2. Tancapkan bambu anyaman ukuran 5 x
dari dan ke karamba tancap digunakan 3 m, berfungsi sebagai pagar bagian
perahu. bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI
13 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 14
V. PENYIAPAN DAN PENEBARAN BENIH IKAN PATIN
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI
Kemat KARTODINOMO
Benih patin
Untuk setiap unit karamba tancap, di atau tali plastik pada masing-masing
tiang pancang;
A. PENYEDIAAN BENIH
atasnya dibuat pondok (rumah jaga) dan
SEDIAKAN BENIH YANG UNGGUL DAN
juga berfungsi sebagai gudang Kriteria benih yang baik
3. Ikatkan jaring pada tiang pancang sebagai BEBAS PENYAKIT, BERASAL DARI
1. Ukuran seragam dan tidak cacat.
1. Kayu berfungsi sebagai tiang yang tempat pemeliharaan ikan patin, ukuran HATCHERY ATAU PEMBENIHAN YANG
ditancapkan ke dalam dasar sungai mata jaring yang umum digunakan adalah
SUDAH BERSERTIFIKAT CPIB (CARA 2. Gerakannya lincah, jika air diputar dalam bak,
dengan jarak antara 30 - 50 cm; 1 cm
PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK). bibit akan bergerak melawan arus.
2. Tancapkan bambu anyaman ukuran 5 x 4. Rancangan tinggi pagar harus HINDARI SUMBER BENIH YANG TIDAK 3. Warna tubuh gelap cerah
3 meter, berfungsi sebagai pagar bagian memperhitungkan tinggi air pada musim
JELAS SUMBER DAN KUALITASNYA.
bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5 hujan, untuk menghindari kemungkinan 4. Responsif terhadap kejutan dan pakan yang
x 2 meter berfungsi sebagai pagar air di dalam fence melebihi tinggi pagar. diberikan.
bagian atas yang diikat dengan nilon Apabila banjir, bambu anyaman bagian
atas dapat ditambah lagi. 5. Semua pendederan bibit ikan patin dilakukan di
kolam.
15 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 16
Penebaran Benih
VI. PENYIAPAN DAN PEMBERIAN PAKAN
1. Dilakukan pagi atau sore hari saat cuaca
tidak panas.
Pakan yang diberikan mulai dari benih Selain pakan, dalam pembesaran ikan
Tabel. Tingkat kepadatan tebar berdasarkan luas lahan ukuran 2 inchi adalah pakan buatan/pelet patin juga dapat ditambahkan probiotik
pabrikan) dengan frekuensi 2 kali sehari dengan kandungan utama Baccillus sp.
JENIS WADAH LUAS KOLAM KEPADATAN KEPADATAN pagi (sekitar jam 9) dan sore hari (jam 5). sebagai dekomposer sisa makanan dan
NO UKURAN BENIH (m) (ekor/m) (ekor/unit)
BUDIDAYA Benih hingga berumur 3 bulan (50 gr) bahan lain yang terdapat dalam air
gunakan pakan dengan kadar protein sehingga tidak berbahaya bahkan bisa
1 Kolam air tenang 2,5-3,5 (50 gr) 15x30X1,2 11 6.000
minimal 28 %. Setelah ikan berumur 3 menjadi makanan bagi ikan.
Kolam air tenang bulan bisa digunakan pakan dengan kadar
2 (budidaya intensf)
2,5-3,5 (50 gr) 15x30X1,2 27 15.000
protein skitar 21-24 %. Untuk probiotik bahan campuran pakan
digunakan probiotik dengan kandungan
3 Kolam air deras 2,5-3,5 (50 gr) 7x3x1,2 84 2.100 Jumlah pelet yang diberikan tergantung utama Lactobaccillus sp..
nafsu makan ikan, selama masih mau
Karamba jaring
makan bisa diberikan terus hingga ikan Pemberian probiotik adalah sekali sebulan
4 2,5-3,5 (50 gr) 3x3x2 277 5.000
apung atau berdasarkan pengamatan visual
berhenti makan .
kecerahan air kolam, semakin pekat warna
5 Karamba tancap 2,5-3,5 (50 gr) 5x6x2 50 3.000
Tingkat FCR untuk pembesaran ikan patin air maka pemberian probiotik bisa
maksimal 1,68. dilakukan lebih dari sekali dalam sebulan.
Penggunaan probiotik harus mendapat
Frekuensi pemberian pakan dan waktu persetujuan dan pengawasan dari PPL
pemberiannya yang tepat perlu
diperhatikan agar menghasilkan Untuk pembesaran atau setelah berumur 2
pertumbuhan dan angka kelulushidupan bulan dapat juga menggunakan pakan
yang baik serta penggunaan pakan yang buatan sendiri agar lebih murah tetapi
efisien. harus dengan pengawasan PPL.
17 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 18
Kemat KARTODINOMO
Tabel. Kandungan gizi dan penggunaan pakan pabrik (Dari berbagai sumber)
Untuk membuat pakan sebanyak 1 ton dengan kandungan protein 28-30 %, maka komposisi
bahan bakunya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. Kandungan gizi dan penggunaan pakan pabrik (Dari berbagai sumber)
4 Minyak jagung 1
6 Vitamin Mix 5
7 Tapioka 20
Jumlah 1.216
21 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 22
VIII. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
WWF-Indonesia / M.Budi SANTOSA
Ikan Sehat
A. HAMA B. PENYAKIT
Hama pada pembesaran ikan patin di KJA Penyakit ikan patin ada yang disebabkan
dan KJT antara lain lingsang/berang - infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
berang, labi-labi, biawak, ular air, dan adalah penyakit yang timbul akibat adanya
burung. gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non-infeksi ini tidak menular.
Cara untuk menghindari dari serangan Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
burung adalah dengan menutupi bagian timbul karena gangguan organisme patogen.
atas wadah budidaya dengan jaring. Cara
lain untuk mengusir burung adalah
memasang pengusir burung (Bird Scare 1. Penyakit akibat infeksi
Device/BSD dari senar atau bahan yang Organisme patogen yang menyebabkan
mengeluarkan bunyi bila terkena angin) infeksi biasanya berupa parasit, jamur dan
bakteri.
23 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 24
Kemat KARTODINOMO
a. Penyakit parasit c. Penyakit bakteri
Penyakit white spot (bintik putih) Bakteri yang sering menyerang adalah
disebabkan oleh parasit dari bangsa Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp..
protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis
foquet. Penangulangannya dengan Ikan yang terserang akan mengalami
menggunakan sistem perendaman dengan pendarahan pada bagian tubuh terutama
garam, dosis yang digunakan 500-1500 di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.
gr/m3 selama 3 hari berturut-turut serta
Ikan patin yang terkena penyakit akibat
lakukan pergantian air setiap hari.
bakteri, ternyata mudah menular, sehingga
Infeksi oleh Tricodina sp. biasa terjadi ikan yang terserang dan keadaannya cukup
pada fase pendederan dengan tanda-tanda parah harus segera dimusnahkan.
warna tubuhnya terlihat pucat, produksi
Sementara yang terinfeksi, tetapi belum
lendir yang berlebihan dan terlihat kurus.
parah dapat dicoba dengan beberapa cara
Diagnosis dapat dilakukan dengan cara
pengobatan, antara lain dengan merendam
melakukan pengerokan (scraping) pada
ikan dalam larutan kalium permanganat
kulit, atau mengambil lembaran insang
(PK) 10-20 ppm selama 30-60 menit.
dan melakukan pemeriksaan secara
mikroskopis. Penanggulangannya dengan 2. Penyakit non-infeksi
perendaman menggunakan formalin dosis
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan
10-20 ppm selama 30 menit dengan aerasi
adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan
setelah itu lakukan pergantian air.
disebabkan oleh banyak faktor seperti pada
pemberian pakan yang berjamur dan
b. Penyakit jamur
berkuman atau karena pencemaran
lingkungan perairan.
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat
adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini
Gejala keracunan dapat diidentifikasi dari
biasanya terjadi akibat adanya luka pada
tingkah laku ikan:
badan ikan.
Ikan akan lemah, berenang megap-megap
Penyebab penyakit jamur adalah dipermukaan air. Pada kasus yang
Saprolegnia sp. dan Achlya sp.. berbahaya, ikan berenang terbalik dan
mati.
Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan
patin terserang jamur lebih besar. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus
dan kepala terlihat lebih besar, tidak
Pencegahan penyakit jamur dapat
seimbang dengan ukuran tubuh, kurang
dilakukan dengan cara menjaga kualitas
lincah dan berkembang tidak normal.
air agar kondisinya selalu ideal bagi
kehidupan ikan patin. Penanganan:
Ikan yang terlanjur sakit harus segera Perbaikan kualitas air dan pemberian
diobati. pakan sesuai diet ikan patin
(kebutuhannya).
25 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 26
WWF-Indonesia / Wahju SUBACHRI
IX. PANEN DAN PENANGANAN PASKA PANEN
1. PANEN
Sebelum dipanen, ikan dipuasakan terlebih Untuk panen ikan hidup, pengangkutan
dulu selama 1 hari untuk menghindari ikan menggunakan air yang bersuhu rendah
muntah pada saat pengangkutan untuk sekitar 20 C; waktu pengangkutan
panen ikan hidup dan tidak cepat busuk hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
bila panen ikan mati.
Untuk panen ikan segar, sebelum dikemas
Panen patin di kolam dapat dilakukan sebaiknya ikan dicuci dengan air bersih
dengan cara menggiring ikan dari bagian untuk menghilangkan lendir yang ada pada
hilir ke bagian hulu menggunakan krei tubuh patin.
bambu atau jaring.
