Abstrak: Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu Tambak Udang di Desa
Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis fitoplankton pada salah satu tambak udang
di Desa Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Sampel yang digunakan yaitu
sampel air tambak dan lumpur tambak. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada
mikroskop optilab dengan perbesaran 10x40. Sampel lumpur terlebih dahulu dilakukan
pengenceran sampai 10-3 kemudian ditumbuhkan dengan menggunakan medium Walne. Hasil
penelitian yang didapatkan kemudian diidentifikasi berdasarkan buku identifikasi Biggs dan
Killroy dengan membandingkan karakteristik morfologi antara hasil penelitian dan buku acuan
identifikasi. Hasil identifikasi didapatkan 16 genus dari 3 kelas Cyanophyceae (Oscillatoria dan
anabaena), kelas Chlorophyceae (Ulohrix, Tribonema dan Pediastrum) dan kelas
Bacillariophyceae (Surirella, Thalassiosira, Skeletonema, Coscinodiscus, Nitzschia, Epithemia,
Navicula, Eutonia, Cymbella, Encyonema, dan Mastogloia).
108
Junda et al., Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu Tambak Udang di Desa Bontomate’ne 109
pada tambak (Boyd, 2000). Hal ini akan Penyediaan alat penelitian yang
menyebabkan pembusukan sisa pakan dan digunakan terdiri atas: cawan petri, erlenmeyer,
penurunan kualitas air karena akumulasi bahan pipet tetes, pembakar spritus, gelas ukur, objek
organik yang tinggi (Avnimelech, 2007). glass dan deck glass, rak tabung reaksi, spoit,
Permasalahan utama pada budidaya udang timbangan analitik, sprayer, pH meter, camera
adalah terjadinya penurunan kualitas air akibat digital, mikroskop optilab, dan alat tulis menulis.
akumulasi hasil metabolisme dan sisa pakan Pengambilan sampel air dan lumpur
yang terbuang ke lingkungan dan tingginya harga diambil pada salah satu tambak udang di Desa
pakan. Hal inilah yang menjadi alasan Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten
pentingnya dilakukan penelitian ini untuk Pangkep. Sampel air dan lumpur tambak diambil
mencari alternatif lain dalam mengatasi dan dimasukkan dalam botol steril dengan
permasalahan tersebut. kondisi aseptik tentunya. Sampel air diambil dari
Alternatif yang paling aman dilakukan tiga titik diberi label A, B dan C, demikian juga
demi keberlanjutan kegiatan budidaya yaitu dengan sampel lumpur diambil dari titik yang
dengan pemanfaatan biota alam dengan teknik sama dengan label R, S dan T selanjutnya
bioflok. Penurunan kualitas air tambak karena dibawah ke laboratorium untuk tindakan
terjadi peningkatan kadar amonia, nitrat dan selanjutnya.
nitrit yang menumpuk dari hasil metabolisme Isolasi Fitoplankton dilakukan dengan
dan sisa pakan yang tidak terakumulasi. cara sampel air dan lumpur yang diambil pada
Fitoplankton merupakan mikroorganisme tambak udang dibawa ke Laboratorium
yang melayang-layang dalam badan air dan dapat Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNM,
berfotosintesis. Organisme ini berperan sebagai untuk diidentifikasi jenis fitoplanktonnya
pengendali kualitas air dengan cara menyerap dengan menggunakan metode pengamatan
hasil metabolisme dan sisa pakan sebagai sumber langsung.
energi. Selain itu juga berperan sebagai pakan Identifikasi jenis fitoplankton dilakukan
alami sehingga dapat menekan pemakaian pakan sebagai berikut: sampel air yang berasal dari
buatan dan mengurangi biaya pakan. lapangan dilakukan pengamatan langsung
Fitoplankton juga berperan sebagai protein sel dengan menggunakan mikroskop optilab.
tunggal dengan cara bergabung dengan bakteri Mengamati jenis-jenis fitoplankton dan
dan jenis mikroorganisme lainnya membentuk mengambil gambarnya denga perbesaran 10×40.
agregat yang dapat dimanfaatkan oleh hewan Mengidentifikasi hasil gambar yang diperoleh
target. dengan menggunakan buku identifikasi Biggs
Tujuan dari penelitian ini adalah dan Kilroy, Identification Guide To Common
mengetahui jenis-jenis fitoplankton pada salah Peryphyton In New Zealand Streams And Rivers
satu tambak udang di Desa Bontomate’ne (2001) dan Botes, Phytoplankton Identification
Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Catalogue (2001) dengan membandingkan
karakteristik morfologi antara hasil penelitian
B. METODE dan buku acuan identifikasi dan literatur sebagai
acuan. Melakukan hal yang sama untuk sampel
Penelitian ini merupakan penelitian
air lainnya.
deskriptif dengan memberikan gambaran tentang
Sampel lumpur terlebih dahulu di
objek yang ingin diteliti.
timbang 1 g, kemudian dilakukan pengeceran 10-
Penelitian ini dilaksanakan pada awal
1 sampai 10-3 untuk masing-masing sampel.
bulan Desember tahun 2011 sampai Januari
Mengambil satu 1 mL dan dipindahkan ke cawan
tahun 2012 dan dilaksanakan di salah satu
petri dengan metode tuang, selain itu dilakukan
tambak udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan
hal yang sama pada medium walne cair di tabung
Segeri Kabupaten Pangkep dan di Laboratorium
reaksi serta memberi label. Menyimpan dalam
Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNM,
rak penyimpanan dan disinari dengan
Makassar.
menggunakan lampu TL 60 W. Melakukan
Bahan penelitian terdiri atas: Air tambak
pengamatan yang sama dengan sampel air.
dan lumpur dari tambak yang diambil dari
Parameter kualitas air dilakukan pada
tambak yang ada di Desa Bontomate’ne
tambak udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan
Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.
Segeri Kabupaten Pangkep. Pengukuran pH
dilakukan dengan menggunakan pH meter dan
110 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2 ,Oktober 2012, hlm 108-115
Tabel 1. Hasil klasifikasi identifikasi fitoplankton pada tambak udang di Desa Bontomate’ne
Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep
Kelas Genus
Cyanophyceace Oscillatoria, Anabaena.
Chlorophyceae Ulothrix, Tribonema, dan Pediastrum
Bacillariophyceae Surirella, Thalassiosira, Skeletonema, Coscinodiscus, Nitzschia,
Epithemia, Navicula, Eunotia, Cymbella, Encyonema, dan Mastogloia
Tabel 2. Hasil identifikasi fitoplankton pada salah satu tambak udang di Desa Bontomate’ne
Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep
Hasil penelitian identifikasi fitoplankton dan tepat demi keberlanjutan kegiatan budidaya.
pada tambak udang di Desa Bontomate’ne Kondisi lingkungan tambak dapat diukur dengan
Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep melihat kualitas air yang salah satunya
didapatkan 16 genus dari 3 kelas yaitu ditentukan oleh keberadaan fitoplankton.
Cyanophyceae (2 genus), Bacillariophyceae (11 Parameter kualitas air cukup baik dilihat
genus) dan Chlorophyceae (3 genus). dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Keberadaan ketiga genus fitoplankton pada keberadaan 16 genus fitoplankton didominasi
tambak udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan oleh kelas Bacillariophyceae terdiri dari 11
Sigeri Kabupaten Pangkep memiliki kaitan erat genus. 4 genus fitoplankton (Surirella,
dengan kondisi tambak sebagai habitat Thalassiosira, Skeletonema, Coscinodiscus)
pertumbuhan dan perkembangan dari genus berasal dari sampel air dan 7 genus (Nitzschia,
fitoplankton yang ada. Epithemia, Navicula, Eunotia, Cymbella,
Kondisi tambak di salah satu desa di Encyonema, Mastoglia) berasal dari sampel
Kabupaten Pangkep masih tergolong produktif lumpur. Pada sampel lumpur hanya terdapat
terbukti dengan keberadaan beberapa genus kelas Bacillariophyceae karena sifat dari kelas ini
fitopalnkton yang berhasil di identifikasi, namun merupakan diatom yang mengandung silikat
keberhasilan dari budidaya juga harus didukung sehingga melekat pada substrat. Sedangkan pada
dengan sistem pengelolaan lingkungan yang baik sampel air juga didapatkan kelas ini karena
114 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2 ,Oktober 2012, hlm 108-115
adanya aerasi tambak yang menghomogenkan air melayang layang dalam air dan dapat menambat
tambak didukung dengan kedalaman air hanya nitrogen dari udara khususnya familia
setinggi 1 m. nostocaceae, serta diduga kandungan fosfat pada
Bacillariophyceae merupakan kelompok tambak cukup tinggi akibat penumpukan sisa
mikroalga yang berwarna kuning sampai coklat pakan dan sisa metabolisme hewan target selama
yang biasa disebut dengan diatom. Diatom masa pembudidayaan. Hal ini sesuai dengan hasil
berupa mikroalga seluler, dapat membentuk penelitian Mansyur (2010) bahwa kisaran
koloni, dinding selnya mengandung silika dan kandungan fosfat yang baik yaitu 0,004-4,17
terdiri dari dua valva. Bentuknya ada yang mg/L dan perairan dengan kandungan fosfat
simetri bilateral dan simetri radial. yang tinggi (>0,10) didominasi oleh fitoplankton
Genus kelas Bacillariophyceae dari kelas Cyanophyceae.
mendominasi tambak karena tersedianya unsur Fitoplankton merupakan organisme yang
hara yang penting untuk pertumbuhannya dalam melayang dalam air dan bergerak mengikuti arus
bentuk amonia, nitrat dan nitrit akibat pemberian yang memiliki batas toleransi terhadap
pakan dan sisa metabolisme udang selama 3 lingkungan. Batas toleransi terhadap perubahan
bulan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian lingkungan berbeda-beda pada setiap organisme.
yang dilakukan oleh Wijaya (2004) bahwa salah Batas toleransi organisme hidup terhadap pH
satu fitoplankton menguntungkan yang bervariasi dan dipengaruhi antara lain suhu,
diharapkan tumbuh pada tambak yaitu kelas oksigen terlarut, alkalitas, jenis organisme dan
Bacillariophyceae yang tumbuh optimal pada tempat hidupnya (Astuty, 20002).
umur udang antara 70 dan 90 hari dimana Parameter yang diukur yaitu pH, suhu
kondisi seperti ini mengalami pengkayaan nutrisi dan salinitas. Kisaran pH yang didapat pada
sehingga terjadi perubahan ekologi dan tambak udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan
perubahan produktifitas. Segeri Kabupaten Pangkep adalah 7,96- 8,26.
Fitoplankton yang diharapkan untuk Kisaran pH ini masih cukup tinggi dikarenakan
tumbuh adalah dari kelas Chlorophyceae dan dilakukannya pergantian air dan pemberian
Bacillariophyceae karena kedua kelas ini dapat jumlah kapur yang memadai untuk menjaga agar
dijadikan sebagai pakan alami bagi udang selain kondisi pH tambak tetap stabil yang berpengaruh
sebagai penambah oksigen di kolom air terhadap kelimpahan fitoplankton. Kisaran pH
(Elfinurfajri,2009). ini masih dalam kisaran normal yang dianjurkan
Genus Ulothrix, Tribonema dan untuk kegiatan budidaya yaitu antara 7,0-9,0
Pediastrum merupakan fitoplankton dari kelas (Astuty, 2002). Kisaran pH air yang normal
Chlorophyceae yang berasal dari sampel air. adalah 6-8, pH optimum 8,0-8,7 (Elfinufajri,
Genus-genus tersebut merupakan mikroalga yang 2009).
diharapkan tumbuh pada tambak. Kelas Odun (1971) menambahkan bahwa
Chlorophyceae memiliki karakteristik morfologi perairan dengan pH antara 6-9 merupakan
secara umum bersifat uniseluler, berkoloni, perairan dengan kesuburan tinggi dan tergolong
berantai, dan berwarna hijau serta melayang- produktif karena memiliki kisaran ph yang dapat
layang pada permukaan air sehingga dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik
berfotosintesis. yang ada dalam perairan menjadi mineral-
Kelas Cyanophyceae yang ditemukan mineral yang diasimilasi oleh fitoplankton.
genus Oscillatoria dan Anabaena. Kelas ini Salinitas merupakan cerminan dari
memiliki karakteristik morfologi ada yang jumlah kadar garam yang terlarut dalam air.
berfilamen dan ada yang tidak berfilamen, ada Salinitas air laut rata-rata 35 ppt (Astuty, 2002),
yang uniseluler dan ada yang berkelompok. namun karena pada saat pengambilan sampel
Fitoplankton dari kelas ini yang kurang adalah waktu musim hujan sehingga salinitas air
menguntungkan jika terjadi blooming (ledakan laut lebih rendah yaitu 25 ppt. Kondisi ini masih
populasi) karena akan menyebabkan perairan berada pada kisaran yang dianjurkan pada
berwarna hijau biru bahkan hitam karena kegiatan budidaya yaitu antara 5-35 ppt
mengeluarkan toksin yang berbahaya bagi udang (Elfinurfajri, 2009). Alasan lainnya bahwa udang
dan ikan sehingga hewan target akan mati yang dibudidayakan pada tambak memiliki
sebelum masa panen. kisaran toleransi yang lebar (Ciocum dan
Keberadaan genus ini yang berasal dari Ionescu, 2005).
