Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER PROMOSI KESEHATAN

“ Aplikasi Dalam Promosi Kesehatan”

Oleh: A11-1
Kelompok 1

1. Dewa Ayu Pt Santriani Dewi 17.321.2660


2. Gde Dipta Dhiatmika 17.321.2663
3. I Gede Angga Putrawan 17.321.2666
4. I Ketut Antono 17.321.2669
5. Luh Putu Nia Budi Martsiani 17.321.2680
6. Ni Kadek Kristiani 17.321.2684
7. Ni Kadek Ririn Cahyanti 17.321.2685
8. Ni Kade Novita Wahyuningrum 17.321.2691
9. Ni Luh Putu Dewi Astuti 17.321.2692
10. Ni Made Ayu Priyastini 17.321.2695
11. Ni Nengah Ayu Sudiantari 17.321.2697

POGRAM ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara konsep definisi promosi kesehatan dapat kita pahami dari beberapa
rangkaian sesuai perkembangan promosi kesehatan itu sendiri. Menurut WHO
( 1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan,
kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka
promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Promosi kesehatan
juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan) , kuratif (pengobatan), dan rehabilitative
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Didalam promosi kesehatan teradapat
berbagai aplikasi yang berpengaruh penting dalam melakukan kegiatan promosi
kesehatan salah satu contoh Aplikasi Promosi Kesehatan di Sekolah Promosi
kesehatan di sekolah merupakan suatau upaya untuk menciptakan sekolah menjadi
suatau komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekolah. Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari kegiatan sekolah untuk
dapat menjadi sekolah yang mempromosikan / meningkatkan kesehatan, yaitu,
Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat atau organisasi-organisasi di
masyarakat , berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman
dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dari pengertian dari Promosi Kesehatan?
2. Bagaimanakah aplikasi dalam Promosi Kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Secara konsep definisi promosi kesehatan dapat kita pahami dari beberapa
rangkaian sesuai perkembangan promosi kesehatan itu sendiri, adapun beberapa
definisi promosi kesehatan dalam perkembangannya adalah sebagai berikut :
WHO ( 1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi
kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan
perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi
juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Menurut Lawrence green (1984) :
“segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang di rancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan “.
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif
(peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan) , kuratif
(pengobatan), dan rehabilitative (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan
yang komprehensif. Promosi kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan,
memasarkan atau menjual yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya
“kesehatan”merupkan”sesuatu” yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan
dibutuhkan setiap orang dan Masyarakat ( Depkes RI, 1997)
Promosi kesehatan menurut departemen kesehatan RI (2004) adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan Masyarakat melalui pembelajaran
dari,oleh, untuk, dan bersama Masyarakat, agar mereka apat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegitan yang bersumber daya Masyarakat, sesuai
social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan upaya unuk meningkatkan kemampuan
Masyarakat melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
Masyarakat, agar mereka dpat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya Masyarakat , sesuai dengan kondisi sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiriartinya bahwa Masyarakat mampu berperilaku mencegah
timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila
masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan
Masyarakat (pamsimas,2009).
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan Masyarakat untuk
memelihara. Meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan.
Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya atau mengembangkan
kemandirian yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran,kemampuan, serta
dengn mengembangkan iklim yang mendukung kemandirian. Dengan demikian,
promosi kesehatan merupakan upaya memengaruhi Masyarakat agar menghentkan
perilaku beresiko tinggi dan menggan tikannya dengan perilaku yang aman atau
paling tidak berisiko rendah. Program promosi kesehatan tidak dirancang “di
belakang meja” supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas
kehidupan sehari-hari Masyarakat sasaran setempat.
Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

2.2 Aplikasi dalam Promosi Kesehatan


A. Aplikasi Promosi Kesehatan di Keluarga/ program Rumah Tangga
Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye
aktivitas lainnya dengan target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat.
Fasilitator masyarakat petugas kesehatan setempat seperti kesehatan lingkungan,
PKK, kader desa, dan bidan desa secara bersama-sama dapat melakukan kegiatan
promosi kesehatan, Target/sasaran kegiatan seperti ibu muda yang mempunyai
anak bayi/balita, ibu hamil, remaja putri, dan kelompok perempuan dan kelompok
laki-laki, karang taruna, kelompok miskin, dan kelompok menengah ke atas. Yang
perlu di perhatikan adalah kemampuan membaca dari dari masyarakat dan
kesederhanaan pesan yang disampaikan. Beberapa jenis kegiatan yang dapat
dilakukan dalam Promosi Kesehatan di rumah tangga di dalam masyarakat,
adalah:
1. penyuluhan kelompok terbatas
2. penyuluhan kelompok besar (massa)
3. perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
4. pemutaran film/video
5. penyuluhan dengan metode demonstrasi
6. pemasang poster
7. pembagian leaflet
8. kunjungan wisata ke daerah lain
9. kunjungan rumah
10. pagelaran kesenian
11. lomba kebersihan antar RT / RW / Desa
12. pemeliharaan dan membersihkan tempat. tempat umum
13. kegiatan penghijauan di sekitar sumber
14. pelatihan kader, unit kesehatan.

1. Promosi Kesehatan dalam Pencapaian Pola Hidup Sehat dan Sehat (PHBS)
di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah tindakan untuk anggota untuk orang-
orang yang ingin tahu, mau dana yang mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS Yang
melakukan sepuluh PHBS yaitu
1. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. memberi ASI eksklusif
3. menimbang balita setiap bulan
4. menggunakan air bersih
5. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. menggunakan jamban sehat
7. memberantas jentik demam berdarah dirumah sakit 1x seminggu
8. makan buah dan sayur setiap hari
9. melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. tidak merokok

B. Aplikasi Promosi Kesehatan di Masyarakat


Dengan kebijakan dan strategi ini, perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di semua sektor harus mampu memberikan kontribusi negatif dan
positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun
masyaraka. Di sektor kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif
dan promotif yang proaktif, tanpa kelayakan upaya kuratif dan rehabilitasi dasar
dasar dalam pembangunan yang disebut Paradigma Sehat membangun kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah
satu faktor yang sangat jelas pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Promosi kesehatan bukan hanya sekedar proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku.. Dengan demikian promosi kesehatan adalah
program-program kesehatan yang diberikan untuk membantu (perbaikan) baik di
dalam masyarakat itu sendiri maupun di dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan lain-lain). Atau dengan kata lain
promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (fisik dan non fisik) dalam rangka memelihari dan meningktakan
kesehatan masyarakat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar
mengubah perilakunya, yaitu:
1. Fasilitasi, yaitu bila prilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya suber air bersih yang dekat
dengan pemukiman warga.
2. Pengertian yaitu bila prilaku yang baru masuk akal jika menggunakan yang baru
masuk akal bagi masyarakat dalam konteks sadar lokal.
3. Akurasi, yaitu bila prilaku tokoh panutan (seperti tokoh agama) setempat
menyetujui dan mempraktikkan perilaku yang dianjurkan.
4. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan
untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
Pendekatan program promosi menekankan aspek "bersama masyarakat", dalam
artian:
1. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam
kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan,
dan inginkan
2. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik
untuk perilaku yang beresiko misalnya jaban keluarga sehingga buang air besar
dapat dilakukan dengan aman dan nyaman
3. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan
dan memantau dampaknya secara terus menerus, berkesinambungan.

1. Strategi Promosi Kesehatan di Masyarakat


Program promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan apabila :
a. Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas
identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan,
dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
b. Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
pada tingkat kecamatan.
c. Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sectoral dan tim lintas
program di tingkat kabupaten dan provinsi.
d. Advokasi di tingkat provinsi dan kabupaten.
e. Menjalin kemitraan di tingkat kecamatan.
f. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat.

2. Bentuk Promosi Kesehatan dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat ( PHBS ) di Masyarakat
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga, rekreasi, dan sarana sosial lainnya. Ada beberapa
indicator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tempat-tempat
umum yaitu :
a. Menggunakan air bersih
b. Menggunakan jamban
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Tidak merokok ditempat umum
e. Tidak meludah sembarangan
f. Memberantas jentik nyamuk

C. Aplikasi Promosi Kesehatan di Sekolah


Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatau upaya untuk
menciptakan sekolah menjadi suatau komunitas yang mampu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui tiga kegiatan utama, yaitu:
1. lingkungan sekolah yang sehat,
2. pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan
3. upaya pendidikan yang berkesinambungan.
ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS

1. Ciri "Sekolah Promosi Kesehatan"


Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari kegiatan sekolah untuk
dapat menjadi sekolah yang mempromosikan / meningkatkan kesehatan, yaitu:
A. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat atau organisasi-organisasi di
masyarakat
B. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi:
1. Sanitasi dan air yang cukup.
2. Bebas dari segala bentuk kekerasan
3. Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
4. Suasana yang memedulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya.
5. Pekarangan sekolah yang aman
6. Mendukung masyarakat yang sepenuhnya.
C. memberikan Pendidikan kesehatan sekolah dengan:
1. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik
yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai
keterampilan yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
2. Memperhatikan Pendidikan dan pelatihan untuk guru dan orang tua.
D. Memberikan akses untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu:
1. Penjaringan , diagnosa dini, imunisasi Serta pengobatan sederhana.
2. Kerja sama dengan Puskesmas setempat
3. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
"keamanan" makanan.
E. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk meningkatkan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu:
1. Kebijakan yang didukung oleh staf sekolah termasuk proses belajar
mengajar yang dapat menciptakan lingkungan yang sehat untuk seluruh
masyarakat sekolah.
2. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa.
3. kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.
4. bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan:
 Memerhatikan adanya masalah kesehatan yang terjadi
masyarakat.
 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu "tempat" yang dapat
meningkatkan / mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep
inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia disebut dengan menciptakan
"Health Promotion School "atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan
program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksankan dengan baik pada sekolah
tersebut. Pada dasarnya,setiap sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan
yang berbeda-beda sesuai dengan instasi masing-masing dalam mewujudkan"
Sekolah Promosi Kesehatan ". Namun yang terpenting adalah ia dapat
menggunaka "kekuatan organisasinya "secara optimal untuk dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat sekolah.

2. Pengaruh Promosi Kesehatan di Sekolah Terhadap Keluarga


Besarnya peran keluarga dalam menunjang aktivitas belajar anak juga
terkait dengan empat pola hubungan orang tua-anak (Hurlock, 1980), yaitu:
a. Tolerance – intolerance
Pengaruh yang dirasakan anak dari adanya sikap orang tua yang penuh toleransi,
memungkinkan anak untuk memiliki ego yang kuat. Sebaliknya, sikap tidak
toleransi cenderung akan menghasilkan ego yang lemah pada diri anak.
b. Permissiveness – strictness
Relasi orang tua-anak yang permisif (longgar) dapat menunjang terbentuknya
control intelektual anak, namun sebaliknya kekerasan terdampak pada
pembentukan pribadi anak yang impulsif.
c. Involvement – detachment
Seorang anak akan cenderung menjadi ekstrovert, manakala orang tua dapat
menunjukkan sikap mau terlibat dan pedulu. Sebaliknya, sikap orang tua yang
terlalu membiarkan berdampak terhadap pembentukan pribadi anak yang
introvert.
d. Warmth – coldness
Relasi orang tua-anak yang diwarnai kehangatan memungkinkan anak memiliki
kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya.
Sebaliknya, relasi orang tua-anak yang dingin akan menyebabkan anak senantiasa
menarik diri dari lingkungan sosial.

Pendidikan keterampilan Hidup Sehat (Life Skills) di sekolah adalah:


1) Kemampuan menanamkan kesadaran diri
Kemampuan self-awareness building skills ini mencakup aspek kongnitif,
karakter, kekuatan, dan kelemahan kita, serta hasrat dan ketidak senangan
(dislikes).
2) Kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan dalam pemecahan masalah memungkinkan kita menghadapi masalah
hidup secara konstruktif. Masalah-masalah pelik yang tidak dapat terselesaikan
dapat menyebabkan tekanan mental (mental stress) yang mengarah pada penyakit
fisik.
3) Pemikiran kritis
Berfikir kritis merupakan kemampuan menghasilkan informasi dan pengalaman-
pengalaman secara objektif.
4) Pemikiran Kreatif
Berfikir kreatif berkontribusi terhadap proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang memungkinkan kita menelusuri beragai alternatif dan
konsekuensinya.
5) Keterampilan dalam pengambilan keputusan
Kemampuan dalam pengambilan keputusan dapat membantu kita menghadapi
hidup secara konstruktif.
6) Kemampuan dalam hubungan interpersonal
Kemampuan ini membantu kita dalam berinteraksi dengan orang lain secara
positif. Hal ini berarti bahwa kita mampu menjaga hubungan persahabatan yang
sangat penting bagi pengembangan mental dan kesejahteraan sosial kita.
7) Kemampuan berkomunikasi
Komunikasi yang efektif berarti bahwa kita mengeksoresikan jati diri kita, baik
verbal maupun non verbal sesuai dengan situasa dan kondisi budaya kita. Hal ini
berarti bahwa kita mampu mengemukakan bukan saja pendapat dan hasrat, tapi
juga kebutuhan serta rasa takut kita.
8) Empati
Empati meruoakan kemampuan membayangkan kehidupan orang lain, bahkan
dalam situasi yang tidak familiar bagi kita.
9) Pengendalian stress dan emosi
Kemampuan mengatur emosi yang meliputi kemampuan meningkatkan daya
pengendalian internal untuk mengatur emosi, kemarahan, dan stress. Hal ini
berarti bahwa kita harus berusaha mengurangi sumber atau penyebab stress,
misalnya dengan membuat perubahan pada lingkungan fisik atau gaya hidup kita.
Juga belajar untuk santai (rileks), sehingga tekanan-tekanan yang tak terhindarkan
tidak memengaruhi masalah-masalah kesehatan.
10) Advokasi
Kemampuan advokasi meliputi kemampuan untuk memengaruhi, persuasi, dan
menciptakan jejaring.

3. Promosi Kesehatan dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) di Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah
yaitu :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
b. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
e. Memberantas jentik nyamuk.
f. Tidak merokok di sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya.

D. Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Tempat kerja adalah suatu tempat yang sangat erat hubungannya dengan
pekerja dan pengelola/ yang memiliki serta pengunjung yang digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan produksi barang atau jasa dan saling interaksi, tempat
tersebut dapat berupa ruangan terbuka, tertutup, bergerak atau tidak bergerak.
Promosi kesehatan di tempat kerja adalah upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di
tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu
mengatasi, memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri juga
memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah :
1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
2. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
3. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, mendukung dan aman.
5. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
Sasaran dari promosi kesehatan di tempat kerja adalah:
1. Primer : Karyawan di tempat kerja
2. Sekunder : Pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja.
3. Tertier : Pengusaha dan manajer/direktur.
Mengembangkan promosi kesehatan ditempat kerja dapat melalui delapan
langkah yaitu:
1. Menggalang dukungan manajemen
Untuk mengembangkan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja, dukungan dan
komitmen dari para pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting
sekali.Ini termasuk bukan saja sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk
pelaksanaan promosi kesehatan tersebut. Para manajer hendaknya membuat
program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang
diedarkan ke seluruh staf untuk didiskusikan. Koordinator program hendaknya
memilih fasilitas yang ada untuk pelaksanaan.
2. Melaksanakan koordinasi
Untuk lancarnya proses jalannya pelaksanaan, para pengambil keputusan
membentuk kelompok kerja (team) yang baik, contohnya panitia dari bagian
kesehatan, bagian keselamatan, lingkungan, dan ketenagaan. Kelompok kerja
tersebut hendaknya mengikuti semua komponen yang terkait di semua tingkatan
di tempat kerja maupun di sector terkait. Anggota dari kelompok kerja
disesuaikan dengan lingkungan yang ada, baik besarnya dan struktur dari tempat
kerja tersebut.
3. Penjajakan kebutuhan
Team hendaknya melakukan need assessment. Hal ini untuk mengumpulkan
segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tujuan dari need assessment ini adalah mengidentifikasi masalahyang
memengaruhi kesehatan dan menjadikannya program. Need assessment
merupakan dasar untuk desain program dan hal ini harus focus pada permasalahan
atau perhatiian dari perusahaan dan bekerja.
4. Memprioritaskan kebutuhan
Team memprioritaskan masalah berdasarkan keingiinan dan kebutuhan masalah-
masalah yang memengaruhi kesehatan.
5. Meenyusun perencanaan
Berdasarkan prioritas masalah dan kebutuhan, team mengembangkan perencanaan
yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap dengan goal dan
tujuan, strateginya, aktivitasnya, biaya dan jadwal pelaksanaan. Biaya
perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran
6. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaanya hendaknya kegiatan diawasi dan diberikan dukungan
peralatan yang dibutuhkan, serta partisipasi aktif dari para team dan pengambil
keputusan sangat membantu lancarnya pelaksanaan. Pelaksanaan disesuaikan
dengan ren cana yang dibuat, walaupun ada kemungkinan perubahan di tengah
proses pelaksanaan apabila diperlukan.
7. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat
seberapa baiknya program tersebut terlaksana, untuk mengidentifikasi kesuksesan
dan masalah- masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback) untuk perbaikan.
8. Revisi dan perbaikan program
Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan masukan
yang perlu untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program, sekaligus
merevisi hal yang sudah ada.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Secara konsep definisi promosi kesehatan dapat kita pahami dari beberapa
rangkaian sesuai perkembangan promosi kesehatan itu sendiri. Promosi
kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan) , kuratif (pengobatan), dan
rehabilitative (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Didalam promosi kesehatan terdapat
berbagai aplikasi yang berpengaruh penting dalam melakukan kegiatan promosi
kesehatan. Dimana dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan harus mampu
mengaplikasikan bebagai aplikasi yang terdapat didalam promosi kesehatan
tersebut.
3.2 SARAN
Demikian penulisan tugas paper yang dapat kami selesaikan, saran yang
dapat kami sampaikan adalah dalam melakukan promosi kesehatan kita harus
mampu memahami aplikasi yang terdapat dalam promosi kesehatan yang dimana
hal tersebut dapat sangat berguna pada saat kita melakukan promosi kesehtan jika
kita mampu memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Kholid, Ahmad. 2014. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan, Teori Perilaku


dan Aplikasinya. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai