Anda di halaman 1dari 33

KONSEP

DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA
Oleh :
MUHAMAD CHOMSUL, SST., M. Eng
KASI PENCEGAHAN
BPBD PROVINSI JAWA TENGAH

Semarang, 23 April 2019


LATAR BELAKANG
Realitas bencana di Indonesia: frekuensi dan intensitas tinggi

Dampak bencana pada hasil pembangunan dan masyarakat

Kewajiban melindungi masyarakat dari dampak bencana

Pentingnya PRB dalam pembangunan berkelanjutan

Filosofi kearifan lokal akar sosial-budaya dari PRB

Perlunya membangun ketangguhan masyarakat


DEFINISI DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA: PERKA BNPB
NO. 1 TH 2012

Desa/Kelurahan yang memiliki


kemampuan mandiri untuk beradaptasi
dan menghadapi potensi ancaman
bencana, serta memulihkan diri dengan
segera dari dampak-dampak bencana yang
merugikan.
TUJUAN DESA/KELURAHAN TANGGUH
BENCANA
Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari
1 dampak-dampak merugikan bencana;

Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan,


2 dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko
bencana

Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan


3 sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko
bencana

4 Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan


sumber daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana

Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam


5 PRB, pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM,
organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli
Prinsip-prinsip Desa/kelurahan
Tangguh Bencana

1. Bencana adalah urusan 10.Keberpihakan pada kelompok


bersama. rentan.
2. Berbasis Pengurangan Risiko 11. Transparansi dan
Bencana. akuntabilitas.
3. Pemenuhan hak masyarakat. 12.Kemitraan.
4. Masyarakat menjadi pelaku 13.Multi ancaman.
utama. 14.Otonomi dan desentralisasi
5. Dilakukan secara pemerintahan.
partisipatoris. 15.Pemaduan ke dalam
6. Mobilisasi sumber daya lokal. pembangunan berkelanjutan.
7. Inklusif. 16.Diselenggarakan secara lintas
8. Berlandaskan kemanusiaan. sektor.
9. Keadilan dan kesetaraan
gender.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA
6

Pemanfaatan
Keberlanjutan :
Sumberdaya
Sinkronisasi
lokal
program/kegiata
Pelibatan 2 n K/L, Lembaga
seluruh lapisan 1 Int’l / Lokal
masyarakat
3 Dukungan
Pengarus- 10 Pemerintah/
utamaan PRB pemerintah
daerah
DESA 4
9 TANGGUH
Pemaduan PRB BENCANA
dalam
Peningkatan
Pembangunan
5 Pengetahuan dan
8 Kesadaran
7
Penerapan 6
manajemen Peningkatan
risiko Kapasitas Pengurangan
Kerentanan
Sistem Nasional Penanggulangan
Bencana: Basis Pengembangan Indikator
LEGISLASI

PERENCANAAN KELEMBAGAAN PENDANAAN

PENINGKATAN KAPASITAS / IPTEK

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA


INDIKATOR DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA: PERKA 1/2012
KATEGORI NO INDIKATOR
LEGISLASI 1 KEBIJAKAN/PERATURAN DI DESA/KEL TENTANG PB/PRB
RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA, RENCANA AKSI
PERENCANAAN 2
KOMUNITAS, DAN/ATAU RENCANA KONTIJENSI
3 FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KELEMBAGAAN 4 RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA
5 KERJASAMA ANTAR PELAKU DAN WILAYAH
6 DANA TANGGAP DARURAT
PENDANAAN
7 DANA UNTUK PRB
8 PELATIHAN UNTUK PEMERINTAH DESA
9 PELATIHAN UNTUK TIM RELAWAN
PENGEMBANGAN
10 PELATIHAN UNTUK WARGA DESA
KAPASITAS
11 PELIBATAN/PARTISIPASI WARGA DESA
12 PELIBATAN PEREMPUAN DALAM TIM RELAWAN
13 PETA DAN ANALISA RISIKO
14 PETA DAN JALUR EVAKUASI SERTA TEMPAT PENGUNGSIAN
15 SISTEM PERINGATAN DINI BERBASIS MASYARAKAT
PENYELENGGARAAN 16 PELAKSANAAN MITIGASI STRUKTURAL (FISIK)
PENANGGULANGAN POLA KETAHANAN EKONOMI UNTUK MENGURANGI KERENTANAN
BENCANA 17 MASYARAKAT
18 PERLINDUNGAN KESEHATAN KEPADA KELOMPOK RENTAN
19 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) UNTUK PRB
20 PERLINDUNGAN ASET PRODUKTIF UTAMA MASYARAKAT
KEGIATAN DALAM
MENGEMBANGKAN DESA/
KELURAHAN TANGGUH BENCANA
Pengkajian Risiko Desa/Kelurahan
 Menilai Ancaman,
 Menilai Kerentanan,
 Menilai Kapasitas,
 Menganalisis Risiko Bencana
Perencanaan PB dan Perencanaan Kontinjensi
Desa/Kelurahan
• Rencana Penanggulangan Bencana
Desa/Kelurahan
• Rencana Kontijensi
Pembentukan Forum PRB Desa/Kelurahan

Peningkatan Kapasitas Warga dan Aparat dalam


PB

Pemaduan PRB ke dalam Rencana Pembangunan


Desa dan Legalisasi

Pelaksanaan PRB di Desa/Kelurahan


Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Program
ditingkat Desa/Kelurahan
9 INDIKATOR UTAMA
1. PETA (ANCAMAN, KERENTANAN, KAPASITAS) PETA
RISIKO) DAN ANALISIS RISIKO
2. FORUM TERMASUK RELAWAN
3. RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA, RENCANA
KONTIJENSI DAN RENCANA AKSI KOMUNITAS
4. PETA DAN JALUR EVAKUASI SERTA TEMPAT
PENGUNGSIAN
5. SISTEM PERINGATAN DINI
6. POLA KETAHANAN EKONOMI UNTUK MENGURANGI
KERENTANAN MASYARAKAT
7. PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM (SDA) UNTUK PRB
8. PERLINDUNGAN ASET PRODUKTIF UTAMA MASYARAKAT
9. PETA DAN KAJIAN RESIKO.
11 .INDIKATOR PENDUKUNG

1. KERJASAMA ANTAR PELAKU DAN WILAYAH


2. DANA UNTUK TANGGAP DARURAT
3. DANA UNTUK PRB
4. PELATIHAN UNTUK PEMERINTAH DESA
5. PELATIHAN TIM RELAWAN
6. PELATIHAN UNTUK WARGA DESA
7. PELIBATAN/PARTISIPASI WARGA DESA
8. PELIBATAN PEREMPUAN DALAM TIM RELAWAN
9. LEGISLASI/KEBIJAKAN PRB DI DESA
10. PELAKSANAAN MITIGASI STRUKTURAL (FISIK)
11. PERLINDUNGAN KESEHATAN KEPADA
KELOMPOK RENTAN
DESA/KELURAHAN TANGGUH
PRATAMA
Tingkat ini adalah tingkat awal yang dicirikan dengan:
a. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan
PRB di tingkat desa atau kelurahan
b. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen
perencanaan PB
c. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk forum PRB
yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat
d. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk tim
relawan PB Desa/Kelurahan
e. Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan
pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan
kerentanan
f. Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas
kesiapsiagaan serta tanggap bencana
DESA/KELURAHAN TANGGUH
MADYA
Tingkat ini adalah tingkat menengah yang dicirikan dengan:
a. Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan di tingkat desa
atau kelurahan
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun tetapi belum
terpadu ke dalam instrumen perencanaan desa
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat,
termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, tetapi belum
berfungsi penuh dan aktif
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan
peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan
bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya, tetapi belum
rutin dan tidak terlalu aktif
e. Adanya upaya-upaya untuk mengadakan pengkajian risiko,
manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-
kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan,
tetapi belum terlalu teruji
f. Adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan
serta tanggap bencana yang belum teruji dan sistematis
DESA/KELURAHAN TANGGUH
UTAMA
Tingkat ini adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai oleh sebuah
desa/kelurahan yang berpartisipasi dalam program ini. Tingkat ini dicirikan
dengan:
a. Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk Perdes atau
perangkat hukum setingkat di kelurahan
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan ke dalam RPJMDes
dan dirinci ke dalam RKPDes
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat,
termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, yang berfungsi
dengan aktif
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat aktif
dalam kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan
kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya
e. Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengkajian risiko,
manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-
kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan
f. Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas
kesiapsiagaan serta tanggap bencana
DESTANA JATENG
16

PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA OLEH


BPBD PROV JATENG ADALAH 8 DESA /TAHUN.
(s.d 2018 mll APBD Prov Jateng tercapai 73 Destana)

DESA RAWAN LONGSOR TIDAK CUKUP HANYA DG APBD


Di JATENG 2.136 Desa PROV JATENG SAJA

SINERGI DAN KOLABORASI


DESA RAWAN TSUNAMI Di
JATENG 127 Desa
KAPASITAS PT JATENG
• > 30 Universitas, • > 20 Politeknik,
• > 80 Sekolah Tinggi, • > 90 Akademi

1. KARYA ILMIAH/KAJIAN KEILMUAN/PENELITIAN


2. SUMBERDAYA MANUSIA (DOSEN, PENELITI, MAHASISWA)

HASIL PENELITIAN, TEKNOLOGI TERAPAN, PUSAT


PENDIDIKAN DAN LATIHAN, ASISTENSI, PROGRAM STUDI,
PUSAT STUDI BENCANA HINGGA RELAWAN

• INOVASI PB (EWS,GIS, APLIKASI)


• SOSIALISASI PRB
• KKN TEMATIK UTK DESTANA
UPAYA PRB JATENG
EWS dan RAMBU JALUR
DESA TANGGUH BENCANA EVAKUASI
TAHU APBD APBD NGO. EWS RAMBU
BNPB JUMLAH
N PROV KAB/KOTA LAINNYA
1 2 3 4 5 6 BPBD ESDM
2009 - 4 - - 4 2009 -
2010 - 10 - 6 16 2010 -
2011 1 7 - - 8
2011 3
2012 - 2 - 5 7
2012 1 -
2013 5 6 9 - 20
2014 5 6 10 1 22
2013 - 3 90

2015 15 14 28 2 55 2014 2 4 90
2016 11 8 36 1 64 2015 2 14 90
2017 4 8 41 - 53 2016 2 3 120
2018 7 8 31 46 2017 5 90
TOTAL 48 73 155 15 295
2018 8 150

TOTAL 17 42 630
UPAYA PRB JATENG

DESTANA RAMBU

EWS
PENUTUP
1. SETELAH DESTANA DI BENTUK,
20 DESTANA
DIFASILITASI :
a. SEPERANGKAT KOMPUTER (SESUAI KEBUTUHAN DAN
b. EWS, PRIORITAS)
c. RAMBU
2. SEBELUM DAN PADA SAAT PEMASANGAN EWS DAN
RAMBU AGAR :
a. DILAKUKAN SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT SEKITAR
b. MELIBATKAN PARA TOKOH MASYARAKAT
c. SIMULASI DAN GLADI THD ALAT YANG DIPASANG CEK
FUNGSI ALAT DAN MASYARAKAT MENGETAHUI

MASY. MERASA IKUT MEMILIKI  IKUT MEMELIHARA


21

4. DG BANYAKNYA DAERAH RAWAN BENCANA DI


JATENG, PERLU KERJASAMA PEMBENTUKAN DESA
TANGGUH BENCANA DENGAN PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN (PMI SIBAT, BPBDDESTANA,
KEMENSOS  KAMPUNG SIAGA, BNPB PRIORITAS
BANYAK DESTANA SBG JANGKAR DESA BERDIKARI)
BPBD PROVINSI JAWA TENGAH

@bpbdjateng
http://www.bpbd.jatengprov.go.id

08813809409
bpbd@jatengprov.go.id
bpbd_jateng@yahoo.com
poskoaju.bpbdjateng@gmail.com Bpbd Provinsi Jawa Tengah

024 – 3519186, 3519904


024 – 3562293 (Posko Aju) bpbdjateng

024 – 3519186
bpbdjateng
024 – 3562293 (Posko Aju)

Jl. Imam Bonjol No. 1 F Semarang, 50141


PENILAIAN KRITERIA DESA TANGGUH
Pertanyaan disusun dengan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’
dan setiap jawaban ‘Ya’ akan diberi skor 1,
sementara jawaban ‘Tidak’ akan diberi skor 0.
Berdasarkan penilaian ini desa
23
atau kelurahan dapat
dikelompokkan menjadi :

• Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama


(skor 51-60)
• Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Madya (skor 36-50)
• Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Pratama (skor 20-35)
ASPEK DAN INDIKATOR DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA

24
10 Kiat Menuju Kota Tangguh dalam Menghadapi
Bencana
1. Menciptakan organisasi dan koordinasi untuk memahami dan mengurangi
risiko bencana, berdasarkan partisipasi kelompok-kelompok masyarakat dan
masyarakat sipil. Misal : melakukan koordinasi dan membuat Protap sebelum,
ketika dan sesudah terjadinya bencana.
2. Menyiapkan Anggaran dalam upaya pengurangan risiko bencana dan
penguatan kapasitas masyarakat, lembaga pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
3. Menjaga keterbaruan data bahaya/ancaman dan kerentanan dalam
upaya pengkajian risiko bencana.
4. Melakukan investasi dalam upaya perlindungan, peningkatan dan
ketangguhan infrastruktur.
5. Melakukan perlindungan fasilitas Sekolah dan Rumah Sakit.
6. Membangun regulasi dan perencanaan penggunaan lahan.
7. MeMemastikan terlaksananya program pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran publik.
8. lakukan perlindungan terhadap lingkungan dan ekosistem.
9. Memasang peralatan peringatan dini dan penguatan kapasitas manajemen
tanggap darurat.
10. Setelah bencana, pemulihan dan dan pembangunan kembali
komunitas haruslah terkoordinir dengan baik.
33

Anda mungkin juga menyukai