Anda di halaman 1dari 6

Bahtsul MasailRamadhanKhutbahSirah NabawiyahTafsirHikmahNikah/KeluargaDoa

Lainnya
KHUTBAH
Khutbah Jumat: Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka

Jumat, 9 Juni 2023 | 10:13 WIB


Nur Rohmad
Kolomnis
Materi khutbah Jumat ini mengingatkan kepada umat Islam untuk senantiasa
menjaga diri dari siksaan api neraka. Bukan hanya diri sendiri, umat Islam juga
diperintahkan untuk menjaga keluarga mereka dari terjerumus perbuatan yang bisa
menjadi jalan menuju neraka.

Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Menjaga Diri dan
Keluarga dari Api Neraka". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan
klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada
tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

Khutbah I

‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُم َحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫الَحْم ُد ِهلل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة‬، ‫َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَد َنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُخ ُلُقُه اْلُقْر آَن‬، ‫َو اْلِج َهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬،
: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا الَم َّناِن‬، ‫ ِعَباَد الَّرْح ٰم ِن‬، ‫َأَّم ا َبْعُد‬
‫َيٰٓـَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًۭر ا َو ُقوُد َها ٱلَّناُس َو ٱْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم َلٰٓـِئَك ٌة ِغ اَل ٌۭظ‬
)6 :‫ِش َد اٌۭد اَّل َيْعُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن (التحريم‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Baca Juga

7 Pintu Neraka dan Calon Penghuninya Menurut Para Ulama Tafsir

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh
karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa.
Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu
wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap
laranganNya.

Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,


Allah ta’ala berfirman:

‫َيٰٓـَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًۭر ا َو ُقوُد َها ٱلَّناُس َو ٱْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم َلٰٓـِئَك ٌة ِغ اَل ٌۭظ‬
)6 :‫ِش َد اٌۭد اَّل َيْعُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن (التحريم‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada apa yang
Allah perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. at Tahrim: 6)
Baca Juga

Kisah Orang Tekun Ibadah yang Masuk Neraka

Para ulama menafsirkan ayat ini dengan makna bahwa Allah memerintahkan
orang-orang mukmin untuk menjaga diri dan keluarga mereka dari api neraka
dengan cara belajar ilmu agama dan mengajarkan ilmu agama kepada keluarga.
Yakni belajar dan mengajarkan kepada keluarga apa yang Allah wajibkan dan apa
yang Allah haramkan.

“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” artinya didiklah mereka
dengan adab-adab Islam, ajaklah mereka berbuat taat kepada Allah serta cegahlah
mereka dari tertimpa siksa Allah dengan cara membimbing dan mengajarkan ilmu
agama kepada mereka.

Ayat ini menjadi dalil atas kewajiban melakukan amar makruf kepada orang-orang
terdekat terlebih dahulu sebelum kepada yang lain.

al Qusyairi menuturkan bahwa Sayyidina Umar berkata ketika ayat tersebut turun:
"Wahai Rasulullah, kami bisa menjaga diri kami, maka bagaimana cara menjaga
keluarga kami?". Rasulullah menjawab:

‫َتْنَهْو َنُهْم َع َّم ا َنَهاُك ُم ُهللا َو َتْأُم ُرْو َنُهْم ِبَم ا َأَم َر ُهللا‬
Artinya: “Mencegah mereka dari apa yang Allah larang atas kalian, dan
memerintah mereka untuk melakukan apa yang Allah perintahkan.”

Sayyidina Ali menafsirkan ayat ini dengan mengatakan:

) ‫َع ِّلُم ْو ا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْهِلْيُك ُم اْلَخْيَر (َر َو اُه الَح اِكُم َو َص َّح َح ُه َوَو اَفَقُه الَّذ َهِبُّي‬
Artinya: “Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka dengan belajar dan
mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada keluarga kalian.”

Sedangkan sahabat Ibnu Abbas sebagaimana dikutip oleh al Qusyairi menafsirkan:

‫َفِّقُهْو ُهْم َو َأِّد ُبْو ُهْم‬


Artinya: “Pahamkanlah mereka terhadap ilmu agama dan ajarkanlah adab
kepada mereka.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Di antara wasilah untuk menjaga keluarga dari api neraka adalah memenuhi hak-
hak mereka dan membantu mereka untuk berbuat kebaikan. Dalam hal ini, Baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

)‫َرِح َم ُهللا َو اِلًدا َأَع اَن َو َلَد ُه َع َلى ِبِّر ِه (َر َو اُه اْبُن َش ْيَبَة ِفي ُمَص َّنِفِه‬
Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang ayah yang membantu anaknya
melakukan kebaikan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dalam kitab al Adab al Mufrad, Imam al Bukhari menulis “Bab Bakti Ayah
kepada Anaknya”. Kemudian al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia
berkata: “Mereka dinamakan Abrar (orang-orang yang berbakti) tiada lain karena
mereka berbakti kepada ayah (orang tua) dan anak, sebagaimana ayahmu (orang
tuamu) punya hak yang wajib engkau penuhi begitu juga anakmu punya hak yang
wajib engkau penuhi.”

Imam al Bukhari juga menulis dalam al Adab al Mufrad: “Bab Adab dan Bakti
Seorang Ayah kepada Anaknya”. Lalu al Bukhari meriwayatkan dari al Walid bin
Numair bin Aus bahwa ia mendengar ayahnya berkata: “Para ulama salaf dulu
pernah berkata bahwa keshalihan itu dari Allah dan adab itu dari para ayah.”

Jadi, di antara wasilah terpenting dalam menjaga anak dan keluarga dari api neraka
adalah mengajarkan kepada mereka ilmu agama terutama ilmu
akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, melatih dan membiasakan mereka mendirikan
shalat dan ibadah-ibadah yang lain, mendidik mereka agar berakhlak mulia,
menjauhkan mereka dari sifat-sifat kehinaan serta mendidik mereka dengan ketat
agar memiliki kekebalan dan benteng yang kuat dari godaan setan dan tipu
dayanya. Orang tua bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban atas itu
semua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ َفاِإْل َم اُم اَّلِذ ي َع َلى الَّناِس َر اٍع َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْن‬،‫َأاَل ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْسُؤ وٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬
‫ َو اْلَم ْر َأُة َر اِعَيٌة َع َلى َأْهِل‬،‫ َو الَّرُجُل َر اٍع َع َلى َأْهِل َبْيِتِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬،‫َرِع َّيِتِه‬
‫ َو َع ْبُد الَّرُج ِل َر اٍع َع َلى َم اِل َس ِّيِدِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل‬، ‫َبْيِت َز ْو ِج َها َوَو َلِدِه َو ِهَي َم ْس ُئوَلٌة َع ْنُهْم‬
) ‫ َأاَل َفُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه (َر َو اُه الُبَخ اِرُّي َوُم ْس ِلٌم‬،‫َع ْنُه‬
Artinya: “Ingatlah! Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Penguasa yang
memerintah rakyat adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban
atas apa yang ia pimpin. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya
dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang
perempuan adalah pemimpin terhadap keluarga suaminya dan anak-anaknya dan
dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Budak seorang
tuan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Ingatlah! Setiap dari kalian adalah
pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
ia pimpin.” (HR. al Bukhari dan Muslim)

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,


Oleh karena itu, seorang ayah sebagaimana ia mengkhawatirkan anak-anaknya dari
dinginnya cuaca dingin dan panasnya cuaca panas, maka ia juga seharusnya
mengkhawatirkan mereka dari panasnya api neraka jahanam. Dengan itu, ia akan
berupaya keras untuk mendidik mereka dengan pendidikan Islami. Ia kelak akan
dimintai pertanggungjawaban jika ceroboh dalam kewajiban mendidik anak-
anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ َح َّتى َيْس َأَل الَّرُج َل َع ْن َأْهِل َبْيِتِه‬، ‫ َأَحِفَظ َأْم َض َّيَع‬،‫ِإَّن َهللا َس اِئٌل ُك َّل َر اٍع َع َّم ا اْسَتْر َع اُه‬
)‫( َأْخ َرَج ُه اْبُن ِح َّباَن ِفي َصِح ْيِح ِه‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan memintai pertanggungjawaban kepada setiap
pemimpin atas apa yang Allah amanatkan kepadanya untuk dipimpin, apakah ia
dapat memimpin dengan baik ataukah sebaliknya, bahkan Allah juga meminta
pertanggungjawaban kepada seseorang mengenai keluarga yang ia pimpin.” (HR.
Ibnu Hibban)

Hasil dari pendidikan yang baik, yang dilakukan orang tua terhadap anaknya
adalah terjaganya sang anak dari penyimpangan akidah, penyimpangan perilaku,
penyimpangan pemikiran serta dari ekstremisme, radikalisme dan sikap melampaui
batas.

Jika orang tua tidak mampu mendidik anaknya dengan baik, maka wajib baginya
mengamanatkan pendidikan anaknya ke pondok pesantren, sekolah atau lembaga
pendidikan yang berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah, terpercaya dan guru-
gurunya memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Di akhir khutbah ini, khatib mengingatkan kepada kita semua untuk tidak
mendoakan buruk terhadap anak-anak kita senakal apapun mereka. Karena
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ اَل ُتَو اِفُقوا ِم َن ِهللا‬، ‫ َو اَل َتْدُع وا َع َلى َأْم َو اِلُك ْم‬، ‫ َو اَل َتْدُع وا َع َلى َأْو اَل ِد ُك ْم‬، ‫اَل َتْدُع وا َع َلى َأْنُفِس ُك ْم‬
) ‫َس اَع ًة ُيْس َأُل ِفيَها َع َطاٌء َفَيْسَتِج يُب َلُك ْم (َر َو اُه ُم ْس ِلٌم‬
Artinya: “Janganlah kalian mendoakan buruk terhadap diri kalian, anak-anak
kalian dan harta benda kalian, karena bisa jadi ketika kalian melakukan itu
bertepatan dengan waktu mustajabnya doa, sehingga Allah mengabulkan doa
kalian.” (HR. Muslim)

Penting juga disampaikan bahwa apabila orang tua teledor dalam memenuhi hak-
hak anak, maka janganlah hal itu menjadi pembenar bagi anak untuk berbuat
durhaka kepada orang tua.

Hadirin yang dirahmati Allah,


Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

Anda mungkin juga menyukai