18
Analisis Pragmatik
juga melakukan tindakan minta maaf atau berjanji. The act of „saying
something‟ in thus full normal sense I call, i.e. dub, the performance
of a locutionary act, and the study of utterance this far and these
respect the study locutions, or of the full units of speech. „bertindak
mengatakan sesuatu dengan demikian dalam pengertian yang normal
saya sebut performansi tindak lokusionari dan studi tentang tuturan
merupakan studi tentang lokusionari atau keseluruhan dari unit
tuturan.‟
Tuturan yang disertai dengan tindakan tersebut oleh Austin
dinamakan tuturan performatif. Tuturan performatif meliputi tindakan
lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Untuk memenuhi tuturan performatif
itu, maka harus memenuhi syarat felicity conditions, yaitu 1) tuturan
harus sesuai dengan situasi, 2) tindakan harus dilaksanakan secara
tepat oleh penutur, dan 3) penutur harus mempunyai maksud yang
sesuai. Ketiga syarat felicity conditions akan menentukan jenis
tuturan yang disampaikan oleh peserta tutur.
Austin (1965:5-6) dalam bukunya How To Do With Words
memberikan beberapa contoh kalimat performatif atau tuturan
performatif, atau secara singkat performatif saja, sebagai berikut.
a) I do (sc. Take this woman to be my lawful wedded wife) – as
uttered in the course of the marriage ceremony. „Saya nikahi
wanita ini menjadi isteri saya menurut hukum yang sah –
diucapkan pada waktu upacara pernikahan.‟
b) I name this ship the Queen Elizabeth – as utterred when smashing
the bottle against the stem. „Saya namakan kapal ini Ratu
Elizabeth – diucapkan sambil memecahkan botol pada haluan
kapal.‟
c) I give and bequeath my watch to my brother – as accurring in a
will. „Saya berikan jam saya kepada saudaraku – terucap sesuai
dengan kehendak.‟
d) I bet you sixpence it will rain tomorrow. „Saya berani bertaruh
“enam pence” denganmu bahwa besok akan hujan.‟
19
Analisis Pragmatik
20
Analisis Pragmatik
(1) Verdiktif
Verdiktif ditandai oleh pemberian sebuah putusan oleh
penutur yang berwenang sebagai pemberi putusan seperti seorang
juri atau wasit. Verdiktif dilakukan dengan menyampaikan
sebuah kesimpulan oleh pemerintah atau non-pemerintah
berdasarkan fakta-fakta atau alasan mengenai nilai atau fakta
sejauh hal itu dapat dipisahkan. Tuturan verdiktif seperti yang
dilakukan oleh seorang hakim di pengadilan yang berbeda dengan
tuturan yang dilakukan oleh penutur di lingkungan legislatif
maupun eksekutif. Tuturan verdiktif mempunyai hubungan yang
jelas dengan kebenaran dan kesalahan seperti hal kebaikan dan
21
Analisis Pragmatik
22
Analisis Pragmatik
23
Analisis Pragmatik
(5) Ekspositif
Ekspositif meliputi tindak tutur yang menjelaskan suatu
pandangan, menjelaskan argumentasi, dan menjelaskan
pemakaian referensi. Tindak ekspositif berbeda dengan verdiktif,
eksersitif, behabitif, dan komisif. Tindak ekspositif tidak
menggambarkan secara langsung perasaan, perbuatan dan
sebagainya khususnya kepantasan tuturan dengan tindakan,
seperti jika kita mengatakan I turn next to „Saya hampir berputar,‟
I quote „Saya kutip,‟ I cite „Saya sebut,‟ I recapitulate „Saya
mengikhtiarkan, „I repeat that „Saya ulangi itu,‟ I mention that
„Saya sebutkan itu.‟
Kata kerja yang digunakan dalam tindak ekspositif
meliputi: state „menyatakan,‟ affirm „menegaskan,‟ deny
„menolak,‟ emphasize „menekankan,‟ illustrate „menggambar-
kan,‟ dan answer „menjawab.‟ Sebagian besar kata kerja seperti
menanyakan, menjawab, menolak dan sebagainya secara natural
menunjukkan pergantian percakapan: tetapi bentuk-bentuk
tersebut tidak berarti semuanya seperti itu, tentu saja ada yang
berdasarkan situasi komunikasional.
Tindak ekspositif, bila dibandingkan dengan beberapa
macam tindak illokusi yang lain kelihatan perbedaan-perbedaan
sebagai berikut. Verdiktif merupakan pengambilan keputusan;
eksersitif merupakan pengaruh dari suatu pernyataan atau daya
suatu pernyataan; komisif merupakan tanggung jawab dari suatu
kewajiban atau menyatakan gagasan; behabitif merupakan
pengambilan sikap, dan ekspositif merupakan penjelasan suatu
gagasan, argumentasi, dan komunikasi.
2. Teori Searle
Searle (1974: 16) berargumentasi bahwa dalam studi tindak tutur
(speech acts) adalah keseluruhan komunikasi lingual yang meliputi
tindak lingual. Unit komunikasi lingual tidak hanya berbicara tentang
simbol, kata, atau kalimat; lebih dari itu, simbol, kata, atau kalimat
merupakan hasil bentuk nyata dari tindak tutur. Jadi, hasil tuturan dalam
kondisi tertentu adalah tindak tutur, dan tindak tutur adalah dasar atau
unit minimal dari komunikasi lingual.
Searle (1974) mengatakan bahwa performatif sebagai bentuk
kanonikal setiap ilokusi dan sebagai dasar klasifikasinya pada struktur
batin kalimat-kalimat performatif eksplisit yang terdapat pada masing-
masing kategori. Searle mendasarkan pada prinsip keekspresivan yang
menyatakan bahwa apa pun yang mempunyai makna dapat diucapkan.
24
Analisis Pragmatik
25
Analisis Pragmatik
3. Teori Leech
Berbeda dari Searle, Leech (1993:281) menganggap klasifikasi
Austin di atas sebagai kekeliruan verba-ilokusi; sebab Austin berasumsi
bahwa setiap verba dalam bahasa Inggris pasti berpadanan dengan salah
satu kategori tindak ujar. Pengkotak-kotakan tindak ujar ke dalam
kategori-kategori tertentu seperti yang dilakukan oleh kekeliruan verba
ilokusi terlalu mengatur rentangan potensi komunikatif manusia, dan
tidak dapat dibenarkan kalau hanya berdasarkan pengamatan saja. Oleh
karena itu, verba-ilokusi merupakan bentuk performatif yang bersifat
metalingual, maksudnya adalah dalam suatu tuturan tidak hanya
mengandung satu jenis tindak tutur saja (ekspresif, misalnya), tetapi juga
mengandung jenis tindak tutur yang lain.
Contoh: ”Aku tidak mau! Aku mau yang itu.”
Tuturan pada contoh tersebut mengandung dua jenis tuturan, yaitu tuturan
ekspresif, ”Aku tidak mau!” dan jenis tuturan direktif, ”Aku mau yang
itu.”
Leech (1993:28-29) menegaskan bahwa performatif tidak
mendasari setiap tuturan, namun performatif itu sendiri adalah sesuatu
yang mempunyai ciri-ciri yang sangat khas. Performatif terjadi bila
penutur perlu mengklasifikasi tindak ujarnya ke dalam sebuah kategori
tertentu, misalnya seorang perwira yang mengatakan kepada seorang
prajurit I order you to stand up (saya perintah anda untuk berdiri).
Dengan cara ini ia memperjelas bahwa definisi ilokusinya ialah
sebuah perintah, dan bisa disamakan dengan tuturan retrospektif stand
up – and that‟s an order (berdirilah – ini perintah). Karena tuturan diberi
definisi seperti ini, konsekuensi-konsekuensi yang timbul sebagai akibat
tuturan tersebut cukup jelas, misalnya tindakan disipliner. Contoh ini
membawa kita ke suatu pengamatan lain yang berkaitan, yakni bahwa
performatif bersifat metalingual: baik secara sintaktik maupun secara
semantik performatif merupakan sejenis kalimat tak langsung (oratio
obliqua).
Pembagian tindak tutur berdasarkan fungsi ilokusi berbeda antara
ahli satu dengan yang lain. Menurut Leech (1983:104-106) fungsi ilokusi
dibagi menjadi empat jenis, yaitu: (a) Kompetitif, (b) Konvivial, (c)
Kolaboratif, dan (d) Konfliktif; sedangkan untuk macam-macam tuturan
yang mendasarkan pada verba-ilokusi, Leech mempunyai kesamaan
pandang dengan Searle yang membagi verba-ilokusi menjadi lima tindak
tutur, yaitu: (1) asertif, (2) direktif, (3) komisif, (4) ekspresif, dan (5)
deklaratif.
26
Analisis Pragmatik
Tabel 2
Verba Ilokusi Austin – Searle - Leech
AUSTIN SEARLE LEECH
Verdiktif Deklaratif Deklaratif
Aksersitif Direktif Direktif
Komisif Komisif Komisif
Behabitif Ekspresif Ekspresif
Ekspositif Asertif Asertif
4. Teori Kreidler
Kreidler (1998:185) mendefinisikan bahwa Speech acts that bring
about the state of affairs they name are called performative: bids,
blessings, firings, baptisms, arrests, marrying, declaring a mistrial.
Performative utterance are valid if spoken by someone whose right to
make them is accepted and in circumtances which are accepted as
appropriate. The verb include bet, declare, baptize, name, nominate,
pronounce. „Tindak tutur yang menyebabkan penentuan terjadinya
pemberian nama disebut performatif: menawarkan, memberkati,
memadamkan kebakaran, membaptis, menangkap, menikahkan,
menghukum. Tuturan performaif adalah sahih jika diucapkan oleh
seseorang yang memiliki kewenangan menyatakan ucapanya itu diterima
dan ada di dalam lingkungan yang selayaknya. Kata kerjanya adalah
bertaruh, mengumumkan, membaptis, memberi nama, mengangkat,
menyatakan.‟
Lebih lanjut, Kreidler menjelaskan lebih rinci bahwa tuturan
performatif dapat dikenali dengan ciri-ciri: pertama, subjek kalimat harus
I/saya atau we/kita. Kedua, kata kerja yang digunakan harus dalam
bentuk present tense. Ketiga, penutur diakui sebagai orang yang
mempunyai kewenangan untuk menyatakan hal itu dan di lingkungan
masyarakatnya yang selayaknya. Keempat, terjadi di latar yang formal
dan diikuti oleh tindakan administratif/pemerintahan.
Kreidler (1998) menguraikan tujuh macam tindak tutur
berdasarkan perbedaan tujuan tuturan yang menginformasikan kenyataan
atau fakta potensial, prospektif atau retrospektif, dalam kaitan antara
penutur atau mitra tutur yang tentu saja dalam kenyataan ini ditentukan
oleh „felicity conditions.‟ Ketujuh macam tindak tutur yang dimaksud
adalah sebagai berikut.
27
Analisis Pragmatik
1) Tuturan asertif
Di dalam fungsi asertif penutur dan penulis menggunakan
bahasa untuk menyampaikan yang mereka ketahui atau mereka
percaya; bahasa asertif menyangkut fakta-fakta yang tujuannya untuk
menyampaikan informasi.
Contoh:
a. I voted for Aaronson in the last election. „Saya memilih Aaronson
pada pemilihan terakhir.‟
b. Most plastics are made from soy beans. „Sebagian besar plastik
terbuat dari kedelai.‟
c. Cape Ann Lighthouse is a mile from the beach. „Mercusuar
Tanjung Ann satu mil dari pantai.‟
Kata kerja asertif di dalam bahasa Inggris diikuti oleh klausa. Yang
termasuk kata kerja asertif yaitu kata kerja yang mengatakan
pengumuman, persetujuan, pelaporan, peringatan, prakiraan, dan
protes. Kata kerja asertif bersifat bebas dan netral pada waktu atau
aspek mengenai siapa yang terlibat pada apa yang dilaporkan.
28
Analisis Pragmatik
29
Analisis Pragmatik
Contoh:
a) I accuse you of putting on airs. „Saya menuduhmu menyiarkan
berita.‟
b) I congratulate you for performing so well. „Saya ucapkan selamat
atas penampilanmu yang bagus‟.
c) The Mayor blamed the media for not accurately reporting his
accomplishments. „Mayor menyalahkan media yang tidak akurat
dalam menyiarkan berita‟.
d) The teacher excused/pardoned Henry for missing the meeting.
„Guru memaafkan Henry atas ketidakhadirannya dalam
pertemuan itu‟.
30
Analisis Pragmatik
31
Analisis Pragmatik
32
Analisis Pragmatik
Contoh:
a) I advise you to be prompt: I warn you not to be late. „Saya
sarankan kepadamu supaya lebih cepat: Saya peringatkan jangan
terlambat.‟
b) We suggest you (should) pay more attention to what you‟re doing.
„Kita minta kepadamu agar memberikan perhatian lebih pada apa
yang sedang kamu kerjakan.‟
6) Tuturan komisif
Tuturan komisif adalah tindak tutur yang penuturnya berjanji
untuk melakukan tindakan. Yang termasuk dalam tuturan komisif
adalah: promises „berjanji,‟ pledges „ikrar,‟ threats „mengancam,‟ dan
vows „bersumpah.‟
Kata kerja komisif diilustrasikan dengan agree „mengakui,‟ ask
„meminta,‟ offer „menawarkan,‟ refuse „menolak,‟ swear
„bersumpah,‟ dan semua kata kerja infinitif. Kata kerja komisif
muncul berkaitan dengan janji penutur pada tindakan yang akan
datang.
Contoh:
a) I promise to be on time. „Saya berjanji akan tepat waktu.‟
b) We volunteer to put up the decorations for the dance. „Kita
sukarela membangun dekorasi untuk tarian.‟
33
Analisis Pragmatik
7) Tuturan fatis
Tuturan fatis adalah tuturan yang bertujuan untuk mengadakan
hubungan antar sesama anggota masyarakat. Fungsi dari komunikasi
fatis adalah untuk menjaga keharmonisan hubungan dalam kehidupan
bermasyarakat atas dasar kebiasaan etika saja. Yang termasuk dalam
tuturan fatis antara lain: greeting „mengucapkan salam‟, farewells
„mengucapkan selamat‟, polite formulas „ucapan salam agar santun‟
seperti “Thank you”, “You‟re welcome”, “Excuse me”, termasuk
tuturan yang menanyakan tentang kesehatan seseorang, dan tuturan
yang sudah biasa dituturkan oleh masyarakat tertentu sebagai ucapan
salam.
Contoh tuturan fatis:
a) How‟re you doing? „Sedang mengerjakan apa?‟
b) I‟m glad to meet you. „Senang bertemu denganmu.‟
c) So nice to see you again. „Senang bertemu kamu lagi.‟
5. Teori Allan
Allan (1998:922) berpendapat bahwa speech act is created when
speaker/writer S makes an utterance U to hearer/reader H in context C.
„suatu tindak tutur terjadi jika penutur/penulis P menyampaikan suatu
tuturan T kepada mitra tutur/pembaca M di dalam konteks K.‟
Lebih lanjut Allan mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan
dua sudut pandang atau pendekatan, yaitu: 1) berdasarkan klasifikasi
34
Analisis Pragmatik
Tabel 4
Verba Ilokusi Austin – Searle – Leech – Kreidler – Allan
AUSTIN SEARLE LEECH KREIDLER ALLAN
Verdiktif Deklaratif Deklaratif Verdiktif Otoritatif
Performatif
Aksersitif Direktif Direktif Direktif Invitasional
Komisif Komisif Komisif Komisif Statement
Behabitif Ekspresif Ekspresif Ekspresif Ekspresif
Ekspositif Asertif Asertif Asertif Statement
- - - Fatis -
35
Analisis Pragmatik
C. Teori Implikatur
Gazdar (1979: 38) berpendapat bahwa an implicature is a
proposition that is implied by the utterance of a sentence in a context
even though that proposition is not a part of nor an entailment of what
was actually said. „implikatur adalah proposisi yang tersirat melalui
ungkapan kalimat dalam sebuah konteks meskipun demikian proposisi itu
bukan bagian entailment tentang apa yang benar-benar dikatakan.‟
Sesuatu yang tersirat mengandung arti atau maksud tulisan/tuturan
tidak sama dengan yang tertulis atau terucapkan. Arti atau maksud ada
dibalik (masih tertutup) tulisan atau tuturan itu sendiri. Untuk bisa
memahami tulisan atau tuturan yang tersirat haruslah membukanya. Jadi,
implikatur merupakan tuturan yang artinya masih tersirat/tertutup dan
untuk dapat memahaminya harus dibuka tutupnya (arti menunjuk pada
sesuatu yang lain dibalik apa yang dituturkan).
Contoh:
A : Saya akan ke Sala naik Bus.
B : Hati-hati membawa dompet.
Tuturan B bukan merupakan rangkaian atau bagian tuturan A karena
tuturan B terungkapkan akibat pengalaman B tentang naik bus ke Sala
dengan segala keadaan yang terjdi di dalam bus. Satu di antara kejadian
36