Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Aulia

NIM : 18.1300.031
1. Jelaskan tentang speech act?
Tindak tutur atau pertuturan (bahasa Inggris: speech act) adalah seluruh komponen
bahasa dan nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta
di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat tersebut.
Istilah ini dicetuskan oleh Austin (1962) melalui teorinya tentang tiga tingkat pertuturan,
yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Searle (1969) selanjutnya membagi pertuturan ilokusi
menjadi lima kategori, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Ketika
melakukan komunikasi, seorang penutur tidak saja mengucapkan tuturan atau ujaran (speech)
saja, namun juga melakukan tindakan (act). Menurut Verharr (dalam Revita, 2014: 3), tindak
tutur dalam ujaran suatu kalimat mengandung prinsip adanya kemungkinan untuk
menyatakan secara tidak tepat apa yang dimaksud oleh penutur. Hal ini berkaitan dengan
strategi atau siasat untuk membuat mitra tutur melakukan atau tidak melakukan sesuatu
sesuai dengan isi ujaran yang disampaikan penutur.
2. Jelaskan tentang locusi, illocusi, perlocusi, serta contohnya!
a) Lokusi (Lecutionary act), yaitu kaitan suatu topik dengan satu keterangan dalam suatu
ungkapan, serupa dengan hubungan ‘pokok’ dengan ‘predikat’ atau ‘topik’ dan
penjelasan dalam sintaksis (Searly dalam Lubis).
Contoh: ‘Saya lapar’, seseorang mengartikan ‘Saya’ sebagai orang pertama tunggal (si
penutur), dan ‘lapar’ mengacu pada ‘perut kosong dan perlu diisi’, tanpa bermaksud
untuk meminta makanan.
b) Illocusi (Illecitionary act), yaitu pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji
pertanyaan dan sebagainya.
Contoh: Saya lapar’, maksudnya adalah meminta makanan, yang merupakan suatu
tindak ilokusi.
c) Perlocusi (Perlocutionary act), yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan
itu pada pendengar, sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan kalimat itu.
Tanggapan tersebut tidak hanya berbentuk kata-kata, tetapi juga berbentuk tindakan
atau perbuatan. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja
dikreasikan oleh penuturnya.
Contoh: ‘Saya lapar’, yang dituturkan oleh si penutur menimbulkan efek kepada
pendengar, yaitu dengan reaksi memberikan atau menawarkan makanan kepada
penutur.
3. Jelaskan tentang declarative, assertives, expresive, directive, commusive, serta
contohnya!
a. Deklaratif (declarative)

Tindak tutur yang dapat mengubah keadaan. Contoh: “Dengan ini anda saya nyatakan
lulus.” Kata-kata tersebut mengubah status seseorang dari keadaan belum lulus ke keadaan
lulus.
b. Asertif (assertives)
Tindak tutur yang menggambarkan keadaan atau kejadian, seperti laporan, tuntutan,
dan pernyataan. Contoh: “Ujian Akhir Semester dimulai pukul tujuh tepat.”
c. Ekspresif (expressive)
Tindak tutur yang digunakan oleh pembicara untuk mengungkapkan perasaan dan
sikap terhadap sesuatu. Contoh: “Mahasiswa itu ganteng sekali.”
d. Direktif (directive)
Bentuk tuturan yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra
tutur melakukan tindakan seperti saran, permintaan, dan perintah. Contoh: “Silahkan duduk!”
e. Komisif (commisive)
Bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan sesuatu di masa akan datang, seperti
janji atau ancaman. Contoh: “Saya akan melamarmu bulan depan.”

Anda mungkin juga menyukai