Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH

WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE


BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY
Nila Kurniawati Sunarminingtyas
Email: sunarminingtyas@gmail.com

Abstrak : Pembangunan daerah pantai tidak terlepas dari sifat perarairan


di daerah tersebut. Pengamatan pasang surut dilakukan untuk
memperoleh data sifat dan fenomena perairan yang berbeda-beda di tiap
tempat, tergantung topografi, letak geografis, dan sifat masing-masing
lautan maupun karakteristik tempat tersebut.
Kata Kunci: bathimetric, admiralty

PENDAHULUAN Dari konstanta-konstanta pasut tersebut


Survey hidrografi dilakukan untuk dapat digunakan untuk mengetahui tipe
mendapatkan gambaran mengenai pasut dengan rumus FORMZAL sebagai
kondisi perairan setempat yang meliputi berikut :
karakteristik pasang surut dan arus. A( K1)  A(O1)
Sehubungan hal tersebut maka pekerjaan
F = A( M 2)  A( S 2)
yang dilakukan dalam survey hidrografi
Dimana : F adalah nilai formzal
ini meliputi survey Bathimetric untuk
A adalah amplitudo
mengetahui kedalaman laut dan survey
K1 dan O1 adalah konstanta pasut
Admiralty untuk pengamatan pasang
harian utama
surut dan pengamatan arus.
M2 dan S2 adalah konstanta pasut
TINJAUAN PUSTAKA ganda utama
A. Survey Bathimetric Berdasarkan hasil perhitungan,
Survey bathimetri merupakan survey akan diketahui tipe pasang surut air,
yang dilakukan untuk mengukur dan Secara umum pasut diberbagai daerah
mengamati kedalaman laut dengan dapat dibedakan dalam empat tipe, yaitu
menggunakan alat ukur kedalaman, (Ongkosongo, 1989) :
sehingga dapat diperoleh gambaran
mengenai bentuk dasar laut, posisi-posisi 1) Pasang surut harian ganda ( semi
kerang ataupun posisi benda-benda yang diurnal tide )
dapat mengganggu alur pelayaran. Dalam satu hari terjadi dua kali
air pasang dan dua kali air surut
B. Metode Admiralty dengan tinggi yang hampir sama dan
Metode admiralty dilakukan untuk pasang surut terjadi secara berurutan
mengetahui jenis pasang surut. Data-data secara teratur. Nilai Formzahl 0 < F <
pasang surut yang terukur tersebut dapat 0,25
diolah dengan menggunakan metode 2) Pasang surut harian tunggal ( diurnal
Admiralty untuk mendapatkan konstanta tide )
pasut (K1, O1, M2, S2, N2 ) dengan koreksi Dalam satu hari terjadi satu kali
konstanta pengali yang ditetapkan IOC pasang dan satu kali surut. Periode
(International Oceanographic Commision).
118
ISSN: 1693-6604
pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Data posisi kapal tereka, otomatis setiap
Nilai Formzahl 3,0 < F 7 detik pada sistem komputer dan
3) Pasang surut campuran condong ke kedalaman terekam pada kertas
harian ganda (mixed tide prevailing echopaper. Lintasan dilakukan secara
semi diurnal) sistematis dengan interval 10 m mengikuti
Dalam satu hari terjadi dua kali garis rencana pembangunan pelabuhan
air pasang dan dua kali air surut, (Dermaga), sehingga akan diperoleh
tetapi tinggi dan periodenya berbeda. gambaran keterwakilan
Nilai Formzahl 0,25 < F < 1,50 Hasil pengukuran yang terekam
4) Pasang surut campuran condong ke dalam Echopaper direduksi terhadap
harian tunggal ( mixed tide prevailing kedudukan air surut terendah (LWS)
diurnal) sesuai hasil pengamatan pasang surut
Dalam satu hari terjadi satu kali yang telah dilaksanakan.
pasang dan satu kali surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara B. Hasil perhitungan Pasang Surut
waktu terjadi dua kali pasang dan dua Metode Admiralty
kali surut dengan tinggi dan periode Hasil Perhitungan Pasang Surut
yang sangat berbeda. Nilai Formzahl selama 15 hari ( piantan) dengan metode
1,50 < F < 3,0. Admiralty disajikan pada tabel-tabel
berikut ini :
Survey Dengan Metode Barthimetric Data Pasang Surut :
Dan Perhitungan Dengan Metode Tabel 1. Analisa Harmonik Pasang
Admiralty Surut laut Muara badak Kab. Kuta
Kartanegara Metode Admiralty
A. Survey dengan Metode Bathimetric
Alat-alat yang digunakan untuk
Tgl 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22-10-12 170 153 143 133 125 117 115 120 123 130 133 125 120 115 110 100 97 115 135 160 176 191 202 194
23-10-12 184 172 150 136 130 123 121 124 127 140 143 146 147 139 135 130 126 117 128 134 152 157 168 190
24-10-12 182 178 172 157 147 138 125 116 113 112 118 138 143 150 153 151 148 144 141 128 125 133 138 150
melaksanakan pekerjaan survey ini 25-10-12
26-10-12
163
129
176
158
180
160
186
200
171
195
164
180
138
160
119
130
97
104
94
91
99
80
113
99
137
138
176
146
177
174
179
204
184
212
174
207
167
197
135
153
116
125
98
104
102
83
115
88
27-10-12 105 135 168 186 210 198 186 152 113 88 64 66 94 140 173 202 226 236 220 191 150 110 82 70

meliputi 28-10-12
29-10-12
78
58
103
85
145
123
184
168
204
200
217
225
203
208
180
180
130
161
98
100
65
76
56
63
68
53
106
81
164
128
197
179
233
225
250
253
248
264
215
244
174
203
130
165
87
103
65
75
30-10-12 55 65 108 147 180 213 225 200 182 133 86 53 48 65 110 159 215 248 269 265 225 188 125 80

 1 (satu) unit Echosounder Raytheon 31-10-12


01-11-12
02-11-12
50
65
78
50
45
50
69
69
62
112
91
107
141
138
138
210
185
168
217
206
193
217
215
205
189
197
203
148
157
153
105
117
113
65
76
90
41
45
59
50
37
47
86
70
65
138
121
92
200
166
152
235
225
196
265
260
240
275
270
262
249
256
258
211
224
236
145
180
193
102
125
146

 GPSMAP 178 C GARMIN SOUNDER 03-11-12


04-11-12
05-11-12
99
117
150
67
87
120
60
75
97
75
76
80
93
105
109
150
125
129
175
163
145
195
182
155
202
189
175
170
181
185
143
155
181
101
125
160 130
80
90
54
68
110
67
64
75
74
70
67
127
120
75
181
175
110
219
200
165
242
210
190
245
230
220
241
240
235
211
210
220
165
170
175

 2 (satu) unit Theodolite T2


Tabel I

 3 (tiga) unit Handy Talky


Grafik Pasang Surut:
 1 (satu) unit Perahu Motor PASANG SURUT MUARA BADAK (KAB. KUKAR)

 1 (satu) unit Compass Lapangan 290


280
270
260
250

Alat Bantu lainnya


240
- 230
220
210
200

Sistem positioning dan navigasi kapal


190
180
170
160
150
140
menunjukkan dan merekam posisi kapal 130
120
110
100
90
serta kedalaman laut yang dilakukan 80
70
60
50
40
secara otomatis setiap 7 detik dengan 30
20
10
0

jarak 10 meter dengan menggunakan alat


22-10-12

23-10-12

24-10-12

25-10-12

26-10-12

27-10-12

28-10-12

29-10-12

30-10-12

31-10-12

01-11-12

02-11-12

03-11-12

04-11-12

05-11-12

ukur echosounding merk Raytheon dan Pasut HWS MSL LWS

GPS MAP 178c Sounder sebagai


kontroller. Selanjutnya pemrosesan
dilakukan dengan system komputer
menggunakan program (Autocad Land).