sampel air karena sifat dari mikroalga ini
Muhammad Junda dan Hasrah, Identifikasi Genus Fiotplankton Pada Salah Satu Tambak Udang di Desa Bontomate’ne 115
E. DAFTAR PUSTAKA
Astuty, S., Iskandar., Suherman, H. 2002. Study Kualitas Isdarmawan, N. 2005. Kajian Tentang Pengaturan Luas
Air Pada Petakan Pendederan Benih Udang Dan Waktu Bagi Degradasi Limbah Tambak
Windu (Panaeus Monodon Fab.) Di Kabupaten Dalam Upaya Pengembangan Tambak
Indramayu. Universitas Padjajaran. Bandung Berwawasan Lingkungan Di Kecamatan
Avnimelech, Y., 2007. Feeding with microbial flocs by Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Universitas
tilapia in minimal discharge bio-flocs technology Di Ponegoro. Semarang.
ponds. Aquaculture 264 : 140-147. Mansyur, A., Amin.M. 2010. Pertumbuhan Plankton
Boyd. 2000. Case Studies Of World Shrimp Farming. Pada Aplikasi Probiotik Dan Penelitian Udang
Global Aquaculture Alliance. The Advocate. Vol Windu (Paneus Monodon Fabricius) Dibak
3, Issue 2 April 2000, P : 11-12. Terrkontrol. Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Biggs.B.J.F., Kilroy,C. 2001. Identification Guide To Payau. Maros.
Common Periphyton In New Zealand Streams Noyes, T.J., College, E.C. 2010. Phytoplankton. 10
And Rivers. Chapter 10 In Stream Periphyton oseanografi, T. James noyes, el camino college
Monitoring Manual. Published By Niwa For 10a-1.
MFE. Odun. 1971. Pundamentasi Of Ecology. 3rd. Edition, W.
Botes, L. 2001. Phytoplankton Identification Catalogue. B. Sunders co. Philadelphia. 574p.
Saldanha Bay, South Afrika. Poltak, R, F. 2008. Hubungan Antara Faktor Produksi
Ciocum, M., Ionescu, L. 2005. Phytoplankton And Terhadap Hasil Produksi Sebagai Kunci
Zooplankton Identification And Their Manajemen Budidaya Di Tambak Udang.
Productifity Process From The Therapeutically Program Sarjana Universitas Terbuka: Jakarta.
Saline Lakes – lacu sarat BRALIA AND Bazna, Raswin. M.M. 2003. Pengelolaan Air Tambak.
SIBIU- ROMANIA. Natinal Insitute Of Departemen Pendidikan Nasional.
Rehabilitation Medicine And Rianto, R., Ariyani, A., Widyawan, A., Hendrayanti, D.,
Balneoclimatology- Bucharest, Str. Sf. Dumitro Wardhana, W., Prihantini, B.W. 2008.
nr. 2. Sektor 3 : Romania. Biodiversitas Cyanobacteria Dari Beberapa
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Situ/Danau Di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor,
Hubungan Dengan Toksikologi Senyawa Logam. Indonesia. Departemen Biologi, Fakultas
UI. Jakarta. Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Efinufajri, F. 2009. Struktur Komunitas Fitoplankton Universitas Indonesia: Indonesia
Serta Keterkaitannya Dengan Perairan Di Sudarsono, S. 2005. Teknologi Pakan Alami. Universitas
Lingkungan Tembak Udang Intensif. ITB. Bogor Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Hargreaves, A, J. 2006. Photosynthetic Suspended- Suin, N.M. 2002. Metode Ekologi. Padang. Universitas
Growth Systems In Aquaculture. Louisiana state Andalas.
university agricultural center,Aquaculture Verlencar, N, X. 2004. Phytoplankton Identification
research station,2410 Manual. National Institute Of Oceanography :
benhurroad,Batonrouge,La70808: USA. New Delhi.
Husain. 2011. Riset Pemetaan dan Daya Dukung Lahan Widjaya, I. 2004. Hubungan Komunitas Fitoplankton
Budi Daya Perikanan Pesisir. Maros, Sul-Sel: Dengan Produksi Udang Vanname (Liptonaeus
Balai riset perikanan budidaya air payau. Vannamei) Ditambak Biocrete. ITB. Bogor.