27 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 28
XI. ASPEK PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
Lakukan pengukuran kualitas air buangan akan melepaskan kandungan besi tanah
sebelum mengalir ke lingkungan, jumlah dan menurunkan pH perairan.
limbahnya tidak boleh melebihi standar
baku mutu air. Konsultasikan dengan Perhatikan hewan yang masuk kategori
pendamping kelompok atau instansi dilindungi menurut peraturan. Catat,
terkait. laporkan, dan jaga kelestariannya.
Lakukan monitoring kualitas air buangan Jika ada binatang pengganggu, misalnya
di depan pintu air masuk dan mulut sungai tergolong predator seperti ular, biawak,
maka lakukan penanganan dengan TIDAK
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA
29 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 30
Form Pencatatan Aktivitas Budidaya Patin (dilakukan oleh Pembudidaya)
XII. PENCATATAN AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN PATIN
NAMA PEMBUDIDAYA ........................ Asal benih (Nama hatchery)
Form Monitoring Budidaya (dilakukan oleh Kelompok) Tanggal Pengapuran Tanggal Panen
KONDISI KOLAM BULAN Jenis dan Dosis Kapur Jumlah Panen (kg Ekor)
Patin kena penyakit dan jenisnya Jenis & dosis pupuk susulan
*) Menimbang 5 ekor ikan setiap pengukuran. Data-data yang sudah dicatat oleh pembudidaya
dan kelompok secara rutin dianalisis oleh pendamping dan dipaparkan hasil analisis kepada
pembudidaya.
31 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 32
WWF-Indonesia / M. Budi SANTOSA
XIII. ANALISIS USAHA BUDIDAYA PANGASIUS
33 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 34
Pendapatan
Lampiran 1. Analisa keuangan
SR (%) 85
- kredit 0
Jumlah 31.979.500
35 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 36
Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha Modal Kerja
5 Laba sebelum penyusutan 4.551.750 11.051.750 Persiapan kolam 1 500.000 500.000 2 1.000.000
SR (%) 85
Keuntungan 6.641.840
37 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 38
Modal Tetap dan Modal Kerja Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha
RINCIAN BIAYA USAHA JUMLAH BAHAN SATUAN JUMLAH HARGA SATUAN JUMLAH TOTAL
9.284.000
Proyeksi Laba Rugi dan Analisa Usaha
4 Bunga kredit 0 0
39 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM ( Pangasius hypophthalmus ) | 40
DAFTAR PUSTAKA PENYUSUN & EDITOR BMP
Anonimus. Budidaya Pembesaran Ikan Patin (Syariah).Direktorat kredit, BPR dan UMKM Bank Wahju Subachri. Senior Fisheries Officer
(wsubachri@wwf.or.id)
Indonesia.
Wahju berpendidikan Budidaya Perairan dari Universitas Hang Tuah dan bergabung di WWF-
Anonimus.2000.Budidaya Ikan Pati di Keramba Jaring Apung.Lembar Informasi Pertanian ndonesia sejak bulan November 2010. Tanggung jawab utama Wahju adalah
(LIPTAN) no. 03/2000-2001.Balai Pengkajian Teknologi;Jawa Barat. mengembangkan dan memastikan implementasi Aquaculture Improvement Program (AIP)
pada berbagai wilayah prioritas WWF-Indonesia. Sebelum di WWF-Indonesia, Wahju pernah
Anonimus. Cultured Aquatic Species Infotmation Pragramme Pangasius hypothalamus from bekerja di perusahaan budidaya dan spesialisasi bidang budidaya lebih dari 15 tahun.
http://www.fao.org/fishery/culturedspecies/Pangasius_ hypophthalmus/en#tcNA0019
Ghufron H. Kordi K M. 2009. Budidaya Perairan buku kedua. PT. Citra Aditya Bakti; Bandung
Mohammad Budi Santosa, Fisheries Officer
SNI 7551-2009,Produksi Ikan Patin Pasopati (Pangasius sp) kelas pembesaran kolam, Badan (msantosa@wwf.or.id)
Standard Nasional Alumni Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang yang telah bergabung dengan WWF-
Indonesia semenjak tahun 2011 dan ditugaskan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.Tugas
SNI 7471.5-2009, Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal)-Bagian 5: Produksi kelas pembesaran utamanya adalah melakukan pendampingan teknis bagi pembudidaya udang skala kecil
di kolam. Badan Standard Nasional. serta mengadvokasi pemerintah daerah dan industri budidaya setempat untuk menerapkan
perikanan budidaya yang bertanggung-jawab. Spesialisasinya adalah pemberdayaan dan
SNI 7471.4-2009, Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal)-Bagian 4: Produksi kelas pengembangan masyarakat, dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
pembesaran di karamba apung. Badan Standard Nasional
Selain panduan praktik perikanan budidaya, WWF-Indonesia juga menerbitkan panduan lainnya
tentang Perikanan Tangkap, Perikanan Tangkapan Sampingan (Bycatch), Wisata Bahari, dan Kawasan
Konservasi Perairan. Untuk keterangan lebih lanjut dan mendapatkan versi elektronik dari seluruh
panduan tersebut, silahkan kunjungi www.wwf.or.id