KEWARGANEGARAAN
UUD 1945 DAN
PROSES
AMANDEMEN
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun makalah UUD 1945 dan Proses Amandemen ini
diselesaikan dengan tujuan penyelesaian salah satu tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi Fisika S1 Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Ria Manurung selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Undang Undang Dasar 1945
2.11 Pengertian Undang Undang Dasar 1945.................................................3
2.12
2.13
2.14 Proses Perumusan Dasar Negara dan
2.15 Sistem Undang Undang Dasar 1945...................................................10
2.16 Undang Undang Dasar Negara dalam Pelaksanaannya.....................11
2.17 Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang UUD 1945...........12
2.18 Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 Secara Murni dan Konsekuen
...............................................................................................................13
2.2 Proses Amandemen Undang Undang Dasar 1945
2.21 Pengertian Amandemen.......................................................................23
2.22 Tujuan Amandemen.............................................................................24
2.23 Alasan Amandemen UUD 1945...........................................................25
2.24 Proses Amandemen UUD 1945............................................................25
2.25 Mekanisme Amandemen......................................................................27
2.26 Kelebihan Amandemen........................................................................27
2.27 Kelemahan Amandemen......................................................................31
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................35
3.1 Kesimpulan.................................................................................................35
3.2 Saran...........................................................................................................40
2.22 Proses Perumusan Dasar Negara dan Undang Undang Dasar 1945
Perumusan Undang Undang Dasar 1945 seperti diuraikan di atas setelah
terbentuknya BPUPKI, oleh karenanya perlu dikemukakan tentang sebab-sebab
Sebaliknya bila kita bandingkan Batang Tubuh dengan Rancangan Hukum Dasar
(Hasil Panitia Perancang) mengalami perubahan perubahan sebagai berikut:
Rancangan Hukum Batang Tubuh UUD 1945
dasar
1.Istilah Hukum dasar Diganti 1.Undang Undang Dasar
2.Dalam rancangan Diganti 2.Seorang Wakil presiden
dua orang wakil 3.Presiden harus orang
presiden Indonesia asli
3.Presiden harus Diganti
seorang Indonesia
asli dan beragama
Islam
4.Disebutkan: selama Diganti 4.Dihapuskan
perang pimpinan
perang dipegang oleh
Jepang dengan
persetujuan
pemerintahan
Indonesia
2.26 Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 Secara Murni dan Konsekuen
Orde baru dapat diartikan, susunan, aturan suatu negara atau mesyarakat
yang teratur, berjalan dengan baik semuanya tertib, merupakan suatu kesatuan
yang organis dan fungsional dapatlah disebut Orde. Negara yang tertib hukum,
organisasi teratur, masyarakat yang sejahtera disebut dalam keadaan in-orde,
sebaliknya Negara yang tidak mempunyai kepastian Hukum, kacau kalau disebut
dalam keadaan wan-orde. Tumbuhnya orde Baru adalah sebagai produk reaksi
yang logis di negara kita dari keadaan sebelumnya yang disebut Orde lama. Orde
baru lahir dipelopori oleh para pemuda yaitu Mahasiswa, Pelajar dan pemuda
umumnya yang tergabung dalam kesatuan aksi angkatan 66 bersama ABRI, para
PARPOL dan ORMAS dengan gigih menyumbangkan rezim Orde lama.
2.29Tujuan Amandemen
Tujuan Amandemen UUD 1945:
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara agar dapat lebih
mantap dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 dan tidak bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 itu yang
berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia
dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis
dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas,
sistem checks and balances yang lebih ketat dan transparan, pembentukan
lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan
kebutuhan bangsa dan tantangan zaman.
Amandemen pertama yang dimulai pada Sidang Umum MPR tahun 1999
telah melakukan perubahan terhadap 9 Pasal yang meliputi Pasal 5 Ayat (1), Pasal
7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2 dan 3), Pasal
20, dan Pasal 21. sedangkan Amandemen kedua telah melakukan perubah
sebanyak 7 Bab dan 25 Pasal yang yang meliputi Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18,
Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, BAB IXA, Pasal
25E, BaB X, Pasal 26 Ayat (2 dan 3), Pasal 27 Ayat (3), BAB XA, Pasal 28A,
Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H,
Pasal 28I, Pasal 28J, BAB XII, Pasal 30, BAB XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan
Pasal 36C. Kemudian dilanjutkan dengan Amandemen ketiga yang meliputi Pasal
1 Ayat (1,2,3, dan 5), Pasal 7A, Pasal 7B Ayat (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7), Pasal 7C,
Pasal 8 Ayat (1, 2), Pasal 11 Ayat (2, 3), Pasal 17 Ayat (4), BAB VIIA, Pasal 22C
Ayat (1, 2, 3, dan 4), Pasal 22D Ayat (1, 2, 3, dan 4), BAB VIIB, Pasal 22E Ayat
(1, 2, 3, 4, 5, dan 6), Pasal 23 Ayat (1, 2, dan 3), Pasal 23A, Pasal 23C, BAB
VIIIA, Pasal 23E Ayat (1, 2, dan 3), Pasal 23F Ayat (1 dan 2), Pasal 23G Ayat (1
dan 2), Pasal 24 Ayat (1 dan 2), Pasal 24A Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Pasal 24B Ayat
(1, 2, 3, dan 4), dan Pasal 24C Ayat (1, 2, 3, 4, 5, dan 6).
2.34Kelemahan Amandemen
1. Kelemahan Amandemen dari segi proses:
a. Tidak membuat kerangka dasar perubahan dan content draft
MPR dalam membahas dan memutuskan perubahan UUD 1945 tidak
membuat dan memiliki content draft konstitusi secara utuh sebagai
langkah awal yang menjadi dasar perubahan (preliminary) yang dapat
ditawarkan kepada publik untuk dibahas dan diperdebatkan. Content
draft yang didasari paradigma yang jelas yang menjadi kerangka
(overview) tentang eksposisi ide-ide kenegaraan yang luas dan mendalam
mengenai hubungan negara dengan warga negara, negara dan agama,
negara dengan negara hukum, negara dalam pluralitasnya, serta negara
dengan sejarahnya . Juga eksposisi yang mendalam tentang esensi
demokrasi, apa syaratnya dan prinsip-prinsipnya serta check and
balancesnya bagaimana dilakukan secara mendalam. Nilai/ values
merupakan kerangka dasar yang harus dinyatakan dalam setiap kosntitusi
sebuah negara, sehingga negara yang berdiri atas nilai-nilai ideal yang
diperjuangkan akan terlihat Sebuah pernyataan dari Brian Thompson
akan sangat baik jika harus melihat sebuah nilai dalam kerangka dasar
konstitusi A constitution can express the values which its framers have
for their country. These values may be seen in the type of governmental
institutions which are created, and in the declaration of rights of the
citizens. Values will be found particularly in preamble.
d. Partisipasi Semu
Sekalipun dalam mempersiapkan materi perubahan yang akan diputuskan
MPR melalui Badan Pekerjanya, melibatkan partisipasi publik baik
kalangan Profesi, ornop, Perguruan Tinggi, termasuk para pakar/ahli.
Namun partisipasi tersebut menjadi semu sifatnya dan hanya melegitimasi
kerja MPR saja. Dalam kerja BP MPR ini rakyat tidak mempunyai hak
untuk mempertanyakan dan turut menentukan apa yang diinginkan untuk
diatur dalam konstitusinya, MPR jugalah menentukan materi apa yang
boleh dan tidak boleh.
Model rancangan perubahan UUD 1945 yang ada sekarang, dimana semua
alternatif perubahan dimasukkan dalam satu rancangan, membuka peluang lebar
bagi tidak adanya paradigma, kurang detailnya konstruksi nilai dan bangunan
ketatanegaraan yang hendak dibentuk dan dianut dengan perubahan tersebut.
Persoalan nilai yang hendak dibangun secara prinsip telah ada dalam Pembukaan
UUD 1945, hal itu juga merupakan sebab untuk tidak dirubahnya Pembukaan
UUD 1945. Nilai-nilai yang secara prinsip tersebut tidak diatur dengan jelas pada
batang tubuh UUD 1945. Persoalan seperti nilai/value pembangunan ekonomi
yang hendak dibangun pada UUD 1945 setelah perubahan. Apakah yang
dimaksud dengan azas kekeluargaan tidak pernah jelas dikemukakan oleh negara.
Bagaimanakah cara dan proses menjalankan azas kekeluargaan dalam sistem
2. Inkonsistensi rumusan.
3. Tidak Sistematis
MPR dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945 sebagaimana yang telah
dibahas pada prosesnya, tidak mau atau tidak berani keluar dari kerangka dengan
mendekonstruksikan prinsip dan nilai UUD 1945 yang relevansinya saat ini sudah
layak dipertanyakan. MPR tidak mendasarinya dengan ide-ide konstitusionalisme,
yang esensinya merupakan spirit/jiwa bagi adanya pengakuan Hak Azasi Manusia
dan lembaga-lembaga negara yang dibentuk untuk melindungi HAM dibatasi oleh
hukum.
3.1 Kesimpulan
Untuk dapat memahami,mengerti dan mengamalkan UUD 1945 secara
benar perlu diketahui maksud dan tujuan yang terkandung didalamnya. Bertitik
tolak dari pernyataan di atas maka kita mencoba menguraikan secara populer dan
sistematik.Oleh sebab itu diperlukan beberapa pengertian sehingga tidak akan
menimbulkan keraguan dalam memahai,mengerti ,mengamalkan Undang Undang
Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Perubahan terhadap UUD 1945, dilakukan melalui mekanisme sidang MPR yaitu:
A. Amandemen Pertama
Ditetapkan pada tanggal 19 Oktober 1999. Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat,
yaitu :
5 ayat 1 : Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
Pasal 7 : Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
Pasal 9 ayat 1 dan 2 : Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
Pasal 13 ayat 2 dan 3 : Pengangkatan dan Penempatan Duta
Pasal 14 ayat 1 : Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
Pasal 14 ayat 2 : Pemberian amnesty dan abolisi
Pasal 15 : Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
Pasal 17 ayat 2 dan 3 : Pengangkatan Menteri
Pasal 20 ayat 1-4 : DPR
Pasal 21 : Hak DPR untuk mengajukan RUU
B. Amandemen Kedua
Ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000, yang tersebar dalam 7 Bab, yaitu :
Bab VI : Pemerintahan Daerah
Bab VII : Dewan Perwakilan Daerah
C. Amandemen Ketiga
Ditetapkan pada tanggal 9 November 2001, yang tersebar dalam 7 Bab, yaitu :
Bab I : Bentuk dan Kedaulatan
Bab II : MPR
Bab III : Kekuasaan Pemerintahan Negara
Bab V : Kementrian Negara
Bab VII A : DPR
Bab VII B : Pemilihan Umum
Bab VIII A : BPK
D. Amandemen Keempat
Ditetapkan pada tanggal 10 Agustus 2002, meliputi 19 pasal yang terdiri atas 31
butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Dalam perubahaan keempat ini
ditetapkan bahwa :
a. UUD 1945 sebagaimana telah diubah adalah UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5
Juli 1959.
b. Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
c. Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dihapuskan dan pengubahan
substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan
Pemerintahan Negara.
http://litigasi.blogspot.com/2008/03/urgensi-amandemen-uud-1945-
jurnal.html
http://www.siputro.com/2012/09/sejarah-amandemen-uud-1945/
Kansil. 1994. PANCASILA DAN UUD 1945. Cetakan Kesepuluh.
Jakarta: Pradnya Paramita
Widjaja. 2002. PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN
PANCASILA PADA PERGURUAN TINGGI. Edisi Revisi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada