Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUM’AT

Pentingnya Pendidikan Agama Usia Dini


)Oleh TPA Asybaalul Khairaat(
‫ِا ِا‬ ‫ِل ِد‬ ‫ِل ِه ِذ‬
‫ َأْش َه ُد َاْن اَل ٰلَه اَّل اُهلل‬.‫ٱَحْلْم ُد َّل ٱَّل ى َه َد ٰىَنا َٰهِلَذ ا َو َم ا ُك َّنا َنْه َت َى َلْو ٓاَل َأْن َه َد ٰىَنا ٱلَّلُه‬
‫ َالّٰل ُه َّم‬. ‫ َو َأْش َه ُد َاَّن َس ِّيَدَنا َو َح ِبْيَبَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َك اِم ُل اِإل ْنَس اِن‬. ‫الَر ِح ْيُم الَر ٰمْحُن‬
. ‫َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َعٰل ى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعٰل ى ٰاِلِه َو َاْص َح اِبِه َاَمْجِعَنْي‬
‫ِل‬ ‫ِا‬ ‫ِتِه‬ ‫ِا‬ ‫ِل‬
‫ َقاَل اُهلل‬. ‫ َّتُقوا اَهلل َح َّق ُتَق ا َو اَل ُمَتْو ُتَّن اَّل َو َأْنُتْم ُمْس ُمْو َن‬. ‫َاَّم ا َبْع ُد َفَياَأُّيَه ا اْلُمْس ُمْو َن‬
‫َتَعاىَل يِف اْلُق ٰاِن اْلَعِظ ْيِم ِاَمَّنا اْل ْؤ ِم ُن َن اَّلِذ ْي ِاَذا ُذِك الّٰل ُه ِج َلْت ُقُل ُبُه ِاَذا ُتِلَيْت َعَلْيِه‬
‫ْم‬ ‫ْو ْم َو‬ ‫َر َو‬ ‫َن‬ ‫ُم ْو‬ ‫ْر‬
‫ِاَمْياًنا َّو ٰل ى ِهِّب َّك ُل َۙن‬
‫َع َر ْم َيَتَو ْو‬ ‫ٰاٰيُتُه َز اَدْتُه ْم‬
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Pada kesempatan khutba ini, saya mengajak kepada kita semua khususnya kepada diri
saya pribadi untuk selalu senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan terus menerus
berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan
menjauhi laranganNya. Serta mensyukuri semua kenikmatan dan karunia yang di berikan
kepada kita dengan menggunakan dan menyalurkannya pada jalan yang di ridhoi Allah.
Dengan demikian, semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Aamiin

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Setiap orang tua pasti menginginkan keturunan yang Sholeh/sholehah dan menjadi Qurota
Ayun penyejuk jiwa bagi kedua orang tuanya dan bagi orang lain. Sekolah pertama bagi
anak adalah rumahnya dan gurunya adalah ayah dan ibunya.Maka Orang tua harus mampu
menjadi guru yang baik dan tauladan yang bisa dijadikan sebagai Panutan. Pendidikan
agama anak harus dimulai sejak dini, agar mudah bagi orang tua untuk menanamkan nilai
nilai keislaman yang baik. Jika anak anak sudah tumbuh dewasa terkadang sulit bagi orang
tua untuk menanamkan pendidikan dan nilai nilai keislaman.

Namun melihat kondisi umat Islam saat ini sangat memprihatinkan, banyak para orang tua
saat ini tidak lagi mengenal Islam sehingga mereka tidak mendidik anak mereka dengan
pendidikan agama, bahkan lebih miris lagi para orang tua saat ini merasa baik-baik saja
ketika anaknya tidak mengenal agama. Para orang tua saat ini banyak yang telah
meninggalkan Al Qur’an, bahkan ada yang tidak bisa membaca Al Qur’an. Bagaimana
mungkin ia mengajari anaknya tentang Al Qur’an sedangan ia sendiri meninggalkan Al
Qur’an. Jangan heran apabila saat ini banyak anak yang kurangajar kepada orang tuanya,
tidak mengenal adab dan tata krama, itu semua di sebabkan karna orang tuanya telah
meninggalkan Al Qur’an. Para orang tua saat ini mampu membelikan handpone mahal untuk
anaknya, membelikan kendaraan mahal untuk anaknya, tapi mereka engan untuk
mengeluarkan hartanya agar anaknya bisa membaca Al Qur’an. Orang tua saat ini apabila
melihat anaknya sedang istirahat atau ketiduran, mereka tidak tega memaksakan atau
membangunkan anaknya untuk pergi ke Madrasah Diniyah atau ke pengajian karna
kasihan. Padahal di satu sisi mereka sedang menjerumuskan anaknya kejurang
kesengsaraan.

‫َو َم ْن َأْع َر َض َع ن ِذ ْك ِر ي َفِإَّن َلُه َم ِعيَش ًة َض نكًا َو َن ْح ُشُرُه َي ْو َم اْلِقَياَمِة َأْع َم ى‬


“Dan barangsiapa berpaling dari Al Qur’an, maka sesungguhnya baginya akan mengalami
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta”. (Qs. Thaha: 124)

Dan hal ini telah terbukti, banyak orang-orang yang mengalami kondisi susahnya hidup.
Harkat dan martabat kemanusian jatuh pada kedudukan yang rendah dan hina. Bahkan
umat Islam pun, yang telah mengaku beriman kepada Al-Qur’an sebagai kitab sucinya,
tetapi apabila ia lalai untuk menjadikannya sebagai pedoman hidup, maka dirinya akan
mengalami kehidupan yang sempit, susah dan menderita. Mengapa ? karena kehidupan
yang ia jalani yaitu dengan mengikuti hawa nafsu, bukan berpedoman pada petunjuk Allah
yang tercantum dalam Al-Qur’an.

Marilah kita kembali kepada konsep ajaran islam yang memandang anak sebagai amanah
atau titipan Allah yang harus di jaga dan di perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Khususnya dalam hal pendidikan agama. Memang di zaman sekarang ini tantangan yang di
hadapi begitu besar dan berat, mendidik anak ibarat menggiring domba di tengah kawanan
serigala, sedikit lengah, habislah domba itu di mangsanya.

Allah SWT berfirman:

‫َو ْأُم ْر َأْه َل َك ِبالَّص اَل ِة َو اْص َط ِبْر َع َلْي َه اۖ اَل َن ْس َأُلَك ِر ْز ًق اۖ َن ْح ُن َن ْر ُزُق َك ۗ َو اْل َع اِقَب ُة‬
‫ِللَّتْق َو ٰى‬
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat
(yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa.”[QS Thaha:132]

Rasulullah SAW bersabda:

‫ َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َر ِع َّيِتِه‬، ‫ُك ُّلُك ْم َر اٍع‬


“Setiap kalian adalah orang yang memiliki tanggung jawab. Setiap kalian akan dimintai
pertanggung-jawabannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitupun dengan anak yang Allah titipkan kepada kita, di akhiraat nanti kita akan
pertanggung jawabkan anak-anak kita di hadapan Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kebaikan anak menjadi penyebab kebaikan bagi orang tuanya, keluarganya, dan secara
umum untuk bangsa dan negara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َأ‬ ‫َأ ْل‬


‫ ْو َو َلٍد َص اِلٍح‬,‫ ْو ِع ٍم ُيْن َتَفُع ِبه‬,‫ َص َد َقٍة َج اِر َي ٍة‬:‫ِإَذ ا َم اَت ِإْبُن آَد َم ِإْن َقَط َع َعَم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َث َالٍث‬
‫َي ْد ُعْو َلُه‬
“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara;
yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendo’akan orang
tuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, apabila anak memiliki pendidikan agama yang baik, sudah tentu dia akan
memiliki manfaat dan pengaruh yang besar bagi orang tua dan lingkungannya, baik ketika
masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Ketika orang tua masih hidup, sang anak akan
menjadi hiburan, kebahagiaan dan penyejuk hati. Dan ketika orang tua sudah meninggal
dunia, maka anak-anak yang shalih/soleha senantiasa akan mendoakan, beristighfar dan
bershadaqah untuk orang tua mereka.

Sebaliknya, sungguh malang orang tua yang anaknya sama sekali tidak memiliki pendidikan
agama dan durhaka kepadanya. Anak yang durhaka tidak bisa memberi manfaat kepada
orang tuanya, baik ketika masih hidup maupun saat sudah meninggal. Orang tua tidak akan
bisa memetik buahnya, kecuali hanya kerugian dan keburukan. Keadaan seperti ini bisa
terjadi jika para orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Mari kita kembali mengenang sosok Al Habib Idrus bin Salim Al Jufri atau lebih kita kenal
dengan panggilan Guru Tua, beliau adalah sosok yang sangat peduli dengan pendidikan
agama. Bahkan di akhir hayat Guru Tua, beliau telah membangun lebih dari 700 madrasah
Alkhairaat yang tersebar di Indonesia bagian timur.

Guru Tua berkata dalam gubahan syairnya:

‫ِإَلى الِعلِم ُأْد ُعْو َو الَّت َقى ُك ُّل ُمسِلٍم ْ ِبَح اِلي َو َم اِلي َو الَيَر اِع َو ِبالَفِْم ِإَلى ِهللا ُأْد ُعوُهم َو َه َذ ا ِك َت اُبُه‬

‫ُيَب ِّيُن َلُهْم ِمن ُنوِر ِه ُك َّل َم ْظ َلِْم َو ُس َّن ُة َخ ْي ِر الُّر ُس ِل ُأْد ُعو ِلَدرِس َه ا‬
“Aku ajak setiap muslim kepada ilmu dan takwa. Dengan keadaanku, hartaku, penaku dan
juga lisanku Aku ajak mereka menuju Allah dan inilah kitab-Nya. Menjelaskan tentang
cahaya-Nya kepada setiap kegelapan . Dan sebaik-baik sunah Rasul untuk dipelajari.”

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di masa awal perjuangan dakwa Guru Tua,
beliau memulai dakwanya dengan membangun pendidikan diniyah atau pendidikan di usia
dini dan lebih kita kenal sekarang dengan sebutan Madrasah diniyah Awaliyah (MDA).

Betapa pentingnya pendidikan di usia dini, karena Anak usia dini berada dalam masa
keemasan. Masa ini merupakan periode sensitif, di masa kecil inilah anak secara khusus mudah
menerima pengaruh dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan
dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Usia keemasan merupakan masa di
mana anak mulai peka untuk menerima berbagai pengaruh dan berbagai upaya pendidikan dari
lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Ingatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam:

‫ َفَأَبَو اُه َيَه ِّو َد اِنِه َأْو ُيَن ِّص َر اِنِه َأْو ُيَم ِّج َس اِنِه‬،‫ُك ُّل َم ْو ُلْو ٍد ُيْو َلُد َع َلى اْل ِفْط َر ِة‬
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), lalu kedua orang tuanya menjadikannya
sebagai seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Di sinilah kita harus memahami secara benar, betapa besar peranan orang tua terhadap
anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk membentuk keimanan dan karakter anak.
Dari orang tua itulah akan terwujud kepribadian seorang anak. Dalam kitab mahfuzat jilid 2
yang di susun langsung oleh Al Habib Seggaf bin Muhammad Al Jufri, di katakan:

‫ ِإَّن اْلَي ِتْي َم َي ِتْي ُم اْلِع ْل ِم َو َأْلَد ِب‬#‫َلْي َس الَي ِتْي ُم اَّلِذي َقْد َم اَت َو اِلُد ُه‬
“Yatim yang sebenarnya bukanlah seorang anak yang telah di tinggal wafat ayahnya.
Sesungguhnya yatim yang sebenarnya adalah seorang anak yang tidak berilmu dan
beradab.”

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Betapa banyak keutamaan dan kemuliaan yang di dapatkan anak-anak kita apabila anak-
anak kita mempelajari ilmu agama. Di antaranya, Allah akan meninggikan derajatnya

‫َي ْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْي َن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬
“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS.Al-Mujadalah: 11)
Dan keutamaan lainya, sebagai pewaris para Nabi. Rasulullah SAW bersabda:

‫ َو َلِك ْن َو َّر ُثْو ا‬،‫ َو ِإَّن اَأْلْن ِبَي اَء َلْم ُيَو ِّر ُثْو ا ِد ْي َن اًر ا َو اَل ِد ْر َه اًما‬. ‫َاْلُع َلَم اُء َو َر َثُة اَأْلْن ِبَي اِء‬

‫ َفَم ْن َأَخ َذ ُه َأَخ َذ ِبَح ٍّظ َو اِفٍر‬، ‫اْلِع ْلَم‬

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar
ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah
mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Betapa beruntung orang tua, apabilah anaknya mengambil warisan yang paling berharga
dari para Nabi. Apa yang di wariskan para Nabi menunjukan bahwa ilmu harus lebih di
utamakan daripada harta. Terkait dengan hal ini Sayyidina Ali mengatakan bahwa ilmu
dapat menjaga pemiliknya, sedangkan harta harus di jaga oleh pemiliknya. Ilmu juga
merupakan penghubung antara manusia dengan Allah. Dengan ilmu manusia bisa
mengenal Allah dengan lebih baik dan dengan ilmu kita dapat mengetahui cara beribadah
kepada Allah dengan benar. Dan dengan ilmu pula kita dapat mengetahui dan mencontohi
akhlak mulia baginda Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, marilah kita memberikan perhatian khusus kepada anak-anak kita dalam
masalah pendidikan agama, mari kita masukan anak-anak kita ke sekolah-sekolah agama.
Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa di daerah kita ada Alkhairaat yang banyak
memiliki pondok pesantren dan madrasah-madrasah diniyah yang hampir ada di setiap
desa. dan begitu banyak lulusan dari Alkhairaat menjadi orang-orang yang memiliki
pengaruh yang baik bagi lingkungannya, bermanfaat bagi agama dan bangsa. Dan sudah
tentu menjadi anak yang membuat bangga orang tuanya dunia dan akhirat.

Guru tua berkata dalam gubahan syairnya:

‫ َفُأ َّم َه ا َت ِج ِد الَم ْغ ُصْو َد َو الُّسْو َل‬# ‫َي ا َط ا ِلَب الِع ْلِم َفا اْلَخ ْي َر اُت َم ْع ِد ُنُه‬
“wahai penuntut ilmu ketahuilah bahwa ALKHAIRAAT adalah sumbernya. Oleh karena itu
silahkan menuju ke sana, pasti anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan dan cita-
citakan.”

Demikian khutbah jumat ini. semoga anak-anak kita menjadi anak yang memiliki ilmu
pengetahuan tentang agama dan dapat mengamalkan ilmunya. Dan semoga anak-anak
kita Allah jauhkan dari perkara-perkara yang telah di larang oleh Allah SWT.. Aamiin Yaa
Rabbal Alaamin

‫ َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬.

‫ َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإَّنُه ُهَو‬،‫َأُقْو ُل َقْو ِلي هَذ ا َو َاْسَتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن ِم ْن ُك ِّل َذْنٍب‬
‫اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬
‫‪Khutba Ke II‬‬
‫َا لَح ْم ُد ِهلل َح ْم ًد ا َك َم ا َا َم َر ‪َ ،‬أ ْش َه ُد َأ ْن َال َل َه َّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ْي َك َل ُه َو َأ ْش َه ُد َأ َّن‬
‫ِر‬ ‫ِإ ِإ‬
‫ا‬ ‫ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُل ُه ‪َ ،‬ا لَّل ُه َّم َص َو َس ْم َع َل ى َس َن ا ُم َح َّم َو َع َل ى آ َو َأ ْص َح‬
‫ِب ِه‬ ‫ِل ِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِّي ِد‬ ‫ِّل‬ ‫ِّل‬
‫َّتُق ْو ا َهللا َح َّق ُتَق ا َو َال َت ُم ْو ُت َّن َّال َو َأ ْنُت ْم ُم ْس ُم ْو َن َق اَل ُهللا‬ ‫َأ ْج َم ْي َن ‪َ .‬ف َي ا َب اَد‬
‫ِل‬ ‫ِإ‬ ‫ِت ِه‬ ‫ِا‬ ‫ِع ِهللا‬ ‫ِع‬
‫َأ‬ ‫َأ َّل‬ ‫ُّل‬ ‫َال َك‬ ‫ْا‬ ‫َت‬
‫َع الَى ِف ْي ِك َت اِب ِه لَع ِظ ْي ِم "ِإ َّن َهللا َو َم ِئ َت ُه ُي َص ْو َن َع لَى الَّن ِب ِّي ‪َ ,‬ي ا ُّي َه ا ا ِذ ْي َن َم ُن ْو ا‬
‫ِل ْي ًم ا"‪.‬‬ ‫ُم ْو ا َت ْس‬ ‫َو َس‬ ‫ُّل ْو ا َع َل ْي‬ ‫َص‬
‫ِّل‬ ‫ِه‬
‫َا َّل ُه َّم َص َو َس ْم َع َى َس َن ُم َح َّم َو َع َى َا َو ًأ ْص َح َأ ْج َم ْي َن َو َّت ْي َن َو َت‬
‫ِب ِع‬‫ا‬ ‫ِع ‪ .‬ال اِب ِع‬ ‫اِب ِه‬ ‫ٍد ل ِل ِه‬ ‫ِّل ِّل ل ِّي ِد ا‬ ‫ل‬
‫الَّت ا ْي َن َو َم ْن َت َع ُه ْم ْح َس ا لَى َي ْو الِّد ْي ‪َ .‬و َع َل ْي َن ا َم َع ُه ْم َر ْح َم َك َي ا َا ْر َح َم‬
‫ِب ِت‬ ‫ِن‬ ‫ِم‬ ‫ٍن ِإ‬ ‫ِب ِبِإ‬ ‫ِب ِع‬
‫ا لَّر ا ْي َن‬
‫ِح ِم‬
‫َو‬ ‫ْم‬ ‫َا َّل ُه َّم ْغ ْر ْل ُم ْس ْي َن َو ْا ُملْس َا َو ْا ُملْؤ ْي َن َو ْا ُملْؤ َن َا َأْل ْح َي ْن ُه ْم َو ْا َأل‬
‫ِت‬ ‫ا‬ ‫اِء ِم‬ ‫ِم اِت ‪,‬‬ ‫ِم ِن‬ ‫ِل م ِت ‪,‬‬ ‫ل ا ِف ِل ِل ِم‬
‫َق‬ ‫َن‬ ‫ْف‬ ‫ْا‬ ‫َق‬ ‫َق‬
‫ِإ َّنَك َس ِم ْيٌع ِر ْي ٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو اِت َي ا اِض َي لَح اَج اِت ‪َ .‬ر َّب َن ا ا َت ْح َبْي َن ا َو َب ْي َن ْو ِم َن ا‬
‫ْا لَح َو َأ ْنَت َخ ْي ُر ْا ل َف‬
‫اِتِح ْي َن ‪.‬‬ ‫ِّق‬ ‫ِب‬
‫َذ‬ ‫ًة‬ ‫ًة ْا‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬
‫َر َّب َن ا ِت َن ا ِف ي الُّد َي ا َح َس َن َو ِف ي آلِخ َر ِة َح َس َن َو ِق َن ا َع اَب الَّن ِرا‬
‫ْا ُق ْر َى َو َي ْن َى َع ْا َف ْح َش‬ ‫َت‬ ‫ْي‬ ‫َو‬ ‫َس‬ ‫ْح‬ ‫َّن َهللا َي ْأ ُم ُر ْل َع ْد َو ْا‬ ‫َب َد‬
‫اِء‬ ‫ِب ا ِل ِإل اِن ِإ اِء ِذ ي ل ب ه ِن ل‬ ‫ِع ا ِهللا ِإ‬
‫َو ْا ُملْن َك َو ْا لَب ْغ َي ِع ُظ ُك ْم َل َع َّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُر ْو ا َهللا َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُع ْو ُه َي ْس َت ْب‬
‫ِج‬ ‫ِي‬ ‫ِر‬
‫َأ‬
‫َل ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai