1
2
merupakan gejala individual yang begitu direktif ketika melakukan peristiwa tutur
yang merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur (speech act).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fenomena tindak tutur direktif?
2. Bagaimana fenomena tindak tutur direktif Ust.Yusuf Mansyur?
3. Bagaimana reaksi pendengar dengan tindak tutur direktif Ust.Yusuf
Mansyur?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui fenomena tindak tutur ekspresif?
2. Mengetahui fenomena tindak tutur ekspresif Mister Tukul?
3. Mengetahui reaksi pendengar dengan tindak tutur ekspresif Mister
Tukul?
D. Pembahasan
Pengertian Tindak Tutur
Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan entitas yang bersifat
sentral dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur
merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan,
prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan. Tindak tutur memiliki bentuk yang
bervariasi untuk menyatakan suatu tujuan. Misalnya menurut ketentuan hukum
yang berlaku di negara ini, Saya memerintahkan anda untuk meninggalkan
gedung ini segera. Tuturan tersebut juga dapat dinyatakan dengan tuturan
Mohon anda meninggalkan tempat ini sekarang juga atau cukup dengan tuturan
Keluar. Ketiga contoh tuturan di atas dapat ditafsirkan sebagai perintah apabila
konteksnya sesuai.3
Novianti, E. (2008). Tindak tutur direktif dalam bahasa Melayu dialek Sambas. Tesis.
Universitas Diponegoro. Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/34123/
Op.cit. Hal. 3
Op.cit. Hal. 4
6
Pratiwi, D.N. (2012). Penerapan Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, Dan Perlokusi Ustad
Nur Maulana Pada Tayangan Islam Itu Indah Di Trans TV, Skriptorium, Vol. 1, No. 1, diakses
melalui http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4345&med=45&bid=45
5
a.
Tindak Lokusi
Tindak lokusi merupakan tindak yang menyatakan sesuatu tetapi tindak
tersebut tindak menuntut pertanggung jawaban dari lawan tutur. Sebagai tindak
tutur dalam kalimat berikut: Ia mengatakan kepada saya, Jangan lagi ganggu
dia. Pada kalimat tersebut merupakan tuturan lokusi, penutur menggunakan
kalimat deklaratif, penutur menyatakan sesuatu dengan lengkap pada saat ia ingin
menyampaikan informasi kepada lawan tutur.7
b. Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi memiliki maksud sebaliknya dari tindak lokusi. Tindak ilokusi
merupakan tindak yang mengatakan sesuatu dengan maksud isi tuturan untuk
meminta pertanggungjawaban dari penutur. Sebagai tindak tutur dalam kalimat
berikut: Besok saya tunggu di kampus A gedung A1. Pada kalimat tersebut yaitu
Besok saya tunggu merupakan tuturan ilokusi, penutur menggunakan peryataan
berjanji
kepada
lawan
tutur.
Peryataan
berjanji
tersebut
meminta
pertanggungjawab penutur akan tindakan yang akan datang kepada lawan tutur.8
c.
Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah tindak yang mempengaruhi kondisi psikologis
lawan tutur agar menuruti keinginan penutur. Sebagai tindak tutur dalam kalimat
berikut: Maaf, saya sangat sibuk. Kalimat tersebut merupakan tuturan perlokusi,
penutur mempengaruhi kondisi lawan tutur dengan menggunakan peryataan
memberi maaf yaitu pada kata maaf. Kata maaf dituturkan penutur agar lawan
tutur mengerti akan kondisi penutur bahwa ia sangat sibuk, sehingga tidak bisa
diganggu.9
Berbeda dengan Austin, Searle (dalam Leech, 2011:163-166) berpendapat
membagi tindak tutur ilokusi berdasarkan berbagai kriteria, yaitu asertif, direktif,
komisif, ekspresif, dan deklaratif. Bertolak dari pendapat tersebut jenis ilokusi
dapat diuraikan sebagai berikut:
7
Ibid. Hal. 3
Ibid. Hal. 3
9
Ibid. Hal. 4
8
a.
Asertif
Tindak tutur yang terikat akan kebenaran proposisi yang dituturkan, seperti,
Komisif
Tindak tutur yang terikat pada tindakan di masa yang akan datang, seperti
Deklaratif
Tindak tutur tersebut merupakan tindak yang terikat aka nisi proposisi dengan
1) Menyuruh
Tindak tutur direktif menyuruh merupakan tindak tutur yang dituturkan
dengan maksud menyuruh petutur untuk melakukan yang diucapkan oleh
penutur. Tuturan Ustaz Yusuf Mansur yang termasuk tindak tutur direktif
menyuruh dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
(1) Mbok ya solat dulu, doa dulu, sing sabar.
G.
agar mendapat reaksi yang baik dan positif. Ustad Yusuf Mansyur juga sangat
memperhatikan diksi dalam menyampaaikan ceramahnya agar dapat dipahami
oleh pendengar baik maksud dan maknanya.
Ustad Yusuf Mansyur mencontohkan kepada para penutur dan para dai
pada umumnya untuk senantiasa memperhatikan diksi dalam berceramah. Dengan
senantiasa bertindak tutur dengan baik dan benar, maksud dan makna yang
terdapat dalam pesan agama tersampaikan kepada mustamiin.
Fenomena tindak tutur direktif pada proses penyampaian pesan agama
lewat ceramah bisa dikatakan lebih efektif dibandingkan dengan sekedar
menyampaikan ceramah tanpa menggunakan teori tindak tutur yang sesuai dan
baik.
H. Referensi
http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4345&med=45&bid=45
http://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_Mansur, diakses pada 21 Desember 2014.