هلل ْالـَولِ ِّي ْالـ َحـ ِمـيِد ،الُـ ُمـبْـ ِدِئ ْالـ ُمــ ِعـيْـد ،الـفَع ِ
َّـال ِلـ َمـا هلل ْال َح ْم ُد ْ
ْال َح ْم ُد ْ
ُـريْـد َ،أحْ ـ َمـ ُدهُ َوَأ ْشـ ُكـ ُرهُ سُـبْـ َحـانَـهُ َوتَـ َعـالَى َعـلَى فَـضْ ـلِـ ِه ْالـ َمـ ِديْـد ، ي ِ
ـجـيْد َ ،شهَا َدةً الـحـ ِمـيْـ ُد ْالـ َم ِ
ك لَـهُ َ َأ ْشـهَـ ُد َأ ْن اَل اِلهَ اِاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِ
ـر ْي َ
ب َشـ ِديْـد ،واشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله ـن َعـ َذا ٍتُـ ْن ِج ْي قَـاِئـلَـهَـا ِم ْ
خـيـر األنـام يـدعو الى األيـمـان والـتـوحـيـد ،اللهـم صـل وسـلم
وبارك على سـيدنا محمـد الـمـبـعـوث الى الــحـيــاة الـحـمـيـد ،صالة
تـنجينـا بهـا من الـبـاليـا والـشـدائـد ،وعلى آلـه وأصــحابه ومن تبعهم
مـن صـالـح الـعـبـيـد ،أمـابعـد فيـا عبـاد هللا أوصــيكم وايـاي بتقـوى
هللا ذي الـعـرش الـمـجيـدَ ،وقَ ْد قَا َل هللاَ تَ َعالَى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم ،حكايـة
َّجي ِْم،
ان الر ِ ـو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيطَ ِعـن شـأن يـعـقــوب عـلـيـه الـسـالمَ ،أ ُع ْ
ون ِم ْن بَ ْع ِدي َّحي ِْم ْ ،إذ قَا َل ِلبَنِي ِه َما تَ ْعبُ ُد َ
ْـم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر ِ
بِس ِ
Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita sejenak memperhatikan pesan Nabi Ya’qub ‘Alaihis salam yang
diabadikan didalam al-Qur’an, ketika mengumpulkan anak cucunya:
Kita tidak boleh menutup mata dari kenyataan bahwa telah terjadi kemerosotan
nilai agama dan akhlak pada anak remaja akhir-akhir ini. Kita telah diingatkan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan firman-Nya:
صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم – انه َ – َع ْن ابن عمر رضي هللا عنهماعن النبى
اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُئو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه َفاَأْلمِي ُر الَّذِي َع َلى َأ
ٍ َقا َل – اَل ُكلُّ ُك ْم َر
اع َع َلى َأهْ ِل َب ْي ِت ِه َوه َُوٍ َوالرَّ ُج ُل َر،اع َوه َُو َمسْ ُئو ٌل َعنْ رعيته ٍ اس َر ِ ال َّن
ِي َمسْ ُئو َل ٌة ِ َمسْ ُئو ٌل َع ْن ُه ْم َو ْال َمرْ َأةُ َراعِ َي ٌة َع َلى َب ْي
َ ت َبعْ لِ َها َو َو َل ِد ِه َوه
ْ
اعٍ ال َس ِّي ِد ِه َوه َُو َمسْ ُئو ٌل َع ْن ُه أال َف ُكلُّ ُك ْم َر ِ اع َع َلى َم ٍ َع ْن ُه ْم َوال َع ْب ُد َر
َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُئو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه
Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap
orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya
dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya
perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah
tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang
pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya
dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin
dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR Muslim).
Sebagian orang tua merasa sangat terpukul saat prestasi sekolah anaknya
menurun, tetapi mereka tidak merasa terpukul saat menjumpai anaknya tidak
melaksanakan ibadah yang wajib semisal shalat dan puasa. Sebagian orang tua
justru lebih condong membantu anaknya untuk melampiaskan hawa nafsunya
daripada membekali anaknya dengan pendidikan agama.
Oleh karena itu marilah senantiasa mengingat akan tujuan dan misi hidup kita,
yaitu hanya untuk menghambakan diri dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Oleh karenanya, perhatian dan rasa khawatir terhadap terjagannya i’tiqad
dan keyakinan anak anak, harus tertanam dalam hati setiap orang tua, untuk
menjamin generasi keturunan kita, tetap melestarikan peribadatan dan keyakinan
generasi pendahulunya, sebagaimana firman Allah :
Allah telah memberi peringatan kepada kita para orang tua, jangan sampai kita
keliru mendidik dan mengasuh anak anak kita, yang harus kita khawatirkan
terhadap anak anak kita adalah lemahnya agama dan keyakinan anak anak kita.
Adapun tentang materi, ekonomi dan kehidupan, kita yaqin anak cucu kita nanti
akan lebih pandai dari pada kita semua. Coba kita tengok ke belakang tentang
kehidupan kita di masa lampau, kita bandingkan dengan kehidupan sekarang.
Mestinya kita harus bersyukur, keadaan saat sekarang serba lebih makmur.
Padahal orang tua kita dahulu mendidik kita, tak pernah membuat target tertentu,
yang difokuskan hanyalah bagaimana kita bisa memegang agama dengan kuat,
dan istiqomah. Al-hamdulillah, keadaan kita lebih baik ketimbang masa lampau.
Artinya kita tak perlu berlebihan mengkhawatirkan masa depan ekonomi generasi
kita, tetapi yang terpenting dikasih modal kepandaian dan ilmu pengetahuan.
Yang harus kita khawatirkan adalah manakala anak cucu kita tinggalkan dalam
keadaan bodoh tanpa pengetahuan, lemah agamanya, lemah imannya. Karena
yang akan menderita kerugian tidak hanya mereka tetapi kita semua sebagai
orang tua. Kenapa kita tinggalkan generasi kita dalam keadaan bodoh? tentu oleh
karena kita kurang memberi perhatian dan mengabaikan kewajiban, sebagai orang
tua yang membawa amanat, tidak hanya urusan sandang pangan, papan dan
kesehatan saja, tetapi juga pendidikan mereka terlebih agama, akhlaq dan
aqidahnya menjadi kewajiban bagi orang tua.
Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita sadar akan kewajiban mendidik anak anak kita. Mari kita bekali
mereka dengan ilmu pengetahuan agama, jangan sampai kita meninggalkan
generasi yang bodoh tanpa pengetahuan, terlebih agama akhlaq dan aqidahnya.
Nabi kita memberi peringatan keras kepada para orang tua,
Semoga kita mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Memenuhi
amanat kwajiban mendidik anak anak kita, kelak kemudian menjadi generasi yang
shalih shalihat, selamat dunia akhirat. Amin