MAKALAH
Tafsir Feminis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Kontekstual
Dosen Pembimbing :
Hibbi Farihin, M.S.I
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami:
1. Biografi Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A
2. Pemikiran Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A yang tercurahkan dalam buku Tafsir
Feminis
3. Gambaran buku tentang Tafsir Feminis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Dr. H Abdul Mustaqim, M.A
Nama lengkap Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A, ia lahir di Desa
panggungrejo, Bayan, Purworejo pada tanggal 4 Desember 1972 dari
pasangan H. Moh Bardan dan Hj. Soewarti, yang mana keduanya seorang
petani dan guru ngaji di Desa. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan yang
religius. Setelah menyelasaikan pendidikan MTs Al Islam Jono Bayan
Purworejo (1989-1991), ia kemudian melanjutkan kemadrasah aliyah Ali
Maksum PP Al Munawir Krapyak Yogjakarta. Disana ia mengambil jurusan
Agama, di situ ia ngangsu kaweruh dengan beberaa kyai di Krapyak,
seperti KH Ali Maksum (Ahli Fiqih, Tafsir), KH. Warson Munawir (Ahli
Bahasa), KH. Zainal Abidin (Ahli Tasawuf), KH. Hasbulloh (Ahli Tafsir), KH.
Humam Bajuri (Ahli Ushul Fiqh) dll, Rahimahumulloh. Kemudian setelah
menyelesaikan studi di tingkat Aliyah, ia melanjutkan di IAIN Sunan
Kalijogo dengan jurusan Ushuludin dan fakultas Tafsir Hadits. Setelah
berhasil menyelelesaikan studi di jenjang S1 dengan predikat Cumlude, ia
ia melanjutkan S2 untuk mengambil progam studi Filsafat Islam di
pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga.
Pada tahun 1998, ia menikah dengan seorang gadis pujaanya,
yang disaat itu si cewek sebagai Mahasiswanya atau santrinya sendiri
yakni Jujuk Najibah Ardianingsih S.Psi dari daerah Probolinggo Jawa Timur.
Dan sampai saat ini mereka dikaruniai empat orang anak (Muhamad Zakir
Hikam, Muhamad Baston Abqori, Atiya Hilwa, dan Nabil Mammada). Dan
setahun sebelum mereka menikah, sejak tahun 1997 Abdul Mustakim
diangkat menjadi dosen tetap di fakultas Ushuludin IAIN Sunan Kalijogo
untuk mata kuliah Al Quran dan Tafsir. Pada tahun 2007, ia mendapatkan
gelar Doktor dalam bidang Tafsir, setelah pulang dari Short Course di
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), dan dari Mesir (Arab Academy) ia
diberi amanah untuk menjadi sekretaris Progam Studi Agama dan Filsafat
di Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.[2]
Selain sibuk dengan mengajar sebagai dosen di Fakultas
Ushuludin di IAIN Sunan Kalijaga, menulis di Jurnal berbagai Ilmiah dan
dakwah di Masyarakat, ia juga mengajar Mahad Ali PP Krapyak, STIQ PP
An Nur Ngrukem Bantul, PP. Al Muhsin Krapyak Wetan Yogjakarta. Serta
mendirikan lembaga bernama LSQ (Lingkaran Studi Al Quran) di rumah
untuk kajian Al Quran dan studi Islam.
Disisi kesibukannya itu, ia masih sempat menulis banyak karya
ilmiah yang telah banyak diterbitkan antara lain:
1. Ibadah-ibadah yang paling mudah, (Yogjakarta: Mitra Pustaka, 2000).
2. Asbabul Wurud: Studi Kritis Hadits Nabi pendekatan sosio-Historis,
(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001).
3. Tantangan Generasi dan Tugas Muda Islam, (Yogjakarta: Tiara Wacana,
2002).
4. Menejemen Qalbu: resep sufi menghentikan kemaksiatan, (Yogjakarta:
Mitra Pustaka, 2002).
5. Studi Al Quran Kontemporer: Wacana Baru Berbagai Metode Tafsir,
(Yogjakarta: Tiara Wacana, 2002).
6. Aliran-Aliran Tafsir:peta penafsiran Al Quran dari klasik hingga
modern,(Yogjakarta: Kreasi Wacana, 2006).
7. Ahlaq Taawuf: jalan menuju revolusi spiritual, (Yogjakarta: Kreasi
Wacana, 2006), dll
A. Kesimpulan
Nama lengkap Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A, ia lahir di Desa
panggungrejo, Bayan, Purworejo pada tanggal 4 Desember 1972 dari
pasangan H. Moh Bardan dan Hj. Soewarti, yang mana keduanya seorang
petani dan guru ngaji di Desa. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan yang
religius. Setelah menyelasaikan pendidikan MTs Al Islam Jono Bayan
Purworejo (1989-1991), ia kemudian melanjutkan kemadrasah aliyah Ali
Maksum PP Al Munawir Krapyak Yogjakarta. Disana ia mengambil jurusan
Agama, di situ ia ngangsu kaweruh dengan beberaa kyai di Krapyak,
seperti KH Ali Maksum (Ahli Fiqih, Tafsir), KH. Warson Munawir (Ahli
Bahasa), KH. Zainal Abidin (Ahli Tasawuf), KH. Hasbulloh (Ahli Tafsir), KH.
Humam Bajuri (Ahli Ushul Fiqh) dll, Rahimahumulloh. Kemudian setelah
menyelesaikan studi di tingkat Aliyah, ia melanjutkan di IAIN Sunan
Kalijogo dengan jurusan Ushuludin dan fakultas Tafsir Hadits. Setelah
berhasil menyelelesaikan studi di jenjang S1 dengan predikat Cumlude, ia
ia melanjutkan S2 untuk mengambil progam studi Filsafat Islam di
pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga.
Konsep yang ditawarkan Abdul Mustaqim sebetulnya bukan
masalah baru dalam hajian Islam, sudah banyak tokoh sebelumnya yang
membahas hal ini. Namun, pembahasan itu masih terwacana dalam
negara-negara maju saja. Dan Indonesia yang notabennya negara Islam
terbesar di dunia kurang bisa menjalankan pesan moral yang digagas oleh
Al Quran, karena masih menganggap wanita di bawah laki-laki. Dengan
memunculkan karya seperti ini, Abdul Mustaqim berharap bahwa kajian
Islam tentang kekinian bisa menjadi tren pemikiran positif bagi kaum
Islam khususnya yang berada di Indonesia.
][1 baca: M Husain al Dzahabi, Al Tafsir wa al Mufasirun, (Beirut: dar al kutub al
)hafitzah, 1961
)[2] Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Feminis, (Yogjakarta: Logung Pustaka, tt
[3] Pernyataan atau Hadits ini diambil oleh Abdul Mustaqim dari Muhamad Husain Ad
Dzahabi, Al Tafsir wa Al Mufasirun, jilid 2, hlm. 354
[4] Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Feminis, (Yogjakarta: Logung Pustaka, tt), hlm. 19
[5] Pernyataan ini, oleh Abdul Mustaqim diambil dari, Muhamad Arkoun, Rethinking Islam,
terj Yudian Wasmin, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm 65
[6] Baca: QS Al Araf ayat: 19
] [7
] [8
[9] Pemahaman seperti ini oleh Abdu Mustaqim diambil dari: Louis Maluf, Al Munjit fi
Lughah Al Arabiyah, (Beirut:tt), hlm. 436
] [10
] [11