Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN DAN BELA NEGARA

“INTEGERASI NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER PERSATUAN


DAN KESATUAN BANGSA NEGARA REPUBLIK INDONESIA”

Dosen Pembimbing: Cian Ibnu Sina S,sos

KELOMPOK 7

DISUSUN OLEH
:

1. YOMMI PUTRI APRILIA NIM : 142011035


2. YUGI AMALIANDINI NIM : 142011036
3. YUSNITA FIANDARI NIM : 142011037
4. JENY AFRIANI NIM : 142011039
5. SRI LARAS PUSPITHA NIM : 142011040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi
Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Negara Republik Indonesia” ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk menjelaskan tentang faktor pendukung dan faktor
penghambat integrasi nasional. Serta diajukan demi memenuhi tugas mata
kuliah Kewarganegaraan Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
sekali kekurangannya dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Agar selanjutnya saya
dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi. Akhir kata, saya ucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Tanjung Pinang, 10 Oktober


2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB 1..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Makalah................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................3
1. Pengertian Integrasi Nasional...........................................................................3
2. Faktor Pendorong Integrasi Nasional................................................................3
3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional.............................................................5
4. Contoh Kasus Integrasi Nasional......................................................................7
BAB III......................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Integrasi berasal dari bangsa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas teriorial, nilai-nilai, norma-norma dan pranata-pranata
sosial. Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau
asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan, integrasi sosial dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat
berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan
(cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu
sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran),dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang
berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi
dari unsur-unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial
(Theodorson & Theodorson,1979 dalam Danandjaja, 1999).
Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keseraian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka diambil
sebuah rumusan masalah yaitu:
1. Apa saja faktor pendukung integrasi nasional?
2. Apa saja faktor penghambat integrasi nasional?
3. Sebutkan contoh kasus integrasi nasional diindonesia!

C. Tujuan Makalah
Setelah mengikuti pembelajaran kewarganegaraan mengenai integrasi nasional,
mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami factor pendukung dan
penghambat integrasi nasional
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Integrasi Nasional


Istilah integrasi nasional terdiri dari dua unsur kata, yaitu “integrasi” dan
“nasional”.Dalam Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002, dikemukakan
bahwa istilah integrasi mempunyai pengertian “pembauran atau penyatuan hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”. Sedangkan istilah “nasional” mempunyai
pengertian Bersifat kebangsaan.Berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri meliputi
suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional dan
sebagainya.
Mengacu pada penjelasan kedua istilah di atas maka integrasi nasional identic
dengan integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan
identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya
keselarasan,keserasian dan kesimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu
bangsa.

2. Faktor Pendorong Integrasi Nasional


a. Rasa senasib-seperjuangan
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu di Indonesia banyak
sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun suku
bersatu, bersama-sam melawan kolonialisme Belanda.
Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada termasuk
perbedaan usia dan agama. Hal itu disebabkan karena mereka
mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan seperjuangan
yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka
menggunakan berbagai cara dari diplomasi hingga perang fisik juga
melalui organisasi-organisasi tertentu. Hingga akhirnya masyarakat
Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara
yang merdeka pada 17 Agustus 1945.

b. Pemaknaan ideologi nasional


Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk Indonesia
dengan Pancasilanya. Ideologi pancasila ini tidak bisa digantikan
dengan ideologi lain karena memang itu merupakan keputusan final
yang telah dirancang oleh founding father kita sebagai pandangan
hidup.
Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau
keragaman, namun bisa tetap bersatu karena masyarakat senantiasa
menanmkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Jadi, setiap masyarakat Indonesia
mempunyai pemaknaan yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila.

C. Keinginan bersatu
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru
sebaliknya keragaman itu membawa suatu masyarakat pada suatu
keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah satunya bertujuan
untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara. Mengingat
persatuan merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang
harus diterapkan dalam kehidupan.
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai

4
daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan sumpah yang
bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.

d. Antisipasi ancaman luar


Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa
dalam suatu negera. Indonesia sudah sekian lama merdeka dengan
beragam kebudayaan dan bentangan wilayah yang berdaulat. Hal itu
memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar seperti
pengambilan wilayah atau pulau paling luar.
Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia
untuk tetap bersatu dan mempertahankan kedaulatan wilayah
Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan, dimana
masyarakat Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan
dengan budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di
Indonesia kemudian diklaim oleh negara lain, hal itu akan membuat
bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk mempertahankan
eksistensi kebudayaan tersebut

3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat
beberapa hal. Terlebih lagi dengan negara Indonesia yang mempunyai
beragam perbedaan dan bentangan wilayah yang sangat luas. Hal itu pastinya
menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa
faktor penghambat integrasi nasional:
A. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan
yang ada. Mereka cenderung sulit untuk diajak mewujudkan persatuan
dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Padahal kemajemukan
sendiri merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.

5
Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti
toleransi dan semacamnya, khususnya di Indonesia ini. Hal itu
mengingat bahwa realita yang ada Indonesia mempunyai beragam
agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok masyarakat
mempunyai agama ataupun kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu
pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai
hal itu.

B. Kuatnya paham etnosentrisme


Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih
memegang teguh paham etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa
etnis tertentu jauh lebih baik dan dominan dari yang lainnya. Hal ini
biasanya terjadi dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang
sulit pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian
menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional.
Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan
disebarluaskan di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Paham
nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan atau
pengajaran saja, namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya
untuk yang masih dasar.

C. Ketimpangan pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami
kemerataan. Ada beberapa daerah atau wilayah yang masih sangat
jauh dari kata sejahtera atau makmur. Demikianlah yang disebut
dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi penghambat
terciptanya integrasi nasional.
Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal
akibat ketimpangan pembangunan, cenderung acuh dengan rasa
persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut
menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan
perpecahan antara pemerintah dengan masyarakat tertentu.
Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha
memeratakan pembangunan yang ada, khususnya untuk daerah yang
tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan
mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.

4. Contoh Kasus Integrasi Nasional


a. Gerakan aceh merdeka
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah gerakan separatisme
bersenjata yng bertujuan agar Aceh terlepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). GAM dibentuk pada 4 Desember 1976
dan dipimpin oleh Hasan di Tirto. Akibat adanya perbedaan keinginan
antara pemerintah RI dan GAM, konflik yang terjadi sejak 1976
hingga 2005 ini telah menjatuhkan hampir 15.000 jiwa. Organisasi
tersebut membubarkan gerakan separatisnya setelah terjadi Perjanjian
Damai 2005 dengan pemerintah Indonesia. GAM kemudian berganti
nama menjadi Komite Peralihan Aceh.
Konflik yang terjadi di Aceh disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu perbedaan pendapat tentang hukum Islam, ketidakpuasan atas
distribusi sumber daya alam Aceh, dan peningkatan jumlah orang
Jawa di Aceh. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email
kamu. Daftarkan email Dalam konflik tersebut, GAM melalui tiga
tahapan, yaitu tahun 1977, 1989, dan 1998. Sebelumnya, pada 4
Desember 1976, pemimpin GAM, Hasan di Tiro bersama beberapa
pengikutnyamelayangkanperlawananterhadappemerintahRI.

7
Perlawanan tersebut mereka lakukan di perbukitan Halimon di
kawasan Kabupaten Pidie. Sejak saat itu, konflik antara pemerintah
RI dengan GAM terus berlangsung.

b. Jajak pendapat timor timur


Sebelum Kemerdekaannya, Timor Timur (sekarang Timor
Leste) selalu terjebak dalam situasi konflik. Konflik-konflik seperti ini
membuat Timor Timur sulit untuk melepaskan dirinya dari kemiskinan
dan keresahan (kekacauan) politik. Sampai akhirnya pergolakan
internal tersebut membawa kemerdekaan kepada negeri bekas provinsi
ke-27 Indonesia itu.
Ada empat faktor yang terlibat dalam konflik di Timor Timur
sebelum kemerdekannya dari Indonesia. Mereka adalah: Timor Timur
Sendiri, Indonesia, Portugal, dan Australia. Insiden di Santa Cruz dan
Liquica semakin memprovokasi rakyat Timor Timur untuk berjuang
demi kemerdekaannya, sampai kemerdekaan itu akhirnya datang di
tahun 1999. Selain dua insiden tadi, terdapat empat faktor yang
mendasari mengapa rakyat Timor Timur berjuang demi
kemerdekaannya. Faktor-faktor tersebut adalah: kemiskinan,
keragaman etnis, sistem politik yang represif,d an degradasi sumber
daya.

c. Konfrontasi Indonesia dan Malaysia


Konfrontasi Indonesia–Malaysia atau yang lebih dikenal
sebagai Konfrontasi saja adalah sebuah peristiwa perang mengenai
persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan
wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak yang terjadi antara Federasi
Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

8
Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya atau lebih
dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu. Pada
tahun 1961 Federasi Malaya ingin
menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi
Malaysia yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila.
Oleh karena itu, keinginan tersebut ditentang oleh
Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi
Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai
"boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam
bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan
dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.
Namun, ada juga pendapat bahwa kampanye Sukarno
menentang pembentukan Federasi Malaysia sebenarnya dimotivasi
oleh keinginan untuk menyatukan Semenanjung Malaya dan seluruh
pulau Kalimantan di bawah kekuasaan Indonesia dan untuk
menyelesaikan konsep atau gagasan Indonesia Raya atau Melayu Raya
yang sebelumnya ditinggalkan dimana konsep atau gagasan tersebut
dibuat oleh Sukarno dan Kesatuan Melayu Muda (KMM), Ibrahim
Yaacob untuk mempersatukan bangsa Melayu yang terpisah selama
penjajahan di era kolonialisme barat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan
masalah yang baru.

B. Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari
integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di
indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan
perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbedabeda suku, ras, agama, dan
budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu
tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.


Bumi aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai