Anda di halaman 1dari 9

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)


Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST)
EDUKASI NAPAS DALAM DAN TEKNIK BATUK EFEKTIF PADA KLIEN PPOK DAN PNEUMONIA

Nama Mahasiswa/NIM : Brigitta Armelia Mairuhu/00000017235


AST UJIAN.
Nama Klien / Usia : Rachman Naibaho/68 tahun
No. MR : 10-12-95-80
Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2018
Tanggal dan Jam Tindakan : 26 Oktober 20168 (Jam 12:00)
Diagnosa Medis : PPOK dan Pneumonia
No Kriteria Bobot
1 Diagnosa Keperawatan (PE): 10
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronis ditandai dengan sputum dalam jumlah yang berlebihan, suara
napas tambahan, dispnea.
2 Data Subjekif: 10
-Klien mengatakan sedikit sesak
-Klien mengatakan sudah jarang batuk tetapi masih merasakan ada dahak
-Anak klien mengatakan klien merupakan perokok berat.
3 Data Objektif: 10
-Klien baru selesai dilakukan nebulizer Combivent, Pulmicort, dan NaCl 0.9% 1 ml dan diberikan 5 lpm.
-Klien terpasang nasal kanula 3 lpm, baru saja diturunkan dari 5 lpm karena tidak terlalu sesak.(RR)
-Tanda-tanda vital: TD=128/59 mmHg, RR: 25x/menit, Suhu 36/30C, Nadi: 92x/menit EWS 3
-SaO2 98%
-Klien tampak terlihat bernapas menggunakan otot bantu napas
-Klien tampak berkeringat.
-Klien tampak sesak ketika banyak berbicara.
-Di auskultasi terdengar bunyi ronchi dari bagian belakang di area lateral basal.
-Hasil Thoraks: Fibrosis di lapangan tengah paru kiri, Suspek bronchitis, dan Kedua hillus tebal.
-Hasil Lab:
21/10/2018:
Bikarbonat: H 25.4 mmol/L
T.CO2: H 26.5 mmol/L
O2 Saturasi: H 97.2 %
Hematologi.
Darah Lengkap:
Jumlah Lekosit: HH 21.6 103/ul
Eosinofil: H 4 %
Batang: L 0 %
Segmen: H 80 %
Limfosit: L 9 %
Laju Endap Darah: H 79 mm/jam
Kimia Darah:
Glukosa Sewaktu: H 165 mg/dL
Elektrolit:
Klorida Darah: L 96 mmol/L
Analisa Gas Darah:
pH: H 7,47
P02: H 97.8 mmHg
PCO2: L 34.6 mmHg

23/10/2018
Hematologi.
Darah Rutin:
Hemoglobin: L 11.8 g/dL
Jumlah Lekosit: H 12.0 103/ul
Jumlah Eritrosit: L 3.72 106/uL
Hematokrit: L 34.1 %
MCH: H 31.7 pg

25/10/2018
Hematologi.
Darah Lengkap:
Hemoglobin: L 12.4 g/dL
Jumlah Lekosit: H 10.2 103/ul
Eosinofil: H 4 %
Batang: L 0 %
Segmen: H 80 %
Limfosit: L 8 %
Jumlah Eritrosit: L 3.97 106/uL
Hematokrit: L 35.5 %
MCH: H 31.2 pg
Laju Endap Darah: H 75 mm/jam

26/10/2018
Kimia Darah:
Glukosa Darah Puasa: H 259 mg/dL
Glukosa 2 Jam PP: H 329 mg/dL

-Obat-obatan:
Combivent 1 ampul + Pulmicort 1 ampul + NaCl 0,9 % 1 ml diberikan 3 kali sehari via nebulizer.
Salbutamol 2 mg selama 3 kali sehari via oral
Inadryl Syrup 10 ml selama 3 kali sehari via oral.
RL + 1 ampul aminofilin perhari via IV.
4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori): 10
*Cuci tangan.
1. Mengucapkan salam terapeutik.
2. Mmperkenalkan diri saya.
3. Menanyakan apa keluhan klien saat ini, dan meminta klien untuk mengatakan siapa nama dan tanggal lahirnya.
4. Melakukan kontrak waktu, tempat dan menjelaskan tujuan untuk melakukan tindakan.
5. Meminta permisi untuk menyiapkan alat dan bahan untuk memulai edukasi + 5 menit
* Alat: Plastik kuning, Tissue, Stetoskop, Handscoen, Antiseptik untuk Hand hygiene. Bahan edukasi: Leaflet Napas dalam dan Batuk Efektif
*Cuci tangan
6. Memulai edukasi.
7. Klien di tegakkan atau duduk dan mengatur pada posisi nyaman.
8. Memasang tissue pada bagian dada
9. Berhubung dahak tidak ditampung lagi jadi saya memberikan plastik kuning untuk membantu klien dalam membuang dahaknya jika ada
10. Menganjurkan klien untuk meluruskan kaki agar otor abdomen dapat terelaksasi
11. Menganjurkan klien untuk meletakkan satu tangan pada bagian abdomen
12. Setelah itu mengajarkan klien untuk menarik napas dalam dengan cara menari napas dengan keadaan mulut yang tertutup setelah itu keluarkan napas
dari mulut secara perlahan. Hal tersebut di lakukan selama 3 kali inspirasi.
13. Pada inspirasi dan ekspirasi ke tiga maka klien di anjurkan untuk batuk 2-3 kali secara terus menerus dan tidak boleh mengambil nafas lagi.
14. Setelah itu meminta klien untuk membuang dahaknya pada plastik kuning yang sudah tersedia.
15. Menanyakan pemahaman klien
16. Meminta klien untuk mempraktekan kembali.
17. Menjelaskan kepada klien bahwa hal ini tidak ada maksimal atau minimal harus dilakukan dan tidak harus dipaksa hingga dahaknya keluar melainkan
dapat dilakukan jika klien masih mampu atau sesuai kekuatan klien saja.
18. Mengedukasi juga bahwa jika tidak boleh dipaksa untuk menghindari kelelahan dan hipoksia.
19. Setelah itu ketika klien mempraktekan kembali yang sudah diajarkan dan menanyakan responnya
20. Memberihkan klien, dan merapikan alat.
*Cuci tangan.
21. Mengevaluasi respon klien dan mendokumentasikan pada lembar integrasi.
*Cuci tangan.
5 Dasar Pemikiran: 15
Pneumonia adalah suatu proses inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi oleh eksudat. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Gejala klinis pneumonia, Kadang batuk dengan sputum mukoid atau purulen bisa disertai
darah dan Terdengar suara napas bronkial, ditemukan ronki basah halus – ronki basah kasar (stadium akhir). Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi obstruktif irreversible progresif aliran udara ekspirasi. Klien dengan PPOK
mengalami kesulitan bernapas, batuk produktif, intoleransi aktivitas, napas pendek, sputum abnormal (sputum bercampur antara saliva dan mukus di
jalan napas.

