Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan,
dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti
ilmu yang mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di
bidang biologi dan kedokteran.
Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi
internasional. Para ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga
kesehatan, termasuk juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas secara singkat di sini
adalah berkata jujur, AIDS, abortus; menghentikan pengobatan, cairan dan makanan;
eutanasia, transplantasi organ, inseminasi artifisial, dan beberapa masalah etis yang langsung
berkaitan dengan praktik keperawatan.

B. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah :
1) Euthanasia
2) Aborsi
3) Transplantasi Organ
4) Supporting Devices (perangkat/peralatan pendukung)
5) Contoh kasus issue etik

C. TUJUAN INGIN DICAPAI


Adapun tujuan masalah yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1) Dapat mengidentifikasi euthanasia
2) Dapat mengidentifikasi aborsi
3) Dapat mengidentifikasi transplantasi organ
4) Dapat mengidentifikasi supporting devices
5) Dapat mengetahui contoh kasus issue

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ISSUE ETIK
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, ada beberapa hal yang
berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan namun hal tesebut menjadi issue etik dalam
keperawatan.berikut adalah beberapa hal yang dimasukkan kedalam Isue etik keperawatan
1. Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani euthanathos.Eu artinya baik, tanpa
penderitaan; sedangkanthanathos artinya mati atau kematian.Dengan demikian, secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa
penderitaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit
atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan
suntikan yang mematikan.
Belanda, adalah salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia
Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu : Euthanasia adalah dengan sengaja
tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan
sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan
untuk kepentingan pasien itu sendiri.
a. Klasifikasi Euthanasia
Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :
1) voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang sakit.
Misalnya gangguan atau penyakit jasmani yang dapat mengakibatkan kematian
segera, dimana keadaan diperburuk oleh keadaan fisik dan jiwa yang tidak
menunjang.
2) Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain.
Seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis.
3) Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan tertentu
dan alasan tertentu menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh diri.
4) Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan meringankan
penderitaan tanpa izin individu bersangkutan dan pihak yang punya hak untuk
mewakili. Hal ini sebenarnya merupakan pembunuhan, tetapi agak berbeda
pengertiannya karena tindakan ini dilakukan atas dasar belas kasihan.
b. Jenis-Jenis Euthanasia

2
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara pelaksanaannya,
euthanasia dapat dibedakan atas :
1) Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau
pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien. Dengan
kata lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi
kepada pasien terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif
ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat
memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau
obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga
pasien sendiri.Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga
mereka dengan berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu
sendiri atau karena sudah tidak mampu membayar biaya pengobatan.
2) Euthanasia Aktif atau Agresif
Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara
medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri
hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah
suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain
untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan
kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian
dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara lain sehingga pasien
tersebut meninggal.

Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :


a) Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis secara
terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek
hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.Euthanasia
aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun
mengetahui adanya risiko tersebut.
b) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter atau tenag kesehatan untuk meringankan penderitaan
pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau
mengakhiri hidup pasien.

Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :

3
a) Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri.
Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa
pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga.
b) Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar.Permintaan
biasanya dilakukan oleh keluarga pasien. Ini terjadi ketika individu tidak
mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan
mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien, dan lain
sebagainya.
Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan
minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif
(koma).Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap
sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga.Hal ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu
keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak
untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

2. Aborsi
Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Abortus adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian
ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena
hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak
aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari
berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.
a. Pandangan tentang abortus
Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :
1) Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam
situasi apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan.

4
2) Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan
hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang
kuat.
3) Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi
manusia. Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi secara moral bukan
manusia.
Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau rumah
sakit untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang sejak tahun 1918
dalam KUHP pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu dengan
sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai penjara.

b. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :
1) Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
2) Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran kehamilan
sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja
dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan
obat aborsi.
3) Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi
mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang
dapa membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapiini
semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

3. Transplansi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan
kondisi tertentu.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah
terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien
dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan
pengobatan biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang
dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena
masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya,

5
etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan
donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para
pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),
pemerintah dan swata.
Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan organ terhadap
klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal ginjal, ginjal dari donor
ditransplantasikan kepada ginjal penerima.Tidak semua perawat terlibat dalam tindakan
tranplantasi, perawat hanya berperan seperti merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi
donor, membantu di kamar operasi dan merawat klien setelah operasi (Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang
bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh,
merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat.
Tindakan transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan kepercayaan sepanjang
penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan
(Est. Tanxil, 1991).
Jenis-Jenis Transplansi Organ:
1) Autograf (Autotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat
lain dalam tubuh orang itu sendiri.
2) Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil untuk
menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.
3) Allograft (Homotransplantasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia.
Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain :
transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati,
walaupun tingkat kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan
bagian dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia
(darah) dari seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient).
4) Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia
dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia
dengan hati dari baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat
kecil.
5) Isograft yaitu, Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ
dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki hubungan
secara genetik.

6
4. Supporting devices
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung.Jika di tinjau dari
segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktik.
Adapun klasifikasi supporting devices yaitu:
a. Alat Bantu
Teknologi medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk para dokter, dan alat
bantu akan mengurangi beban perawat. Kemajuan dalam layanan medis, termasuk alat
medis dengan sistem komputerisasi yang canggih, melindungi jiwa banyak orang.
b. Peralatan Sinar X
Pemandu LM dan Cincin Roller Lintang kami digunakan untuk pergerakan reseptor sinar
X. Ini memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter dan penerima
sinar ke arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa bergantung
pada posisi pasien. Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga dikurangi
sehingga menghilangkan kekhawatiran pasien. sinar X yang mampu melakukan
penetrasi kedalam tubuh pasien.
c. Peralatan analisis otomatis hematological
Splina Bola dapat menekan getaran di ujung injektor saat dihentikan, dan mur perubah
sekrup geser memungkinkan terciptanya mekanisme pengumpanan dengan kecepatan
tinggi dan sangat mulus.
d. Pemindai CT sinar X medis
Pemindai CT sinar X merupakan perangkat tunggal yang memindai keseluruhan tubuh
pasien dan terdiri dari pemindai CT (Computed Tomography/Tomografi Komputer) dan
peralatan angiografi. Pada perangkat ini, Pemandu LM THK digunakan di bagian
gerakan longitudinal yang menggerakkan pasien yang terbaring di tempat tidur selama
proses pemindaian. Karena pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara selama
gerakan sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
e. Fasilitas mandi dengan penopang kursi roda elektrik
Splina Bola kami digunakan dalam fasilitas mandi dengan pengangkat (lift) bertenaga
listrik.Menggunakan poros splina sebagai batang angkat memungkinkan desain fasilitas
yang kompak.
Masih banyak supporting devices yang lain dan memiliki manfaat masing-masing bagi
perawat, akan tetapi juga mempunyai dampak negative. Itulah yang menjadi kontroversi saat
ini.

5. Contoh Kasus Issue Etik

7
Euthanasia
Tn. C berusia 40 tahun. Seeorang yang menginginkan untuk dapat mengakhiri
hidupnya (memilih untuk mati. Tn. C mengalami kebutaan,diabetes yang parah dan menjalani
dialisis). Ketika Tn. C mengalami henti jantung, dilakukan resusitasi untuk mempertahankan
hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan
kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit tersebut.
Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun keluarga
menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut untuk kepentingan hak
meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Rumah sakit akhirnya menyerahkan kepada
pengadilan untuk kasus hak meninggal klien tersebut.
Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat pada kasus tuan C, yang dapat
membuat keputusan adalah manajemen rumah sakit dan keluarga. Rumah sakit harus
menjelaskan seluruh konsekuensi dari pilihan yang diambil keluarga untuk dapat
dipertimbangkan oleh keluarga. Tugas perawat adalah tetap memberikan asuhan keperawatan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien.
Kewajiban perawat seperti yang dialami oleh tuan C adalah tetap menerapkan asuhan
keperawatan sebagai berikut: memenuhi kebutuhan dasar klien sesuai harkat dan martabatnya
sebagai manusia, mengupayakan suport sistem yang optimal bagi klien seperti keluarga, dan
teman terdekat,. Selain itu perawat tetap harus menginformasikan setiap perkembangan dan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan kewenangan perawat. Perawat tetap
mengkomunikasikan kondisi klien dengan tim kesehatan yang terlibat dalam perawatan klien
Tuan C.
Pengambilan keputusan pada kasus ini memiliki resiko dan konsekuensinya kepada
klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling tepat dan
menguntungkan untuk klien. Namun sebelum keputusan tersebut diambil perlu diupayakan
alternatif tindakan yaitu merawat klien sesuai dengan kewenangan dan kewajiban perawat.
Jika tindakan alternatif ini tidak efektif maka melaksanakan keputusan yang telah diputuskan
oleh pihak manajemen rumah sakit bersama keluarga klien (informed consent).

Abortus
Ny Novi, 34 tahun G4PIIIA0, dengan riwayat ketiga anaknya lahir dengan seksio
sesarea (indikasinya karena panggul sempit). Anak ketiga diseksio 4 bulan yang lalu di RSB
Harapan dan ditolong oleh Dr Bram, SpOG (salah seorang ahli kebidanan senior di RSB
tersebut) waktu itu dr Bram telah memberi informed consent / konseling kepada ny Novi
untuk menggunakan kontrasepsi dengan pertimbangan umur dan karena riwayat seksionya
yang sudah tiga kali. Saat ini Ny Novi kembali datang kontrol ke dr Bram,SpOG dengan

8
keluhan belum datang haid sejak operasi seksio anak ketiga, ternyanta dari hasil pemeriksaan
lengkap yang dilakukan oleh dr Bram ternyata ny Novi hamil dan saat ini usia kehamilannya
adalah 10-12 minggu, dari keterangan juga diperoleh informasi bahwa Ny Novi tidak
mengikuti saran untuk menggunkan kontrasepsi. Saat itu juga Ny Novi dengan perasaan
cemas dan sedih memohon kepada dr Bram agar kehamilannya ini digugurkan saja, dengan
berbagai macam alasan yang dikemukakan al :masih trauma dengan operasi seksio yang baru
4 bulan kemarin dijalaninya, masalah anaknya yang masih kecil-kecil, dan juga masalah
ekonominya yang juga pas-pasan. Ny Novi bersikeras dan bermohon kepada dr Bram agar
keinginannya untuk abortus bisa dilakukan, bahkan dengan jelas menyampaikan bahwa bila
dr Bram tidak memenuhi keinginannya maka dia akan tetap mencari orang yang dapat
menggugurkan kandungannya bagaimanapun caranya dan apapun risikonya akan dia
hadapi....

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk
perbuatan yang nyata.
2. Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif.
Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia
involunter.
3. Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan dan
aborsi terapeutik.
4. Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
5. Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja operasi, pisau
operasi, bedah minor set, selang-selang pembius, draf, plastik steril, retractor,
penghangat darah dan cairan, serta lampu operasi.

B. Saran
1. Isu etik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa
didapatkan oleh calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya secara rinci, dan
dengan mengatahui akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan
seorang perawat yang baik, apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang
diperbolehkan.
2. Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan diingatkan batapa
kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga diajarkan tentang
bagaimana menyikapi segala bentuk dilema dalam praktik keseharian kita. Semoga
makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran mata kuliah etika
keperawatan..

10
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. 2001. Etik Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Dermawan , Deden dan Sujono Riyadi. 2010. Keperawatan Profesional. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Febri. 2012. Kode Etik Keperawatan ANA.


Tersedia :http://febrisendaljepit.wordpress.com. Diakses 7 September 2014. Pukul
11.41

Haryono, Rudi. 2013. Etika keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Yogyakarta :


Gosyen Publishing.

INNA. 2014. Kode Etik Keperawatan. Tesedia : http://www.inna-


ppni.or.id/index.php/kode-etik. Diakses 7 September 2014. Pukul 11. 30

PPNI.2000. Kode Etik Keperawatan Lambang Panji PPNI dan Ikrar Keperawatan.
Jakarta: Pengurus Pusat PPNI.

Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan.


Yogyakarta: citra pustaka

Sain, Iwan. 2008. Kode Keperawatan ICN.


Tersedia :http://iwansaing.wordpress.com/2008/12/03/kode-etik-keperawatan-
international-council-of-nurse-icn/. Diakses 7 September Pukul 11. 35

Suhaimi M.E. 2003.Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC

Wulan Kencana. dkk, 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi


Pustakaraya

11

Anda mungkin juga menyukai