Anda di halaman 1dari 20

PENTINGNYA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT PADA MASYARAKAT

NAMA : CHARLES PATRICK MALIANDO NELY


NIM : PO.714231151059

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI PRODI D.IV


2016
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul


PENTINGNYA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA
MASYARAKAT

Oleh
Nama : Charles Patrick Maliando Nely
NIM: PO.714231151059

Makassar, 26 Agustus 2016


DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH:
Dosen Pembimbing

Manjilala, S.Gz, M.Gizi


NIP. 19771009 200604 1 010

Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi,

H.Mustamin, SP, M.Kes


NIP.19670619 199203 1 002

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatnya, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pentingnya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi penulis, serta dapat dijadikan sebagai
acuan untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.

Makassar, 26 Agustus 2016

Penulis

iii
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1. 3 Tujuan Penulisan .................................................................... 2
1. 4 Manfaat Penulisan ................................................................... 2

BAB II Telaah Pustaka................................................................................. 3


2.1. Pengertian PHBS .................................................................... 3
2.2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ................. 3

BAB III Metode Penulisan ............................................................................ 9


BAB IV Analisis dan Sintesis ....................................................................... 11
4.1. Analisis................................................................................... 11
4.2. Sintesis ................................................................................... 11

BAB V Penutup ........................................................................................... 13


5. 1 Kesimpulan ............................................................................ 13
5. 2 Saran ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 16

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, terkadang manusia tidak lagi


memperhatikan kebersihan dan kesehatannya. Hal ini terjadi pada seluruh
kalangan. Kesibukan-kesibukan dalam berbagai aktivitas seperti pekerjaan yang
membuat kita mengabaikan kebersihan dan kesehatan. Diawali dari peran orang
tua yang kurang memperhatikan kebersihan dari anaknya tentunya akan
mempengaruhi kesehatannya serta kurangnya contoh yang baik dari orang tua dari
perilaku yang tidak bersih dan sehat ditujukkan kepada anaknya seperti seorang
ayah yang merokok didepan keluarganya dan masih banyak perilaku-perilaku
yang bertentangan dengan hidup bersih dan sehat yang terjadi di rumah tangga.
Kebanyakan anak-anak sering mengabaikan kebersihannya seperti pada saat
makan, terkadang tidak mencuci tangan serta biasa mengkonsumsi jajanan yang
tidak sehat. Begitu juga pada masa remaja yang sibuk dengan hal-hal yang baru
mereka kenal sehingga timbul pola hidup konsumtif yang terkadang
berlebihan. Makanan instan jadi prioritas utama dalam diri mereka, bahkan ada
yang menjadikannya sebagai makanan sehari-hari. Inilah yang menjadi salah
contoh yang bertentangan dengan perilaku hidup sehat.
Saat ini banyak dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa yang
membuang sampah sembarangan padahal sudah tersedia tempat sampah
disekitarnya. Begitu banyaknya tempat sampah di Indonesia tetapi hanya
sebagaian saja yang digunakan sebagaimana fungsinya. Akibatnya banyak
sampah yang menumpuk, got-got disekitar rumah menjadi tersumbat dan banjir
dimana-mana.
Inilah yang menyebabkan banyak penyakit yang muncul di lingkungan
masyarakat. Zaman sekarang dikalangan remaja sudah banyak yang menderita
penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang menyerang alat pencernaan.
Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka yang kurang memperhatikan
kebersihannya baik dari diri sendiri, lingkungan maupun makanan. Itulah
2

sebabnya kita harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini, agar
kita juga bisa mengurangi resiko penyakit degeneratif.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan


masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat pada masyarakat?

1.3. Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan karya tulis ilmiah ini agar masyarakat mengetahui
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

1.4. Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat


pada masyarakat.
3

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1. Pengertian PHBS


Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga
yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga
(1).
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(1).
Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan
derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
(dahulu:Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan
pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan
rumah tangga saling berkaitan dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan
PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di
tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan
tatanan fasilitas kesehatan (2).

2.2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Menurut Depkes tahun 2007, ada dua tujuan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Berperan aktif dalam gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (3).
Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat tidak perlu biaya
yang mahal hanya dibutuhkan niat atau kemauan yang tinggi untuk
melakukannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak hal yang bertolak
belakang dengan perilaku hidup bersih dan sehat akan tetapi sebagian orang
4

tetap melakukannya karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi


sehingga tetap melakukannya seperti salah satunya ada larangan yang tertera
pada bungkusan rokok bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung,
kanker, hipertensi, stroke, dan gangguan kehamilan, tetapi masih banyak
orang yang tetap saja merokok karena kebiasaannya dan hanya untuk
kepuasan diri.
Di zaman sekarang masih banyak masyarakat yang membuang sampah
sembarangan sehingga banyak anak kecil yang meniru perilaku buruk
tersebut. Akibatnya anak-anak mudah terkena penyakit salah satunya seperti
demam berdarah yang bisa berujung kematian.
Jajanan di sekolah yang tidak sehat serta tidak mencuci tangan pada saat
makan sering dilakukan oleh anak-anak. Akibatnya itu anak-anak biasa sakit
perut karena kurangnya kebersihan baik dari makanan maupun dari diri
sendiri.
Makanan instan juga sangat populer dikaum remaja apalagi pada anak
kos, kalau tanggal tua pastinya mie instan menjadi makanan utama karena
tentu harganya yang murah dan praktis untuk disajikan. Tanpa menghiraukan
dampak buruk yang akan terjadi kedepannya.
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu dimulai sejak kecil jadi
peranan orang tua sangat penting disini.

1. Penerapan program gizi yaitu pemenuhan gizi seimbang pada 1000 hari
pertama kehidupan.
Peningkatan kualitas SDM merupakan proses jangka panjang.
Makanan menjadi salah satu input untuk mewujudkan SDM bermutu.
Sejak janin masih dalam kandungan, lahir, tumbuh dan berkembang
diperlukan asupan gizi yang cukup jumlah dan kualitasnya (4).
Perlu diketahui bahwa 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak awal
manusia berada dalam rahim seorang ibu hingga umur 2 tahun. Sejak
terjadi pembuahan, manusia bergantung pada zat-zat gizi untuk
5

pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidupnya. Dalam


kandungan ibu, janin memperoleh zat-zat gizi dari persediaan ibu; setelah
lahir hingga usia tertentu dari Air Susu Ibu (ASI). Pada akhirnya manusia
bergantung pada persediaan bahan pangan untuk kelangsungan hidupnya.
Persediaan bahan pangan ini berasal dari pangan hewani dan nabati. Untuk
memenuhi kebutuhan gizi, seseorang harus tiap hari memakan beraneka
ragam bahan pangan dari kedua sumber ini (5).

Pada masa kehamilan, janin sepenuhnya bergantung pada ibu untuk


keperluan zat-zat gizinya. Kebutuhan ini meningkat secara berangsur
hingga bayi lahir. Pada saat dalam kaandungan, zat-zat gizi hendaknya
berada dalam keadaan seimbang dalam darah ibu. Hal ini sepenuhnya
bergantung pada makanan ibu, serta proses pencernaan, absorpsi, dan
metabolisme zat-zat gizi yang terjadi. Keadaan gizi ibu hamil yang tidak
seimbang berpengaruh negatif terhadap bayi, antara lain berat badan lahir
rendah (BBLR), pertumbuhan terhambat, lahir cacat, hingga kematian (5).

Makanan pertama yang diberikan kepada bayi sesudah lahir adalah air
susu ibu (ASI). ASI adalah makanan alamiah yang diperuntukkan bagi
bayi. Di samping zat-zat gizi yang lengkap, mudah dicernakan, dan
diabsorpsi, ASI mengandung zat-zat antiinfeksi dan antialergi yang
penting untuk kesehatan. WHO dan UNICEF pada tahun 2000
menetapkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir hingga umur
6 bulan. Sesudah itu pemberian ASI sebaiknya tetap diberikan hingga bayi
berumur dua tahun sesuai dengan ketersediaan ASI; di samping itu
diberikan makanan dan minuman pendamping ASI (MP ASI) sesuai
dengan kebutuhan bayi. Kemampuan ibu menyediakan ASI yang bermutu
dalam jumlah yang cukup sebagian besar bergantung pada jumlah dan
mutu makanan yang dikonsumsi ibu (5).

2. Orang tua harus mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu mencuci


tangan sebelum maupun sesudah makan dengan memakai sabun untuk
6

mengurangi bakteri yang terdapat pada tangan agar bisa terhindar dari
penyakit. Orang tua juga harus mengajarkan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan disekitar seperti membuang sampah pada
tempatnya.
Manfaat mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman penyakit yang
ada ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti
diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi
bersih dan bebas dari kuman (6).

3. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan instan, salah satunya seperti


mie instan. Cara mengolah mie agar baik untuk dikonsumsi yaitu:
a. Pada saat ingin memasak mie instan pastikan merebusnya sampai 2
kali, agar lapisan lilin pada permukaan mie bisa hilang, kemudian air
rebusan tersebut dibuang lalu ditiriskan.
b. Tambahkan sayur-sayuran dan telur ayam atau bebek pada mie, agar
nilai gizinya bertambah. Jangan pernah mencampurkan bumbu mie
instan ketika sedang memasak karena dapat membuat kandungan
berbahaya didalam mie semakin aktif. Untuk Meminimalisir resiko
yang ada sebaiknya campurkan bumbu mie instan setelah selesai
memasak atau setelah turun dari kompor.
c. Makanlah mie instan hanya sekali dalam satu minggu karena
penguraian mie itu membutuhkan waktu yang cukup lama, serta agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari resiko atau bahaya yang terdapat
pada mie instan.

4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber antioksidan.


Zaman sekarang kita tidak bisa terhindar dengan paparan asap seperti asap
rokok, pabrik, kendaraan dan lain sebagainya. Radikal bebas akan mudah
masuk dalam tubuh dan tentunya akan menyebabkan resiko penyakit
degeneratif. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan yaitu dengan
7

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung


antioksidan seperti buah kurma dan sayur daun kelor maupun ekstrak daun
kelor yang ditambah madu sehingga dapat meningkatkan kandungan
antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas masuk ke tubuh. Penelitian
ekstrak daun kelor ditambah madu sudah dilakukan oleh Prof. Dr. dr.
Veny Hadju, M.Sc, P.hd (Guru besar ahli gizi UNHAS).

5. Melakukan olahraga dengan teratur


Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan hidup dan
meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup.
Sehat dinamis hanya diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri
khususnya melalui olahraga (6).
Menurut Depkes (2008), ada beberapa manfaat melakukan aktivitas fisik
secara teratur, yaitu:
1. Terhindar dari penyakt jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan
darah tinggi dan kencing manis.
2. Berat badan terkendali.
3. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat.
4. Bentuk tubuh menjadi bagus.
5. Lebih percaya diri.
6. Lebih bertenaga dan bugar.
7. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik (7).

6. Memberantas jentik nyamuk


Pemberantasan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat
berkembang biak nyamuk yang ada dilingkungan, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, talang air, yang dilakukan secara teratur setiap satu minggu sekali (8).
Menurut Depkes (2008), melakukan pemberantasan sarang nyamuk
dengan cara tiga M plus, yaitu:
8

a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak


mandi, tatakan pot dan vas bunga.
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lekukan-lekukan
yang dapat menampung air hujan.
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti kaleng bekas dan plastik kresek (7).

