Anda di halaman 1dari 19

Macam, Katagore, Dasar, Faktor dan

Syarat-Syarat PK
(materi ini utk 2 kali pertemuan)
A. Macam- Macam PK
o Dilihat dari aspek jumlah si PK :
1. Keputusan Individual.
Kelebihannya : Cepat ; tdk ada
pertentangan pendapat ; Keputusannya
banyak yg tepat.
Kekurangannya : Kemampuan individual
sifatnya terbatas ; Kerap kali meleset ;
beban berat, bila keputusan salah.
2. Keputusan kelompok/kolektif.
Kelebihannya : Tugas/tanggungjawab pimp secara
moral lebih ringan ; Pemikiran klp akan lebih baik
daripada pemikiran individual ; Kerjasama tercipta
lebih baik ; Pertimbangan klp akan lebih matang.
Kekurangannya : Sering menimbulkan ketegangan klp
; Ketegangan berdampak konflik/permusuhan ;
Memerlukan waktu lama ; Wibawa pimp. Jatuh bila
kurang cerdas ; Tanggungjawab moral secara pribadi
lemah/kurang.
• Dilihat dari segi level manajemen :
1. Keputusan strategis, yaitu keputusan yg dibuat oleh manajemen
puncak/top manajemen dlm sebuah organisasi.
2. Keputusan taktis, yaitu kept yg dibuat oleh manajemen tkt
menengah (midle managament).
3. Keputusan operasional, yaitu keputusan yg dibuat oleh
manajemen paling bawah (lower manajemen).
• Dilihat dari segi rutinitasnya :
1. Keputusan yang terstruktur (structured decision) yaitu
keputusan yang kemunculannya berulang2, rutin, dibuat
menurut kebiasaan/aturan atau prosedur.
2. Keputusan yg tidak terstruktur (unstructured decision), yaitu
keputusan yg baru pertama kali muncul, perlu penanganan
khusus, belum ada pedoman/aturannya.
B. Katagore Pengambilan Keputusan
• Katagore PK adalah PK dlm berbagai kondisi internal
dan eksternal organisasi
• Ada 4 katagore PK (J. Supranto) :
1. PK dlm kondisi ada kepastian : apabila semua
informasi yg diperlukan utk PK lengkap
(contohnya : aktivitas kita sehari-hari)
2. PK dlm kondisi ada risiko : Apabila hasil PK tdk dpt
diketahui dg pasti, tetapi dpt diketahui nilai
kemungkinannya (probabilitasnya), contoh : membeli
barang yang terbungkus, ada risiko baik atau cacat.
3. PK dlm kondisi ketidak-pastian : Apabila hasil PK
sama sekali tidak diketahui, karena hal yg akan
diputuskan belum pernah terjadi. (contoh : orang
mau pinjam uang kpd kita, tetapi kita tidak pernah
kenal dg orang itu)
• Menghadapi kondisi ketidakpastian itu : mencari
tambahan inf dan menggunakan subjective
probability.-----Katagore PK berubah, dari kondisi
ketidak-pastian, menjadi kondisi ada resiko.
4. PK dlm kondisi ada konflik : apabila
kepentingan dua/lebih pengambil keputusan
saling bertentangan (ada konflik) dlm kondisi
kompetitif. Contohnya : dua orang pengusaha
yang bersaing merebutkan pasar atas
produknya (kebetulan sama), maka keputusan
yang diambil oleh masing2 pengusaha itu, bisa
berdampak positif/negatif thdp kedua
pengusaha itu.
C. Dasar-Dasar PK
• Ada 5 dasar PK (George R. Terry)
1.PK berdasarkan intuisi : berdasarkan “inner
feeling” bersifat subyektif.
Kebaikannya : waktu relatif singkat ; hasilnya
memuaskan, bila masalahnya sederhana ;
Kemampuan si pengambil kept sangat penting
peranannya dlm PK.
Kelemahannya : ada kecend. Kurang akurat ;
sulit diukur kebenarannya ; banyak faktor2
lain diabaikan dlm PK.
2. PK berdasarkan rasional : apabila
pertimbangnya dari segi daya-guna (efisiensi).
Rumusnya : perbandingan antara input :
output --- output lebih besar dari pada input,
berarti efisien,---input lebih besar dari pada
output berarti inefisiensi.
3. PK berdasarkan fakta : keputusan yg berdasar
fakta (realita/kenyataan)--- kumpulan fakta
data---> diolah menjadi informasi.
Keputusan yg baik---diambil berdasarkan data
yang lengkap dan terpercaya---> diolah secara
cermat melalui tahapan diagnosis,
pengelompokan dan interpretasi oleh
seorang tenaga ahli, menggunakan program
komputer.
4. PK berdasarkan pengalaman : keputusan dibuat
berdasarkan pengalaman2 yg sudah ada, melalui
pelacakan arsip/dokumen keputusan di masa
lampau---kemudian keputusan yg dibuat
disesuaikan atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.
5. PK berdasarkan wewenang : keputusan dibuat
berdasarkan kewenangan belaka yg dimiliki
pimpinan. Kebaikannya : banyak diterima oleh
bawahan (terpaksa atau suka rela).
Kekurangannya : keputusannya kabur, bersifat
rutinitas, terkesan otoriter.
D. Faktor2 yg Mempengaruhi PK
1. Faktor intern dan ekstern organisasi.
Intern organisasi : dana yg tersedia,
kemampuan pegawai, kelengkapan
peralatan, struktur organisasi, dll.
Eksternal organisasi : keadaan ekonomi,
keadaan sosial politik, hukum, budaya, dll.
2. Tersedianya informasi yg diperlukan.
Keputusan dibuat utk memecahkan masalah.
Utk memecahkan masalah terlebih dahulu
diketahui apa penyebabnya dan akibatnya.
Untuk itu diperlukan informasi---agar
informasi itu mudah didapatkan---perlu SIM.
Berdasarkan informasi yg lengkap, akurat,
aktual dan terpercaya itulah PK dapat diambil
dengan baik.
3. Kepribadian dan kecakapan pengambil Kept.
seperti : intelegansi, kapabilitas, integritas,
tanggung jawab, cara pandang, dll.
• Ada lima tipe kepribadian pengambil
keputusan (Eric From) :
a. Tipe ketergantungan : ia tergantung pada
orang lain, karena ia merasa dirinya kurang
cakap atau kurang menguasai masalah.
b. Tipe eksploitatif : ia mengeksploitasi orang
lain/bawahannya utk kepentingannya sendiri.
Tetapi kemudian ia ide orang
lain/bawahannya itu sebagai idenya sendiri.
c. Tipe tabungan : ia “menabung” idenya, untuk
memperkuat posisi dan wibawanya. Ia tdk
mau sharing kepandaiannya kpd orang lain.
d. Tipe Pemasaran : ia “menjual” atau
memamerkan ide/keputusannya dg maksud
agar ia dipuji oleh orang lain/bawahannya sbg
pimpinan yang pintar dan berwibawa.
e. Tepe produktif : ia memiliki kemampuan
(pengetahuan maupun keterampilan), penuh
inisiatif dan kreatif, dan pandangan jauh ke
depan. Ia sangat peduli dan dapat bekerja
sama dengan bawahan.
E. Nilai2 yg Mendasari PK (James E. Anderson)
1. Nilai politik/political values ; yaitu keputusan yg didasarkan pada kepent
politik (political interest)dari suatu parpol tertentu atau klp kepentingan
tertentu.
2. Nilai keorganisasian (organizational values), yaitu suatu keputusan
didasarkan pd nilai2 yg dianut organisasi, misal penerapan reward and
funishment/sanction, yg dpt mempengaruhi anggota organisasi utk
menerima dan melaksanakannya.
3. Nilai pribadi (personal values), yaitu keputusan didasari oleh nilai2
pribadi seorang yg dianut oleh sipembuat keputusan utk
mempertahankan status quo, reputasi, kekayaan, dsb.
4. Nilai kebijakan (policy values), yaitu keputusan didasarkan pada persepsi
si pembuat keputusan yg secara moral dpt dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat/publik. (moral liability).
5. Nilai ideologi (ideological values), yaitu keputusan yg didasarkan pada
nilai ideologi bangsa, misal nilai2 Pancasila, nilai2 nasionalisme, dll.
F. Kesalahan Umum dalam PK (Nigro & Nigro)
1. Cara berpikir yg sempit (cognitive nearsightedness) yg cenderung memenuhi keputusan
sesaat, tanpa antisipasi ke depan.
2. Adanya asumsi bahwa masa depan akan mengulangi masa lalu (assumption that future will
repeat past), berarti si pengambil keputusan kurang mampu meramalkan kemungkinan yg
akan datang.
3. Terlalu menyederhanakan sesuatu (over simplification), sehingga tidak ada keinginan utk
menelusuri lebih dalam tentang timbulnya gejala atau latar belakang penyebab sesuatu
masalah.
4. Terlalu menggantungkan pada pengalaman seseorang saja (over reliance on one’s own
experience), pada hal pengalaman orang banyak akan lebih baik juga digali dan
dipertimbangkan.
5. Keputusan yang didasari oleh prakonsepsi si pembuat keputusan (preconceived nations),
sehinggga mengabaikan penemuan2 ilmu sosial (hasil penelitian).
6. Tidak adanya keinginan utk melakukan percobaan (unwillingness to experiment).
Sebaiknya sebelum sesuatu keputusan dijalankan diadakan tahap uji coba (test case/try
out) lebih dulu.
7. Enggan mengambil keputusan, pada hal cukup fakta dan data yg memungkinkan utk
mengambil keputusan. Mungkin karena takut salah, takut resiko, kurang dukungan , dll.
G. Syarat Membuat Keputusan yg Baik ( Sondang P.
Siagian)
1. Keputusan yang dibuat, baik strategis, taktis,
maupun teknis harus berkaitan langsung dg
tujuan dan sasaran organisasi.
2. Keputusan yg diambil harus memenuhi
persyaratan rasionalitas dan logika.
3. Keputusan yg diambil dg pendekatan ilmiah
digabung dg daya fikir yg kreatif, inovatif, intuitif,
dan rasional.
4. Keputusan yg diambil harus dapat
dilaksanakan.
5. Keputusan yg diambil harus diterima dan
dipahami, baik oleh pimpinan maupun oleh
para pelaksana kegiatan operasional.
Penerimaan mutlak perlu, karena ujian
terakhir, tentang tepat-tidaknya keputusan yg
diambil, akan terlihat pada
operasionalisasinya.

Anda mungkin juga menyukai