meliputi 28-10-12
29-10-12
78
58
103
85
145
123
184
168
204
200
217
225
203
208
180
180
130
161
98
100
65
76
56
63
68
53
106
81
164
128
197
179
233
225
250
253
248
264
215
244
174
203
130
165
87
103
65
75
30-10-12 55 65 108 147 180 213 225 200 182 133 86 53 48 65 110 159 215 248 269 265 225 188 125 80
23-10-12
24-10-12
25-10-12
26-10-12
27-10-12
28-10-12
29-10-12
30-10-12
31-10-12
01-11-12
02-11-12
03-11-12
04-11-12
05-11-12
Pengukuran Low Water Spring (LWS) dan High Water Spring (HWS) Laut 119
Dengan Metode Bathimetric dan Metode Admiralty
Nila Kurniawati
ISSN: 1693-6604
ANALISA HASIL Karena gelombang pasang K2 selalu
Dari data pasang surut perairan mempengaruhi K1, maka ATK2 jatuh
Kaimer selama 15 Piantan, telah dihitung pada :
Konstanta tabiat-tabiat pasang surut 30
x 1 jam = 10,1 jam sebelum
berdasarkan metoda Admiralty dengan 30,06
hasil sebagi berikut : ARK1
Tabel 2. Konstanta Pasang Surut
Sedangkan ARK2 akan jatuh pada :
SO M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1
A (Cm) 146 60 41 6 21 14 1 1 10 7
330 180
g (o ) 338 27 297 312 23 196 4 27 312 x 1 jam = 4,1 jam sesudah
30,08
Berdasarkan konstanta harmonis
ARK1
tersebut diatas dibuat analisa dan uraian-
uraian sebagai berikut :
b. Kedudukan gelombang-gelombang
1. Sifat/Type Pasang Surut
pasang M2, K1 dan O1
(AK1 + AO1)/(AM2 + AS2) = 0,35
Karena = 0,25<(AK1+AO1)/(AM2+AS2) < Phase M2 = Phase K1 + phase O1 + gK1 +
1,50 gO1 – gM2
Type Pasutnya adalah Pasang Surut = Phase K1+ phase O1 + 311,8 +
Campuran condong keharian Ganda 23,3 - 338
= Phase K1 + phase O1 + 357,6
2. Perhitungan Muka Surutan Pada saat Koinsidensi ARK1 dan ARO1,
phase M2 = 357,6, maka ARM2 jatuh pada
gK1 + gO1 – gM2 mempunyai harga
:
diantara 347 – 13 dan 167 – 193 Disini
gK1+ gO1 – gM2 = 311,8 +
357,6 180
23,3 – 337,5 =357,6 x 1 jam = 6,1 jam
Maka diperoleh kesimpulan bahwa Air 29,98
Tinggi dan Air Rendah pada pasang sebelum ARK1
purnama dari kedua kelompok pasang
akan jatuh bersamaan. Pada saat Koinsidensi ARK1 dan ARM2,
phase O1 = -357,6, jadi ARO1 jatuh pada
3. Perhitungan Air Tinggi (AT) :
Pengukuran Low Water Spring (LWS) dan High Water Spring (HWS) Laut 121
Dengan Metode Bathimetric dan Metode Admiralty
Nila Kurniawati
ISSN: 1693-6604
Tabel 3. Kecepatan dan arah arus pada saat [2] Badan Pusat Statistik Kutai
Spring Tide Kartanegara, Kabupaten Kutai
Kartanegara, 2011
[3] Cetin M. et al (2009) Investigation on
Accuracies of Real Time Kinematic
GPS for GIS
[4] Milbert, D.G., and Hess, K.W., 2001,
Combination of topography and
Tabel 4. Kecepatan dan arah arus pada saat bathymetry through application of
Neap Tide calibrated vertical datum
transformations in the Tampa Bay
region, in Proceedings, Coastal
GeoTools ’01, Charleston, South
Carolina, January 8-11, 2001 (CD-
ROM), NOAA/CSC/20114-CD,
NOAA Coastal Services Center,
SIMPULAN Charleston, South Carolina.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan [5] Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi
menggunakan alat ukur echosounding Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid
merk Raytheon dan GPS MAP 178c 1, NOVA, Bandung.
Sounder yang kemusian diproses dengan [6] Thurman, H. V. (1997), Introductory
metode Bathimetric serta Metode Oceanography, New Jersey, USA:
Admiralty didapatkan kedudukan air Prentice Hall College
pada Kawasan Perikanan Muara Badak [7] Andrews (2001) NAVSTAR dari
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai http://www.spaceandtech.com/spaced
berikut : ata/constellations/navstar-
Kedudukan air Surut Terendah gps_consum.shtml
(LWS) : 0.00 m LWS atau -0,16 m 0
Palem [8] Arzu E. et al (2004) Mapping the Sea
Kedudukan Air Rata-rata : Bottom Using RTK GPS and Lead-
1,30 m LWS atau 1.46 m 0 Palem Line in Trabzon Harbor dari
Kedudukan Air Pasang Tertinggi http://www.fig.net/pub/athens/papers
(HWS) : 2.60 m LWS atau 2,76 m 0 /wsh3/WSH3_4_Ererer_Gokalp.pdf
Palem [9] http://www.mdpi.com/2072-
4292/1/1/22/pdf
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik Kutai
Kartanegara, Kecamatan Kota Bangun
Dalam Angka, 2011