Anda di halaman 1dari 44

PELIHARALAH DIRIMU DAN

KELUARGAMU DARI API


NERAKA
Khalisah NIM : 170102030097
Norhani NIM : 170102030932
Syahrian Rasid NIM : 170102031022
CARA SESEORANG
MEMELIHARA KELUARGANYA
DARI API NERAKA
Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, makna
“jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah dan
tinggalkan maksiat serta suruhlah mereka untuk
berdzikir kepada Allah.
Sementara Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
mengatakan bahwa makna “peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”, adalah “didiklah
mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka
(addibhum wa ‘allimhum)”.
1. BEKALI KELUARGA DENGAN ILMU

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Barangsiapa menemupuh jalan untuk mencari ilmu, maka
dengan itu Allah mudahkan baginya jalan menuju surga”
(HR. Muslim).
Diriwatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Mencari ilmu hukumnya
fardhu (wajib) bagi setiap Muslim laki laki maupun
muslim perempuan” (HR.Ibnu Abdil Barr).
2. DIDIK MEREKA MENJADI PRIBADI YANG BERADAB

Seorang Ilmuwan Melayu Syed Naquib al-Attas


mengatakan, Sebab utama berbagai masalah dunia Islam
saat ini adalah problem ilmu dan ketiadaan adab (the loss of
adab).
Yang dimaksud dengan adab di sini bukan sekadar
sopan santun dan tata krama terhadap sesama
manusia. Tetapi adab yang mencakup adab kepada
Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia.
3. AJAK KELUARGA MELAKUKAN KETAATAN

Ketaatan pertama yang harus menjadi perhatian


seorang Muslim dan mendidik keluarganya adalah
tauhid dan shalat.
Diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkan
anak kalian melakukan shalat bila telah berusia, dan bila telah
berusia sepuluh tahun maka pukullah jika enggan melakukan
shalat”. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidziy).
4. LARANG KELUARGAMU MELAKUKAN MAKSIAT

Maksiat pertama yang harus dihindarkan dari


keluarga kita adalah syirik.

maksiat kedua adalah dosa-dosa besar seperti


riba, zina, khamr, judi, sihir, dan sebagainya.
5. BIMBING KELUARGA UNTUK SELALU INGAT KEPADA
ALLAH DAN BERDZIKIR KEPADA-NYA

Dzikir merupakan sebab memperoleh ampunan


(maghfirah) dan pahala yang besar (Qs. 33:35), sumber dan
kunci ketenangan hati (Qs. 13:28)
Diriwayatkan oleh Tirmidziy dan Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa dzikir merupakan sebaik-baik
amalan, paling suci di sisi Allah, mengangkat derajat seorang hamba
di sisi Allah, dan lebih baik dari menginfakkan emas, dan perak, dan
lebih baik dari bertemu dan berperang melawan musuh.
TUGAS POKOK SEORANG AYAH
DALAM MENYELAMATKAN
KELUARGANYA (ANAK DAN
ISTRINYA) DARI API NERAKA
Seorang hamba yang beriman harus menyuruh keluarga
dan juga anak-anaknya serta orang-orang yang berada
dibawah kekuasaannya yakni para budak laki-laki maupun
budak perempuan untuk selalu menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangannya.
َ ‫صلِ هللا َعلَ ْيهِ و‬
َ ‫َسل‬
ِ‫م‬ َِ ‫لِ هللا‬َ ‫س‬ ُ ‫ت َر‬ ُِ ‫سم ْع‬
َ :‫ل‬ َِ ‫ي هللا َع ْن ُهمَا َقا‬ َِ ‫م َِر َرض‬ َ ‫َعنِ ا ْبنِ ُع‬ َ ‫و‬
ِْ ‫ل َع‬
,ِ‫ن َرعيته‬ ُِ ‫َس ُئ ْو‬
ْ ‫ َوم‬,ِ‫م َراع‬ ِْ ‫َس ُئ ْولِ َع‬
ُِ ‫ َِوإلمَا‬,ِ‫ن َرعيته‬ ْ ‫مم‬ ِْ ‫ و َُكل ُّ ُك‬,ِ‫م َراع‬ ُ ُّ ‫ ُكل‬:‫ل‬
ِْ ‫م‬ ُِ ‫ي َُق ْو‬
ِ‫فقِ َعلَ ْيه‬ ِْ ‫َس ُئ ْولِ َع‬
َِ ‫ ُمت‬.َِ‫ن َرعيتها‬ ْ َ‫ل َراعِ في أ‬
ْ ‫هلهِ َوم‬ ُِ ‫ج‬
ُ ‫وَالر‬

Artinya: “Dari Ibnu Umar Radhyallahuanhuma ia berkata, saya mendengar Rasulullah


Shollallahu Alaihi wasallama bersabda “Kalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kalian. Seorang penguasa adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(Muttafaqun Alaihi)
Adapun tugas pokok / Kewajiban ayah sebagai berikut :

1. Memberi nafkah lahir dan batin/pergaulan suami istri


Rasulullah saw. bersabda:
Apabila seorang suami memberi nafkah kepada keluarganya dengan
mengharap pahala, maka nafkah tersebut termasuk sedekah.”(H. R.Bukhari).
Sungguh, tidak ada nafkah yang kamu berikan dengan maksud
mendapatkan ridha Allah, kecuali kamu akan mendapatkan pahalaNya,
termasuk juga makanan yang kamu berikan ke mulut istrimu.”(H. R. Bukhari
dan Muslim)
2. Mempergauli istri dengan baik
Kewajiban yang harus selalu diperhatikan oleh suami sebagai
kepala rumah tangga adalah menjaga kemuliaan istrinya dari
hal-hal yang menyebabkan kehormatannya dihina atau hal-hal
yang merendahkan martabatnya sebagai manusia.
Rasulullah pernah ditanya oleh seseorang, “
Apa hak istri yang wajib
kita penuhi? Rasulullah saw. menjawab, Kamu
“ memberi makan
kepadanya apabila kamu makan. Kamu memberi pakaian kepadanya
apabila kamu berpakaian. Jangan kamu pukul wajahnya! Jangan kamu
cela! Dan, jangan kamu pisah ranjang (hajr) kecuali di dalam rumah.”(H. R.
Ahmad Daud dan Nasaa’i).
3. Bertanggung jawab

Suami merupakan pemimpin dalam rumah


tangga, dan ia akan dimintai pertanggung
jawabannya atas kepemimpinannya itu di hadapan
Allah swt.
Dalam sabda Rasulullah saw. dari Ibnu Umar ra. disebutkan:
Masing-masing dari kamu adalah pemimpin dan masing-masing dari kamu bertanggung
jawab atas kepemimpinannya. Imam itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan bertanggung
jawab atas kepemimpinannya. Perempuan itu pemimpin dalam rumah suaminya dan
bertanggung jawab akan kepemimpinannya. Pelayan itu pemimpin dalam harta tuannya
dan bertanggung jawab akan kepemimpinannya. Ia berkata: Dan saya menduga bahwa
beliau teah bersabda: Seorang laki-laki (anak) adalah pemimpin dalam harta ayahnya
dan bertanggung jawab akan kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu adalah
pemimpin da bertanggung jawab akan kepemimpinannya”(H. R.Bukhari dan Muslim)
4. Memimpin Keluarganya.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34 :


"Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka atas sebagian lainnya dan
karena mereka telah membelanjakan sebagian harta
mereka..."
Ayat di atas menerangkan bahwa laki-laki diberi kodrat memimpin
oleh Allah. Kodrat yang Allah berikan ini merupakan kelebihan laki-laki dari
perempuan. Oleh karena itu, sudah menjadi ketetapan Allah bahwa orang
yang bertanggung jawab memimpin di dalam rumah tangga adalah
suami. Selain itu, para suami diwajibkan memberi nafkah kepada istri dan
anak-anaknya. Adanya kodrat dan kewajiban semacam ini berarti
menuntut adanya kemampuan pihak laki-laki untuk memimpin istri dan
anggota keluarganya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berusaha Menjauhi keluarganya dari Kemaksiatan
Allah berfirman dalam QS At-Tahiriim Ayat 6 :
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu
dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat
pada apa yang diperintahkan."
Disebutkan juga dalam hadits berikut :
"Tiga golongan yang Allah haramkan masuk syurga yaitu : peminum
minuman keras, orang yang durhaka terhadap ibu bapaknya, dan orang
yang berbuat dayyuts yang menanamkan perbutan dosa kepada
keluarganya."(H.R. Nasa'i)
6. Mengajarkan Keluarganya Untuk Taat Kepada Orang Tuanya
Disebutkan dalam Hadits berikut:
Dari Mu'awiyah bin Jahimah, sesungguhnya Jahimah berkata: "Saya
datang kepada Nabi SAW, untuk minta izin kepada beliau guna pergi
berjihad, namun Nabi SAW bertanya: "Apakah kamu masih punya ibu
bapak (yang tidak bisa mengurus dirinya)?". Saya menjawab: "Masih".
Beliau bersabda: "Uruslah mereka, karena syurga ada di bawah telapak
kaki mereka"."(H.R. Thabarani, Hadits hasan)
7. Mengajarkan sifat Adil
Disebutkan dalam Hadits berikut :
Dari Nu'man bin Basyir ra, bahwa ayahnya membawanya kepada Rasulullah saw, lalu ia
bercerita kepada beliau: "Aku berikan kepada anakku ini salah seorang budakku untuk dijadikan
pelayannya." Rasulullah saw bertanya: "Apakah semua anakmu engkau beri semacam ini?"
Jawabnya: "Tidak." Rasulullah saw bersabda: "Kalau begitu batalkanlah." Dalam riwayat lain
disebutkan: Rasulullah saw bertanya: "Apakah terhadap semua anakmu kamu berlaku seperti ini?"
Jawabnya: "Tidak." Beliau bersabda: "Takutlah pada Allah; dan berlaku adillah kepada anak-
anakmu!" Ayahku lalu membatalkannya dan dia menarik kembali sedekahnya....(H.R. Bukhari dan
Muslim)
8. Berperilaku Halus
Disebutkan dalam Hadits-Hadits berikut:
Dari Abu Huraihah ra,ujarnya: Rasulullah saw bersabda: "Nasihatilah para wanita itu
baik-baik, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk; dan tulang rusuk yang paling
bengkok adalah yang teratas. Jika engkau berlaku keras dalam meluruskannya, engkau
akan mematahkannya. Akan tetapi, jika engakau biarkan dia, tentu akan tetap bengkok.
Oleh karena itu, berikanlah nasihat baik-baik kepada para wanita."(H.R. Bukhari dan Muslim)
9. Dermawan Terhadap Keluarganya
Disebutkan dalam Hadits berikut:
Dari 'Aisyah, ujarnya: Susungguhnya Hindun datang kepada Nabi saw, lalu
berkata: "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah orang yang kikir dan tidak mau
memberikan belanja yang cukup untukku dan anakku sehingga terpaksa aku
mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya." Beliau bersabda: "Ambillah
sekedar cukup untuk dirimu dan anakmu dengan wajar!" (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad,
Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
10. Mengajarkan Semangat Jihad
Allah berfirmaan dalam surat Q.S. Ath-Thuur ayat 21 :
"Orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari
pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya."
11. Mengajarkan prinsip-prinsip islam kepadanya atau mengizinkannya datang ke majlis-
majlis ilmu untuk memenuhi kebutuhannya dalam memperbaiki kualitas agama dan
membersihkan ruhiyahnya

Seorang suami wajib hukumnya memberikan kemudahan kepada isterinya dalam


mempelajari agama. Jika tidak mampu untuk mengajari sendiri, maka hendaknya
memberinya izin untuk menghadiri pengajian, majelis ta’lim, forum-forum ilmiah dan lain-lain.
Sebab kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama, dan menyucikan jiwanya itu tidak
lebih sedikit dari kebutuhannya terhadap makanan, dan minuman yang wajib
diberikannya.
Allah swt. berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Q. S. At-Tahrim: 6).
12. Tidak membuka rahasia isterinya dan tidak membeberkan aibnya.

Seorang suami hendaknya menjadi orang yang paling dipercaya


oleh isteri, begitu pula sebaliknya. Tidak membuka rahasia dan tidak
membeberkan aib isteri, sebab suami yang diberi kepercayaan
terhadapnya, dituntut menjaga dan melindunginya.
Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah
ialah suami yang menggauli isterinya, dan isterinya bergaul dengannya.
Kemudian ia membeberkan rahasia hubungan suami isteri tersebut”(H.R.
Muslim).
Amalan-amalan yang bisa menjauhkan seseorang dan
keluarganya dari api neraka

ِ‫مِ َربهِ جَنتَان‬ َِ ‫خ‬


َ ‫اف َم َقا‬ ِْ ‫وَلم‬
َ ‫َن‬

Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Rabb-


Nya ada dua surga. (Q.S ar Rahman 46).
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan pula dalam
sabda beliau :
“Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis
karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh
anaknya) kembali ke tempat asalnya” (HR.at-Tirmidzi dan an Nasa’i dari
Abu Hurairah)
Dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi a Sallam bersabda
: “Demi Allah, sesungguhnya Dia tidak akan pernah melemparkan orang yang dicintai-Nya
ke dalam neraka.” (H.R Imam Ahmad dan al Hakim).

Ketahuilah bahwa diantara cara agar seorang hamba bisa mencintai Allah adalah dengan
mentaati dan mengikuti petunjuk Rasul-nya. Allah Ta’ala berfirman : Katakanlah (Muhammad) : Jika
kamu mencintai Allah ikutilah aku. Niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa dosamu. Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Ali Imran 31).
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫خري ًفا‬
َِ َِ‫س ْبعين‬ ُِ ‫َجه‬
َ ِ‫َه َعنِ النار‬ ْ ‫د ّللاُِ و‬
َِ ‫ّللا بَع‬ َ ‫م يَ ْو ًما فى‬
ِ ِ‫سبيل‬ ِْ ‫م‬
َِ ‫َن صَا‬

Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan
pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun. (H.R
Imam Bukhari no. 2840)
Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada
pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya
yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan
untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika
ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam Bukhari)
َّ ‫اب‬
ً‫النا ِر‬ َ ‫ع‬
ًَ ‫ذ‬ ًَ ‫وقِ َنا‬
َ ً‫س َنة‬
َ ‫ح‬
َ ‫ة‬
ًِ ‫خ َر‬ ْ ‫وفِي‬
ِ ‫اْل‬ َ ً‫س َنة‬
َ ‫ح‬ ُّ ‫َربَّ َنا آتِ َنا فِي‬
َ ‫الد ْنيَا‬

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di


akhirat, lindungilah kami dari adzab neraka.” (Q.S al Baqarah 201).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah bersabda : “Ittaqun naara walau bisyiqi tamratin fain lam
tajiduu fa bikalimatin thaiyibah”. Jagalah diri kalian dari api neraka
walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Apabila tidak
mendapatinya maka ucapkanlah kalimat yang baik. (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim).
Hadits-hadits yang membahas tentang memelihara keluarga dari api neraka

ُ ‫خ ْي َرِوَأَد ُب ْو‬
ْ ‫ه‬
ِ‫م‬ َ ‫مِال‬ ْ َ‫مِوَأ‬
ُ ‫هل ْي ُك‬ ْ ‫م ْواأَ ْو ََلد ََك‬
ُ ‫َعل‬
Artinya: “Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan
keluarga kamu dan didiklah mereka.” (HR. Abdur-Razzaq dan
said bin Manshur).
‫مِ فِي‬ ْ ‫مِ َعلَ ْيهَا أَ ْبنَا ُِء َع‬
ْ ‫ و ََفر ُق ْوا بَ ْين َُه‬,ِ‫شر‬ ُ ‫ضر ُب ْو‬
ْ ‫ه‬ َ ‫مِ أَ ْبناَ ُِء‬
ْ ‫ وَا‬,َِ‫س ْبعِ سن ْين‬ ْ ‫َه‬ ْ ‫ُم ُر ْواأَ ْوَل ُد ُك‬
ُ ‫مِ بالص ََلةِ و‬
َ ‫م‬
.ِ‫ضاجع‬ َ ‫ال‬

Artinya: ”Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah sholat jika


mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka telah berusia sepuluh
tahun, pukullah ia, (bila tidak mau melakukan sholat), dan pisahkanlah
tempat tidur mereka.” (HR.Hakim)
َ ‫َل‬ ِْ َ‫ك أَ ْدنَي أ‬
ِ ‫ن ُي ْع َر ْفنَِ َِف‬ َِ ‫جَلَب ْيهنِ َذال‬ ِْ ‫م ْؤمن ْينَِ ُي ْدن ْينَِ َع ِلَ ْيهنِ م‬
َ ‫ن‬ ُ ‫سآءِ ال‬
َ ‫ك وَن‬ ِ ‫ل ّلَِْز‬
َِ ‫واَ ج‬
َِ ‫ك َوبَنَا ت‬ ِْ ‫ي ُق‬
ُِّ ‫يَآ يُّهَا النب‬
َِ ‫ و ََك‬,ِ‫ُي ْؤ َذ ْين‬
ً ‫ان هللا َغ ُف ْورًا رح ْي‬
.‫ما‬

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu


dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.”
ْ ‫ة ْال ُق ْراَن ف‬
‫يِ ظِل‬ َِ ‫حم َْل‬ ْ ‫حب نَبي ُك‬
َ ِ‫مِ اَلِ بَ ْيتهِ َِوت ََلوَةِ ْال ُق ْراَن َفان‬ ْ ‫َل َ د َُك‬
َِ ‫مِ َعلَى ثَ ََلثِ خصَا‬
ُ :‫ل‬ َِ ‫اَ َد ُب ْوا اَ ْو‬
ْ َ‫ع اَ ْنبيَاءهِ وَا‬
ِ‫صفيَائ ْه‬ ُِ ‫َل َ ظل‬
َِ ‫ه َم‬ َِ ‫َع ْرشِ هللا یَ ْو‬
ِ ‫م َل ظلِ ا‬
ِ‫ي‬
َ ‫(رواه الطبران‬

Artinya:“Didiklah anak-anakmu pada tiga hal: mencintai Nabi


kamu,mencintai keluarganya dan membaca Al-Qur’an. Sebab, orang-
orang yang ahli Al-Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana Allah
pada hari tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya
beserta para nabinya dan orang-orang yang suci.(HR.Ath-Thabrani)

Anda mungkin juga menyukai