Manfaat penerapan PHBS pada masyarakat


1. Melahirkan generasi yang sehat dan peduli akan lingkungan sekitar
2. Masyarakat akan peduli terhadap kebersihan, baik dari diri sendiri maupun
lingkungan sekitarnya.
3. Agar masyarakat dapat mewujudkan Nusantara Sehat.

Menurut Depkes (2008), manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) pada masyarakat yaitu:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (7).
9

BAB III
METODE PENULISAN

1. Menurut data Riskesdas 2013 menghasilkan berbagai peta masalah kesehatan


dan kecenderungannya, dari bayi lahir sampai dewasa. Prevalensi gizi kurang
pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4
persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi
menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Beberapa provinsi, seperti Bangka
Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah
menunjukkan kecenderungan menurun. Dua provinsi yang prevalensinya
sangat tinggi (>30%) adalah NTT diikuti Papua Barat, dan dua provinsi yang
prevalensinya <15 persen terjadi di Bali, dan DKI Jakarta. Masalah
stunting/pendek pada balita masih cukup serius, angka nasional 37,2 persen,
bervariasi dari yang terendah di Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, DKI Jakarta,
dan Kalimantan Timur (<30%) sampai yang tertinggi (>50%) di Nusa
Tenggara Timur. Tidak berubahnya prevalensi status gizi,kemungkinan besar
belum meratanya pemantauan pertumbuhan, dan terlihat kecenderungan
proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir semakin
meningkat dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen (2013) (9).
2. Menurut data Riskesdas 2013 bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun ke
atas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung meningkat
dari 34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen tahun 2013. 64,9 persen laki-
laki dan 2,1 persen perempuan masih menghisap rokok tahun 2013.
Ditemukan 1,4 persen perokok umur 10-14 tahun, 9,9 persen perokok pada
kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok kuintil indeks
kepemilikan terendah. Sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap
adalah sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di
DI Yogyakarta dan tertinggi di Bangka Belitung (18,3 batang) (9).
3. Menurut data Riskesdas 2013 bahwa proporsi rerata nasional perilaku
konsumsi kurang sayur dan buah 93,5 persen, tidak tampak perubahan
dibandingkan tahun 2007. Perilaku konsumsi makanan berisiko pada
penduduk umur 10 tahun paling banyak konsumsi bumbu penyedap (77,3%),
10

diikuti makanan dan minuman manis (53,1%), dan makanan berlemak


(40,7%) (9).
4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan
sampah sudah meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua
di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok. Hal itu
berkaitan dengan data KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau
anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu
tahun saja, sudah mencapai 10, 95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah
itu setara dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas
lapangan sepak bola. Dirjen pengelolaan sampah, Limbah, B3 KLHK Tuti
Hendrawati Mintarsih menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan
mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52
juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Menurut dia target
pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019
adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara
composting dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (10).
11

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

4.1. Analisis
Dari data yang ada bahwa Indonesia tidak bisa terhindar dari masalah baik
dari pola makan, kebersihan maupun kebiasaan yang dapat merugikan sesama
seperti salah satunya merokok serta kurangnya edukasi dan minimnya dukungan
dari keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif.

4.2. Sintesis
1. Pengadaan penyuluhan Gizi di Masyarakat tentang pentingnya 1000 Hari
Pertama Kehidupan agar setiap anggota keluarga dapat memahami seluruh
manfaat dan keuntungan yang diperoleh jika keluarganya sehat dan
memahami bagaimana cara agar diri dan keluarganya sehat dan tetap
sehat.
2. Zaman sekarang kita juga tidak bisa terhindar dengan paparan asap seperti
asap rokok, pabrik, kendaraan dan lain sebagainya. Sehingga radikal bebas
akan mudah masuk dalam tubuh kita dan tentunya akan menyebabkan
resiko penyakit degeneratif. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan
yaitu dengan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang
mengandung antioksidan seperti buah kurma dan sayur daun kelor maupun
ekstrak daun kelor yang ditambah madu sehingga dapat meningkatkan
kandungan antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas masuk ke
tubuh. Penelitian ekstrak daun kelor ditambah madu sudah dilakukan oleh
Prof. Dr. dr. Veny Hadju, M.Sc, P.hd (Guru besar ahli gizi UNHAS).
3. Zaman sekarang makanan instan jadi prioritas utama. Karena harganya
yang murah dan praktis. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai
makanan sehari-hari salah satunya mie instan. Inilah yang menjadi salah
contoh yang bertentangan dengan perilaku hidup sehat. Oleh karena itu
penulis memberikan salah satu solusi untuk mengolah mie agar baik untuk
dikonsumsi yaitu: pada saat ingin memasak mie instan pastikan
12

merebusnya sampai 2 kali, agar lapisan lilin pada permukaan mie bisa
hilang. Kemudian air rebusan tersebut dibuang lalu ditiriskan. Tambahkan
sayur-sayuran dan telur ayam atau bebek pada mie, agar nilai gizinya
bertambah. Jangan pernah mencampurkan bumbu mie instan ketika sedang
memasak karena dapat membuat kandungan berbahaya didalam mie
semakin aktif. Untuk Meminimalisir resiko yang ada sebaiknya
campurkan bumbu mie instan setelah selesai memasak atau setelah turun
dari kompor. Makanlah mie instan hanya sekali dalam satu minggu karena
penguraian mie itu membutuhkan waktu yang cukup lama, serta agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari resiko atau bahaya yang terdapat pada
mie instan.
4. Pemanfaatan sampah atau barang-barang bekas untuk di daur ulang
sehingga dapat memiliki nilai kegunaan yang tinggi.
13

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1) PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga


anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat (1).
2) Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat tidak perlu biaya
yang mahal hanya dibutuhkan niat atau kemauan yang tinggi untuk
melakukannya.
3) Manfaat penerapan PHBS pada masyarakat yaitu :
a. Melahirkan generasi yang sehat dan cerdas
b. Masyarakat akan peduli terhadap kebersihan, baik dari diri sendiri
maupun lingkungan sekitarnya
c. Agar masyarakat dapat mewujudkan Nusantara Sehat.

5.2. Saran
1) Peranan orang tua kepada anak-anaknya sangatlah penting dalam
penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2) Masyarakat harus memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang
penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Promkes Depkes. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2016. Diakses tanggal 24
Agustus 2016 dari http://promkes.depkes.go.id/pola-hidup-bersih-sehat/.
2. Promkes Depkes. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2011. Diakses tanggal 24 Agustus 2016 dari
http://promkes.depkes.go.id/dl/pedoman_umum_PHBS.pdf.
3. Depkes RI. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat
Dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Depkes. 2007.
4. Khomsan A. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2006.
5. Almatsier S, Dkk. Gizi Seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. 2011.
6. Proverawati A, Rahmawati E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta :
Muha Medika. 2012.
7. Depkes RI. Rumah tangga Ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta :
Depkes. 2008.
8. Dinkes RI. Modul Panduan Kader. Jakarta : Depkes. 2010.
9. Riskesdas 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. 2013. Diakses
tanggal 26 Agustus 2016 dari http://depkes.go.id.
10. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Indonesia Penyumbang
Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia. 2016. Diakses tanggal 24 Agustus
2016 dari http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-
112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia/.
15

LAMPIRAN

Membuang sampah pada tempatnya

Lakukan olahraga dengan teratur


16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Charles Patrick Maliando Nely


Tempat, Tanggal Lahir : Maumere, 10 April 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Mamuju V Blok C No 299, BSP
Nomor HP : 085298237432
Karya Ilmiah yang pernah dibuat : Essay tentang Peran Ahli Gizi dalam 1000
Hari Pertama Kehidupan.
Penghargaan yang pernah diraih : Juara 2 lomba menulis Essay tentang Peran
Ahli Gizi dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan, yang diadakan oleh HMJ Gizi
Poltekkes Kemenkes Makassar.

Anda mungkin juga menyukai