Anda di halaman 1dari 3

Menuntut Ilmu

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Sebelumnya, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua di sini.
Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah
nanti. (Amiin).

Ma’aasirol Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan ketaatan serta ibadah kepada Allah Swt.
agar senantiasa dirahmati Allah.

Adapun untuk meningkatkan ketaqwaan, maka tentu saja kita harus mau belajar, mau mengaji
dan mau menimba ilmu. Seluruh ilmu yang dapat menjadikan kita bisa semakin mendekatkan
diri kepada Allah. Baik itu berupa ilmu-ilmu ibadah mahdoh, seperti tata cara sholat, membaca
Al-Qur’an, berpuasa dan berhaji.

Ataupun ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya.

Kata “Ilmu” itu berasal dari Bahasa Arab ‘Alima, Ya’lamu, ‘Ilman, yang berarti “mengerti
sesuatu”. Atau juga berasal dari kala ‘allama yang berarti “memberi tanda atau petunjuk” yang
berarti pengetahuan.

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Setiap orang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu, hal ini sesuai dengan hadis Nabi
Muhammad saw,:
َ ‫لع ْل ْم فَ ِر ْث‬
‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬ ِ ‫طَلَبُ ْا‬
”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”

Dengan semakin sering kita menuntut ilmu, maka kita akan lebih banyak tahu tentang banyak
hal. Meski benar bahwa prioritas dalam menuntut ilmu adalah mempelajari ilmu agama,
khususnya ilmu iman dan islam serta ilmu mengenal Allah

Namun umat Islam tidaklah boleh begitu saja mengabaikan ilmu-ilmu lainnya.
Karena tanpa ilmu, umat Islam hanya akan menjadi terbelakang dibandingkan dengan umat-umat
lain di muka bumi ini.

Demikian saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf.


Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ayah

Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang karena Nikmatnya kita bisa berkumpul dan
bersilaturrahmi, Sholawat beserta salam selalu kita panjat kepada Nabi yang mulia Muhammad
saw, beserta keluarga , sahabat dan pengikut nya yang setia sampai akhir zaman amin.

Seorang ayah juga sangat berjasa, tidak mudah jadi seorang ayah yang semua beban di pikul
dipundaknya, tanggung jawab mutlaq atas istri dan anak-anaknya, sebagai seorang nahkoda yang
mengemudikan kapal kecilnya mengarungi bahtera rumah tangga, yang tentau tidak semudah
yang kita pikiran, ombak, badai, dan angin selalu hadir dan menjadi bumbu-bumbu kehidupan
ini. Tetesan keringat, kulit yang mulai mengerut, uban dikepala mulai tumbuh, tetap tegas dalam
mengahdapi hidup tak kenal kamus lelah, letih, panas, dingin, cuaca, demi mencari kehidupan
buat keluarga dirumah, terkdang badan tak dipersoalkan asal pulang membawah kebahagian buat
istri dan anak-anak.

Dalam surat Al – An’am ayat 165 sebagai berikut :

‫ت لِيَ ْبلُ َو ُك ْ^م فِي َما آتَا ُك ْم ۗ ِإ َّن َربَّكَ َس ِري ُع‬
ٍ ‫ْض د ََر َجا‬ ^َ ْ‫ض ُك ْم فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬ ِ ْ‫َوه َُو الَّ ِذي َج َعلَ ُك ْم َخاَل ِئفَ اَأْلر‬
َ ‫ض َو َرفَ َ^ع بَ ْع‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب َوِإنَّهُ لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya
dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Mau dibawah kemana kapal kecil ini tergantung di nahkodahnya, jadi berat tanggung
jawab ayah, kesalahan istri dan anak-anaknya akan menajdi tanggung jawabnya.
Hormati ayah kita, sosok pahlawan dalam hidup kita, tiada tempat kita mengadu kecuali laki-laki
yang pertama dalam hidup kita adalah ayah.

Sampai dalam agama islam mengajarkan bahwa hormati bapak mu niscaya kau akan di hormati
anak-anakmu.

“Birru aba'akum tabirrukum abna'ukum…”

Berbuat baiklah kepada orangtua kalian niscaya anak-anakmu berperilaku baik kepada kalian.
(HR Thabrani).

Demikian saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf.


Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Sebelumnya, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua di sini.
Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah
nanti. (Amiin).

Bila kita membicarakan tentang Ibu, saya teringat akan kisah Malin Kundang. Dalam kisah
tersebut, menceritakan seorang anak yang dikutuk menjadi batu oleh Ibunya. Hal itu terjadi
karena dirinya tidak mengakui ibunya kepada calon istrinya.

Namun sayangnya, pada zaman sekarang ini tidak pernah kita jumpai seorang anak yang benar-
benar menjadi batu akibat kutukan ibunya karena durhaka kepada ibu.
Sekarang ini, seringkali kita jumpai seorang anak yang sudah masuk dalam kategori durhaka
karena mereka sering berkata kasar, berbohong, memerintah ibu dan bahkan ada yang sampai
tega berperilaku kasar kepada orang tua. Padahal ibu dengan ikhlas melahirkan, menyusui, dan
merawat kita, saat kita masih lemah, berkaitan dengan hal ini, Allah SWT telah berfirman dalam
Q.S Luqman ayat 14
ِ ‫ي ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ ِ‫ص ْينَا^ اِإْل ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
َّ َ‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْيكَ ِإل‬ َّ ‫َو َو‬
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)

IBU lah yang merawat kita sejak bayi, balita, hingga kita dewasa pun kasih sayangnya tidak akan
hilang. Karena pengorbanan yang besar inilah, kita wajib menyayangi ibu kita, lebih dari sayang
kita kepada orang lain. Dahulu ada seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
“Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?”
Nabi SAW menjawab,“Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu dan kemudin yang lebih dekat
kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu,” Di antara keajaiban Syari’at Islam itu adalah bahwa
Islam itu memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu, meskipun ia musyrik. Sebagaimana
yang ditanyakan oleh Asma’ binti Abu Bakar kepada Nabi SAW tentang hubungannya dengan
ibunya yang musyrik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Ya, tetaplah kamu menyambung
silaturrahmi dengan ibumu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).

Di antara perhatian Islam terhadap seorang ibu dan haknya serta perasaannya bahwa Islam telah
menjadikan ibu yang dicerai itu lebih berhak untuk merawat anaknya dan lebih baik daripada
seorang ayah. Jadi kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama pada ibu.
Karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan merawat lalu
membesarkan kita sampai saat ini. ibu bawel,cerewet bukan karena jahat, akan tetapi sangat
menyayangi kita dan ia takut jika kita terluka.

Demikian saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf.


Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai