KAJIAN TEORI
diketahui pendengaran. Tindak tutur (speech atcs) adalah ujaran yang dibuat
sebagai bagian dari interaksi social. Menurut Leoni (dalam Sumarsono, dan Paina
Partama, 2010:329-330) tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur, dan
peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Setiap peristiwa tutur terbatas
pada kegiatan, atau aspek-aspek kegiatan yang secara langsung diatur oleh kaidah
performansi tindakan ini disebut dengan tuturan performatif, yakni tuturan yang
Tindak tutur dititikberatkan kepada makna atau arti tindak, sedangkan peristiwa
tutur lebih dititikberatkan pada tujuan peristiwanya. Dalam tindak tutur ini
terjadi peristiwa tutur yang dilakukan penutur kepada mitra tutur dalam rangka
tindak tutur dari segi pembicara. Kalimat yang bentuk formalnya berupa
9
pertanyaan memberikan informasi dan dapat pula berfungsi melakukan suatu
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah kegiatan
pengajaran holistik. Antara guru dengan siswa saling berpengaruh dan saling
mendorong untuk melakukan kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Pada
tuturnya untuk melakukan sesuatu, “The act of doing something” atau tindak
menghendaki adanya reaksi atau efek atau hasil tertentu dari mitra tutur, “The act
a) Lokusi
pengujaran kata atau kalimat dengan makna dan acuan tertentu. Analisis tuturan
10
berikut diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
tindak lokusi.
tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam
bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Searle (dalam Rahardi, 2005:
35) menyatakan tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan
kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu.
Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak
mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan makna kalimat sesuai dengan
b) Ilokusi
janji, dan lain-lain dalam pengujaran dan dinyatakan menurut daya konvensional
yang berkaitan dengan ujaran itu atau secara langsung dengan ekspresi-ekspresi
maksud atau keinginannya melalui tuturan tersebut. Gambaran yang lebih jelas
mengenai tindak ilokusi akan terlihat dalam analisis sebuah tuturan berikut.
tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya ujar. Tindak tersebut
sesuatu dan melakukan sesuatu, serta mengandung maksud dan daya tuturan.
Tindak ilokusi tidak mudah diidentifikasi, karena tindak ilokusi berkaitan dengan
11
siapa petutur, kepada siapa, kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan dan
sebagainya. Tindak ilokusi ini merupakan bagian yang penting dalam memahami
tindak tutur.
yang eksplisit. Tindak ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin,
Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak
c) Perlokusi
Jenis tindak tutur yang terakhir adalah tindak tutur perlokusi. Perlokusi
merupakan akibat atau efek yang muncul pada diri mitra tutur setelah mendengar
karena pengujaran sebuah kalimat dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi
tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap
12
dan perilaku non linguistik dari orang lain. Sebuah tuturan yang diutarakan oleh
bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja
Austin (1962: 87) mengemukakan tindak tutur direktif adalah tindak tutur
tutur direktif yakni bentuk tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya
tutur dimana penutur berusaha meminta mitra tutur untuk perbuatan atau tidak
menyuruh orang lain suatu perbuatan pada masa lampau. Seperti tindak tutur lain,
tindak tutur direktif mempresuposisikan suatu kondisi tertentu kepada mitra tutur
13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa tindak tutur direktif
yang menjadi indikator adalah adanya suatu tindakan yang harus dilakukan oleh
Wijana (1996: 97) membedakan tindak tutur menjadi dua yaitu tindak
tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung secara
kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya diperintah. Bila hal
tersebut terjadi, terbentuk tindak tutur tidak langsung. Tuturan yang diutarakan
secara tidak langsung biasanya tidak dapat dijawab secara langsung, namun harus
(5) Kamu sedang tidak ada pekerjaan ya, cucian di dapur numpuk
tuh!
14
Kalimat (4) apabila diucapkan seorang suami kepada istri, bukan sekedar
memerintah lawan tuturnya agar memijat kakinya. Demikian pula dengan kalimat
(5) bila dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya, tidak semata -mata berfungsi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur dibagi
menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak
tutur langsung yaitu tindak tutur yang mencerminkan kesesuaian antara tuturan
dengan tindakan yang diharapkan. Sedangkan tindak tutur tidak langsung yaitu
yang diharapkan.
lain selain pembicara dan mitra bicara yaitu berupa kode atau lambang. Fungsi
15
(2) Hai, bagaimana kabarnya?
penutur dengan lawan tutur dapat mencair dan tidak beku. Contoh (3) merupakan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu (1) fungsi
(3) fungsi ekspresif yaitu pemakaian bahasa berupa ungkapan perasaan, seperti
mengucapkan rasa senang atau tidak senang, dan (4) fungsi komisif yaitu
makna perintah, permintaan, atau permohonan dari penutur kepada mitra tutur.
Pemakaian bahasa yang demikian, dalam penelitian ini disebut fungsi direktif.
16
Contoh (2) di atas merupakan kalimat perintah yang digunakan untuk
menyuruh lawan tutur dengan kurang sopan. Jadi, tuturan di atas mempunyai
Menurut Ibrahim (1993: 67) ada beberapa fungsi dalam tindak tutur
Mitra tutur tidak harus memberikan apa yang diinginkan, jika penutur tidak
kepada mitra tutur. Terdapat unsur paksaan dan penekanan intonasi yang
pertanyaannya.
bersifat terstruktur, detail dan cermat untuk mencari suatu penjelasan atau
keterangan dari mitra tutur. Mitra tutur diharuskan menjawab pertanyaan dari
guru.
17
8) Fungsi Menghendaki, yaitu penutur mengungkapkan keinginan atau
kehendak kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu. Mitra tutur tidak harus
paksaan.
untuk membuat mitra tutur menjadi lebih baik. Penutur berharap nasehatnya
12) Fungsi Mengomando, yaitu pemberian perintah yang bersifat tegas dari
oleh mitra tutur karena pemberi perintah memiliki wewenang atau jabatan
agar menulis apa yang dibacakan atau diucapkan dengan intonasi sedang dan
jeda lambat.
arahan, tuntunan dan bimbingan kepada mitra tutur untuk melaksanakan suatu
18
hal. Mitra tutur diharapkan mampu melaksanakan tugas setelah diberikan
arahan.
langsung kepada mitra tutur untuk melakukan suatu hal. Mitra tutur
ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tertentu. Mitra tutur
19) Fungsi Melarang, yaitu penutur mengekspresikan larangan agar mitra tutur
anjuran yang bersifat kritis. Mitra tutur dapat menerima atau menolak saran
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam tindak tutur direktif
19
2.2 Penanaman Karakter
menabur benih, yang semakin jelas jika mendapatkan awalan pe- dan akhiran -an
menanamkan.
artinya mengukir.sebuah pola, baik itu pikiran, sikap maupun tindakan yang
melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut
sebagai karakter. Secara umum karakter diartikan sebagai perilaku yang dilandasi
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut.
Kebajikan tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur,
baik yaitu:
oleh seseorang.
20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwakarakter terwujud dari
peserta didik sehari hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di
perilaku dan cara guru menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan berbagai
Ada pun nilai-nilai 9 pilar karakter dinyatakan berikut ini menurut Sulhan
(2011: 3) yaitu:
c) Kejujuran
21
f) Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras, dan Pantang Menyerah
merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas
sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya,
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius.
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
22
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan paling mendasar dari
pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Pendapat
memiliki tujuan pokok yang disepakati disetiap zaman, pada setiap kawasan, dan
dalam semua pemikiran. Dengan bahasa sederhana, tujuan yang disepakati itu
adalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan sikap dan
keterampilan.
pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas yang bersumber
a) Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta
b) Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap
dengan sebaik-baiknya.
23
f) Kreatif, yaituberfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
g) Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
h) Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
i) Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat,
dan didengar.
kelompoknya.
k) Cinta Tanah Air, yaitu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
24
p) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
sudah terjadi.
q) Peduli Sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan Tuhan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran yang hendak dituju
berbagai pendekatan lain dapat digunakan juga dalam proses pendidikan dan
kepada proses pendidikan dan pengajarannya, sehingga lebih menarik dan tidak
membosankan.
25