Klien dengan diagnosa Pneumonia dan PPOK saat ini mengalami sedikit sesak dan sudah jarang ada batuk namun masih merasa dahak yang sangat
mengganggu, klien juga tampak berkeringan dan ketika berbicara klien terlihat seperti berusaha untuk menahan sesaknya dan berusaha untuk berbicara.
Tanda-tanda vital: TD=128/59 mmHg, RR: 25x/menit, Suhu 36/30C, Nadi: 92x/menit EWS 3. Ketika di auskultasi terdengar bunyi ronchi area lateral
basal. Hal ini menunjukkan adanya sekret yang menumpuk dan juga ada penyempitan diparu sehingga menimbulkan kebersihan jalan napas yang tidak
efektif. Oleh karena itu berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi Combivent, Pulmicort, dan NaCl 0.9% 1 ml dan diberikan 5 lpm via
Nebulize. Klien juga dibantu dengan nasal kanul 3 lpm serta Cairan RL 500ml + Aminofilin/ hari. Semua hal ini dilakukan saat klien di rumah sakit dan
beberapa mungkin dirumah dan dibantu oleh anggota keluarga. Selain terapi obat-obatan yang diberikan untuk membantu menangani penyakit klien,
ada juga tindakan mandiri yang dapat dilakukan klien untuk membantunya dalam pengeluaran dahaknya dan klien dapat melakukannya saat dirumah
yaitu dengan mengedukasikan napas dalam dan teknik batuk efektif. Tujuan dilakukannya edukasi napas dalam dan batuk efektif adalah agar klien
mengetahui cara mandiri untuk membantunya latihan napas dalam yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing serta
pengeluaran dahak.
6 Prinsip Tindakan: 5
Bersih.
7 Analisa Tindakan Keperawatan: 15
Pengobatan dalam mengatasi masalah pernapasan sebagian besar yaitu dengan membuka jalan napas yang terobstruksi dan mempertahankan kebersihan
jalan namas dengan pemberian oksigen, suction, masukan selang bantu napas dan lain sebagainya. Untuk membuka jalan napas yang obstruksi serta
mengencerkan dahak yang diduga sedang menumpuk maka diberikan terapi obat dengan melalui nebulizer agar klien dapat menghirupnya. Namun dapat
juga dengan mengedukasikan klien untuk melakukan tindakan mandiri dengan cara napas dalam dan teknik batuk efektif untuk membantunya latihan
napas dalam yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing serta pengeluaran dahak.. Pemberian edukasi pada klien
mengenai napas dalam dan teknik batuk efektif menurut saya sudah sesuai teori hanya saja saya yang tidak mengikuti standar Rumah Sakit misalnya
tidak menggunakan masker saat berhadapan atau saat pemberian edukasi pada klien PPOK dan Pneumonia.
Menurut saya pemberian edukasi ini saya bagikan pada klien sudah cukup dan saya juga mengingatkan tidak harus dipaksakan hingga dahak keluar,
boleh dilakukan teknik ini sesuai kemampuan klien saja karena melihat juga kondisinya yang sudah lansia dan saat berbicara pun tampak berusaha
menahan sesak.
Tujuan dilakukannya edukasi napas dalam dan batuk efektif adalah agar klien mengetahui cara mandiri untuk membantunya latihan napas dalam yang
terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing dan dengan melakukan edukasi ini maka dapat membantu klien mengeluarkan
dahaknya dalam arti membantu membuka jalan napas yang menyempit, sesak napasnya akan lebih mendingan dan tidak bernapas menggunakan otot
bantu napas. Klien berhak untuk mengetahui hal ini agar klien dapat melakukannya saat perawatan di rumah, setidaknya dapat membantunya dalam
pengeluaran dahak yang mengganggunya itu.
Pemberian edukasi napas dalam dan teknik batuk efektif menurut saya perlu dimodifikasi, dengan cara dilakukan setelah pemberian terapi nebulize,
fisioterapi dada, dan setelah itu dilakukan napas dalam dan teknik batuk efektif.
8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan 10
Pencegahan)
Bahaya:
-Jika Edukator salah memberikan edukasi
Pencegahan:
-Edukator harus memberikan edukasi dengan benar dan juga mempelajari apa yang akan diberikan pada klien.
9 Hasil yang didapat: 5
S: -Klien mengatakan sedikit sesak
-Klien mengatakan sudah jarang batuk tetapi masih merasakan ada dahak
-Anak klien mengatakan klien merupakan perokok berat.
O: -Klien baru selesai dilakukan nebulizer Combivent, Pulmicort, dan NaCl 0.9% 1 ml dan diberikan 5 lpm.
-Klien terpasang nasal kanula 3 lpm, baru saja diturunkan dari 5 lpm karena tidak terlalu sesak.(RR)
-Tanda-tanda vital: TD=128/59 mmHg, RR: 25x/menit, Suhu 36/30C, Nadi: 92x/menit EWS 3
-SaO2 98%
-Klien tampak terlihat bernapas menggunakan otot bantu napas
-Klien tampak sangat berkeringat.
-Klien tampak sesak ketika banyak berbicara.
-Di auskultasi terdengar bunyi ronchi dari bagian belakang di area lateral basal.
-Hasil Thoraks: Fibrosis di lapangan tengah paru kiri, Suspek bronchitis, dan Kedua hillus tebal.
-Hasil Lab:
21/10/2018:
Bikarbonat: H 25.4 mmol/L
T.CO2: H 26.5 mmol/L
O2 Saturasi: H 97.2 %
Hematologi.
Darah Lengkap:
Jumlah Lekosit: HH 21.6 103/ul
Eosinofil: H 4 %
Batang: L 0 %
Segmen: H 80 %
Limfosit: L 9 %
Laju Endap Darah: H 79 mm/jam
Kimia Darah:
Glukosa Sewaktu: H 165 mg/dL
Elektrolit:
Klorida Darah: L 96 mmol/L
Analisa Gas Darah:
pH: H 7,47
P02: H 97.8 mmHg
PCO2: L 34.6 mmHg

23/10/2018
Hematologi.
Darah Rutin:
Hemoglobin: L 11.8 g/dL
Jumlah Lekosit: H 12.0 103/ul
Jumlah Eritrosit: L 3.72 106/uL
Hematokrit: L 34.1 %
MCH: H 31.7 pg

25/10/2018
Hematologi.
Darah Lengkap:
Hemoglobin: L 12.4 g/dL
Jumlah Lekosit: H 10.2 103/ul
Eosinofil: H 4 %
Batang: L 0 %
Segmen: H 80 %
Limfosit: L 8 %
Jumlah Eritrosit: L 3.97 106/uL
Hematokrit: L 35.5 %
MCH: H 31.2 pg
Laju Endap Darah: H 75 mm/jam

26/10/2018
Kimia Darah:
Glukosa Darah Puasa: H 259 mg/dL
Glukosa 2 Jam PP: H 329 mg/dL

-Terapi:
Combivent 1 ampul + Pulmicort 1 ampul + NaCl 0,9 % 1 ml diberikan 3 kali sehari via nebulizer.
Salbutamol 2 mg selama 3 kali sehari via oral
Inadryl Syrup 10 ml selama 3 kali sehari via oral.
RL + 1 ampul aminofilin perhari via IV.
A: Ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi, saat praktek kembali napas dan dan batuk efektif selama 3 kali dahak klien masih belum keluar.
P: Kolaborasi pemberian Nebulizer dan melakukan napas dalam dan teknik batuk efektif tetap dilanjutkan.

10 Evaluasi Diri: 5
Kelebihan: Saya mampu dan percaya diri dalam melakukan pendidikan kesehatan kepada klien walaupun awalnya sedikit gugup.
Kekurangan: Saat melakukan tindakan saya tidak menggunakan APD dengan sesuai standar Rumah Sakit seperti masker dan handscoen.
Pembuatan lefleat belum sempurna dan dalam waktu yang singkat atau saya masih belum persiapan.
Hal yang selanjutkan saya perbaiki ialah lebih memantapkan diri lagi atau lebih persiapan lagi dan lebih giat belajar. Paling penting saya juga harus
memperhatikan APD dalam setiap tindakan yang saya lakukan.
11 Daftar Pustaka (APA style): 5
Asih, N. G. D., & Effendy, C. (2003). Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:EGC
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:Salemba Medika
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Singapore: Elsevier
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. Jakarta:EGC
Total 100
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai