Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kegiatan pameran seni rupa di sekolah merupakan kulminasi dan tindak lanjut
proses pembelajaran seni rupa baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Kegiatan ini biasanya dilakukan menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Kegiatan
pameran di sekolah memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam memupuk, membina,
dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap
karya seni yang dipamerkan. Melalui kegiatan ini mereka dilatih untuk memberikan
tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap.
Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di
antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi). Melalui kegiatan
pameran, anak-anak diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni
serta dapat mengukur tingkat kemajuan sekolah mengenai pelaksanaan dan isi pameran.
Kemudian, kegiatan ini juga menyajikan hiburan bagi warga sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Isi materi pada makalah yang akan anda pelajari ini adalah Penyelenggaraan
Pameran Seni Rupa di Sekolah.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapt dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian pameran seni rupa
2 Bagaimana Membedakan jenis-jenis penyelenggaran pameran seni rupa.
3. bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Pameran

1
I.3. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat :
1. Menyebutkan pengertian pameran seni rupa
2 Membedakan jenis-jenis penyelenggaran pameran seni rupa.
3. Tata Cara Pelaksanaan Pameran

I.4. Manfaat
I.4.1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran
khususnya seni rupa.
b. Dapat memberikan arah kepada guru dalam proses pembelajaran
c. Dapat meningkatkan prestasi belajar kesenian.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pameran


Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan
ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan
terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator.
Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: Pengertian pameran
adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat
diapresiasi oleh masyarakat luas. (http://www.galeri-nasional.or.id) Penyelenggaraan
pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat).
Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi
para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks
pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa karya-karya
seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

II.4. Jenis Pameran Seni Rupa


Galeri Nasional (http://www.galeri-nasional.or.id) membagi jenis pameran menjadi:
Pameran Tetap (Permanent Exhibition), Pameran Temporer (Temporary Exhibition), dan
Pameran Keliling (Traveling Exhibition)
1. Pameran Tetap
Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah
seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya.
Waktu penyelenggarannya dilakukan secara periodik misalnya satu tahun
sekali.

3
2. Pameran Temporer
Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan
penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer
meliputi:
a. Pameran Tunggal/Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-
karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang
bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1
minggu sampai 3 minggu. Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa
dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun
sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut.
b. Pameran Kerja Sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara dua
pihak atau lebih. Kegiatan kerja sama ini bisa antar lembaga pemerintah,
antarlembaga pemerintah dengan swasta, atau pihak pemerintah dengan
negara lain. Pihak yang dapat melaukan kerjasama dapat berupa
lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat
Kebudayaan negara sahabat. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama.
Pameran kerja sama ini biasanya dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1
bulan.

c. Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya
sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri Nasional
Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat
merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor
lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam
setahun.

4
3. Pameran Keliling
Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi
lembaga profesional atau pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia,
musium, maupun karya seniman di luar instansi tersebut ke berbagai daerah di
Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama antar
berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama
10 hari.

III. Tata Cara Pelaksanaan Pameran


1. Persiapan Pameran
1.1. Menyiapkan Karya untuk Pameran
Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak
diperlukan. Untuk itu, untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, guru dan
siswa perlu mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. Hal ini bisa dilakukan
dengan alternatif:
a. siswa berkarya dan diinformasikan bahwa pada masa yang akan datang
akan ada pameran
b. siswa yang memiliki bakat seni rupa dipilih oleh guru untuk mewakili
kelasnya agar berpameran
c. siswa dan guru menginventarisir karya koleksi sekolah untuk dipamerkan.
Panitia menunggu seluruh siswa mendaftarkan diri mengikuti pameran
sesuai jadwal yang telah ditetapkan

Wujud karya yang akan dipamerkan pun harus diketahui oleh para siswa.
Secara wujudnya, karya seni rupa dapat dibagi menjadi karya seni rupa dua dimensi
dan tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi berupa: seni lukis, seni cetak/grafis,
gambar (ilustrasi, dekorasi, bentuk, dan sebagainya). Sementara itu, wujud karya
seni rupa tiga dimensi berupa: seni patung, relief, seni kerajinan (anyam, keramik,
boneka, makrame, topeng kertas, barang-barang mainan, dan lain-lain).

5
1.2. Pemilihan Karya
Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul.
Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan
karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan),
jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain sesuai
ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa di sekolah, guru bisa
melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan proporsi perwakilan tiap
kelas.

1.3. Menyiapkan Perlengkapan Pameran


Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana)
seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan).
lampu sorot, sound system, poster, selebaran,
a. Ruang Pameran
Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di
sekolah bias menggunakan aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat
dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.
b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula
digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti
patung atau barang kerajinan lainnya.

6
Gambar. 1
Meja sebagai alas (base) untuk menata karya
c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda
tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang yang
mengunjungi pameran.
d. Buku kesan dan pesan
Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung,
identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap
penyelenggaraan pameran.
e. Panil
Berfungsi untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan,
gambar, dan sebagainya. Panil juga dapat digunakan sebagai penyekat
ruangan.

7
Gambar. 2
Panil (penyekat ruang dan sandaran karya dua dimensi)
Sumber: Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz (1975:448)

f. Poster atau brosur


Media ini digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang
akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran
dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.
g. Katalog
Berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial penyelenggara
pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan
karya seni yang dipamerkannya.
h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual membantu guide untuk
menjelaskan kepada pengunjung pameran.

8
Gambar. 3
Folder (Identitas karya)

i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dimerkan. Lampu
ini dipasang di setiap papan pamer, di plafon, agar tidak menyilaukan.
j. Sound system (tape dan kaset instrumentalia).
Berfungsi untuk menambah suasana santai dan mendukung suasana
pameran.

2. Pelaksanaan Pameran
Pelaksanaan pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-
sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyususnan laporan.

.2.1. Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan


Pelaksanaan pameran merupakan kulminasi dari implementasi rencana yang
telah disusuun pada tahap perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan

9
berjalan dengan lancar bila semua pihak khususnya panitia pameran melakukan
kerjasama dan menyatakan kesiapannya dalam menyongsong ksesuksesan pameran
ini.
.2.2. Penataan Ruang Pameran
Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pameran terlebih dulu
membuat rancangan fisik pameran. Hal ini berfungsi untuk mengatur arus
pengunjung, komposisi penataan yang serasi, pengaturan jarak pandang dan tinggi
rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi. Sehubungan
dengan penataan ruang, Cahyono (2002: 9.35) mengemukakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penataan ruang pameran, di antaranya:
(1) karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendak tidak
didekatkan dengan karya dengan komposisi warna yang lemah,
(2) karya dengan komposisi warna yang kurang hendak tidak diletakan pada
ruang yang sedikit sinar karena akan semakin memperlemah warna yang
ada,
(3) pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata atau
mengganggu pandangan orang yang melihatnya,
(4) pemasangan karya hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah,
(5) pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat
condong ke bawah sehingga mudah dinikmati,
(6) letakan beberapa pot bunga dan tanaman untuk memperindah dan
menyegarkan ruangan,
(7) letakan karya tiga dimensi pada tempat yang bisa dilihat dari berbagai
sudut pandang,
(8) pengelompokan karya harus memperhatikan ukurannya,
(9) jika tidak ada AC perlu menempatkan kipas angin untuk menghilangkan
suasana panas,
(10) sediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan.

10
a. Penataan Alur Masuk Pengunjung

Gambar. 4 Arus Pengunjung Pameran

Penataan alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam
pameran sekolah dapat dibagi menjadi dua model alur:
1) Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas
dengan satu pintu.

11
Gambar. 5 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu

2) Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas
dengan dua pintu.

Gambar. 6 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu


b. Penataan dan Penempatan Karya
Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan
berdasarkan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.

12
Gambar. 7 Pemasangan karya pada dinding
Sumber:http://www.galeri-nasional.or.id/

Gambar. 8 Pola pemasangan karya yang dipamerkan

c. Penataan Pencahayaan Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penataan
ruang pameran adalah aspek pencahayaan. Penataan cahaya ruang pameran dikelompokan
menjadi pencahayaan secara khusus (pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan
spot-light) dan secara umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan pengunjung

13
membaca katalog, folder dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya ini diupayakan
tidak menyilaukan pandangan pengunjung. 6.41

3. Evaluasi Pelaksanaan Pameran


Pelaksanaan pameran merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat.
Kegiatan ini dapat berjalan lancar bila semua unsur panitia terlibat langsung dalam
melakukan kerjasama dan saling membantu. Agar tidak terjadi berbagai kemungkinan
negatif, maka sebelum pelaksanan pameran, panitia yang dipimpin oleh Ketua melakukan
cek terakhir mengenai kesiapan pelaksanaan pameran tersebut. Pelaksanaan pameran di
sekolah biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditandai dengan kata
sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus
pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau yang mewakilinya.
Pada waktu pembukaan bisanya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan
dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.. Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan ketika pengujung mengunjungi ruang pameran, di antaranya:
1) pengunjung diupayakan mengisi buku tamu,
2) bila masih ada katalog, pengunjung yang hadir diberinya,
3) sewaktu-waktu panitia mengamati suasana ruangan seperti kondisi pencahayaan,
dan keutuhan karya yang dipamerkan;
4) untuk memandu para pengunjung pameran dalam menikmati materi pameran,
maka peran Seksi Stand sebagai pemandu pameran perlu bekerja secara profesional
perlu memberikan arahan dan penjelasan kepada para pengunjung, apalagi
pengunjung pameran memerlukannya;
5) pengunjung pameran hendaknya mengisi buku kesan dan pesan, hal ini sangat
berguna untuk menilai proses pelaksanaan pameran.

4. Laporan Kegiatan Pameran


Laporan kegiatan pameran dibuat oleh panitia pemeran sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan ini kemudian ditujukan kepada

14
Kepala Sekolah sebagai pihak yang menyelenggarakan kegiatan ini dalam bentuk tulisan.
Secara singkat, isi laporan pertanggungjawaban kegiatan pameran adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Manfaat
5. Susunan Kepanitiaan
6. Materi Pameran
7. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
8. Pemasukan dan Pengeluaran Dana
9. Kesan dan Pesan Pengunjung
10. Hambatan dan Kendala
11. Penutup

IV. Contoh Pameran


1. Jakarta Biennale 2015
Bagi masyarakat ibukota dan pecinta seni Tanah Air, perhelatan akbar dua tahunan Jakarta
Biennale 2015 menjadi salah satu pameran terbaik pilihan detikHOT. Eksibisi yang
mengambil tema 'Maju Kena, Mundur Kena: Bertindak Sekarang' dan mengajak 42
seniman Tanah Air serta 28 seniman mancanegara.

Terletak di Gudang Sarinah Jakarta Selatan, eksibisi ini menggandeng 5 kurator muda dan 1
kurator internasional. Charles Esche mengatakan pameran di gudang yang lama tak terpakai
dibuat seperti sebuah perkampungan urban. "Terbagi dalam 3 kampung dan 3 tema besar,
kami ingin menghadirkan festival yang apa adanya dan beginilah suasana kehidupan kota
bukan di dalam galeri," ungkapnya di Gudang Sarinah Jalan Pancoran Timur Jakarta

15
Selatan, belum lama ini.
Tak hanya pameran seni rupa saja, tapi Jakarta Biennale juga menampilkan pre-event
seperti pameran 'Bebas Tapi Sopan' Visual Jalan di Galeri Nasional Indonesia.

2. Pameran 'Aku Diponegoro' Galeri Nasional Indonesia


Pameran 'Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh
Hingga Kini' yang dihelat pada Februari-Maret lalu sukses menjadi eksibisi terbesar yang
pernah dibuka di Galeri Nasional Indonesia. Pameran yang bekerja sama dengan tiga
institusi tersebut mampu menyedot perhatian pengunjung sebanyak 25.919.

Daya tarik pameran ini, kata Kepala Galeri Nasional Indonesia (GNI) Andre
Sukmana, terletak pada pengembalian Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro. Saat malam
pembukaan, tongkat yang tadinya disimpan oleh keluarga Michael Bauld asal Belanda
dikembalikan ke Indonesia yang diwakilkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Anies Baswedan. Selain tongkat pusaka, pameran juga memajang peninggalan-peninggalan
Pangeran Diponegoro termasuk Kelana Kuda yang pernah dipakainya.

3. Pameran Seni 'Roots' di Frankfurt Book Fair 2015


Indonesia menjadi tamu kehormatan di ajang Frankfurt Book Fair (FBF) 2015. Galeri
Nasional Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
menyelenggarakan pameran seni rupa 'ROOTS. Indonesia Contemporary Art' di Frankfurter
Kunstverein.

16
'ROOTS' yang dikuratori oleh Asikin Hasan dan Rizki Ahmad Zaelani menampilkan
4 perupa profesional yakni Joko Avianto, Jompet Kuswidananto, Eko Nugroho, dan
kelompok perupa Tromarama (Febie Babyrose, Herbert Hans, dan Ruddy Hatumena). Yang
menjadi highlight adalah seni instalasi 1500 batang bambu dari jenis awitali dan betung
yang diciptakan oleh Joko Avianto.

4. Pameran '100 Rayuan Basoeki Abdullah'


Nama Basoeki Abdullah menjadi maestro seni lukis kenamaan Tanah Air. Pelukis yang
dikenal dengan gaya realis-naturalistik dan dekat dengan proklamator Republik Indonesia,
jika tahun 2015 masih hidup maka akan berusia 100 tahun.

Eksibisi '100 Rayuan Basoeki Abdullah' menjadi yang terbesar dan terbaik
sepanjang 2015. Ada 7 bab karya yang ditampilkan yakni Basoeki Abdullah dan Indonesia,
Basoeki Abdullah dan Kebudayaan Jawa, Basoeki Abdullah dengan Tiga Negara ASEAN,
Basoeki Abdullah dengan Eropa, Basoeki Abdullah dan Soekarno, Basoeki Abdullah
dengan Perempuan, dan Basoeki Abdullah dan Diri Sendiri.
Yang menarik adalah tema lukisan mistik Jawa seperti Nyi Roro Kidul yang ada di sebuah
hotel di kawasan Pantai Selatan juga dibeberkan di pameran ini. Pameran dibuka pada 21-
30 September 2015!

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan media pameran efektif untuk
meningkatkan motivasi, prestasi belajar.
2. Cara meningkatkan motivasi, prestasi belajar dengan menggunakan media
pameran adalah :
a. Media Pameran dibuat yang menarik
b. Guru harus trampil memilih tema,menyusun hasil karya peserta
didik
c. Peserta didik harus menyukai dan mau melaksanakanya.
3. Cara mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan media
pameran adalah :
Karena jumlah peserta didik cukup banyak yang ingin mengikuti
maka guru mengadakan seleksi karya seni sesuai dengan jenisnya.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ternyata pembelajaran
menggunakan media pameran dapat meningkatkan motivasi, prestasi
pembelajaran. Dengan demikian penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media pameran dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran khususnya seni rupa sehingga dapat meningkatkan motivasi,
prestasi belajar peserta didik.

18
2. Saran
Dalam akhir pembahasan ini akan disampaikan saran-saran yang mungkin
membawa manfaat yang besar dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Bertolak
dari pembahasan di atas maka saran-saran yang dapat peneliti ajukan adalah :
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan perhatian dan penugasan
kepada guru agar dalam mengajarnya senantiasa menggunakan metode
pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang berprinsip PAIKEM.
b. Kepala Sekolah diharapkan selalu memberikan anjuran pada guru agar
senantiasa menggunakan berbagai pendekatan dan metode pengajaran yang
bervariasi dalam mengajar sehingga tidak membosankan dan agar peserta
cenderung untuk aktif.
c. Kepala sekolah hendaknya selalu mengingatkan guru untuk member
pengayaan pada peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih dan
memberi remidial pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
2. Kepada Guru :
a. Agar memilih dan menggunakan media pembelajarn yang lengkap sesuai
dengan topik yang dibahas dalam proses belajar mengajar.
b. Memberikan dorongan /motivasi kepada peserta didik untuk memiliki
cara belajar yang baik.
3. Kepada peserta didik
a. Perlu memperbanyak latihan soal berkaiatan dengan materi belajar
matematika sehingga akan dapat menguatkan kemampuan.
b. Perlunya bertanya pada teman yang lebih pandai dalam mata pelajaran
Seni Budaya agar berhasil dalam belajarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sobandi, Bandi, 2013 Penyelenggaraan Pameran di Sekolah


Ida Herawati, Iriaji, 1991/1992 Pendidikan Seni Rupa Jakarta.
Muharam E Warti Sundaryati 1991/1992 Pendidikan Kesenian
Depdikbud Direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga Direktorat
pendidikan Dasar
Cahyono, Agus. (2002). Pameran dan Pergelaran. Materi dan Pembelajaran Kertakes
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Chang, R. (1980). Philosophic Approaches to an Art Psychology. Commentaries on the
Psychology of Art. Unpublished.
Tersedia: http:// www. lastplace.com/Journal/philosart.htm. [6 Oktober 2005].
Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz (1975). Children and Their Art, Method for Elementary
School. Third Edition.Art Education During Adolescence. New York: Harcourt
Brace Jovanovich, Inc.
Jafferson, Blanche. (1969). Theaching Art to Children. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Le Breton, Preston P., Dale A. Henning (1964). Planing Theory. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.,
Raharjo Slamet, 2002. Metedologi Pengembangan Kompetensi Mengajar Kesenian Guru
Kelas Sekolah Dasar, Salatiga
Retno Winarni, 2009 . Penelitian Tindakan Kelas Salatiga.
S.R Bambang dkk. 2000. Kertangkes SD Kelas V. Erlangga. Jakarta
Slamet, st.Y, Suwarto,2007. Dasar-dasarMetodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta.UNS
Press
g. Syaefudin , Jatmiko, Tejo, Cahyono, Agus. 2002. Pembelajaran senirupa. UT. Jakarta
h. Zakarias Azis, dkk 2009 Pendidikan Seni Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional

20

Anda mungkin juga menyukai