Pengukuran Low Water Spring (LWS) dan High Water Spring (HWS) Laut 119
Dengan Metode Bathimetric dan Metode Admiralty
Nila Kurniawati
ISSN: 1693-6604
ANALISA HASIL Karena gelombang pasang K2 selalu
Dari data pasang surut perairan mempengaruhi K1, maka ATK2 jatuh
Kaimer selama 15 Piantan, telah dihitung pada :
Konstanta tabiat-tabiat pasang surut 30
x 1 jam = 10,1 jam sebelum
berdasarkan metoda Admiralty dengan 30,06
hasil sebagi berikut : ARK1
Tabel 2. Konstanta Pasang Surut
Sedangkan ARK2 akan jatuh pada :
SO M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1
A (Cm) 146 60 41 6 21 14 1 1 10 7
330  180
g (o ) 338 27 297 312 23 196 4 27 312 x 1 jam = 4,1 jam sesudah
30,08
Berdasarkan konstanta harmonis
ARK1
tersebut diatas dibuat analisa dan uraian-
uraian sebagai berikut :
b. Kedudukan gelombang-gelombang
1. Sifat/Type Pasang Surut
pasang M2, K1 dan O1
(AK1 + AO1)/(AM2 + AS2) = 0,35
Karena = 0,25<(AK1+AO1)/(AM2+AS2) < Phase M2 = Phase K1 + phase O1 + gK1 +
1,50 gO1 – gM2
Type Pasutnya adalah Pasang Surut = Phase K1+ phase O1 + 311,8 +
Campuran condong keharian Ganda 23,3 - 338
= Phase K1 + phase O1 + 357,6
2. Perhitungan Muka Surutan Pada saat Koinsidensi ARK1 dan ARO1,
phase M2 = 357,6, maka ARM2 jatuh pada
gK1 + gO1 – gM2 mempunyai harga
:
diantara 347 – 13 dan 167 – 193 Disini
gK1+ gO1 – gM2 = 311,8 +
357,6  180
23,3 – 337,5 =357,6 x 1 jam = 6,1 jam
Maka diperoleh kesimpulan bahwa Air 29,98
Tinggi dan Air Rendah pada pasang sebelum ARK1
purnama dari kedua kelompok pasang
akan jatuh bersamaan. Pada saat Koinsidensi ARK1 dan ARM2,
phase O1 = -357,6, jadi ARO1 jatuh pada
3. Perhitungan Air Tinggi (AT) :

a. Kedudukan gelombang-gelombang 180  2


x 1 jam = 12,7 jam sebelum
pasang K1 dan K2 13,94
ARK1
Phase K2 = 2 x phase K1 + 2gK1 – gK2
– 180
a. Analisa Kombinasi
= 2 x phase K1 + 623,6 – 26,6 –
180 Hasil kombinasi memberikan bahwa
= 2 x phase K1 + ( -417) = 57,0 air tinggi tertinggi yang disebabkan oleh
Pada waktu terjadi ARK1 (phase K1 = kombinasi gelombang-gelombang M2, K1,
180), maka phase K2 = -57 O1 dan K2 adalah 68,0 Cm diatas Duduk
Tengah.
b. Pengaruh S2

120 TEKNOLOGI & MANAJEMEN INFORMATIKA


Volume 3, Nomor 1, Mei-Oktober 2017
ISSN: 1693-6604
Apabila ATS2 jatuh bersamaan perhitungan, dapat dirangkum pada
dengan keempat gelombang diatas gambar berikut ini:
(K1,O1, K2 dan M2) maka muka air tinggi
akibat K1, O1, M2 dan M2 menjadi
setinggi =
68,0 + 51,5 = 109,5 Cm di atas Duduk
Tengah.

c. Pengaruh gelombang pasang P1


Phase S2 = Phase P1 + phase K1 + gK1 +
gP1 – gS2
= Phase P1 + phase K1 + 311,8 Dimana
+ 311,8 - 26,6 AT : Air Tinggi berdasarkan perhitungan
= Phase P1 + phase K1 + 237
Selanjutnya untuk menyatakan elevasi
Apabila ATS2 dan ATK1 jatuh bersamaan, setiap koordinat di lokasi Muara Badak
maka phase P1 = 103.1 dan jatuh pada : akan digunakan referensi sebagai berikut:
273  180  Kedudukan air Surut Terendah (LWS)
x 1 jam = 3,8 jam sesudah : 0.00 m LWS atau -0,16 m 0 Palem
14,96
 Kedudukan Air Rata-rata: 1,30 m
AT-nya sendiri
LWS atau 1.46 m 0 Palem
Pengaruh gelombang ini akan
 Kedudukan Air Pasang Tertinggi
mempertinggi air tinggi sebesar 4,3,
(HWS): 2.60 m LWS atau 2,76 m 0 Palem
sehingga air tertinggi yang disebabkan
oleh, Pasut M2, S2, K1, O1, K2 dan P1
4. Pengamatan Arus
adalah :
( 109,5 + 4,3 ) = 113,8 Cm di atas Pengamatan arus dimaksudkan untuk
Duduk Tengah. mendapatkan gambaran ataupun perilaku
arus diperairan setempat, sehingga dapat
d. Pengaruh gelombang-gelombang N2, diketahui kecepatan dan arah arus yang
dominan. Alat yang digunakan untuk
M4 dan MS4
melakukan pengamatan ini adalah current
Gelombang pasut ini dapat meter.
memperendah ataupun mempertinggi Pengamatan arus dilakukan selama 48 jam
kedudukan AT. Dalam hal ini diambil secara terus menerus pada tiga lapisan
factor yang memperendah kedudukan Ait masing-masing kedalaman 0.2, 0.6 dan 0.8
Tinggi, sehingga kedudukan Air Tinggi dari kedalaman dasar laut yang ditinjau,
Perbani (HWS) yang disebabkan oleh 9 dengan interval waktu pembacaan tiap 1
gelombang utama Pasut (M2, S2, K1, O1, jam. Dari hasil pengamatan yang telah
K2, K1, M4 dan MS4) adalah = ( 113,8 + 8,3 dilakukan, maka diperoleh kecepatan dan
) = 122,1 diatas Duduk Tengah, ditambah arah arus dominan di perairan Pelabuhan
factor keamanan sebesar 9 Cm, Maka Air Muara badak, sebagai berikut :
Tinggi Purnama Menjadi = 130 cm.
Berdasarkan seluruh data yang
didapatkan dari hasil survey dan

Pengukuran Low Water Spring (LWS) dan High Water Spring (HWS) Laut 121
Dengan Metode Bathimetric dan Metode Admiralty
Nila Kurniawati
ISSN: 1693-6604
Tabel 3. Kecepatan dan arah arus pada saat [2] Badan Pusat Statistik Kutai
Spring Tide Kartanegara, Kabupaten Kutai
Kartanegara, 2011
[3] Cetin M. et al (2009) Investigation on
Accuracies of Real Time Kinematic
GPS for GIS
[4] Milbert, D.G., and Hess, K.W., 2001,
Combination of topography and
Tabel 4. Kecepatan dan arah arus pada saat bathymetry through application of
Neap Tide calibrated vertical datum
transformations in the Tampa Bay
region, in Proceedings, Coastal
GeoTools ’01, Charleston, South
Carolina, January 8-11, 2001 (CD-
ROM), NOAA/CSC/20114-CD,
NOAA Coastal Services Center,
SIMPULAN Charleston, South Carolina.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan [5] Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi
menggunakan alat ukur echosounding Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid
merk Raytheon dan GPS MAP 178c 1, NOVA, Bandung.
Sounder yang kemusian diproses dengan [6] Thurman, H. V. (1997), Introductory
metode Bathimetric serta Metode Oceanography, New Jersey, USA:
Admiralty didapatkan kedudukan air Prentice Hall College
pada Kawasan Perikanan Muara Badak [7] Andrews (2001) NAVSTAR dari
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai http://www.spaceandtech.com/spaced
berikut : ata/constellations/navstar-
 Kedudukan air Surut Terendah gps_consum.shtml
(LWS) : 0.00 m LWS atau -0,16 m 0
Palem [8] Arzu E. et al (2004) Mapping the Sea
 Kedudukan Air Rata-rata : Bottom Using RTK GPS and Lead-
1,30 m LWS atau 1.46 m 0 Palem Line in Trabzon Harbor dari
 Kedudukan Air Pasang Tertinggi http://www.fig.net/pub/athens/papers
(HWS) : 2.60 m LWS atau 2,76 m 0 /wsh3/WSH3_4_Ererer_Gokalp.pdf
Palem [9] http://www.mdpi.com/2072-
4292/1/1/22/pdf
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik Kutai
Kartanegara, Kecamatan Kota Bangun
Dalam Angka, 2011

122 TEKNOLOGI & MANAJEMEN INFORMATIKA


Volume 3, Nomor 1, Mei-Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai